Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171075 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfien Muhammad
"

Indonesia sebagai negeri agraris mayoritasnya menggunakan padi sebagai makanan pokok. Selain menjadi bahan makanan, padi juga dapat dimanfaatkan sebagai energi terbarukan salah satunya dengan menggunakan teknologi gasifikasi. Salah satu keuntungan teknologi ini adalah fleksibilitas produk syngas yang dapat dimanfaatkan langsung atau digabungkan dengan pembangkit listrik. Namun masih ada kendala besar sebelum dapat memanfaatkan syngas ini yaitu adanya tar yang tidak diinginkan. Sebelum dapat dimanfaatkan seperti masuk kedalam motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine ) tar perlu dikurangi kadarnya dengan beberapa metode, salah satunya adalah metode sekunder yaitu kondensasi. Metode ini dapat memisahkan tar dengan syngas berdasarkan titik embun tar. Pada penelitian ini akan dilakukan analisis senyawa tar yang terkondensasi dengan menggunakan aplikasi Computational Fluid Dynamic (CFD) Ansys Fluent 19.2 dengan menggunakan laju aliran 0,002 m3/s yang didapatkan dari hasil penelitian sebelumnya dan variable waktu pengambilan data dari rentan waktu 10 sampai 25 menit, 30 sampai 45 menit, 40 sampai 65 menit, dan 70 sampai 85 menit. Efisiensi pengurangan tar juga diteliti pada tiap-tiap variable tersebut dan dilihat karakteristiknya pada kondenser. Pengurangan tar tertinggi terjadi pada rentan waktu 70-85 menit, yaitu efisiensi pengurangan tar 64,46%.

 


Indonesia as an agrarian country whose majority use rice as the main food. Besides food, rice could become a renewable energy resource by using gasification technology. One of the advantages of gasification technology is the flexibility of the producer gas so-called syngas. It could use in direct combustion and or coupled using the Internal Combustion Engine (IC Engine) for electricity. The biggest problem before it can be used is the presence of tar. Before it enters the IC Engine, it has to be removed using some methods, one of them is condensation. This method can separate tar with syngas based on tar dew point. In this study, the compounds of tars that condensed will be analysed using Computational Fluid Dynamic (CFD) Ansys Fluent 19.2 application with 0,002 m3/s from previous study and variable time with range 10-25 minute, 30-45 minute, 40-65 minute, dan 70-85 minute. Tar reduction efficiency was also examined in each of these time variables and the characteristics of the water condenser observed. The highest tar reduction occurs in the range of 70-85 minutes, which is the efficiency of tar reduction of 64,45%.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafif Dafiqurrohman
"ABSTRAK
Pemanfaatan biomassa sangat berguna karena merupakan proses re-cycle karbon melalui proses fotosintesis. Salah satu potensi biomassa terbesar di Indonesia adalah sekam padi, yang mencapai 16 juta ton per tahun. Teknologi gasifikasi menjadi teknologi sangat bagus untuk pemanfaatan biomassa menjadi energi lain karena fleksibilitas produk syngas untuk dimanfaatkan. Tar menjadi komponen yang paling membahayakan dalam syngas karena jumlah tar yang sangat besar dibandingkan yang lain. Metode pembersihan tar saat ini ada banyak menggunakan metode sekunder yang lebih ekonomis. Salah satu teknik lama yang masih jarang dikembangkan adalah metode kondensasi. Metode ini dapat memisahkan tar dengan syngas berdasarkan titik embun tar. Selain itu ada metode lain yang sekarang sedang menjadi tren penelitian, yaitu adsorpsi. Adsorpsi bisa menggunakan jerami padi yang mempunyai sifat menarik partikel halus menggunakan silika yang dikandungnya. Pada penelitian ini akan dilakukan investigasi pressure drop pada water condenser, filter, dan kombinasi water condenser-filter yang mempengaruhi karakteristik penurunan temperature dengan variable laju aliran blower sebesar 72 lpm, 96 lpm, 120 lpm, 144 lpm, dan 168 lpm. Efisiensi pengurangan tar juga diteliti pada tiap-tiap variable tersebut dan dilihat karakteristiknya pada water condenser, filter, dan kombinasi water condenser-filter. Pengurangan tar tertinggi terjadi pada moda kombinasi water condenser-filter 120 lpm, yaitu efisiensi pengurangan tar 84,87%.

