Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165930 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shafyandra Farras Maulidina
"Seperti yang kita ketahui saat ini, keadaan dari Bumi kita tidaklah dalam keadaan yang seperti sebelumnya. Hari demi hari, Bumi kita semakin menua dan semakin rusak pula. Salah satu faktor utama yang menyebabkan tragedi ini adalah banyaknya konsumsi dari bahan bakar fosil. Di sisi lain, ketersediaan dari bahan bakar fosil pun akan terus berkurang dan tidak bisa diperbaharui lagi. Dengan pengisian bahan bakar fosil yang relatif mudah dan tidak merepotkan, tidak heran bahwa bahan bakar fosil menjadi favorit di antara sumber energi lainnya. Penulis melihat fenomena ini sebagai suatu hal yang mendesak. Oleh karena itu, penulis bertujuan untuk mencari sumber energi alternatif sebagai pengganti dari bahan bakar fosil. Dan akhirnya dilakukanlah penelitian mengenai bahan bakar fosil bercampur Bioetanol. Bahan bakar campuran ini terdiri dari berbagai macam persentase campuran yang mengandung Bioetanol. Persentase ini di antara lain campuran 0%, campuran 5%, campuran 10%, dan campuran 15%
As we all know, the earth that we live in is not as healthy as it was before. Our earth grows older and simultaneously weaker every day. One of the main factors that cause this is the use of fossil fuel. While the supply of fossil fuel will not be available for generations to come, another problem rises as the usage of fossil fuel is not declining at a significant rate, since it is trouble-free and can be consumed effortlessly. We see this as an emergency and as a background motivation for us to find an alternative power source for our motor vehicles. Then, fuel-grade Bioetanol was chosen as our base variable to help people from further using fossil fuel. To maximize the result, the Bioetanol is divided into several mixtures that contains different amount of Premium (PT Pertamina’s product of a lower-grade fossil fuel) and Bioethanol
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhimas Andianto
"

Dewasa ini seluruh dunia sedang berlomba untuk mencari sumber energi terbarukan untuk menggantikan bahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan. Namun, bahan bakar fosil sendiri masih sangat dibutuhkan karena sudah banyak sektor memilki ketergantungan terhadap sumber energi tersebut. Salah satu manfaatnya adalah sebagai bahan bakar kendaraan bermotor yang umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah ini ialah bahan bakar jenis baru yaitu bioetanol. Bioetanol memiliki nilai oktan lebih tinggi daripada bahan bakar konvensional sehingga dapat membantu performa mesin menjadi lebih baik. Selain itu gas buang hasil pembakarannya relatif ramah lingkungan jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Bioetanol digunakan sebagai zat campuran terhadap bahan bakar konvensional agar dapat digunakan pada berbagai jenis mesin yang telah diproduksi sebelumnya dan dipergunakan secara luas. Penelitian ini menggunakan bioetanol fuel grade yang memiliki kadar air dibawah 0,1%. Pada penelitian ini dibahas mengenai pengaruh coefficient of variation (COV) terhadap nilai specific fuel consumption (SFC) pada mesin uji berupa motor bakar 125 cc berbasis bahan bakar gasoline. Pengujian dilakukan menggunakan engine dynamometer untuk mengukur performa mesin serta exhaust gas analyzer untuk mengukur kadar emisi pada gas buang yang dihasilkan mesin uji. Penambahan etanol sebanyak 5% dari volume bahan bakar menghasilkan nilai COV paling rendah sehingga performa pembakaran di dalam mesin adalah yang paling baik serta memiliki nilai SFC paling rendah daripada campuran bahan bakar bioetanol lainnya.


