Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122226 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochamad Ali Sodikin
"ABSTRAK
Skizofrenia merupakan penyakit neurobiologis berat dan terus menerus yang mengakibatkan terganggunya kehidupan individu. Tanda gejala yang terjadi klien berupa berupa gejala positif dan gejala negatif dengan diagnosis keperawatan harga diri rendah kronik dan risiko perilaku kekerasan. Tujuan karya ilmiah akhir spesialis ini adalah untuk mengetahui perubahan tanda gejala dan kemampuan klien harga diri rendah kronik dan risiko perilaku kekerasan setelah mendapatkan tindakan keperawatan ners generalis dan ners spesialis : terapi kognitif perilaku dan latihan asertif. Asuhan medik adalah pemberian antipsikotik dan asuhan keperawatan adalah tindakan ners dan ners spesialis. Metode karya ilmiah akhir yang digunakan adalah riset operational dengan jumlah sampel 30 klien. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa tanda dan gejala harga diri rendah kronik dan risiko perilaku kekerasan menurun secara bermakna (p-value ≤ 0.05) dan kemampuan klien meningkat secara bermakna (p-value ≤ 0.05) setelah pemberian tindakan keperawatan ners generalis dan ners spesialis terapi kognitif perilaku dan latihan asertif. Pemberian kombinasi tindakan ners, ners spesialis terapi kognitif perilaku dan latihan asertif sangat direkomendasikan untuk penatalaksanaan diagnosis keperawatan harga diri rendah kronik dan risiko perilaku kekerasan.

ABSTRACT
Schizophrenia is a severe and continuous neurobiological disease that results in disruption of individual life. Signs and symptoms that occur on clients are in the form of positive symptoms and negative symptoms with a nursing diagnosis chronic low self-esteem and the risk of violent behavior. The purpose of this specialist s final scientific work is to determine changes in signs and symptoms and the client's ability who have chronic low self-esteem and the risk of violent behavior after obtaining nursing actions by generalist nurses and specialist nurses : cognitive behaviour therapy and assertiveness training. Medical care is the provision of antipsychotics and nursing care is the action of nurses and specialist nurses. The final scientific method used is operational research with a sample of 30 clients. The results of this study showed that the signs and symptoms of chronic low self-esteem and the risk of violent behavior decreased significantly (p-value ≤ 0.05) and the ability of clients increased significantly (p-value ≤ 0.05) after giving generalist nursing actions and specialist nursing actions cognitive behaviour therapy and assertiveness training. Giving a combination of actions by nurses, specialist nurses cognitive behaviour therapy and assertiveness training is highly recommended for the management of nursing diagnoses of chronic low self-esteem and the risk of violent behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yonni Prianto
"ABSTRAK
Skizofrenia merupakan penyakit neurobiologis berat dan terus menerus yang mengakibatkan terganggunya respon seseorang dan berdampak pada kehidupan individu, keluarga dan masyarakat. Tanda gejala yang muncul diantaranya berupa harga diri rendah HDR dan risiko perilaku kekerasan RPK . Hasil penanganan kasus ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan perubahan tanda gejala dan kemampuan pasien HDR dan RPK antar yang diberikan tindakan keperawatan terapi kognitif perilaku dengan yang diberikan latihan asertif menggunakan teori Stuart dan adaptasi Roy. Penanganan kasus ini menggunakan pendekatan multiple case study, yaitu kasus HDR dan RPK dengan jumlah partisipan 16 orang, Hasil penanganan kasus menunjukan bahwa pasien dengan jenis kelamin laki-laki yang berusia rata-rata 34.4 tahun, terjadi penurunan tanda gejala HDR dan RPK terutama pada aspek perilaku, kognitif dan afektif setelah diberikan tindakan keperawatan ners dan ners spesialis berupa terapi kognitif perilaku dan latihan asertif. Rekomendasi dari penanganan kasus ini adalah latihan asertif bisa diprioritaskan karena menurunkan tanda gejala lebih banyak pada diagnosis HDR dan RPK

ABSTRACT
Schizophrenia is a severe and continuous neurobiological disease that results in disruption of one 39 s response and impacts on the lives of individuals, families and communities. Symptoms that appear include low self esteem HDR and the risk of violent behavior RPK . The results of this case handling aims to analyze the comparison of symptom change and ability of HDR and RPK patients among those given behavioral cognitive therapy nursing behaviors with those given assertive exercise using Stuart 39 s theory and Roy 39 s adaptation. The handling of this case using a multiple case study approach, namely cases of HDR and RPK with the number of participants 16 people, The results of case handling showed that patients with male gender aged average 34.4 years, decreased signs of HDR and RPK symptoms, especially on aspects behavioral, cognitive and affective after being given nursing actions ners and specialist ners in the form of cognitive behaviour therapy and assertiveness tarining. The recommendation of this case is that assertiveness training can be prioritized because it decreases more symptoms symptoms in HDR and RPK diagnoses."
