Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175737 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nicholas
"

Pengeringan beberapa produk makanan seperti padi-padian di negara Indonesia sebagian besar dilakukan secara konvensional. Pengeringan secara konvensional tersebut berupa pengeringan dibawah sinar matahari. Akan tetapi terdapat beberapa material yang tidak boleh terpapar sinar matahari, salah satunya adalah obat-obatan. Beberapa teknologi telah mengganti pengeringan konvensional yang pada umumnya digunakan dalam proses pengeringan, misalkan mesin pengering gabah dan mesin pengering obat. Pada penelitian kali ini, penguji mengusulkan salah satu cara pengeringan dengan menggunakan metode Elektrohidrodinamika pada material gabah dan bubuk obat. Metode pengeringan Elektrohidrodinamika menggunakan teknologi plasma dengan dialirkan sumber tegangan yang sangat tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa faktor yang mempengaruhi kecepatan pengeringan dengan menentukan beberapa variabel pengeringan. Variabel-variabel tersebut adalah penentuan konfigurasi elektroda yang digunakan, variasi jarak antara sampel dengan elektroda, sifat dan karakteristik sampel yang akan dikeringkan dan variasi waktu pengeringan sebesar 15, 30 dan 45 menit. Pengeringan Elektrohidrodinamika pada penelitian ini menggunakan sumber tegangan sebesar 15 kV DC. Hasil pengeringan paling cepat didapatkan pada konfigurasi elektroda multijarum 2×2 dan jarak antara sampel dan material sebesar 2 cm dengan gradien kecepatan pengeringan pada gabah sebesar 0,0526 gram/menit dan pada bubuk obat sebesar 0,0332 gram/menit.


Drying some food products, such as grains, have been done in Indonesia and most of the time performed in conventional way which is drying under the rays of the sun. However, there are some materials that cannot be dried under the rays of the sun, such as medicine. There has been several technology replacing the conventional way of drying, for example grain and medicine drying machines. On this experiment, examiner suggested an alternative way of drying, called Electrohydrodynamic Drying Process. For the materials, examiner used grain and medicinal powder. This method uses a high voltage source. The purposes of this experiment are to analyzing factors affect the drying speed by classifies some variables, such as determine electrode configuration, variations in distance between sample and electrode, the nature and characteristic of the sample and the treatment time at 15 to 45 minutes. 15 kV has been chosen as the voltage source of the drying process. For the results, multi-needle electrode with configuration 2×2 and the 2-cm gap between electrode and the material have the fastest drying speed with gradient speed of grain 0.0526 grams/mins and gradient speed of medicinal powder 0.0332 grams/mins. 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas Aquino Wijanarka
"Skripsi ini adalah tentang proses pengeringan semprot susu kedelai cair menjadi susu kedelai bubuk. Yang diamati dalam penelitian ini adalah laju aliran produk maksimal sehingga produk tetap kering dan biaya proses pada kondisi tertentu. Kondisi yang ditetapkan adalah tekanan udara kompressor 2 bar, divariasikan dengan laju aliran udara pengering, rasio kelembaban udara pengering, dan temperatur udara pengering. Variasi laju aliran udara pengering yaitu 0,014 m3/s, 0,017 m3/s, dan 0,019 m3/s. Variasi rasio kelembaban udara pengering yaitu 0,01 dan 0,012. Variasi temperatur udara pengering adalah 60˚C, 72˚C, dan 90˚C. Hasil dari percobaan ini adalah pembuktian bahwa susu kedelai dapat dikeringkan pada temperatur 60˚C.Laju aliran produk tertinggi ada pada kondisi rasio kelembaban 0,01, laju aliran udara 0,014, temperatur udara pengering 90˚C. Biaya proses yang paling murah adalah Rp 1.247,- / 250 gr susu cair atau 125,7% dari harga susu bubuk yang dijual secara umum.