Today the whole world is looking for renewable energy sources to obtain fossil fuels that are not environmentally friendly. However, fossil fuels are still very much needed because many sectors have the need for these energy sources. One of the benefits is as a vehicle fuel used by people throughout the world. One solution offered to overcome this problem is a new type of fuel, bioethanol. Bioethanol has a higher octane value compared gasoline so that it can help improve engine performance. In addition, the exhaust gas produced are relatively environmentally friendly compared to the one that fossil fuels produced. Bioethanol is used asa mixture for conventional fuels to be used in various types of machines that have been previously approved and are widely used. This study uses bioethanol fuel which has air content below 0.1%. In this study we discussed the effect of variant coefficient (COV) on the value of specific fuel consumption (SFC) on a test engine consisting of a 125 cc fuel-based gasoline engine. Tests were carried out using an engine dynamometer to measure engine performance, as well as a gas analyzer to measure emission levels in the exhaust gas produced by the test engine. Addition of bioethanol as much as 5% of the volume of fuel produces the lowest COV value which improves the combustion performance and the lowest SFC value compared to the other bioethanol fuel mixtures.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiq Aziz
"ABSTRACT
Bahan bakar fosil menjadi salah satu kebutuhan utama manusia modern, terutama untuk kendaraan bermotor. Namun, kekurangan bahan bakar fosil memunculkan berbagai alternatif, salah satunya adalah bioetanol. Bioetanol memiliki Angka RON nilai Oktan lebih tinggi dibanding BBM sehingga dapat meningkatkan performa mesin. Namun, penggunaan bioetanol masih terbatas pada pencampuran dengan bahan bakar fosil pada persentase tertentu. Bioetanol yang digunakan merupakan bioetanol fuel grade dengan kadar air dibawah 0,1. Selain meningkatkan performa, penggunaan bioetanol dapat menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna sehingga menghasilkan emisi yang lebih baik. Selain bioetanol, solusi lain dalam mengurangi emisi sekaligus memperkecil nilai COV Coefficient of Variation pada mesin adalah penambahan zat aditif Oxygenate dengan kandungan oksigen lebih tinggi sehingga dapat menghasilkan emisi lebih baik dibanding bahan bakar murni saat pembakaran. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan bioetanol fuel grade dengan perbandingan E5, E10 dan E15 dengan zat aditif Oxygenate Cyclohexanol yang nantinya hasil torsi akan dibandingkan dengan bahan bakar murni E0. Pengujian dilakukan menggunakan Engine Dynamometer Test. Dari penelitian ini disimpulkan: Pambahan Bioetanol dapat meningkatkan torsi; semakin banyak persentase bioetanol yang dicampurkan maka akan semakin tinggi nilai torsinya. Namun, penambahan aditif membuat rasio udara dan bahan bakar menjadi lean dikarenakan oksigen yang sangat banyak dan menyebabkan nilai torsi menurun.

ABSTRACT
Fossil fuel has become one of modern human primary needs, mainly for motorized vehicles. Nonetheless, due to its drawback, people have created its alternatives, including bioethanol. Bioethanol has higher octane number which produces better emission compared to fossil fuel. However, bioethanol usage is still limited to just mixing it with fossil fuel in a certain ratio. Bioethanol used for this method is fuel grade bioethanol with water percentage less than 0.1 which can improve engine performance as well as produce better emission. Another solution that can reduce emission and lessen Coefficient of Variation COV is by adding Oxygenate additive which has higher oxygen level that helps reducing emission during ignition. In this experiment, writer used fuel grade bioethanol with E5, E10, and E15 ratio with Oxygenate Cyclohexanol additive. Afterwards, torques generated from the experiments will be compared to ones from pure fossil fuel E0 usage. The experiment is conducted by using Engine Dynamometer Test. From the results obtained, it can be concluded that adding bioethanol will increase torque The more bioethanol being added, the higher torque will be generated. However, additive addition makes the ratio between air and fuel become lean and reduce torque due to high level of oxygen. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizki Fajar
"ABSTRACT
Permasalahan tentang polusi udara dan kebutuhan energi merupakan fenomena yang dihadapi oleh banyak negara, termasuk di dalamnya Indonesia. Pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia tahun 2012-2016 mencapai 8,19. Kendaraan roda dua mendominasi kepemilikan kendaraan bermotor di Indonesia sebesar 81,33 dari total pada tahun 2016. Karena permasalahan kebutuhan energi dan polusi udara maka dibutuhkan sumber energi lain berupa bioethanol. Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisa terhadap dampak penggunaan fuel grade bioethanol dan zat aditif Oxygenate Cyclohexanol sebagai campuran bahan bakar pada Brake Power yang dihasilkan oleh mesin injeksi 125cc. Penelitian menggunakan engine dynamometer, dengan metode pengambilan data dari putaran mesin 3000-8500 RPM. Campuran bahan bakar yang digunakan adalah E0, E5, E10, dan E15 beserta tambahan aditif ke dalam campuran gasoline dan fuel grade bioethanol. Dari studi didapatkan hasil campuran bahan bakar paling optimum adalah E15 yang dapat meningkatkan rata-rata daya 1,49 atau 0,08 kW dari E0. Maksimum Brake Power yang dihasilkan ada pada campuran E15 dan minimum Brake Power pada E15 dengan tambahan zat aditif Oxygenate Cyclohexanol.