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rara Anggraini
"Harga diri rendah adalah perasaan atau bentuk dari evaluasi diri yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri. Remaja adalah populasi yang rentan terjadi masalah harga diri rendah. Jika harga diri rendah pada remaja tidak diatasi maka selanjutnya dapat berdampak negatif pada berbagai aspek kehidupan. Terapi kognitif perilaku dilakukan supaya remaja memiliki kemampuan untuk mengatasi harga diri rendah dikombinasikan dengan terapi psikoedukasi keluarga agar keluarga memiliki kemampuan untuk merawat.
Laporan ini dibuat dalam bentuk case series terhadap lima remaja berusia 13-19 tahun dengan masalah harga diri rendah yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa. Kelima pasien dilakukan tindakan keperawatan yang sama yaitu tindakan keperawatan ners, terapi kognitif perilaku sebanyak enam kali pertemuan dan psikoedukasi keluarga sebanyak dua sampai tiga kali pertemuan.
Hasil tindakan keperawatan yaitu kelima pasien mengalami peningkatan kemampuan dalam mengatasi harga diri rendah yang dibuktikan dengan adanya penurunan gejala negatif serta peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat pasien. Penerapan terapi kognitif perilaku dan psikoedukasi direkomendasikan untuk mengatasi harga diri rendah khususnya pada remaja namun waktu dan jumlah pertemuan disesuaikan dengan kebutuhan pasien supaya diperoleh hasil yang maksimal.

Low self esteem is the feeling or form of a negative self evaluation or self ability. Adolescents are a vulnerable population of low self esteem problems. If low self esteem in adolescents is not overcome then it can have a negative impact on various aspects of life. Cognitive behavioral therapy is performed so that adolescents have the ability to cope with low self esteem combined with family psychoeducation therapy in order for families to have the ability to care for.
This report was made in case series to five 13 19 year olds with low self esteem treated in Mental Hospital. The five patients performed the same nursing action of nursing ners, behavioral cognitive therapy as much as six times of meetings and family psychoeducation of two to three meetings.
The results of nursing actions are the five patients experienced an increase in the ability to overcome low self esteem as evidenced by the decrease of negative symptoms and increased ability of the family in treating patients. The application of behavioral and psychoeducation cognitive therapy is recommended to overcome low self esteem, especially in adolescents, but the time and number of meetings is tailored to the needs of the patient in order to obtain maximum results."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Yuniar Sari
"Prodroma early psychosis dimulai pada awal masa remaja dimana merupakan masa transisi yang mengalami perubahan baik secara fisik maupun psikologis yang dapat menyebabkan remaja mengalami prodroma early psychosis, ansietas dan harga diri rendah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi kognitif perilaku dan terapi psikoedukasi keluarga terhadap prodroma early psychosis, ansietas dan harga diri remaja di pondok pesantren. Desain penelitian yang digunakan adalah rdquo;quasi experimental dengan rancangan pre-post test with control group rdquo;. Menggunakan instrumen prodroma early psychosis PQ16 Dengan metode purposive sampling. Responden berjumlah 78 yang dipilih dengan tehnik simple random sampling terdiri dari 39 orang setiap kelompok. Tindakan keperawatan ners diberikan pada kelompok intervensi 1 dan tindakan keperawatan ners, terapi kognitif perilaku dan terapi psikoedukasi keluarga pada kelompok intervensi 2.
