Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200357 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Supit, Diane Meytha
"Latar belakang: Identifikasi dan deteksi dini gangguan komunikasi pada bayi dan anak membutuhkan alat uji penapisan sahih, andal, mudah diaplikasikan oleh orangtua/ pengasuh. Instrumen CSBS DP ITC adalah alat skrining yang sahih dan andal mendeteksi gangguan komunikasi anak, namun belum diterjemahkan dan diuji kesahihan dan keandalan dalam bahasa Indonesia.
Tujuan: Mengetahui kesahihan dan keandalan CSBS DP ITC bahasa Indonesia sebagai alat uji penapisan gangguan komunikasi anak 6-24 bulan.
Metode: Penelitian potong lintang di Poliklinik TKPS/ RS Cipto Mangukusumo Jakarta (Februari-Mei 2019) dua tahapan. Tahapan pertama kesahihan interna 2 periode yaitu pertama, adaptasi transkultural kuesioner CSBS DP ITC bahasa asli ke bahasa Indonesia dan kedua, pengujian kuesioner CSBS DP ITC versi bahasa Indonesia kepada 35 orangtua/ pengasuh. Uji kesahihan dianalisis menggunakan Spearman Correlation, uji keandalan dianalisis menggunakan Alpha Cronbach s coefficient. Tahapan kedua kesahihan eksterna, uji diagnostik CSBS DP ITC dibandingkan BSID III skala bahasa sebagai baku emas kepada 147 orangtua/ pengasuh dan 147 anak.
Hasil: Kesahihan interna CSBS DP ITC bahasa Indonesia umumnya baik dengan nilai r > 0,3. Keandalan CSBS DP ITC bahasa Indonesia baik dengan Alpha Cronbach s (0,876-0,896). Kesahihan eksterna CSBS DP ITC bahasa Indonesia mendapatkan sensitifitas 71,43% dan spesifisitas 81,48%.
Simpulan: Kuesioner CSBS DP ITC bahasa Indonesia terbukti sahih dan andal sebagai alat uji penapisan gangguan komunikasi anak usia 6-24 bulan

Background: Early identification and detection of communication disorders in children require valid and reliable screening tool that easily to apply. The CSBS DP ITC is a valid and reliable screening tool to detect communication disorder in children, but it has not translated and tested for validity and reliability in Indonesian language.
Objective To find out validity and reliability of CSBS DP ITC Indonesian version as a screening tool for communication disorders in children aged 6-24 months.
Methods: Cross-sectional study was carried out in clinic of Growth Development- Social Pediatric / Cipto Mangukusumo Hospital Jakarta (February - May 2019) in two stages. First stage was internal validity consisting 2 periods, transcultural adaptation from original language to Indonesian and second stage was final Indonesian CSBS DP ITC questionnaire was tested to 35 parents / caregivers. Validity analyzed using Spearman Correlation. Reliability analyzed using Alpha Cronbach s coefficient. Second stage was external validity by compared CSBS DP ITC with BSID III language scale as gold standard to 147 parents / caregivers and 147 children.
Results: Internal validity showed good validity with r > 0.3. Reliability showed good with Alpha Cronbach (0.876-0,896). External validity has 71.43% sensitivity and 81.48% specificity.
Conclusion: Indonesian CSBS DP ITC questionnaire valid and reliable as screening test for communication disorders in children aged 6-24 months.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57681
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erva Yunilda
"

Latar belakang: Identifikasi dan deteksi dini keterlambatan perkembangan anak sampai usia 3 tahun membutuhkan alat uji penapisan yang sahih dan andal serta mudah diaplikasikan orangtua. Kesahihan eksterna Ages and Stages Questionnaires-Third Edition (ASQ-3) belum teruji di Indonesia sehingga ASQ-3 belum dapat digunakan secara luas sebagai alat uji penapisan perkembangan anak.

Tujuan: Mengetahui kesahihan eksterna ASQ-3 bahasa Indonesia kelompok usia 24, 30, dan 36 bulan sebagai alat uji penapisan keterlambatan perkembangan anak.

Metode: Uji diagnostik ASQ-3 bahasa Indonesia kelompok usia 24, 30, dan 36 bulan dibandingkan dengan Bayley Scales of Infant Development-III (BSID-III) pada populasi anak sehat maupun yang berisiko keterlambatan perkembangan. Untuk menentukan nilai kesahihan eksterna, dihitung: sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif dan nilai duga negatif.

Hasil: ASQ-3 bahasa Indonesia kelompok umur 24 bulan: sensitivitas dan NDN baik (83,3% dan 91,3%), tetapi spesifisitas dan  NDP kurang baik (65,6% dan 47,6%). ASQ-3 bahasa Indonesia kelompok umur 30 bulan: sensitivitas dan NDN baik (84,6% dan 90,9%), tetapi spesifisitas dan  NDP kurang baik (69% dan 55%). ASQ-3 bahasa Indonesia kelompok umur 36 bulan: spesifisitas cukup baik (78,8%) dan NDN baik (86,7%), tetapi sensitivitas dan  NDP kurang baik (66,6% dan 53,3%).