This skripsi is about the process of spray drying liquid soy milk liquid become soy milk powder. Observed in this experiment are the maximum product flow rate to keep that produck remains dry and cost from process in particular condition. The specified conditions are pressure of compressor at 2 bar, combined with variation of air dryer flow rate, humidity ratio, and air dryer temperetur. Variation of air dryer are 0.014 m3/s, 0.017 m3/s, dan 0.019 m3/s. Variation of humudity ratio are 0.010 dan 0.012. Variation of air dryer temperetur are 60°C, 72°C, dan 90°C. Result from this experiment are verivication about spray dryer can drying soy milk in 60°C, condition the highest product flow rate are ratio humidity in 0.01, air dryer flow rate in 0.014, and air dryer tempereturin 90°C. Cost from process that cheapest is Rp1,247.- / 250 gr of soy milk liquid or 125.7% from soy milk powder that sell generally."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42324
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Savira Ramadhanty
"ABSTRACT
Pengeringan adalah perlakuan yang paling penting setelah panen. Pengeringan elektrohidrodinamik Electrohydrodynamic Drying/ EHD diusulkan sebagai salah satu metode pengeringan yang lebih cepat dibanding pemaparan sinar matahari. Pada skripsi ini, disusun sebuah model yang menggambarkan hubungan antara rasio kelembaban dan parameter-parameter yang mempengaruhi seperti magnitudo tegangan, jarak antara elektroda dan sampel, dan waktu pengeringan. Eksperimen dilakukan dengan memaparkan gabah kering yang telah dibasahi dengan air pada tegangan tinggi AC yang bervariasi antara 8-12 kV peak-to-peak, dengan jarak elektroda dan sampel yang bervariasi antara 1-3 cm dan waktu pengeringan 20-60 menit. Desain eksperimen disusun berdasarkan Box-Behnken Design untuk memperoleh ciri-ciri statistik yang diinginkan dan dianalisis menggunakan Response Surface Methodology RSM untuk mendapatkan persamaan yang menggambarkan hubungan antara variabel bebas dan rasio kelembaban. Setelah memperoleh model yang paling sesuai, diprediksi waktu pengeringan yang optimum untuk memperoleh rasio kelembaban yang diinginkan. Berdasarkan prediksi, dibutuhkan waktu 230 menit untuk mencapai rasio kelembaban 0,56 yang merupakan standar dalam penyimpanan gabah.

ABSTRACT
Drying is the most important step done after harvesting. Electrohydrodynamic drying EHD is proposed as a solution for a faster drying method compared to sunlight exposure. In this research, a model that represents the relationship between moisture ratio and affecting parameters such as applied voltage magnitude, electrode distance, and treatment time is constructed. Experiment was done by exposing wetted rough rice to high AC voltage with magnitude 8 12 kV peak to peak, with electrode to sample distance of 1 3 cm and treatment time of 20 60 minutes. Experiment was made based on Box Behnken Design in order to obtain desirable statistical properties and was analyzed using Response Surface Methodology to obtain an equation that represents the relationship between independent variables and moisture ratio. After obtaining the most suitable model, the most optimum treatment time was predicted to obtain desired moisture ratio. Based on the prediction, 230 minutes of drying time is needed to obtain moisture ratio of 0,56 which is the standard rice storage moisture ratio. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julian Arlisdianto
"Pengeringan beku vakum merupakan metode pengeringan yang terbaik, tetapi sangat boros dalam hal energi. Hal ini disebabkan karena laju pengeringan yang relatif lama. Skripsi ini membahas mengenai efek pemanfaatan panas buang kondenser pada proses sublimasi material uji sebagai usaha untuk mempercepat laju pengeringan material. Selain itu, skripsi ini juga membahas mengenai efek material wadah material (material tray) dengan konduktivitas termal berbeda dan membahas besarnya massa yang terevaporasi pada pengeringan beku vakum. Hasil penelitian membuktikan bahwa pemanfaatan pemanasan dari panas buang kondenser dapat mempercepat laju pengeringan. Selain itu wadah material (material tray) yang berbeda menyebakan perbedaan waktu pengeringan dan selalu terdapat massa yang terevaporasi dalam setiap kondisi pengujian