ABSTRACT
The problem of air polution and energy demand is faced by many countries, including Indonesia. The growth of motor vehicles in Indonesia in 2012 2016 reached 8.19. Motorcycle dominates motor vehicle ownership in Indonesia by 81,33 of total in 2016. Due to problem of energy demand and air polution other energy resources are needed in the form of bioethanol. The purpose of this research is to analyze the effect of Oxygenate Cyclohexanol as an additive substance to the 125cc engines brake power using a mixture of gasoline and fuel grade bioethanol as the fuel. This research using engine dynamometer, with data retrieval method from engine rotation 3000 8500 RPM. The fuel mixtures that used are E0, E5, E10, and E15 along with additional additive to the gasoline and fuel grade bioethanol mixture. From the study, the most optimum fuel mixture is E15 which can increase brake power average of 1.49 or 0.08 kW from E0. Maximum brake power that engine generates is from E15 mixture and minumum from E15 with additional Oxygenate Cyclohexanol additive substance."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fajar
"ABSTRACT
Konsumsi energi Indonesia terus mengalami peningkatan rata-rata 3.4 per tahun, dengan total konsumsi energi sebesar 175 MTOE Million Tonnes Oil Equivalent dengan 72,6 MTOE berasal dari minyak bumi pada tahun 2016. Sebagian besar konsumsi energi dipenuhi oleh energi fosil seperti minyak bumi, gas, dan batubara. Konsumsi energi terbesar adalah bahan bakar minyak sebesar 41,5 diikuti barubara 35,8, gas bumi 19,38, dan sisanya oleh sumber energi terbarukan. Salah satu alternatif energi nonfosil yang mulai diperkenalkan di Indonesia untuk kendaraan bermotor adalah bioethanol. Bahan-bahan seperti nira, tebu, jagung, singkong, umbi dan bahan lainya dapat dengan mudah ditanam untuk diolah menjadi alkohol. Bioetanol merupakan produk turunan biomassa yang diperoleh dari fermentasi tanaman yang mengandung pati. Pemerintah mendorong penggunaan energi baru terbarukan dengan mengeluarkan Peraturan Presiden No.5 Tahun 2006 dimana Pemerintah menargetkan pangsa pasar energi baru terbarukan sebesar 17 dari energi primer nasional pada tahun 2025. Permasalahan dari penggunan bioetanol hydrous sebagai bahan bakar ini yaitu pemanfaatannya masih jarang digunakan, sehingga pengaruhnya terhadap mesin belum banyak diperlihatkan. Oleh karena itu, penulis dalam skripsi ini menciptakan mekanisme pencampuran bensin dengan bioetanol hidrat 99 untuk dilakukan analisis specific fuel consumption pada campuran E5, E10, dan E15 dengan mekanisme fuel injection dan juga perbandingan setelah campuran bahan bakar diberi zat aditif oxygenate cyclohexanol.