ABSTRACT
The use of biomass is very useful because it is a carbon re-cycle process through photosynthesis. One of the biggest biomass potentials in Indonesia is rice husk, which reaches 16 million tons per year. Gasification technology is a very good technology for utilizing biomass into other energy because of the flexibility of syngas products to be utilized. Tar is the most dangerous component in syngas because the number of tar is very large compared to the others. The current tar cleaning method uses many more economical secondary methods. One old technique that is still rarely developed is the method of condensation. This method can separate tar with syngas based on tar dew point. In addition there are other methods that are now becoming a research trend, namely adsorption. Adsorption can use rice straw which has interesting properties of fine particles using silica it contains. In this study, pressure drop investigations on water condensers, filters, and water condenser-filter combinations will be carried out which affect the characteristics of temperature drop with variable blower flowrate of 72 lpm, 96 lpm, 120 lpm, 144 lpm, and 168 lpm . Tar reduction efficiency was also examined in each of these variables and the characteristics of the water condenser, filter, and water condenser-filter combination were observed. The highest tar reduction occurs in the 120 lpm water condenser filter combination, which is the efficiency of tar reduction of 84.87%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52320
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Wildhan Naro Putra
"

Gasifikasi biomassa adalah teknologi mengubah limbah menjadi energi yang telah sukses dan sangat menarik untuk dipelajari. Meskipun telah berjalan dengan efektif masih ada beberapa masalah yang sering terjadi, seperti tar. Untuk pengaplikasian lanjut gas harus cukup bersih dari tar, sebab tar dapat membahayakan system karena dapat merusak peralatan serta merusak mesin pembakaran dalam. Saat ini banyak digunakan metode sekunder untuk mengurangi kadar tar yang terkandung dalam syngas, salah satu tekniknya adalah menggunakan filter biomassa sebagai media untuk menyerap tar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui medium biomassa dengan variasi ketinggian yang paling tepat untuk digunakan dalam penyerapan tar. Dengan menggunakan analisis simulasi dan eksperimental didapatkan biochar sebagai medium dengan efisiensi penyerapan tar yang paling baik, jika dibandingkan dengan sekam padi dan jerami yaitu sebesar 59% dengan penurunan tekanan yang paling besar yaitu sebesar 67 Pa.

 


