Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129421 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Natalya Angela
"Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas early warning score terhadap kejadian henti jantung pasien di instalasi rawat inap rumah sakit tingkat IV TNI AD dr.Bratanata Jambi Tahun 2019. Penelitian dilaksanakan di bulan Desember 2018 sampai April 2019 di instalasi rawat inap dengan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik untuk memperoleh data adalah dengan wawancara mendalam, telaah dokumen, dan observasi langsung. Hasil penelitian menunjukkan adanya kejadian yang tidak diharapkan berupa kejadian henti jantung mengarahkan kepada penerapan early warning score yang belum optimal. Ketidakpatuhan terhadap pengisian, pengkajian, dan pengaktifan protokol early warning score di lapangan antara lain dipengaruhi oleh maldistribusi perawat, beban kerja perawat yang tidak sesuai dengan kompetesinya, pengetahuan perawat, dan komunikasi antara perawat dengan dokter. Hambatan penerapan EWS di lapangan antara lain ketidaksesuaian jumlah perawat berbanding dengan pasien, beban kerja perawat di luar pelayanan kesehatan, dan kurangnya pengetahuan dari staf mengenai penurunan kondisi klinis pasien. Hal ini bermuara kepada standar operasional prosedur yang belum lengkap dan penyusunan pola ketenagaan yang masih belum efektif dan efisien, juga monitoring-evaluasi dan pelatihan berkesinambungan yang belum berjalan dengan baik sehingga implementasi early warning score tidak optimal. Rekruitmen pegawai sesuai dengan kompetensi dan profesionalitas, pembuatan kebijakan yang menggabungkan pola kebijakan top-down dan bottom-up, pengaturan ulang penempatan sumber daya perawat, pendidikan dan pelatihan berkelanjutan merupakan upaya yang dapat meningkatkan keberhasilan implementasi early warning score.

This study aims to assess the effectiveness of the application of early warning score on patients cardiac arrest events in the inpatient at installation level IV Army Hospital Dr.Bratanata Jambi in 2019. The study was conducted in December 2018 to April 2019 in inpatient installations with a qualitative approach with a case study method. The technique for obtaining data is through in-depth interviews, document review, and direct observation. The results of the study show that the occurrence of adverse events such as cardiac arrests lead to an unoptimal implementation of an early warning score. Nurses noncompliance in filling, assessing and activating early warning score protocol in the field is influenced by nurses maldistribution, nurses workloads that are not in accordance with their competencies, nurses knowledge, and communication between nurses and doctors. Barriers to the application of EWS in the field include the mismatch of the number of nurses compared to patients, the workload of nurses outside of health services, and the lack of knowledge from staff regarding the decline in the patients clinical condition. This leads to incomplete operational standard procedures and the formulation of work patterns that are still ineffective and inefficient, as well as ongoing evaluations and training that have not run well so that the implementation of an early warning score is not optimal. Employee recruitment in accordance with competence and professionalism, policy making that combines topdown and bottom-up policy patterns, rearranging the placement of nurse resources, continuing education and training is an effort that can increase the success of the implementation of an early warning score."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52689
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shintia Silvana
"Sebagian besar pasien yang mengalami kondisi kritis atau henti jantung menunjukkan minimal satu tanda klinis abnormal pada 6?8 jam sebelumnya. Karakteristik tenaga kesehatan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi mortalitas pasien di rumah sakit. Pengetahuan perawat mempengaruhi kemampuannya dalam mengidentifikasi pasien dengan perburukan kondisi.
Penelitian ini merupakan studi korelasi dengan pendekatan cross-sectional untuk mengidentifikasi hubungan antara karakteristik perawat, yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja, beban kerja dan pengalaman seminar atau pelatihan, dengan tingkat pengetahuan tentang Early Warning Score. Sebanyak 110 perawat dipilih secara total sampling.
Hasil penelitian menujukkan sebagian besar perawat memiliki pengetahuan cukup (66,7%) dan terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat pengetahuan (p = 0,009; CI = 95%; α = 0,05). Penelitian selanjutnya diharapkan agar meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi efektivitas penerapan Early Warning Score. Pelatihan dan evaluasi rutin perlu dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan perawat. Materi Early Warning Score sebaiknya mulai diperkenalkan kepada mahasiswa di institusi pendidikan keperawatan.