ABSTRACT
Indonesia 39s energy consumption continues to increase by an average of 3.4 per year, with a total energy consumption of 175 MTOE Million Tonnes Oil Equivalent with 72.6 MTOE coming from petroleum by 2016. Most energy consumption is filled with fossil energy such as oil earth, gas, and coal. The largest energy consumption is fuel oil by 41.5 followed by 35.8 , natural gas 19.38, and the rest by renewable energy sources. One of the nonfossil energy alternatives introduced in Indonesia for motor vehicles is bioethanol. Materials such as nira, sugarcane, corn, cassava, tubers and other ingredients can be easily planted to be processed into alcohol. Bioethanol is a biomass derived product derived from the fermentation of plants containing starch. The government encourages the use of new renewable energy by issuing Presidential Decree No.5 of 2006 in which the Government targets a new renewable energy market share of 17 of the national primary energy by 2025. The problem of using bioethanol hydrous as fuel is utilization is still rarely used, its influence on the machine has not been shown. Therefore, the authors in this thesis created a gasoline blending mechanism with 99 bioethanol hydrate for analysis of specific fuel consumption in the mixture of E5, E10 and E15 with the fuel injection mechanism and also the ratio after the fuel mixture was added with the oxygenate cyclohexanol additive."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bisma Renata Artala
"ABSTRAK
Dunia saat ini sedang dihadapi dengan permasalahan energi. Energi yang dipakai saat ini tidak dapat diperbaharui. Selain itu, emisi yang dihasilkan dari
hasil pembakaran energi tersebut mencemari lingkungan. Energi tersebut adalah energi fosil yang diubah bentuknya menjadi bahan bakar gasoline. Ketergantungan manusia, terutama di Indonesia, terhadap bahan bakar gasoline masih sangat tinggi. Oleh karena itu, diperlukan adanya sebuah inovasi untuk menyelesaikan permasalahan global tersebut. Salah satu inovasi tersebut adalah dengan dikembangkannya sebuah bahan bakar jenis baru yaitu Bioethanol. Bioethanol ini dicampur dengan bahan bakar gasoline murni untuk dijadikan sumber energi pada kendaraan bermotor. Pada penilitian ini, didapatkan bahwa nilai oktan campuran bioethanol dengan gasoline murni memiliki nilai oktan yang lebih tinggi. Nilai oktan yang lebih tinggi dapat membantu performa mesin menjadi lebih baik. Selain itu, dalam penelitian ini juga dilihat pengaruh penambahan bioethanol pada bahan bakar gasoline murni terhadap emisi bahan bakar yang dikeluarkan. Dari penilitian ini didapatkan bahwa semakin banyak persentase bioethanol yang ditambahkan, nilai CO dan HC menurun sedangkan nilai CO2 dan O2 meningkat. Hal ini mengindikasikan bahwa penambahan bioethanol memiliki pengaruh yang baik terhadap emisi yang dihasilkan dari hasil pembakaran. Selain itu, dilihat juga pengaruh COV (Coefficient of Variation) pada masing-masing campuran bahan bakar yang digunakan. Penurunan nilai COV berbanding lurus dengan nilai CO2 dan O2 yang dihasilkan, namun berbanding terbalik dengan nilai HC dan CO yang dihasilkan. Dengan kata lain, penurunan nilai COV memiliki pengaruh yang baik terhadap emisi yang dihasilkan.