Kesimpulan: Kesahihan eksterna ASQ-3 bahasa Indonesia kelompok usia usia 24, 30, dan 36 bulan pada penelitian ini cukup sahih sebagai alat uji penapisan keterlambatan perkembangan anak.

 


Background: Identification of children with developmental disabilities is critical step in providing early intervention services. Ages and Stages Questionnaires third edition (ASQ-3), a parent-report questionnaires has been proven to be a valid and reliable screening test and good psychometric properties. This test has not been external validated before in Indonesia.

Aim: Providing the external validated form of the Indonesian version of the Ages and Stages Questionnaires third edition as an appropriate developmental screening tool for evaluation of 24, 30, and 36 months Indonesian children’s development.

Method: The Indonesian ASQ-3 diagnostic test for the age groups of 24, 30, and 36 months compared with Bayley Scales of Infant Development-III (BSID-III) in the population of healthy children and at risk of developmental delays. To determine the value of external validity, calculated: sensitivity, specificity, positive predictive value and negative predictive value.

Results: ASQ-3 Indonesian 24 month: sensitivity and NDN are good (83.3% and 91.3%), but specificity and NDP are poor (65.6% and 47.6%). ASQ-3 Indonesian 30 months: sensitivity and NDN are good (84.6% and 90.9%), but specificity and NDP are poor (69% and 55%). ASQ-3 Indonesian 36 months: specificity is quite good (78.8%) and NDN is good (86.7%), but sensitivity and NDP are poor (66.6% and 53.3%).

Conclusion: The external validity of ASQ-3 Indonesian 24, 30, and 36 months in this study is quite valid as a screening test for children's development delays.

 

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisya Dwi Rianthi
"Latar belakang: Identifikasi dan deteksi dini keterlambatan perkembangan anak sampai usia 3 tahun membutuhkan alat uji penapisan yang sahih dan andal serta mudah diaplikasikan orangtua. Kesahihan dan keandalan ASQ-3 belum teruji di Indonesia sehingga ASQ-3 belum digunakan secara luas sebagai alat uji penapisan perkembangan anak.
Tujuan: Mengetahui kesahihan dan keandalan ASQ-3 bahasa Indonesia sebagai alat uji penapisan keterlambatan perkembangan anak usia 24-36 bulan.
Metode: Penelitian potong lintang ini dibagi menjadi 2 tahap. Tahap pertama yaitu adaptasi transkultural, modifikasi dan tranlasi kuesioner ASQ-3 versi orginal ke bahasa Indonesia. Tahap kedua, kuesioner bahasa Indonesia yang sudah final, diuji ke 30 subyek dari 5 kelompok umur (24,27,30,33,36 bulan). Uji kesahihan dengan menggunakan koefisien korelasi, uji keandalan dengan konsistensi internal dan keandalan inter-rater.
Hasil: Uji kesahihan dengan koefisien korelasi kuat di domain komunikasi usia 24 bulan (0,908), domain motor kasar usia 24 bulan (0,860), domain motor kasar usia 36 bulan (0,865). Uji keandalan dengan Alpha Cronbach ialah baik (0,673-0,825) dengan keandalan inter-rater yang sangat baik (0,916).
Kesimpulan: ASQ-3 bahasa Indonesia sahih dan andal sebagai alat uji penapisan keterlambatan perkembangan anak usia 24-36 bulan.

Background: Identification of children with developmental disabilities is critical step in providing early intervention services. Ages and Stages Questionnaires third edition (ASQ-3), a parent-report questionnaires has been proven to be a valid and reliable screening test and good psychometric properties. This test has not been validated and standardized before in Indonesia.
Aim: To provide the validated and reliability form of the Indonesian version of the Ages and Stages Questionnaires as an appropriate developmental screening tool for evaluation of 24-36 months Indonesian children's development.
Method: Cross sectional study divided into two parts. First part included the adaptation, transcultural, and translation ASQ-3 original version to Indonesian version. Second part, final form of Indonesian ASQ-3 was performed for 30 children from 5 age groups (24,27,30,33,36 months). In order to determine validity of the questionnaires using correlation coefficient, and reliability was measured using internal consistency and intraclass correlation coefficient.
Results: The validity determined by correlation coefficient was very good in communication area at 24 months age (0.908), gross motor at 24 months age (0.860), and gross motor at 36 months age (0.865). The reliability, determined by cronbach's alpha ranged from 0.673-0.825 and the inter-rater reliability was 0.916.
Conclusion: The Indonesian version of the ASQ has appropriate validity and reliability for screening developmental disorders in 24 -36 months children in Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T55526
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ririhena, Jackquline Ruth Annet
"