Biomass gasification is an attractive and successful technology that transform waste into energy. Even though it has been performing effectively. Many problem are still occuring, such as tar. For the advanced applications, gas needs to be clean enough and tar should be removed, because tar can harm the system and it can damage equipment and damage internal combustion engines as well. For now, many secondary method used to reduce the tar levels that contained in syngas, such as using biomass filter as a medium to adsorp tar. This study aims to determine the best biomass medium with height varations to use in tar adsorption. Using simulation and experimental analysis, biochar known as a medium with the best tar removal efficiency, if compared with rice husk and rice straw, with 59% removal efficiency and 67 Pa of pressure drop.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faiq Vidi Wardhana
"ABSTRAK
Gasifikasi biomassa merupakan teknologi yang telah terbukti sebagai salah satu aplikasi energi baru dan terbarukan yaitu dengan memanfaatkan syngas hasil olahannya. Namun, salah satu masalah terbesar dalam penggunaan syngas hasil gasifikasi biomassa untuk pembangkitan daya listrik adalah pengurangan tar. Metode kondensasi merupakan salah satu cara dalam mengurangi konsentrasi tar. Tujuan dalam penelitian kali ini adalah untuk melihat efisiensi metode kondensasi dalam pengurangan tar dan menganalisa sifat kondensasi dari tar berdasarkan jenisnya. Data yang diambil berdasarkan waktu operasi pada menit ke-10 sampai 25, menit ke-30 sampai 45, menit ke-50 sampai 65, dan menit ke-70 sampai 85. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa setiap sampel memiliki perubahan temperatur yang terus meningkat. Efisiensi pengurangan tar semakin tinggi saat perubahan temperatur yang ada juga semakin besar. Efisiensi pengurangan tar terbesar senilai 86.22% pada perbedaan temperatur terbesarnya yaitu 262.89°C. Pengurangan tar dalam syngas yang terjadi juga ditandai dengan peningkatan pressure drop di dalam pipa kondenser. Terbukti dengan nilai pressure drop terbesar ada pada menit terakhir pengukuran yaitu pada menit ke-90 dengan nilai 0.126kPa.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadan Kosasih
"Indonesia sebagai negara agrikultur, menyediakan potensi biomassa seperti sekam padi sebesar 16 juta ton per tahun (Agus & Sarwani, 2012). Kebaradaan sekam padi yang melimpah ini dapat digunakan untuk dikonversikan menjadi energi lain dengan teknologi gasifikasi biomassa. Gasifikasi biomassa merupakan konversi biomassa padat menjadi gas yang dapat dibakar atau biasa disebut syngas dengan suplai udara yang terbatas(Basu, 2010). Penggunaan teknologi gasifikasi tipe fixed bed downdraft cocok digunakan karena alasan produksi tar yang rendah dibanding tipe lainnya. Tar, pengotor, dan kontaminan partikel dan organik yang terbawa dalam syngas menjadi masalah operasional gasifikasi sampai saat ini (Hasler & Nussbaumer, 1999). Metode pembersihan tar saat ini memiliki nilai ekonomis yang rendah. Adsorpsi dengan menggunakan biomassa turunan padi, seperti sekam padi, jerami, dan biochar menjadi salah satu metode yang lebih ekonomis namun tetap efektif dalam pengurangan tar. Sekam padi, jerami, dan biochar memiliki karakteristik yang membuat ketinganya memiliki kemampuan dalam pengurangan tar. Pada penelitian ini akan dilakukan investigasi karakterisitik dari sekam padi, jerami, dan biochar yang memengaruhi penurunan temperatur, efisiensi pengurangan tar, dan waktu nyala burner dengan variabel ketebalan sebesar 30cm, 40cm, dan 50cm dari setiap medium yang digunakan. Pengurangan tar yang paling efisien terjadi pada medium biochar dengan ketebalan 50cm yaitu, 59,45%. Namun, medium filter yang optimum dalam efisiensi pengurangan tar, dan waktu nyala burner adalah sekam padi 50cm dengan efisiensi pengurangan tar sebesar 56,65%, dan waktu nyala burner selama 790 detik.