Vacuum freeze drying is the best drying method but very intensive of energy. This is because the relatively long drying rate. This undergraduate thesis investigates the effect of waste heat recovery from condenser on the sublimation process of the test material in an effort to accelerate the rate of drying on material. In an addition, this undergraduate thesis is also discusses the effect of the material tray with different thermal conductivity and discusses the magnitude mass of the evaporation on vacuum freeze drying. The result proved that the utilization of waste heat from the condenser heat can accelerate the rate of drying. Beside that the material tray has an effect of differences in drying time and that is always there an evaporation mass in each test condition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1786
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muharijal
"Pengujian dilakukan untuk mengetahui hubungan antara laju aliran bahan dengan temperature pengeringan minimum dan daya tambahan pada pengering semprot di laboratorium perpindahan massa Departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia. Adapun variable pengujian adalah aliran bahan, tekanan nozzel, aliran udara dan dew point. Variasi aliran bahan sebesar 0,18; 0,27; 0,36 dan 0,54 [liter/jam], tekanan nozzle 1; 2; dan 3 [bar], laju aliran udara 0,0047; 0,0067; 0,0082; dan 0,0097 [m /det], dew point 10;17;23 [oC].Dari percobaan yang sudah dilakukan, pada aliran bahan yang rendah dengan variable lain konstan aliran udara, tekanan nozzle, dew point maka temperatur pengeringan minimum akan rendah. Untuk daya tambahan, kenaikan aliran bahan sangat mempengaruhi penurunan daya tambahan yang dibutuhkan. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui masalah ndash; masalah apa saja yang timbul.

Tests conducted to determine the relationship between the feed flow rate with minimum drying temperature and additional power on the spray drying in laboratory mass transfer department of mechanical engineering, University of Indonesia. The variables of test are feed flow rate, pressure nozzle, air flow rate and dew point. Variation of feed flow rate of 0,18 0,27 0,36 and 0,54 litre hour pressure nozzle 1 2 and 3 bar , air flow rate 0,0047 0,0067 0,0082 dan 0,0097 m3 sec , dew point 10 17 23 oC .From the experiments that have been carried out, the lower feed flow with other variables are constant pressure nozzle, air flow rate and dew point so the lower drying temperature. For additional power, the higher feed flow rate effects lower the additional power needed. This test aims to determine any issue that arises. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Win Alfalah
"Penelitian ini adalah tentang proses pengeringan semprot dengan fluida air. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah debit maksimum bahan dengan suhu pengeringan, debit udara pengeringan, dan suhu dehumidifier sebagai variabel kontrol pada tekanan nozzle sprayer 2 bar. Kondisi yang divariasikan tersebut adalah suhu udara 60°C, 90°C, dan 120°C, laju pengeringan aliran udara dari 150, 300 dan 450 (LPM), suhu dehumidifier udara pengering sekitar 20°C, 15°C, 10°C, dan tanpa dehumidifier . Hasil penelitian ini adalah perbandingan kinerja kondisi pengeringan semprot aliran pada pengeringan air.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh dari pemanfaatan dehumidifier dan panas kondensor pada pengering semprot terhadap laju aliran air maksimum yang dapat dikeringkan dan terhadap konsumsi energi spesifik.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah RH pengeringan udara diturunkan dengan dehumidifier sehingga penguapan maksimum cairan bahan meningkat seiring dengan menurunnya kelembaban udara. Sementara itu, penggunaan panas kondensor untuk menurunkan konsumsi energi pengeringan.