Latar belakang : Deteksi dini keterlambatan perkembangan anak merupakan hal yang penting untuk membangun anak Indonesia yang cerdas dan berkualitas. Ages and Stages Questionnaires-Third Edition (ASQ-3) merupakan kuesioner berdasarkan laporan orangtua atau pengasuh untuk mendeteksi keterlambatan perkembangan anak usia 1 bulan sampai 66 bulan yang terstandarisasi dan mudah digunakan diseluruh dunia, namun belum pernah dilakukan uji kesahihan dan keandalan terhadap kuesioner ini dalam Bahasa Indonesia. Tujuan : Mengetahui kesahihan interna dan keandalan kuesioner ASQ-3 bahasa Indonesia sebagai alat penapisan keterlambatan perkembangan anak usia 42-48-54-60 bulan Metode : Penelitian potong lintang uji kesahihan interna dan keandalan kuesioner ASQ3 kelompok umur 42 bulan, 48 bulan, 54 bulan, dan 60 bulan, dilakukan pada orangtua yang memiliki anak usia 42-48-54-60 bulan baik yang sehat maupun berisiko keterlambatan perkembangan, di Kelurahan Kampung Melayu dan Kelurahan Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Penelitian dibagi 2 tahap. Tahap pertama merupakan tahapan adaptasi transkultural kuesioner ASQ-3 dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Tahap kedua merupakan uji kesahihan dan keandalan kuesioner ASQ-3 bahasa Indonesia, 35 anak setiap kelompok umur, menggunakan metode cluster sampling. Uji kesahihan konstruksi dianalisis menggunakan Pearson Correlation (cut off rho (r) ≥ 0.3).. Uji keandalan dinilai uji konsistensi internal yang dianalisis dengan menggunakan Alpha Cronbach’s coefficient (minimum cut off ≥ 0.6). Universitas Indonesia Hasil : Keandalan kuesioner ASQ-3 bahasa Indonesia pada keempat kelompok umur menunjukkan keandalan baik hingga sangat baik (0,60 – 0,80). Untuk korelasi tiap butir pertanyaan per-domain umumnya menunjukkan kesahihan baik pada kuesioner ASQ-3 usia 48-54 bulan dan tidak sahih pada kuesioner ASQ-3 usia 42 bulan (terdapat 3 bulir) dan usia 60 bulan (terdapat 1 bulir) Kesimpulan : Kuesioner ASQ-3 usia 48-54 bulan dalam bahasa Indonesia terbukti sahih dan andal dipergunakan. Kuesioner ASQ-3 usia 42 dan 60 bulan dalam bahasa Indonesia tidak sahih untuk domain komunikasi, tetapi sahih untuk domain lain, dan andal untuk digunakan sebagai alat deteksi dini keterlambatan perkembangan anak

Kata kunci : Uji kesahihan interna, uji keandalan, kuesioner ASQ-3 dalam bahasa Indonesia, uji tapis perkembangan anak, keterlambatan perkembangan.


Background: Early detection of development delayed is essential, Ages and Stages Questionnaires-Third Edition (ASQ-3) is a parent completed questionnaire, a comprehensive developmental screening tool in 42-48-54-60 months old. The problem is ASQ-3 has never been a validity and reliability test in Indonesian language. Aim: provide the internal validity and reliability of the Indonesian ASQ-3 questionnaires as a screening tool for identification developmental delayed in 42-48-54-60 months old children. Methods: Cross-sectional study of internal validity test and reliability of ASQ-3 questionnaires in the age group of 42-48-54-60 months, either healthy or high risk for developmental delays, in Kampung Melayu and Cipinang Muara, East Jakarta. The study is divided into 2 phases (transcultural adaptation phase and validity-reliability test of Indonesian ASQ-3 questionnaires), with 35 children in each age group by consecutive sampling methods. The internal validity test was analyzed using Pearson Correlation (cut off rho (r) ≥ 0.3). Reliability tests were analyzed using Alpha Cronbach coefficient (minimum cut off ≥ 0.6). Results: The reliability of the four age groups of the Indonesian ASQ-3 questionnaires showed good reliability (0,60 – 0,80). The correlation of each item per-domain questions generally showed validity both on ASQ-3 questionnaire aged 48-54 months and invalid on ASQ-3 questionnaire aged 42 months (3 questions) and 60 months (1 question) Universitas Indonesia Conclusion: ASQ-3 questionnaire aged 48-54 months in Indonesian valid and reliably used. ASQ-3 questionnaire aged 42-60 months in Indonesian is not valid for communication domain but valid for other domain and reliable the early detection tool for delays in child development

Keywords : Internal validity, reliability, Indonesian ASQ-3 questionnaires, developmental screening, developmental delay.