Most patients in critical condition or that experienced cardiac arrest showed at least one abnormal clinical signs in 6-8 hours before the events. Health care providers? characteristic is one of several factors that influences in-hospital patients mortality. Nurses? knowledge affects their ability to recognize the deteriorating patients.
This research is a correlation study with cross-sectional method to identify the relationship between nurses? characteristics, which are age, gender, level of education, word duration, workload and experience in training and attending workshop, with level of knowledge on Early Warning Score. 110 nurses were selected by total sampling.
The results showed most nurses have enough knowledge (66,7%) and there is relationship between gender with level of knowledge (p = 0,009; CI = 95%; α = 0,05). Next researches are expected to identify the other factors that affect the effectiveness of Early Warning Score implementation. Training and evaluation should be conducted to improve nurses knowledge. Early Warning Score should be introduced to students in nursing schools.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Herlina
"ABSTRAK
Penelitian ini berisi gambaran EWS pada 6-8 jam sebelum kejadian code blue atau kegawatan medis yang terjadi di ruang rawat. Penelitian ini dilakukan di ruang rawat dewasa gedung A RSUPN CM. Populasi penelitiannya adalah seluruh klien dewasa yang dirawat di ruang rawat gedung A.Sampel yang diambil adalah klien dewasa yang mengalami code blue.Desain penelitianyang dibuat adalah berupa deskriptif dan bersifat retrospektif. Data yang dikumpulkan diperoleh dari status klien. Berdasarkan penelitian sebelumnya deteksi dini yang dilakukan sangat berguna untuk mengurangi resiko munculnya henti jantung Duncan Mc Mulan, 2012 . Oleh karena itu maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul ldquo;Gambaran Early Warning Score 6-8 jam Sebelum Kejadian Code Blue atau Kegawatan Medis Di Ruang Rawat Dewasa Gedung A RSUPN DR. Cipto Mangunkusumo rdquo.

ABSTRACT
The prevalency of code blue and mortality in the hospital was being increased.because of that needed a standard to decrease mortality. One of the standard is EarlyWarning Score. The aim of this research was to know description of early warningscore 6 8 hours before code blue in general ward. The sample was 86 clients thathave code blue. The design was descriptive retrospektif. The data analysis wasunivariat. The result show that characteristic median age was 48, median length ofstay of 7 days, the gender male 48. The most of medical diagnosis are cancer andleukemia 22. The reason of emergency calling almost was respiratory distress48 55,8 . TMRC action in form of CPR 38, monitoring clinical clients post codeblue were ICU ICCU HCU 36. The most category of early warning score was yellow32. Based on this result shows that monitoring using early warning score tool shouldbe done early, in order to decrease emergency calling in general wards."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina Rahmah
"Latar Belakang: Prevalensi pasien yang mengalami perburukan kondisi klinis di ruang perawatan sebesar 15 – 20% yang menyebabkan luaran serius yaitu kematian. Kejadian mortalitas pada kelompok pasien tersebut dapat dipengaruhi dari poin skor NEWS yang tinggi.
Tujuan: Mengetahui hubungan NEWS terhadap kejadian mortalitas pada pasien yang diaktivasi pemanggilan TMRC di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.
Metode: Desain kohort retrospektif pada pasien dewasa yang dilakukan aktivasi pemanggilan TMRC di seluruh area rumah sakit kecuali ruang operasi, perawatan intensif, dan departemen emergensi. Sampel terpilih dengan metode total sampling dan analisis menggunakan survival Kaplan-meier dan analisis multivariat Cox extended model.
Hasil : Terdapat perbedaan signifikan secara statistik pada pasien yang dilakukan pemanggilan TMRC dengan skor NEWS tinggi pada waktu kurang dari 15 hari risiko mortalitas meningkat sebesar aHR 2,86, 95% CI 2,18–3,77, p-value 0,000 pada mereka yang tidak memiliki penyakit hati kronik setelah dikontrol dengan sepsis. Sedangkan, pada pasien dengan skor NEWS tinggi yang memilliki penyakit hati kronik meningkat risiko mortalitasnya menjadi aHR 4,17, 95% CI 1,39–12,44, p-value 0,01 setelah dikontrol dengan sepsis.
Kesimpulan: Skor NEWS tinggi pada waktu kurang dari 15 hari memiliki peningkatan risiko mortalitas sebesar hampir 3 kali lipat pada mereka yang tidak memiliki penyakit hati kronik. Sedangkan, pada pasien yang memilliki penyakit hati kronik meningkat risiko mortalitasnya menjadi 4 kali setelah dikontrol dengan sepsis.