This experiment was about water spray drying process. Variables observed in this study were the maximum discharge of materials with drying temperature, flow of drying air, dehumidifier temperature as controlled variables at 2 bars sprayer nozzle pressure. Conditions those were varied are drying air temperature 60 °C, 90 °C, and 120 °C, drying air flow rate of 150, 300 and 450 (LPM), drying air dehumidifier temperature about 20 °C, 15 °C, 10 °C, and without dehumidifier. Results of this experiment are comparison of the performance of the material flow spray drying conditions for drying water, etc. The result of this study is a comparison of the performance of spray drying conditions on the drying of water flow.
The purpose of this study was to observe the effect of the use of a dehumidifier and heat spray dryers condenser at the maximum water flow rate that can be dried and the specific energy consumption.
Results obtained from this research are the RH drying air with a dehumidifier that lowered the maximum evaporation of the liquid material increases with decreasing air humidity. Meanwhile, the use of condenser heat to reduce drying energy consumption.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42522
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gema Ramadhan Aria Wibisana
"Teknik pengawetan buah merupakan suatu kebutuhan agar dapat menyimpan rasa, kandungan atau gizi buah dalam waktu yang lama dan dalam bentuk yang lebih ringan dan praktis namun tidak merubah kandungan nutrisi didalamnya. Teknik pengeringan dengan spray-drying merupakan salah satu dari cara pengawetan tersebut. Namun penggunaan temperatur yang sangat tinggi dapat merusak kandungan di dalam buah tersebut terutama vitamin C. Oleh karena itu perlu adanya dehumidifier untuk mengeringkan udara yang dipergunakan dalan proses pengeringan, sehingga dapat menurunkan temperature yang dibutuhkan. Larutan belimbing merupakan larutan yang lengket sehingga membutuhkan variasi yang berbeda dengan larutan buah lain yang sifatnya tidak lengket. Perbedaan variasi tersebut dapat mempengaruhi konsumsi energi. Pada penelitian ini ditemukan bahwa konsumsi energi yang dibutuhkan, berbanding terbalik dengan besarnya kelembaban spesifik bahan.

Fruit preservation techniques is a necessity in order to keep the taste, or nutritional content of fruit in a long time and in a more lightweight and practical, but does not change the nutritional content therein. Spray-drying technique with drying is one of the preservation method. However, the use of very high temperatures can damage the content in fruit, especially vitamin C. Therefore, the need for a dehumidifier to dry air used role in the process of drying, so as to lower the temperature required. Starfruit solution is a solution sticky and thus require different variations with a solution other fruit that are not sticky. The difference of these variations can affect energy consumption. In this study it was found that the energy consumption required, is inversely proportional to the amount of material specific humidity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gema Ramadhan Aria Wibisana
"Teknik pengawetan buah merupakan suatu kebutuhan agar dapat menyimpan rasa, kandungan atau gizi buah dalam waktu yang lama dan dalam bentuk yang lebih ringan dan praktis namun tidak merubah kandungan nutrisi didalamnya. Teknik pengeringan dengan spray-drying merupakan salah satu dari cara pengawetan tersebut. Namun penggunaan temperatur yang sangat tinggi dapat merusak kandungan di dalam buah tersebut terutama vitamin C. Oleh karena itu perlu adanya dehumidifier untuk mengeringkan udara yang dipergunakan dalan proses pengeringan, sehingga dapat menurunkan temperature yang dibutuhkan. Larutan belimbing merupakan larutan yang lengket sehingga membutuhkan variasi yang berbeda dengan larutan buah lain yang sifatnya tidak lengket. Perbedaan variasi tersebut dapat mempengaruhi konsumsi energi. Pada penelitian ini ditemukan bahwa konsumsi energi yang dibutuhkan, berbanding terbalik dengan besarnya kelembaban spesifik bahan.

Fruit preservation techniques is a necessity in order to keep the taste, or nutritional content of fruit in a long time and in a more lightweight and practical, but does not change the nutritional content therein. Spray-drying technique with drying is one of the preservation method. However, the use of very high temperatures can damage the content in fruit, especially vitamin C. Therefore, the need for a dehumidifier to dry air used role in the process of drying, so as to lower the temperature required. Starfruit solution is a solution sticky and thus require different variations with a solution other fruit that are not sticky. The difference of these variations can affect energy consumption. In this study it was found that the energy consumption required, is inversely proportional to the amount of material specific humidity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S65490
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandapotan, Sondy
"Dalam proses pengadaan proyek konstruksi, pemilihan pemasok material yang tepat akan membantu kelancaran pelaksanaan proyek. Pemilihan pemasok material yang dilakukan tanpa pertimbangan tertentu, seringkali menimbulkan kerugian bagi kontraktor dari segi kualitas, biaya dan waktu diakibatkan oleh tidak profesionalnya pemasok tersebut. Sebagai tindakan solutif, kontraktor menjatuhkan pilihan kepada beberapa pemasok dengan memperhatikan beberapa aspek yang dimiliki oleh para pemasok tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan kontraktor tersebut dalam menentukan pemasok material yang akan dipilih serta menentukan faktor-faktor utama yang menjadi pertimbangan pemilihan pemasok material. Analisa yang dilakukan adalah dengan menvalidasi variabel hasil literatur secara general ke beberapa responden dengan cara wawancara terstruktur mendalam, kemudian analisa data hasil kuisioner dengan metode pembanding yang menyerupai analytical hierarchy process. Dengan pengolahan data ini dapat diketahui faktor-faktor yang menjadi pertimbangan utama bagi kontraktor untuk memilih pemasok material. Berdasarkan analisis statistik dapat diketahui faktor-faktor utama dalam pemilihan pemasok material fabrikasi pada proses pengadaan proyek secara berurutan adalah kualitas material, harga material, kemudahan dalam cara dan syarat pembayaran, kesesuaian dengan spesifikasi kemudian kecepatan dan ketepatan waktu penyerahan material. Sedangkan untuk pemilihan pemasok material non-fabrikasi, faktor-faktor utama secara berurutan adalah kualitas material, harga material, kemudahan dalam cara dan syarat pembayaran, kecepatan dan ketepatan waktu penyerahan material kemudian kesesuaian dengan spesifikasi.