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Marlisye
"Latar belakang: Deteksi dini keterlambatan perkembangan anak merupakan hal yang penting untuk membangun anak Indonesia yang cerdas dan berkualitas. Ages and Stages Questionnaires-Third Edition (ASQ-3) merupakan kuesioner berdasarkan laporan orangtua atau pengasuh untuk mendeteksi keterlambatan perkembangan anak usia 1 bulan sampai 66 bulan yang terstandarisasi dan mudah digunakan, namun belum pernah dilakukan uji kesahihan dan keandalan terhadap kuesioner ini dalam bahasa Indonesia.
Tujuan: Mengetahui kesahihan interna dan keandalan kuesioner ASQ-3 bahasa Indonesia sebagai alat penapisan keterlambatan perkembangan anak usia kurang dari 1 tahun.
Metode: Penelitian potong lintang uji kesahihan interna dan keandalan kuesioner ASQ-3 kelompok umur 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 8 bulan, 9 bulan, 10 bulan dan 12 bulan, dilakukan pada orangtua yang memiliki anak usia 1-12 bulan baik yang sehat maupun berisiko keterlambatan perkembangan, di Kelurahan Kampung Melayu dan Kelurahan Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Penelitian dibagi 2 tahap. Tahap pertama (April-Juni 2018) merupakan tahapan adaptasi transkultural kuesioner ASQ-3 dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Tahap kedua (Juli-September 2018) merupakan uji kesahihan dan keandalan kuesioner ASQ-3 bahasa Indonesia, 35 anak setiap kelompok umur, menggunakan metode cluster sampling. Uji kesahihan konstruksi dianalisis menggunakan Pearson Correlation dan sahih jika nilai rho (r)> 0,3. Uji keandalan dinilai uji konsistensi internal yang dianalisis dengan menggunakan Alpha Cronbach's coefficient dan keandalan baik jika Cronbach's α minimum 0,6.
Hasil: Keandalan kuesioner ASQ-3 bahasa Indonesia pada ketujuh kelompok umur menunjukkan keandalan baik hingga sangat baik (0,60-0,80). Untuk korelasi tiap butir pertanyaan per-domain umumnya menunjukkan kesahihan baik dengan nilai r > 0,3.
Kesimpulan: Kuesioner ASQ-3 bahasa Indonesia terbukti sahih dan andal dipergunakan sebagai alat uji tapis keterlambatan perkembangan anak usia 1-12 bulan.

Background: Early detection of development delayed is essential to the welfare an Indonesian children. Ages and Stages Questionnaires-Third Edition (ASQ-3) is a parentcompleted questionnaire, a general developmental screeening tool in 1 to 66 months old children, that are standardized and ease-to-use, but there has never been a validity and reliability test for these questionnaires in Indonesian language.
Aim: To provide the internal validity and reliability of the Indonesian ASQ-3 questionnaires as a screening tool for identifcation developmental delayed of children less than 1 year old.
Methods: Cross sectional study of internal validity test and reliability of ASQ-3 questionnaires in the age group of 2 months, 4 months, 6 months, 8 months, 9 months, 10 months and 12 months, conducted on parents who have children aged 1-12 months, either healthy or high risk for developmental delays, in Kampung Melayu and Cipinang Muara, Jatinegara, East Jakarta. Study is divided into 2 phases. The first phase (April-June 2018) is the stage of transcultural adaptation of the ASQ-3 questionnaires from English to Indonesian language. The second phase (July-September 2018) is the validity and reliability test of Indonesian ASQ-3 questionnaires, with 35 children in each age group by cluster sampling methods. The validity test of the construction was analyzed using Pearson Correlation and valid if the value of rho (r) > 0.3. Reliability tests were assessed as internal consistency tests analyzed using Alpha Cronbach's coefficient and reliability is good if Cronbach's α minimum was 0.6.
Results: The reliability of the seven age groups of the Indonesian ASQ-3 questionnaires showed good to very good reliability (0,60-0,80). Correlation of each question perdomain generally showed good validity with a value of r > 0.3.
Conclusion: The Indonesian ASQ-3 questionnaires proven to be valid and reliable tool as a screening test for developmental delayed of children aged 1-12 months."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwaningsih
"Latar Belakang: Perilaku abberant sering terdapat pada pasien GSA. Salah satu kuesioner yang bisa digunakan untuk menilai perilaku abberant adalah kuesioner ABC-C 2017. Kuesioner ABC-C 2017 mengukur 5 domain perilaku abberant (iritabilitas, penarikan diri secara sosial, perilaku stereotipik, hiperaktivitas/ ketidakpatuhan dan pola bicara yang tidak tepat) pada anak dan remaja dengan diagnosis GSA, saat ini belum ada versi Bahasa Indonesia.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang untuk menilai kesahihan dan keandalan kuesioner ABC-C 2017 versi Bahasa Indonesia. Kesahihan isi dihitung menggunakan Content Validity Index for Items (I-CVI) dan Content Validity Index for Scales (S-CVI). Uji keandalan konsistensi internal dihitung menggunakan Cronbach alpha. Penelitian ini juga menilai proporsi perilaku abberant berdasarkan 5 domain kuesioner ABC-C 2017 versi Bahasa Indonesia, pada anak dan remaja dengan GSA di Poliklinik Jiwa Anak dan Remaja RSCM.
Hasil: Hasil analisis menunjukkan nilai I-CVI dan S-CVI kuesioner ABC-C 2017 versi Bahasa Indonesia sebesar 0,917, sehingga kesahihan isi kuesioner ini dinilai baik. Hasil keandalan konsistensi internal baik sampai excellent dengan nilai Cronbach’s alpha untuk masing-masing domain iritabilitas 0,938; penarikan diri secara sosial 0,936; perilaku stereotipik 0,930; hiperaktivitas, ketidakpatuhan 0,949 dan domain pola bicara yang tidak tepat 0,869. Proporsi perilaku abberant berdasarkan penilaian 5 domain kuesioner ABC-C 2017 versi Bahasa Indonesia, pada anak dan remaja dengan GSA di Poliklinik Jiwa Anak dan Remaja RSCM, didapatkan hasil, domain iritabilitas derajat ringan sebesar 70,6%; penarikan diri secara sosial derajat ringan 72,5%; perilaku stereotipik 100% derajat ringan; hiperaktivitas/ketidakpatuhan derajat sedang 47,1%, dan pola bicara yang tidak tepat 100% derajat ringan. Proporsi perilaku abberant berdasarkan usia dan jenis kelamin juga didominasi derajat ringan, kecuali domain hiperaktivitas/ketidakpatuhan derajat sedang. Tidak didapatkan perbedaan yang bermakna secara statistik, proporsi perilaku abberant berdasarkan usia dan jenis kelamin anak.
Kesimpulan: Kuesioner ABC-C 2017 versi Bahasa Indonesia dapat dipakai di Indonesia untuk penelitian selanjutnya, mendeteksi 5 domain perilaku abberant pada pasien GSA dan sebagai modul pendidikan bagi tenaga kesehatan.