Background: The patients prevalence who experience worsening clinical conditions on the general ward is 15-20%, which causes a serious outcome, namely death. Mortality events in this group of patients who were called rapid response team were influenced by high NEWS score points.
Objective: To determine the association between NEWS and mortality in patients who have called TMRC at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital.
Methods: This study used a retrospective cohort design from patients data who have called TMRC in all hospital areas except the operating room, intensive care, and emergency room. The sample was selected using total sampling, analyzed using Kaplan-meier survival analysis and cox extended model analysis.
Results: Patients who have called TMRC with a high NEWS score in less than 15 days had increased risk of mortality aHR 2,86, 95% CI 2,18–3,77, p-value 0,000 in those who did not have chronic liver disease. Meanwhile, in patients with a high NEWS score who had chronic liver disease the risk of mortality increased to aHR 4,17, 95% CI 1,39–12,44, p-value 0,01 after being controlled with sepsis.
Conclusion: A high NEWS score at less than 15 days had almost 3-fold increased risk of mortality in those without chronic liver disease. Meanwhile, in patients who have chronic liver disease, the risk of mortality increases to 4 times after being controlled with sepsis.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liswati
"Early Warning Score (EWS) merupakan suatu proses sistematis untuk mengevaluasi dan mendeteksi dini kondisi abnormal pasien dengan mengukur parameter klinis pasien. Kurangnya identifikasi kegawatan sejak dini dapat mengakibatkan angka kematian yang tinggi dan rendahnya mutu pelayanan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan perawat tentang Early Warning Score (EWS). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif cross sectional dengan tehnik total sampling. Total responden sebanyak 58 di RSKB Cinta Kasih Tzu Chi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan memakai analisa data univariat. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan responden yang berpengetahuan baik sebanyak 23 orang (39,7%) dan responden yang berpengetahuan cukup sebanyak 35 orang (60,3%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa responden yang berpengetahuan baik lebih sedikit daripada responden yang berpengetahuan cukup. Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti merekomendasikan untuk diadakan program pelatihan tentang EWS di rumah sakit. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan perawat tentang EWS, sehingga kegawatan pada pasien dapat diidentifikasi sejak dini dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu keperawatan.

Early Warning Score (EWS) is a sistematic process to evaluate and to identify patient deterioration based on clinical parameters. The lack of early detection caused into patient deterioration even high mortality and decrease quality of nursing care services. The aim of this study was to identify description level of nursing knowledge about Early Warning Score (EWS). The method was descriptive cross sectional study with total sample. The respondents were 58 nurses in RSKB Cinta kasih Tzu Chi. The data was collected by questionaire with univariat analysis. The results, show that the level of knowledge was in medium level knowledge. Respondents have a good level knowledge were 23 (39,7%). Respondent who have medium level knowledge were 35 (60,3%). The result of this study recommend that EWS training is needed for nurses in RSKB Tzu Chi hospital. By this training a good capability of nurses to do early detection can be develop, so the quality of nursing care services can be improved.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S61113
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Kusnul Khotimah
"Latar Belakang : Pasien anak merupakan pasien yang memiliki resiko tinggi mengalami penurunan kondisi klinis secara tiba-tiba yang disebabkan oleh gangguan pernapasan atau gangguan jantung (cardiac arrest) dan bisa menyebabkan kematian, tanggung jawab yang besar dimulai dari penerimaan, triase, penilaian awal, stabilisasi, kondisi akut, cedera, perawatan dan rujukan dan keperawatan berkelanjutan, Kematian anak di rumah sakit sering terjadi 24 jam pertama dalam penerimaan. Kematian dapat dicegah dengan identifikasi yang benar Salah satu strategi untuk mendeteksi kegawatan pasien seperti cardiac arrest pada anak saat masuk ke rumah sakit adalah dengan adanya instrumen yang baik dan akurat.Penelitian dilakukan untuk mengatehui perbandingan penggunaan Emergency Severity Index dan Emergency Department Paediatric Early Warning Score dalam mengidentifikasi kegawatan pasien anak Rumah Sakit.
Metode : Penelitian menggunkaan desain cross sectional study rumus besar sampel komparatik kesesuain kategorik yang akan di uji dengan uji kappa ini melibatkan 174 anak yang dirawat dirumah sakit berusia 1 bulan hingga 18 tahun.
Hasil : hasil uji menunjukan bahwa uji nilai p value < 0,05 (0,000) yang artinya terdapat kesepakatan antara penggunaan ESI dengan kegawatan anak di UGD Rumah Sakit Primaya Tangerang dan hasil yang di dapatkan nilai 1,000 yang artinya excellent agreement, dengan kesemuanya tidak ada yang menilai berbeda.
Kesimpulan :Penggunaan Paediatric Early Warning Score masih perlu dikembangkan dan diperbaiki kembali untuk penyempurnaan. Penelitian memberikan implikasi supaya hasil penelitian dapat dijadikan evidence base dalampengelolaan asuhan keperawatan anak di Instalasi Gawat Darurat.