Indonesia as an agricultural country, provides biomass potential such as rice husk of 16 million tons per year (Agus & Sarwani, 2012). The abundance of rice husks can be used to be converted into other energy by biomass gasification technology. Biomass gasification is the conversion of solid biomass into combustible gas or commonly called syngas with limited air supply (Basu, 2010). The use of downdraft fixed bed gasification technology is suitable for reasons of low tar production compared to other types. Tar, impurities, and particulate and organic contaminants carried in syngas are operational problems of gasification (Hasler & Nussbaumer, 1999). The current tar cleaning method has a low economic value. Adsorption by using biomass derived from rice, such as rice husk, straw, and biochar is one of the more economical methods but remains effective in reducing tar. Rice husk, straw, and biochar have characteristics that have the ability to reduce tar. In this study, a characteristic investigation of rice husk, straw and biochar will be carried out which affects the temperature decrease, the efficiency of tar reduction, and the burner flame time with variable thicknesses of 30cm, 40cm, and 50cm from each medium used. The most efficient tar reduction occurred in the biochar medium with a thickness of 50cm, 59.45%. However, the optimum filter medium in tar reduction efficiency, and burner flame time is 50cm rice husk with a decrease in tar reduction efficiency of 56.65%, and burner flame time for 790 seconds."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Islamiati Pertiwi
"Gasifikasi merupakan salah satu thermal-treatment yang dapat dilakukan untuk mengolah biomassa menjadi energi. Syngas merupakan produk utama dari proses gasifikasi, tetapi gasifikasi juga menghasilkan tar yang dapat mengganggu kesehatan manusia, lingkungan maupun peralatan berbahan bakar syngas. Untuk mengurangi kandungan tar, dilakukan proses pengurangan tar dengan metode sekunder. Pada sistem gasifikasi biomassa tipe downdraft fixed bed "Mobile Gasifier Purwarupa II" digunakan water condenser, filter 1, dan filter 2. Pada penelitian ini syngas dilewati water condenser, kombinasi water condenser - filter 1, dan kombinasi water condenser - filter 1 - filter 2. Bahan filter 1 yang digunakan yaitu sekam padi sebagai media adsorpsi, sedangkan filter 2 menggunakan minyak kelapa sawit sebagai media absorpsi. Variabel bebas yang digunakan adalah laju aliran syngas; 46, 51, 56, dan 62 lpm. Dari hasil penelitian ini, parameter yang diukur adalah distribusi temperatur pada water condenser, pressure drop pada filter 1 dan filter 2, gravimetrik tar, serta kandungan tar. Kenaikan laju aliran syngas menurunkan efisiensi pengurangan tar dengan efisiensi terkecil 29% pada laju aliran syngas 62 lpm dengan metode kondensasi. Masing-masing kelas tar memiliki karakteristik yang berbeda terhadap proses kondensasi, adsorpsi, dan absorpsi. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi water condenser - filter 1 - filter 2 efektif dalam pengurangan light tar

Gasification is one of the thermal-treatment methods for converting biomass to energy. The main product of the gasification process is syngas, but the process also produces tar, which can harm human health, the environment, and syngas-powered equipment. A secondary tar reduction method was used to reduce the tar content. Water condenser, filter1, and filter2 were used in the downdraft fixed bed type biomass gasification system "Mobile Gasifier Purwarupa II." In this study, the syngas was passed through a water condenser, a water condenser-filter 1 combination, and a water condenser-filter 1 - filter 2 combination. The adsorption medium in filter 1 was rice husk, while the absorption medium in filter 2 was palm oil. The syngas flow rate was used as an independent variable, with values of 46, 51, 56, and 62 lpm. The parameters measured in this study were temperature distribution in the water condenser, pressure drop on filters 1 and 2, gravimetric tar, and tar content. The tar reduction efficiency decreased as the syngas flow rate increased, with the lowest efficiency 29 percent at 62 lpm by condensation. Each tar class has distinct properties in terms of condensation, adsorption, and absorption. The results showed that the water condenser - filter 1 - filter 2 combination was effective in reducing light tar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Barryl Anggriawan
"Indonesia memiliki potensi limbah sekam padi yang cukup besar yaitu setara 150 GJ/tahun, sepertiga lebih dari potensi keseluruhan biomassa di Indonesia yaitu 470 GJ/tahun. Gasifikasi biomassa skala kecil tipe fixed bed downdraft menjadi salah satu solusi terbaik untuk memanfaatkan sekam padi menjadi energi untuk pembangkit listrik dan panas. Dari penelitian yang telah dilakukan di luar negeri dan dari penelitian sebelumnya, penggunaan secondary air intake pada reaktor terbukti efektif dalam mengurangi tar. Implementasi secondary air intake di posisi Z=38 cm tepat pada zona pirolisis, didapatkan hasil pada ER 0.25 mampu mengurangi tar sebanyak 80,82 dengan kandungan tar pada producer gas sebesar 11,62 gram/Nm3. Sementara pada ER 0,23 didapatkan nilai efisiensi gasifikasi tertinggi sebesar 33,41.