Background: Abberant behavior is often found in ASD patients. One of the questionnaires that can be used to assess abusive behavior is the 2017 ABC-C questionnaire. The 2017 ABC-C questionnaire measures 5 domains of abberant behavior (irritability, social withdrawal, stereotypic behavior, hyperactivity/non-compliance and inappropriate speech patterns) in children. and adolescents with a diagnosis of ASD, currently there is no Indonesian version.
Methods: This study used a cross-sectional design to assess the validity and reliability of the Indonesian version of the 2017 ABC-C questionnaire. Content validity was calculated using the Content Validity Index for Items (I-CVI) and the Content Validity Index for Scales (S-CVI). Internal consistency reliability test was calculated using Cronbach alpha. This study also assessed the proportion of abusive behavior based on the 5 domains of the Indonesian version of the 2017 ABC-C questionnaire, in children and adolescents with ASD at the Children and Adolescent Mental Polyclinic RSCM.
Results: The results of the analysis show that the I-CVI and S-CVI scores of the 2017 ABC-C Indonesian version of the questionnaire are 0.917, so the validity of the contents of this questionnaire is considered good. The results of the reliability of internal consistency are good to excellent with Cronbach's alpha value for each irritability domain 0.938; social withdrawal 0.936; stereotypic behavior 0.930; hyperactivity, non-compliance 0.949 and inappropriate speech pattern domain 0.869. The proportion of abnormal behavior based on the assessment of the 5 domains of the 2017 ABC-C questionnaire in Indonesian version, in children and adolescents with ASD at the Child and Adolescent Mental Polyclinic RSCM, the results obtained, the domain of mild irritability was 70.6%; mild social withdrawal 72.5%; 100% mild stereotypic behavior; moderate degree of hyperactivity/non-compliance is 47.1%, and inappropriate speech is 100% mild. The proportion of abberant behavior based on age and gender was also dominated by mild degrees, except for the moderate degree of hyperactivity/non-compliance domain. There was no statistically significant difference, the proportion of abusive behavior based on the age and sex of the child.
Conclusion: The Indonesian version of the ABC-C 2017 Questionnaire can be used in Indonesia for further research, detecting 5 domains of abnormal behavior in ASD patients and as an education module for health workers.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Agatha Febrina Christie
"Latar belakang: Deteksi dini masalah perkembangan anak pada tiga tahun pertama merupakan hal yang penting untuk dilakukan agar dapat segera diberikan intervensi sehingga anak dapat mencapai kemampuan optimalnya. Uji penapisan yang terstandardisasi diperlukan untuk meningkatkan deteksi gangguan perkembangan. ASQ-3 merupakan kuesioner berbasis orangtua yang sudah terbukti memiliki nilai psikometri yang baik. Kesahihan dan keandalan ASQ-3 belum teruji di Indonesia sehingga ASQ-3 belum digunakan secara luas sebagai alat uji penapisan keterlambatan perkembangan anak.
Tujuan: Mengetahui kesahihan dan keandalan ASQ-3 bahasa Indonesia sebagai alat uji penapisan keterlambatan perkembangan anak usia 12-24 bulan.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang. Kuesioner ASQ-3 diterjemahkan dan dilakukan adaptasi transkultural untuk menghasilkan kuesioner ASQ-3 bahasa Indonesia. Kuesioner ASQ-3 bahasa Indonesia kemudian diujikan kepada 5 kelompok usia (14, 16, 18, 20, dan 22 bulan) dengan masing-masing berjumlah 35 orang. Uji kesahihan dinilai dengan menggunakan koefisien korelasi, uji keandalan dengan konsistensi internal dan test retest reliability.
Hasil: Kesahihan ASQ-3 bahasa Indonesia kelompok usia 14,16, 18, 20, dan 22 bulan antara total masing-masing domain dengan total skor memiliki korelasi sedang hingga sangat kuat (r = 0,454 – 0,881), kecuali pada domain komunikasi usia 14 bulan yang memiliki korelasi lemah (r = 0,349). Keandalan ASQ-3 dengan penilaian konsistensi internal (Cronbach’s alpha) masing-masing domain berdasarkan kelompok usia menunjukkan keandalan yang baik hingga sangat baik (0,693 – 0,818), sedangkan penilaian dengan metode test retest didapatkan intraclass correlation coefficient (ICC) pada kelompok usia 16, 18, 20, dan 22 bulan didapatkan nilai cukup hingga sangat baik (0,646 – 0,965), namun pada empat domain di kelompok usia 14 bulan didapatkan nilai ICC kurang baik.
Simpulan: ASQ-3 bahasa Indonesia sahih dan andal sebagai alat uji penapisan keterlambatan perkembangan anak usia 12-24 bulan.