ABSTRACT
The world is currently facing energy problems. The energy used today cannot be renewed. In addition, emissions generated from the combustion of the energy pollute the environment. The energy is fossil energy that is transformed into gasoline fuel. Human dependence, especially in Indonesia, on gasoline fuel is still very high. Therefore, an innovation is needed to solve these global problems. One such innovation is the development of a new type of fuel, Bioethanol. Bioethanol is mixed with pure gasoline fuel to be used as an energy source for motorized vehicles. In this study, it was found that the octane value of the bioethanol mixture with pure gasoline has a higher octane value. Higher octane values ​​can help improve engine performance. In addition, in this study it was also seen the effect of adding bioethanol to pure gasoline fuel to fuel emissions released. From this study it was found that the more the percentage of bioethanol added, the value of CO and HC decreased while the value of CO2 and O2 increased. This indicates that the addition of bioethanol has a good influence on emissions resulting from combustion. In addition, it is also seen the influence of COV (Coefficient of Variation) on each mixture of fuel used. The decrease in COV value is directly proportional to the value of CO2 and O2 produced, but it is inversely proportional to the value of HC and CO produced. In other words, a decrease in COV value has a good influence on the emissions produced."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhel Muhammad
"Penggunaan kendaraan bermotor di Indonesia yang terus meningkat dapat menyebabkan beberapa masalah seperti penurunan kualitas udara dan polusi. Selain itu, peningkatan jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya juga berarti meningkatnya penggunaan bahan bakar fosil dengan emisi gas buang seperti CO, HC, dan NOx yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Kemudian hal tersebut juga meningkatkan ketergantungan Indonesia akan impor minyak, sehingga pemerintah Indonesia berupaya untuk mencari bahan bakar alternatif yang salah satunya adalah campuran Bioethanol dan Methanol. PT Pertamina juga telah membangun sebuah pilot plant untuk memproduksi GEM 80 yaitu bahan bakar dengan persentase bensin 80%, Bioethanol 5%, dan Methanol 15%. Bioethanol dan bensin yang bersifat polar dan non-polar membutuhkan methanol agar campuran menjadi lebih homogen. Pengujian dilakukan dengan engine test bed pada motor Honda Supra dan pengujian performa uji jalan (road test) pada mobil Toyota Kijang produksi 1998. Berdasarkan hasil pengujian dengan metode engine test bed, penggunaan campuran bioethanol dan methanol pada RON 90 menyebabkan daya dan torsi cenderung mengalami peningkatan. Sedangkan hasil pengujian performa dengan metode uji jalan menyebabkan daya dan torsi cenderung mengalami penurunan. Kemudian penggunaan campuran Bioethanol dan Methanol pada RON 90 dapat menurunkan nilai Coefficient of Variations (COV) pada kendaraan. Berdasarkan metode engine test bed, nilai daya maksimum didapat dari campuran bahan bakar M20 di 8000 RPM dengan nilai 6.67 kW dan nilai torsi maksimum didapat dari campuran bahan bakar M20 di 4000 RPM dengan nilai 8.74 Nm. Berdasarkan metode performa uji jalan, nilai daya maksimum didapat dari campuran bahan bakar E20 di 4733 RPM dengan nilai 39.95 kW dan nilai torsi maksimum didapat dari campuran bahan bakar E20 di 3218 RPM dengan nilai 144.8 Nm.

The increasing use of motorized vehicles in Indonesia can cause several problems such as a decrease in air quality and pollution. In addition, the increase in the number of motorized vehicles every year also means an increase in the use of fossil fuels with exhaust emissions such as CO, HC, and NOx which are harmful to human health. Then it also increases Indonesia's dependence on oil imports, so the Indonesian government seeks to find alternative fuels, one of which is a mixture of Bioethanol and Methanol. PT Pertamina has also built a pilot plant to produce GEM 80, namely fuel with a percentage of 80% gasoline, 5% bioethanol, and 15% methanol. Bioethanol and gasoline which are polar and non-polar require methanol to make the mixture more homogeneous. The tests were carried out with an engine test bed on a Honda Supra and a road test on a 1998 Toyota Kijang. From the results of the test using the engine test bed method, the use of a mixture of bioethanol and methanol on RON 90 causes power and torque to tend to increase. While the test results using the road test cause power and torque to tend to decrease. Then the use of a mixture of Bioethanol and Methanol at RON 90 can reduce the value of the Coefficient of Variations (COV) on the vehicle. Based on the engine test bed method, the maximum power value is obtained from the M20 fuel mixture at 8000 RPM with a value of 6.67 kW and the maximum torque value is obtained from the M20 fuel mixture at 4000 RPM with a value of 8.74 Nm. Based on the road test performance method, the maximum power value is obtained from the E20 fuel mixture at 4733 RPM with a value of 39.95 kW and the maximum torque value is obtained from the E20 fuel mixture at 3218 RPM with a value of 144.8 Nm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Monasari