Indonesia has a huge potential of rice husk waste that is equivalent to 150 GJ year, one third more than the overall potential of biomass in Indonesia of 470 GJ year. Small scale fixed bed downdraft biomass gasification is one of the best solutions to utilize rice husk to be energy for power and heat generation. From research that has been done abroad and from previous research, the use of secondary air intake at reactor proved effective in reducing tar. Implementation of secondary air intake in position Z 38 cm right on pyrolysis zone, obtained result at ER 0.25 able to reduce tar as much as 80,82 with tar content at gas producer equal to 11,62 gram Nm3. While at ER 0.23 obtained the highest gasification efficiency value of 33.41."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Hazmi Amirullah
"Biomassa di Indonesia merupakan komoditi yang jumlah nya cukup besar. Untuk mengolahnya agar menghasilkan energi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, dibutuhkan keterampilan dan teknologi yang mumpuni. Gasifikasi adalah salah satu proses untuk mengubah bahan baku biomassa menjadi gas yang mampu dibakar menggunakan gasifier. Studi demi studi telah dilakukan untuk mendapatkan kualitas gas terbaik dengan kandungan energi tertinggi. Secara teoritis, nilai equivalence ratio untuk mendapatkan efisiensi gasifikasi tertinggi adalah 0.23 (Anggriawan, 2017). Penelitian ini bertujuan untuk mencara standar operasi dari gasifier agar mendapatkan kualitas gas terbaik. Dengan menggunakan analisis eksperimental dan simulasi, didapatkan standar operasi untuk gasifier dengan tinggi 60 cm dan diameter 25 cm adalah laju aliran primer sebesar 2.83 m3/jam, fuel consumption rate sebesar 4.05 kg/jam, dan laju aliran sekunder sebesar 4.88 m3/jam. Dari parameter tersebut didapatkan nilai HHV dari producer gas sebesar 5.79 MJ/Nm

Indonesia has a fairly large biomass commodity. In order to produce energy that can be used by society, qualified skills and technology are needed. Gasification is one of the proccesses to convert biomass into combustible gasses using a gasifier. A lot of studies has been conducted to get best quality of syngas which contain highest energy. Theoretically, the equivalent value ratio to get the highest gasification efficiency is 0.23 (Anggriawan, 2017). In this study, operating standard of the gasifier are identified to get the best gas quality. By using experimental and simulation analysis, the operating standard for a gasifier with a height of 60 cm and a diameter of 25 cm is obtained, the primary flow rate is 2.83 m3/h,  fuel consumption rate is 4.05 kg/h, and for secondary flow is 4.88 m3/jam. From these parameters, the value of HHV from producer gas is 5.79  MJ/Nm3."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, Hary Daniel
"Gas produser merupakan produk dari downdraft gasifier mengandung tar dan temperatur tinggi. Tar adalah kontaminan organik yang terbentuk selama proses gasifikasi berlangsung. Kandungan tar dalam gas produser harus dikontrol sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar motor pembakaran dalam. Persyaratan untuk aplikasi pada motor pembakaran adalah 50-100 mg/m3, agar dapat memenuhi persyaratan tersebut maka dilakukan pembersihan dan pengondisian terhadap gas produser. Venturi scrubber merupakan aplikasi wet gas cleaner yang berfungsi untuk mengurangi kandungan tar dan mengondisikan temperatur pada gas produser. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi kandungan tar dan temperatur gas produser. Hasil penelitian membuktikan bahwa variasi laju aliran udara primer 131.4 lpm dan scrubbing liquid venturi scrubber 30 lpm merupakan variasi yang paling optimal dalam mengurangi kandungan tar dan temperatur gas produser.

Producer gas is a product of downdraft gasifier which contains tar and high temperature. Tar is organic contaminants that formed during process of gasification takes place. Deposits of tar in producer gases must be controlled so that it can be used as fuel for internal combustion engines. Requirements for application in internal combustion motors are 50-100 mg/m3, in order to meet these requirements then do the cleaning and conditioning of gas producer. Venturi scrubber is a wet gas cleaner application that serves to reduce the content of tar and conditioning temperature on gas producer. This research aims to reduce the tar and the temperature of the gas producer. Research results prove that the variation of primary air flow rate 131.4 lpm and scrubbing liquid venturi scrubber 30 lpm is the most optimal variation in reducing tar content and temperature of the gas producer."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S42407
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>