Background: Early identification and detection of developmental problems in the first three years is important for facilitating to an early intervention services and maximizing child’s optimal ability. Standardized developmental screening tools are known to improve detection of developmental problems compared to surveillance or clinical judgment alone. Ages and Stages Questionnaires Third Edition (ASQ-3) is a parent-based questionnaire that has been proven to be a valid and reliable screening test. This test has not been validated and standardized before in Indonesia.
Aim: To provide the validity and reliability Indonesian version of Ages and Stages Questionnaires as an appropriate developmental screening tool for children aged 12-24 months.
Method: This cross-sectional study divided into two parts. First, we perform translation and transcultural adaptation to produce the Indonesian version. The final form of Indonesian ASQ-3 then was tested to parents in 5 age groups (14, 16, 18, 20, and 22 months old). Validity of ASQ-3 was assessed using correlation coefficient, meanwhile the reliability was assessed using internal consistency and test-retest reliability.
Results: The validity between domain score and overall score has moderate to very strong correlation (r = 0,454 – 0,881), except the communication domain that has low correlation (r = 0,349). The questionnaire is reliable with Cronbach alpha of 0,693-0,818. The test retest reliability was good (ICC 0,646 - 0,965) in all domain across all groups with exception in 4 domains in 14 months age groups.
Conclusions: The Indonesian version of ASQ has appropriate validity and reliability to screen developmental delay in 12-24 months children in Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Rozanti Basyar
"Disfagia merupakan ketidakmampuan menelan dengan cara yang aman dan efisien, yang dihasilkan dari berbagai kondisi medis. Identifikasi awal gangguan menelan sangat penting untuk dilakukan karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti dehidrasi, malnutrisi, dan pneumonia aspirasi. Gugging Swallowing Screen (GUSS) merupakan suatu alat uji penapisan disfagia yang menggunakan 3 konsistensi berbeda untuk ditelan (semisolid, cair dan padat). Instrumen ini memungkinkan penilaian bertahap dari kemampuan menelan, memprediksi tingkat keparahan disfagia, dan memungkinkan rekomendasi tekstur diet. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kesahihan dan keandalan instrumen GUSS yang diadaptasi dan diterjemahkan kedalam budaya dan bahasa Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan di poliklinik Departemen Rehabilitasi Medik RSCM dari 1 Oktober 2021 hingga 31 Desember 2021. Metode yang digunakan adalah desain potong lintang dengan sampel berjumlah 47 orang. Uji kesahihan konstruk dinilai dengan menghitung nilai r hitung pada corrected item total correlation yang berkisar antara 0,502-0,913 dengan rerata 0.783. Nilai keandalan GUSS didapatkan dari uji konsistensi internal, uji test-retest, serta inter-rater. Nilai konsistensi internal koefisien Cronbach’s α keseluruhan 0,939, sedangkan nilai masing-masing subtes 0,939 pada tes menelan tidak langsung, 0,793 tes menelan langsung. Uji test-retest dengan waktu minimum dari 1 uji ke uji berikutnya adalah 2 jam, didapatkan nilai intraclass correlation coefficient (ICC) 0,939 (95% confidence interval 0,910 – 0,962). Perhitungan uji statistik Kappa antar dua pemeriksa berdasarkan total item didapatkan nilai koefisien к=0,789 (p<0,001). Berdasarkan proses translasi, adaptasi bahasa, uji kesahihan dan keandalan maka dapat disimpulkan GUSS versi bahasa Indonesia merupakan instrumen yang sahih dan memiliki keandalan yang baik antara rater untuk digunakan sebagai alat uji penapisan tingkat keparahan disfagia di Indonesia.