Background : Pediatric patients are patients who have a risk of experiencing a sudden decline in clinical conditions caused by respiratory disorders or heart problems (cardiac arrest) and can cause death. The big responsibility starts from admission, triage, initial assessment, stabilization, acute conditions, injuries, care and referrals and ongoing nursing, Child mortality in hospital often occurs in the first 24 hours of admission. Death can be prevented by correct identification. One strategy to detect patient emergencies such as cardiac arrest in children upon admission to the hospital is to have good and accurate instruments. The study was conducted to determine the use of Emergency Severity Index and emergency department Paediatric Early Warning Score in identifying emergency pediatric hospital patients.
The research method used a cross-sectional study design. The formula for the comparative sample size of the categorical suitability to be tested with the kappa test involved 174 children who were hospitalized from 1 month to 18 years of age.
Results : the test results show that the test value of p value <0.05 (0.000) which means that there is an agreement between the use of ESI with pediatric emergencies in the Emergency Room of Primaya Hospital Tangerang and the results obtained are a value of 1,000 which means excellent agreement, with none of them rate differently.
Conclusion : The use of ED PEWS still needs to be developed and improved again to refinement. The research has implications so that research results can be used as an evidence base in managing child nursing care in the Emergency Room
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Analistiana Dewi
"Kesehatan merupakan hal yang penting dalam kehidupan, dengan teknologi yang semakin canggih, salah satunya adalah teknologi Internet of Things (IoT). Internet of Things menyediakan layanan kesehatan karena berbagai fungsinya, seperti aksesibilitas dan keterjangkauan layanan kesehatan. Makalah ini menyajikan solusi untuk memudahkan pengguna dalam memantau kesehatan dengan menggunakan parameter tanda vital seperti tekanan darah, nadi, suhu tubuh, dan saturasi oksigen. Dengan berbasis Early Warning Score sehingga perawatan dan pemantauan kesehatan dapat dilakukan di rumah berdasarkan pemantauan real-time dan dicatat serta disimpan secara lokal. Sistem juga ditampilkan melalui situs web dan dapat dikirim melalui email untuk analisis lebih lanjut. Subyek dimonitor pada jam-jam tertentu, 1 jam, 2 jam dan 3 jam. Hasil tanda vital dari 15 subjek dengan rentang usia 18±63 menunjukkan rata-rata tekanan darah sistolic 125, tekanan darah diastolic 81, nadi 88,55, suhu tubuh 36,88, dan saturasi OK 97,53. Pengukuran tanda-tanda vital rata-rata pada pria menunjukkan tekanan darah sistolic 131, tekanan darah diastolic 84, detak jantung 93,3, suhu tubuh 36,9, dan saturasi oksigen 97,63. Sedangkan rata-rata pengukuran tanda vital pada wanita menunjukkan tekanan darah sistolic 119, tekanan darah diastolic 79, detak jantung 84,4, suhu tubuh 36,9, dan saturasi oksigen 97,44. Penelitian dari 15 subjek menunjukkan perhitungan skor total ews secara otomatis <4, hal ini menunjukkan bahwa risiko klinis rendah dari 15 subjek.