"ABSTRAK
Bioethanol saat ini banyak dikembangkan untuk penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor. Pemanfaatan low grade bioethanol merupakan awal mula penelitian ini dilakukan. Berawal dari pembuatan compact distillator pada mesin SI karburator untuk memperoleh high grade bioethanol dengan memanfaatkan gas buang sampai pada penelitian terbaru mengenai penggunaan zat aditif yang dicampurkan pada bahan bakar ethanol dengan bensin untuk mendapatkan performa dan emisi yang lebih baik. Pengujian dilakukan pada mesin SI 125cc pada engine dyno dengan menggunakan 7 variasi bahan bakar diantaranya, E0, E5, E10, E15, E5 aditif, E10 aditif, dan E15 aditif. Hasil pengujian diperoleh bahwa penambahan ethanol umumnya dapat meningkatkan performa motor uji yang dihasilkan, dan dengan penambahan zat aditif oxygenated cyclohexanol pada beberapa variasi bahan bakar dihasilkan kenaikan torsi dan daya yang dihasilkan. Sama halnya dengan performa, emisi gas buang CO dan HC pun mennurun akibat pengunaan ethanol sebagai campuran bahan bakar, dan sebaliknya nilai CO2 meningkat oleh karena molekul ndash;OH yang terkandung dalam campuran bahan bakar dengan aditif akan bereaksi dengan CO. CO2 juga dinilai sebagai salah satu indikator pembakaran yang sempurna. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh zat aditif terhadap performa dan emisi gas buang yang dihasilkan oleh motor uji.

ABSTRACT
Bioethanol is currently widely developed for the use of vehicle fuel. Utilization of low grade bioethanol is the beginning of this research conducted. Starting from the manufacture of compact distillator on carburetor SI engine to obtain high grade bioethanol by utilizing exhaust gas up to the latest research on the use of additives in fuel mixture ethanol and gasoline to get better performance and emission gas. The test was performed in a 125 cc SI engine on engine dynamometer using 7 variants of fuel, E0, E5, E10, E15, E5 adfitive, E10 additive, and E15 additive. The results obtained that the addition of ethanol can generally improve the performance, and with the addition of oxygenated cyclohexanol additive in some variations of fuel produces increased torque and power generated. Same with performance, CO, and HC exhaust emissions are reduced due to the use of ethanol as a fuel mixture, and the value of CO2 increases because the ndash OH molecules contained in the fuel mixture with the additive will react with CO. CO2 is also rated as one of the perfect burning indicators. This study aims to see the effect of additives on the performance and exhaust emission produced by the motor test."
2018
T51548
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Aditya
"Keterbatasan sumber energi fosil berupa minyak bumi dan terus meningkatnya kebutuhan akan bahan bakar kendaraan menyebabkan perlunya pengembangan energi terbarukan yang bukan energi fossil. Hal ini didukung oleh Pemerintah dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2015 yang menetapkan pentahapan kewajiban minimal pemanfaatan bahan bakar nabati dengan bahan bakar minyak hingga 2025. Solusi dari permasalahan kebutuhan energi adalah dengan memanfaatkan energi alternatif, ramah lingkungan, dan bersumber dari alam sehingga mengurangi penggunaan minyak bumi. Salah satu energi alternatif yang saat ini dikembangkan yaitu bioetanol. Bioetanol merupakan cairan biokimia C2H5OH atau sering disebut etanol yang berasal dari tumbuhan, melalui proses fermentasi dengan bantuan mikroorganisme.
Berdasasarkan penelitian sebelumnya yang membahas mekanisme pencampuran antara bioetanol hydrous dengan gasoline melalui mekanisme pencampuran bahan bakar ke ruang bakar dengan perbandingan terkontrol melalui bukaan gate valve. Permasalahan dari penggunan bioetanol hydrous sebagai bahan bakar ini yaitu pemanfaatannya masih jarang digunakan, sehingga pengaruhnya terhadap mesin belum banyak diperlihatkan. Oleh karena itu, penulis meneliti lanjutan untuk mengetahui performa HP dan Torsi dan konsumsi bahan bakar pada keadaan statis menggunakan mekanisme pencampuran gasoline dan bioetanol hydrous 96 dengan variasi campuran E5, E10, E15 dengan mekanisme fuel injection. Prroses pencampuran bahan bakar menggunakan alat fuel mixer.