Dysphagia is the inability to swallow safely and efficiently, resulting from various medical pathologies. Early identification of swallowing disorders is very important because it can cause complications such as dehydration, malnutrition, and aspiration pneumonia. Gugging Swallowing Screen (GUSS) is a dysphagia screening tool that uses 3 different consistencies to be swallowed (semisolid, liquid and solid). This instrument allows a stepwise assessment of swallowing ability, predicts the severity of dysphagia, and allows recommendations for dietary texture. This study aims to examine the validity and reliability of the GUSS instrument which was adapted and translated into Indonesian culture and language using the WHO guideline. This research was conducted at the RSCM Medical Rehabilitation Department Polyclinic from 1 October 2021 to 31 December 2021. The method used was a cross-sectional design with a sample of 47 people. The validity test was assessed by calculating the value of corrected item total correlation 0.783(95% confidence interval 0.502-0.913). The reliability test of GUSS is obtained from internal consistency, test-retest, and inter-rater tests. The overall internal consistency value of Cronbach's α coefficient is 0.939, while the value of each subtest is 0.939 on the indirect swallowing test, 0.793 on the direct swallowing test. Test-retest test with a minimum time from 1 test to the next test is 2 hours, obtained an intraclass correlation coefficient (ICC) value of 0.939 (95% confidence interval 0.910 – 0.962). Calculation of the Kappa statistical test between two examiners based on total items obtained a coefficient value of к=0.789 (p<0.001). Based on the translation process, language adaptation, validity, and reliability tests, it can be concluded that the Indonesian version of the GUSS is a valid instrument and has good reliability among raters to be used as a screening test tool for the severity of dysphagia in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Melani Rakhmi Mantu
"ABSTRAK
Latar belakang: Penting bagi orangtua untuk mengetahui apakah anaknya telah memiliki kesiapan dan kematangan masuk sekolah. Di Indonesia belum ada alat skrining yang mudah dan efisien untuk menilai kesiapan bersekolah seorang anak bagi dokter anak. Brigance Early Screen III merupakan alat skrining untuk mendeteksi gangguan perkembangan sekaligus menilai kesiapan memasuki dunia pendidikan  anak usia 3-5 tahun  yang terstandarisasi dan mudah digunakan ,tetapi belum diuji kesahihan interna dan keandalanya dalam bahasa Indonesia.
Tujuan: Menguji kesahihan interna dan keandalan kuesioner BRIGANCE Early Screen III bahasa Indonesia sebagai alat penapisan keterlambatan perkembangan dan kesiapan awal bersekolah anak usia 3-5 tahun
Metode: Penelitian potong lintang  pada 3 kelompok umur (3,4 dan 5 tahun) di Kelurahan Tanah Tinggi, Johar baru, Jakarta Pusat. Penelitian dibagi 2 tahap,  pertama (Januari-Februari 2019) merupakan adaptasi transkultural  dari bahasa Inggris ke Indonesia. Tahap kedua (Mei-Juni 2019) merupakan uji kesahihan dan keandalan kuesioner BRIGANCE  bahasa Indonesia dengan minimal 30 anak setiap kelompok umur, menggunakan metode consecutive non-random sampling. Uji kesahihan konstruksi dianalisis menggunakan Pearson correlation dan sahih jika nilai rho (r) > 0,3. Uji keandalan dinilai uji konsistensi internal yang dianalisis dengan menggunakan Alpha Cronbach's coefficient dengan nilai Cronbach's Alpha minimum 0,6.
Hasil: Uji kesahihan  interna menunjukkan beberapa butir pertanyaan yang tidak sahih pada kuesioner di semua kelompok usia disebabkan karena homogenitas jawaban, proses transkulturasi budaya dan bahasa serta jumlah subyek yang kurang banyak.  Hasil test dan re-test didapatkan korelasi tiap butir pertanyaan per-domain menunjukkan kesahihan baik dengan nilai r > 0,80. Kuesioner  usia 3 dan 5 tahun  menunjukkan keandalan baik (Cronbachs alpha 0,662 dan 0,712). Sedangkan kuesioner untuk kelompok usia 4 tahun tidak andal  Cronbachs alpha 0,452).
Kesimpulan: Kuesioner Brigance Early Screen III  usia 3 dan 5 tahun  telah teruji sahih dan andal dipergunakan sebagai alat deteksi gangguan  perkembangan dan penilaian awal  kesiapan anak bersekolah. Kuesioner  usia 4 tahun  yang tidak sahih dan tidak  andal  diperlu dilakukan peninjauan ulang periode adaptasi transkultural.