Health is an important thing in life, with increasingly sophisticated technology, one of which is Internet of Things (IoT) technology. The Internet of Things provides health services because of its various functions, such as the accessibility and affordability of health services. This paper presents a solution to make it easier for users to monitor health by using parameters of vital signs such as blood pressure, pulse, body temperature, and oxygen saturation. With an Early Warning Score based so that health care and monitoring can be carried out at home based on real-time monitoring and recorded and stored locally. The system is also displayed via the website and can be emailed for further analysis. Subjects were monitored in certain hours, 1 hour, 2 hours and 3 hours. The results of the vital signs of 15 subjects with an age range of 18±63 showed an average of 125 systolic blood pressure, 81 diastolic blood pressure, 88.55 pulse, 36.88 body temperature, and 97.53 OK saturation. The average vital signs measurements in men showed a systolic blood pressure of 131, a diastolic blood pressure of 84, a pulse of 93.3, a body temperature of 36.9, and an oxygen saturation of 97.63. Meanwhile, the average measurement of vital signs in women showed systolic blood pressure of 119, diastolic blood pressure of 79, pulse of 84.4, body temperature of 36.9, and oxygen saturation of 97.44. Research from 15 subjects showed the calculation of the total ews score automatically <4, this indicates that the clinical risk is low from 15 subjects."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asrofi Sueb Surachman
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang kelayakan pendirian Hospital Social Responsibility ( HSR ) di 7 RS TNI-AD TK II dalam rangka lebih mendayagunakan kegiatan bakti sosial. HSR semacam ini sudah dimiliki oleh RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad sebagai RS TNI-AD TK I, sejak 4 tahun yang lalu. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan analisis isi ( content analysis ). Hasil penelitian menyarankan agar Kepala RS TNI-AD TK II atau atasannya untuk membuat surat perintah atau surat keputusan tentang pendirian HSR RS TNI-AD TK II yang mempunyai struktur organisasi, strategi, Key Performance Indicator dan program-program yang telah didiskusikan dengan para informan."
Universitas Indonesia, 2013
T31332
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Dwi Purnamasari
"Early Warning System EWS merupakan alat skoring yang digunakan untuk memantau kondisi pasien di ruang perawatan maupun di Instalasi Gawat Darurat IGD. Pada IGD yang cenderung overcrowded dan memiliki arus perpindahan pasien yang lambat penggunaan EWS digunakan untuk memantau kondisi pasien melalui tanda-tanda vital sehingga perburukan kondisi pasien dapat segera dikenali.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang initial assessment dengan penatalaksanaan EWS. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif korelatif dengan desain cross-sectional yang dilakukan kepada 70 perawat IGD.
Hasil menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan perawat terhadap initial assessment dengan penatalaksanaan EWS di IGD p= 0.001 yang menunjukan semakin tinggi tingkat pengetahuan perawat tentang EWS yang terdapat dalam initial assessment maka penatalaksanaan EWS yang dilakukan semakin baik, sehingga peningkatan pengetahuan melalui pelatihan perlu ditingkatkan agar penatalaksanaan EWS yang baik dapat dilaksanaakan secara menyeluruh.

Early warning system EWS is a physiological scoring to observe the patients condition not only in hospital wards but also in Emergency Department ED. At an overcrowded ER that have slow of patient flow, EWS is use as an early detection of patients deterioration by observing the vital signs.
The purpose of this study is to identify the relationship between nurses knowledge of initial assessment and the application of EWS at emergency department. This is a quantitative study that used descriptive correlative with cross sectional design toward 70 emergency nurses.
The result showed there is a relationship between Nurses Knowledge of Initial Assessment and The Use of Early Warning System at Emergency Room p 0 .001 that show that the higher the level of nurses knowledge, their behavior is better. It is recommended to maintain the use of EWS in ED that already good through training regularly re sertification.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Prastio
"

Kondisi pasien selama di Instalasi Gawat Darurat dapat mengalami perburukan, sehingga perlu melakukan deteksi dini dengan Early Warning Score yang harus dilaksanakan sesuai dengan Standar Prosedur Operasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi perawat mengenai kesesuaian pelaksanaan Early Warning Score. Penelitian deskriptif ini menggunakan purposive sampling yang melibatkan 70 perawat di Instalasi Gawat Darurat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 44 perawat (62,9%) telah mempersepsikan dirinya melaksanakan Early Warning Score sesuai Standar Prosedur Operasional. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi data awal untuk penelitian selanjutnya dan menjadi evaluasi bagi perawat dalam pelaksanaan Early Warning Score sesuai Standar Prosedur Operasional di Rumah Sakit.


The condition of the patient while in the Emergency Department can be deteriorating, so it is necessary to conduct early detection with an Early Warning Score which must be carried out in accordance with Standard Operating Procedures. This study aims to determine the perceptions of nurses regarding the suitability of the implementation of Early Warning Score. This descriptive study used purposive sampling involving 70 nurses in the Emergency Department. The results of this study indicate that 44 nurses (62.9%) have perceived themselves to be implementing Early Warning Score according to the Standard Operating Procedures. This research is expected to be preliminary data for further research and can be used as evaluation for nurses in implementing Early Warning Score according to the Standard Operating Procedures at the hospital.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>