Hasil penelitian menunjukkan prodroma early psychosis dan ansietas megalami penurunan secara bermakna serta peningkatan secara bermakna pada harga diri pada intervensi 1 dan 2 dengan p-value < ? 0,05 , penurunan prodroma early psychosis dan ansietas serta peningkatan harga diri lebih besar pada kelompok intervensi 2 dibandingkan dengan kelompok intervensi 1. Hasil penelitian ini dapat dipertimbangkan sebagai program preventif dan promotif dengan pemberian tindakan keperawatan ners, terapi kognitif perilaku dan terapi psikoedukasi keluarga.

Prodroma early psychosis begain in early adolescence, teenagers is the transition that experienced changes either physicall or psychological that can cause teenagers experienced anxiety and low self esteem. The purpose of this research to know the effect of cognitive behaviour therapy and family psychoeducation therapy towards prodroma early psychosis, anxiety and self esteem of adolescents in islamic boarding school. Design research used is quasi experiment pre post test with control group with purposive sampling methods. Instrement of this research using Prodroma Questionnaire PQ16. Responden were 78 the selected with simple random sampling consisting of 39 people every group. The group of intervention 1 given nursing therapy and the group intervention 2 given nursing therapy, cognitive behaviour therapy and family psychoeducation therapy.
The results of the study showed prodroma early psychosis and anxiety had significant decrease and self esteem had significant increase after giving nursing intervention and cognitive behaviour therapy with p value 0,05. The results showed prodroma early psychosis and anxiety higher decrease and self esteem higher increase in a compare group 1 and 2. The results of this study can be consedered as preventive and promotive program with nursing therapy, cognitive behaviour therapy and family psychoeducation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47783
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Ernawati
"Kejadian erupsi gunung merapi pada akhir tahun 2010 tercatat sebagai letusan terbesar selama 100 tahun terakhir. Sebagian korban yang selamat dari bencana (penyintas bencana) mengalami dampak psikologis yang serius dan jangka panjang yakni Post Traumatic Stress Disorder (PTSD). Terapi yang diberikan untuk mengatasi masalah tersebut yakni terapi generalis dan Cognitive Behaviour Therapy (CBT). Tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi CBT terhadap perubahan tanda dan gejala PTSD serta kemampuan mengatasi PTSD pasca erupsi merapi. Desain penelitian quasi experimental pre-post test with control group, sampel sejumlah 52 orang kelompok intervensi dan 52 orang kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel random sampling. Kelompok intervensi diberikan terapi generalis dan CBT, kelompok kontrol diberikan terapi generalis. Instrument yang digunakan yakni PCL-5 dan Thought Control Questionnair (TCQ). Kedua instrumen ini telah melalui uji validitas dan reliabilitas sebelumnya dan penelitian ini sudah dinyatakan lulus uji etik. Uji analisis menggunakan Anova, Chi-square dan independent test. Hasil analisis menunjukkan terjadi penurunan tanda gejala PTSD dan peningkatan kemampuan merubah pikiran negatif yang signifikan pada kelompok yang mendapatkan terapi generalis dan terapi generalis dan CBT (P value < 0,05). Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap perubahan tanda gejala PTSD pada kelompok yang mendapatkan terapi generalis dan kelompok yang mendapat CBT (P value < 0,05). Terapi generalis dan CBT direkomendasikan sebagai salah satu terapi untuk penanganan korban bencana yang mengalami PTSD.