ABSTRACT
Background: It is important for parents to find out whether their child has school readiness In Indonesia there is no easy and efficient screening tool to assess  school readiness used by  pediatrician. Brigance Early Screen III is a screening tool to detect developmental disorders while assessing school  readiness which already standardized and easy-to-use  for children, but has not yet been tested for internal validity and reliability.
Aim: To find out the internal validity and reliability of the Indonesian language BRIGANCE Early Screen III questionnaire as a screening tool for developmental delays and  early assesment school readiness  for children aged 3-5 years.
Methods: A cross-sectional study in 3 age groups (3.4 and 5 years) in Tanah Tinggi, Johar Baru, Central Jakarta. The study was divided into two phases, first phase (January-February 2019) was a transcultural adaptation of English into Indonesian. The second phase  (May-June 2019) was the validity and reliability test of the Indonesian BRIGANCE questionnaire with a minimum of 30 children per age group, using the consecutive non random sampling method. The analyzed test  using Pearson correlation and valid if the value of rho (r) > 0.3. Reliability tests were assessed for internal consistency tests analyzed using Alpha Cronbach's coefficient with  minimum 0.6.
Results: The internal validity test  showed some  non valid questions in all off those groups. This can be due to the homogeneity of the answers, process of transculturation of culture and language, and insufficiency  number of subjects. Reliability of the Indonesian language Brigance Early Screen III questionnaire at ages 3 and 5 showed good reliability (Cronbachs alpha 0.662 and 0.712). Whereas for the age group of 4 years showed poor reliability (Cronbachs alpha 0.452). Correlation of each item per-domain questions generally showed good validity with a value of r> 0.80.
Conclusion: Brigance Early Screen III age 3 and 5 Indonesian language questionnaires proved to be valid and  reliable as a developmental screening  tool and early assessment for   school readiness. The  4-year questionnaire showed poor validity and reliability and need further re-assesment."
2019
T55565
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Ekawati
"Gangguan komunikasi pada anak dengan palsi serebral dapat meliputi gangguan pada proses berbicara dan berbahasa baik ekspresif maupun reseptif. Gangguan fungsi komunikasi berpengaruh secara bermakna terhadap kualitas hidup anak dengan palsi serebral terutama dalam domain aktivitas sehari-hari dan partisipasi dalam hubungan sosial. Sistem penilaian fungsi komunikasi pada anak dengan palsi serebral sangat diperlukan untuk mendapatkan data dasar fungsi komunikasi anak. Communication Function Classification System (CFCS) merupakan instrumen yang dipakai untuk mengelompokkan fungsi komunikasi anak dengan palsi serebral. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kesahihan dan keandalan instrumen CFCS yang diadaptasi dan diterjemahkan dalam budaya dan bahasa Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan di poliklinik Departemen Rehabilitasi Medik divisi Pediatri RSCM dari 1 Oktober 2021 hingga 28 Februari 2022. Metode yang digunakan adalah desain potong lintang dengan sampel berjumlah 42 orang. Uji kesahian menggunakan validitas isi. Data diolah dengan uji keandalan inter-rater menggunakan koefisien Kappa dan test-retest menggunakan Intraclass Correlation Coefficient (ICC). Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien Kappa antara rater dokter dengan terapi wicara adalah 0,643 (baik), nilai antara rater dokter dengan pelaku rawat adalah 0,385 (lemah) dan nilai antara rater terapi wicara dengan pelaku rawat adalah 0,333 (lemah). Nilai ICC pada rater dokter adalah 1,000, rater terapis wicara adalah 0.973 dan pada rater pelaku rawat adalah 0,937. Berdasarkan hasil dari proses translasi, adaptasi bahasa, uji keandalan inter rater dan test retest maka dapat disimpulkan CFCS versi bahasa Indonesia merupakan instrumen yang sahih dan memiliki keandalan yang baik antara rater dokter dan terapi wicara untuk digunakan sebagai alat klasifikasi fungsi komunikasi penderita palsi serebral di Indonesia.

Communication disorders in children with cerebral palsy can include disturbances in speech and language processes, both expressive and receptive. Impaired communication function significantly affects quality of life of children with cerebral palsy, especially in the domain of daily activities and participation in social relationships. The communication function classification system in children with cerebral palsy is needed to obtain basic data on children's communication functions. The Communication Function Classification System (CFCS) is an instrument used to classify the communication functions of children with cerebral palsy. This study aims to test the validity and reliability of the CFCS instrument adapted and translated into Indonesian culture and language. This research was conducted at the Polyclinic of Department of Medical Rehabilitation in Pediatrics Division of RSCM from October 1, 2021 to February 28, 2022. The method used was a cross-sectional design with a sample of 42 subjects. Validity test using content validity. The data was processed by inter-rater reliability test using Kappa coefficient and test-retest using Intraclass Correlation Coefficient (ICC). The results showed that the Kappa coefficient between raters of doctors and speech therapy was 0.643 (good), the value between raters of doctors and caregivers was 0.385 (weak) and the value between raters of speech therapy and caregivers was 0.333 (weak). The ICC value for the doctor rater is 1,000, the speech therapist rater is 0.973 and the caregivers rater is 0.937. Based on the translation process, language adaptation, inter rater reliability test and test retest, it can be concluded that the Indonesian version of the CFCS is a valid instrument and has good reliability between rater doctors and speech therapy to be used as a means of classifying the communication function of patients with cerebral palsy in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>