Limitations of fossil energy sources in the form of petroleum and the ever increasing need for vehicle fuel caused the need for the development of renewable energy instead of fossil energy. This is supported by the Government by issuing a regulation of the Minister of energy and Mineral resources of the Republic of Indonesia number 12 year 2015 which sets minimum obligations of phasing the utilization of biofuels with fuel oil until 2025. The solution to the problem of energy needs is by making use of alternative energy, eco friendly, and sourced from nature so as to reduce the use of petroleum. One of the alternative energy that is currently developed i.e. bioetanol. Bioetanol is a liquid Biochemistry C2H5OH or often referred to ethanol derived from plants, through the process of fermentation with the aid of microorganisms.
Based on previous research that discusses the mechanism of mixing between bioetanol hydrous with gasoline through the mechanism of the mixing of fuel into the combustion chamber, controlled through comparison with the opening of the gate valve. The issue of the use of hydrous bioetanol as fuel use is still rarely used, so that its effects on the machine has not been much revealed. Therefore, the author examines the follow up to find out performance HP and torque and fuel consumption on the State using the static mechanism of mixing gasoline and hydrous bioetanol 96 with a variation of the mixture E5, E10, E15 with fuel injection mechanism. Prroses mixing fuel use fuel mixer.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67431
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Her Perwito Fathoni
"Jumlah penggunaan kendaraan di Indonesia meningkat seiring berjalannya tahun. Peningkatan jumlah kendaraan ini menyebabkan beberapa masalah yang timbul, salah satunya adalah polusi kendaraan akibat dari emisi gas buang seperti CO, HC, dan NOx yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan kesehatan. Selain permasalahan kesehatan, peningkatan jumlah kendaraan bermotor juga menyebabkan ketergantuan Indonesia akan energi tak terbarukan seperti minyak bumi, gas bumi, dan batubara. Salah satu solusi pemerintah adalah dengan penggunaan bahan bakar alternatif bioethanol dan methanol. Bioethanol dan bensin yang bersifat polar dan non-polar dan membutuhkan methanol agar bahan bakar menjadi homogen.  Pada penelitian ini, penulis melakukan pengujian engine test bed pada mesin motor Supra X 125 cc dan uji road test pada mesin mobil Toyota Kijang 1800 cc. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa nilai SFC terkecil pada campuran bahan bakar pengujian engine test bed diperoleh bahan bakar campuran E20 di RPM 6000 dengan nilai 325,46 g/kWh dan pada pengujian road test diperoleh bahan bakar campuran M20 dengan nilai 7,95 l/100km. Penambahan ethanol pada setiap campuran juga mengurangi nilai Coefficient of Variation (COV) dengan nilai COV terkecil adalah sebesar 325,84 yang didapat dari campuran E20 pada RPM 4000.

The number of vehicle use in Indonesia increases over the years. This number of vehicles causes several problems, one of which is vehicle pollution due to exhaust gas emissions such as CO, HC, and NOx produced by the increase in motorized vehicles which can cause respiratory and health problems. In addition to health problems, the increase in the number of motorized vehicles has also led to Indonesia's dependence on non-renewable energy such as oil, natural gas and coal. One of the government's solutions is to use alternative fuels of bioethanol and methanol. Bioethanol and gasoline are polar and non-polar and require methanol to make the fuel homogeneous. In this study, the authors conducted an engine test bed on a 125 cc Supra X motorcycle engine and a road test on an 1800 cc Toyota Kijang car engine. From the test results, it was found that the smallest SFC value in the engine test bed fuel mixture obtained a mixture of E20 at RPM 6000 with a value of 325.46 g/kWh and in the road test test, M20 fuel mixture was obtained with a value of 7.95 l/100km. The addition of ethanol in each mixture also reduces the Coefficient of Variation (COV) value with the smallest COV value of 325.84 obtained from the E20 mixture at 4000 RPM.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>