The eruption of Mount Merapi at the end of 2010 was recorded as the biggest eruption in the last 100 years. Some survivors of disasters (disaster survivors) experience serious and long-term psychological effects namely Post Traumatic Stress Disorder (PTSD). Therapy given to overcome these problems is generalist therapy and Cognitive Behavior Therapy (CBT). The aim was to determine the effect of CBT therapy on changes in PTSD signs and symptoms as well as the ability to overcome PTSD after the eruption of Merapi. The research design was quasi experimental pre-post test with control group, a sample of 52 intervention groups and 52 control groups. Random sampling technique. The intervention group was given generalist therapy and CBT, the control group was given generalist therapy. The instruments used were PCL-5 and Thought Control Questionnair (TCQ). Both of these instruments have passed the validity and reliability tests before and this research has been declared to have passed the ethical test. The analysis test uses Chi-square, Anova, Wilcoxon and Man Whitney. The results of the analysis showed a decrease in PTSD symptoms and an increase in the ability to change negative thoughts significantly in the group receiving generalist therapy and generalist therapy and CBT (P value <0.05). There were significant differences in changes in PTSD symptoms in the group receiving generalist therapy and the group receiving CBT (P value <0.05). Generalist therapy and CBT are recommended as one of the treatments for treating victims of PTSD."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ristiana Istiqomah
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas pemberian teknik Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dalammengurangi gejala gangguan depresipada mahasiswa rantau. Penelitian ini menggunakan pretest-posttest design, dimana peneliti melihat perubahan skor partisipan saat pre-tes dan post-test menggunakan Beck Depression Inventory dan Coping Attitude Scale (CAS). Proses screening dilakukan dengan memberikan kedua kuesioner tersebut dan wawancara serta observasi pada calon partisipan. Dua orang partisipan mengikuti program intervensi ini dari awal sampai akhir sesi, sebanyak 7 sesi pertemuan. Setelah intervensi diberikan, terdapat penurunan skor BDI dan hasil kualitatif menunjukkan terdapat perubahan positif yang dirasakan oleh kedua partisipan.Temuan lain dari penelitian ini adalah masalah utama yang menyeabkan munculnya gejala depresi pada partisipan bukan disebabkan oleh pengalamannya sebagai mahasiswa perantau.

The objective of this study is to evaluate the efficacy of Cognitive Behavioral Therapy in reducing depressive symptoms for migrate college students. This study used pretest-posttest design by Beck Depression Inventory dan Coping Attitude Scale (CAS) to measure the change of depression symptoms before and after intervenstion process. Initial screening process is conducted using BDI and CAS as well as interview to migrate college students. There are two participants who followed the intervention in seven sessions. After intervention process, the participants showed positive changes. Another findings from this research is the core problems which cause depression symptoms is not about their experience as migrate college student."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45106
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catherina Kartika Hapsari
"ABSTRAK
Mencuri adalah salah satu perilaku kenakalan remaja yang dapat mengarah kepada masalah.Perilaku mencuri akan lebih merugikanjika tidak segera dihentikan. Pada remaja yang tinggal di panti asuhan, sering ditemukan keterbatasan dari lingkungan untuk mencegah perilaku mencuri yang sesuai. Untuk remaja, perilaku mencuri yang dibiarkan, akan membuat perilaku tersebut menjadi kebiasaan dan resistenuntuk dihentikan. Saat ini sudah banyak penelitian terkait masalah mencuri, namun masih belum banyak penelitian terkait intervensi untuk mengatasi perilaku mencuri. Penelitian ini bertujuan melihat bagaimanaprinsip Cognitive Behavioral Therapy(CBT) dapat digunakan untuk mengatasi masalahmencuripadaremaja laki-lakiberusia16tahunyang tinggal di panti asuhan. Penelitian ini menggunakan desainpenelitiankuasi-eksperimental dengan subjek tunggal (n=1).Partisipandiberikan program intervensisebanyak6sesiuntuk membantu partisipan mengidentifikasi persepsi yang terdistorsi terkait masalah dan menggantinya dengan pikiran yang lebih adaptif.Pengukuran perilaku mencuridilakukan pada fase pra-intervensi,tepat setelah sesi intervensi terakhir diberikan (pasca-intervensi), dan pada fase follow up selang 1bulan setelah pasca-intervensi.Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya penurunan perilaku mencuri pada remaja berdasarkan alat ukur SRDS. Selain itu wali juga melaporkan adanya perubahan perilaku dengan tidak munculnya perbuatan mencurihingga intervensi berakhir.