In project construction's procurement process, to choose a qualified supplier will help the work on project to run without any obstacles and right on schedule. To choose a supplier without any specific policy, will causing the contractor disadvantages in time, cost and quality because the lack of profesionality from the supplier. As a solutive act, a contractor must made a chooise based on some of positive aspect that owned by the supplier. The purpose of this research is to analize the factors that influenced the contractor's policies to choose a supplier. It is also to determine which main factors that influenced contractor's policies to choose a supplier. The analysis starts with validating the variables from literatures in general to some of respondents with deeply organized interview, and then analysing the result of questioners with a method that similar to analytical hierarchy process. With these methods of research, it will show the main factors that influenced contractor's choice. Based on statictical analysis it is known that main factors that influenced the policies for choosing a fabrication supplier in a right order are: the quality of materials, the price of materials, the easiness in payment condition and method, the specifications of materials that can be fullfiled and then the on-time delivery of the materials by the supplier. For the non fabrication supplier, the main factors in a right order are: the quality of materials, the price of materials, the easiness in payment condition and method, the on-time delivery of the materials by the supplier and then the specifications of materials that can be fullfiled by the supplier."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50582
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Kholis
"Pengujian dilakukan untuk mengetahui hubungan antara laju aliran udara dengan temperature pengeringan minimum pada pengering semprot di lab perpindahan massa departemen teknik mesin Universitas Indonesia. Variasi laju aliran udara sebesar 17.1; 24.2; 29.6; dan 35.1 [m³/jam] diujicobakan bersama dengan tekanan nozzle pneumatik 1 [bar] dan 2 [bar], laju aliran bahan 0.1986 [l/jam] dan 0.3973 [l/jam], kelembaban spesifik 0.0073536 [kg/kg dry air], sebanyak 16 proses air dan 16 proses untuk tomat.
Dari percobaan yang sudah dilakukan terhadap air, ternyata laju aliran udara mempengaruhi temperatur minimum pengeringan semakin besar laju aliran udara, maka semakin rendah temperatur pengeringan. Sedangkan percobaan pada sari buah tomat laju aliran udara masuk sedikit mempengaruhi temperatur pengeringan. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang timbul.

Tests conducted to determine the relationship between the air flow rate with minimum drying temperature on the spray drying in laboratory mass transfer department of mechanical engineering, University of Indonesia. Variation of air flow rate of 17.1; 24.2; 29.6; dan 35.1 [m³/hour] tested along with pressure pneumatic nozzle 1 [bar] and 2 [bar], 0.1986 fuel flow rate [l/hour] and 0.3973 [l/hour], humidity specific 0.0073536 [kg/kg dry air], 16 proces water and 16 proces for tomatoes.
From the experiments that have been carried out on the water, it turns the air flow rate affects the minimum temperature the greater the drying air flow rate, the lower the drying temperature. While experiments on tomato juice intake air flow rate slightly affects the drying temperature. This test aims to determine any issue that arises.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S43960
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>