ABSTRACT
Stealing is one of juvenile delinquence behaviours that can lead to problems. Stealing behaviour can lead to damaging problemsif not haltedimmediately. For adolescencesthat stay in the orphanage,it isoften found limited care to prevent stealing behaviour.Stealing behaviour will be resistant or difficult to stop, if it not halted or prevented immediately.Although there are studies about stealing, there is limited research concerning treatments that resolve stealing behaviour. This study aims to see how Cognitive Behavioral Therapy (CBT) principle can be applied toresolve stealing behaviour in a 16-year-old male that live in the orphanage. This study usesquasi-experimental design with singlecase subject (n=1). Participant wasgiven6 CBT session to help him identified distorted perceptions that contribute to their problems and find an alternative thought that are more adaptive. Measurement of stealing behaviourwere carried out in the pre-testphase, right after the last interventionsession was given (post-test), and in the follow-up phase 1months later.The results of this study indicated decreasing stealing behaviour on SRDS measuring instrument. The guardian also reported change in behaviour by not stealing anymore until the intervention ended."
2018
T52065
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Mafaza Fauzie
"Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas program cognitive behavior therapy (CBT) untuk meningkatkan self-esteem pada remaja dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja perempuan usia 11 tahun yang memiliki self-esteem rendah. Self-esteem diukur dengan menggunakan skala Self-Perception Profile for Children (SPPC) dari Harter (2012). Penelitian ini merupakan single subject design tipe AB yang terdiri atas 12 sesi terhadap subjek dan 2 sesi terhadap orangtua.
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan melalui SPPC dan kemajuan subjek yang memenuhi indikator pada setiap pertemuan, maka dapat disimpulkan bahwa CBT efektif untuk meningkatkan self-esteem pada remaja dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah pada seluruh domain, baik global self-esteem maupun specific self-esteem.

This study conducted to understand the effectiveness of cognitive behavior therapy (CBT) in increasing self-esteem on adolescent with low socioeconomic status. The participant of the study is a 11 year old adolescent who has low selfesteem. Self-esteem was assessed by the Self-Perception Profile for Children (SPPC) from Harter (2012), one of the most used measures of global and specific self-esteem. This study was a single subject design type AB that consist of 12 child sessions and 2 parents sessions.
Based on the measurement that has been done using SPPC and progress indicators that meet the subject at each meeting, it can be concluded that the CBT effectively increase global and specific self-esteem on adolescent with low socioeconomic status.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45100
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Yuniarti Pratiwi, Author
"ABSTRAK
Intervensi yang dilakukan menggunakan teknik Cognitive Behaviour Therapy (intervensi kognitif dan perilaku) untuk mengurangi kecemasan yang dialami oleh remaja perempuan berusia tiga belas tahun. Tujuan intervensi adalah untuk mengidentifikasi dan mengubah distorsi kognitif anak tentang perasaan tidak mampu (incompeten) dan menimbulkan kecemasan sehingga anak diharapkan mampu menemukan cara untuk menghilangkan kecemasan yang muncul pada situasi tertentu. Intervensi dilakukan sebanyak 8 sesi yang berlangsung dalam jangka waku dua bulan. Sesi terbagi atas dua bagian, yaitu sesi intervensi kognitif untuk mengubah distorsi kognitif pada anak serta sesi perilaku dimana anak diajak untuk mempraktekkan langsung dan mengaplikasikan materi yang didapatkan pada sesi kognitif.
Setelah delapan sesi intervensi selesai dilakukan, terlihat bahwa anak dapat menemukan dan memahami distorsi pikirannya tentang perasaan tidak mampu yang selama ini dirasakan ketika berhadapan dengan beberapa situasi (seperti situasi ujian) sehingga akhirnya anak mampu berpikir secara lebih seimbang. Kondisi tersebut akhirnya berpengaruh terhadap perilakunya, yaitu anak kembali berusaha untuk menumbuhkan semangat belajar dan simptom-simptom kecemasan yang muncul akibat perasaan tidak mampu tersebut juga sudah mulai berkurang seperti ketika ada dalam situasi ujian, anak tidak lagi sakit perut dan berkeringat ketika berhadapan dengan soal ujian.

ABSTRACT
Cognitive Behavior Therapy technique is known as a method to reduce anxiety that thirteen years old girls had. With working on this method, we want to identify and try to manipulate children cognitive distortion especially incompetent feeling that end up with anxiety, so whenever this feeling happen they will find a way to handle it. The intervention took two month of work divided into eight sessions. Intervention consists of two parts. First we took cognitive intervention session, in order to manipulate cognitive distortion whenever its occurred to the children and the second part is behavioral where the children is expected to apply what they have learned before.
At the end of the eighth session, we found out that the children can figured out some of mind distortion that they had so they will be able to neutralize their mind whenever the situation occurs. This condition allowed them to boost their spirit higher especially in study and to handle several anxiety symptoms for example sweating or stomach ache that they used to have in class."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T38569
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Yuniarti Pratiwi, Author
"ABSTRAK
Intervensi yang dilakukan menggunakan teknik Cognitive Behaviour Therapy (intervensi kognitif dan perilaku) untuk mengurangi kecemasan yang dialami oleh remaja perempuan berusia tiga belas tahun. Tujuan intervensi adalah untuk mengidentifikasi dan mengubah distorsi kognitif anak tentang perasaan tidak mampu (incompeten) dan menimbulkan kecemasan sehingga anak diharapkan mampu menemukan cara untuk menghilangkan kecemasan yang muncul pada situasi tertentu. Intervensi dilakukan sebanyak 8 sesi yang berlangsung dalam jangka waku dua bulan. Sesi terbagi atas dua bagian, yaitu sesi intervensi kognitif untuk mengubah distorsi kognitif pada anak serta sesi perilaku dimana anak diajak untuk mempraktekkan langsung dan mengaplikasikan materi yang didapatkan pada sesi kognitif.
Setelah delapan sesi intervensi selesai dilakukan, terlihat bahwa anak dapat menemukan dan memahami distorsi pikirannya tentang perasaan tidak mampu yang selama ini dirasakan ketika berhadapan dengan beberapa situasi (seperti situasi ujian) sehingga akhirnya anak mampu berpikir secara lebih seimbang. Kondisi tersebut akhirnya berpengaruh terhadap perilakunya, yaitu anak kembali berusaha untuk menumbuhkan semangat belajar dan simptom-simptom kecemasan yang muncul akibat perasaan tidak mampu tersebut juga sudah mulai berkurang seperti ketika ada dalam situasi ujian, anak tidak lagi sakit perut dan berkeringat ketika berhadapan dengan soal ujian.

ABSTRACT
Cognitive Behavior Therapy technique is known as a method to reduce anxiety that thirteen years old girls had. With working on this method, we want to identify and try to manipulate children cognitive distortion especially incompetent feeling that end up with anxiety, so whenever this feeling happen they will find a way to handle it. The intervention took two month of work divided into eight sessions. Intervention consists of two parts. First we took cognitive intervention session, in order to manipulate cognitive distortion whenever its occurred to the children and the second part is behavioral where the children is expected to apply what they have learned before.
At the end of the eighth session, we found out that the children can figured out some of mind distortion that they had so they will be able to neutralize their mind whenever the situation occurs. This condition allowed them to boost their spirit higher especially in study and to handle several anxiety symptoms for example sweating or stomach ache that they used to have in class."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T38569
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>