Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133628 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Apri Rahma Dewi
"Ketidakefektifan manajemen kesehatan merupakan masalah pada klien dengan gangguan jiwa yang apabila tidak ditangani akan menimbulkan kerugian pada klien, keluarga, masyarakat, bahkan pemerintah. Tujuan dari penanganan kasus ini untuk mengetahui pengaruh terapi Acceptance and Commitment Therapy (ACT) pada ketidakefektifan manajemen kesehatan serta mengidentifikasi kepatuhan, penerimaan, serta komitmen dalam regimen demi mencapai self care yang mandiri. Tindakan keperawatan dilakukan terhadap 5 klien dengan ketidakefektifan manajemen kesehatan. Penulisan karya ilmiah ini berdasarkan pendekatan Case Study. Pengukuran kepatuhan menggunakan kuesioner MARS (Medication Adherence Rating Scale). Hasil yang didapatkan setelah pemberian tindakan keperawatan ners dan ACT terjadi peningkatan kepatuhan sebesar 71% (14 poin), kemampuan penerimaan dan komitmen meningkat sebesar 70% pada kelima klien dengan ketidakefektifan manajemen kesehatan. Tingkat kepatuhan, penerimaan, serta komitmen lebih rendah pada klien yang memiliki usia lebih muda, mendapat stigma dari orang terdekat, dan dukungan  keluarga yang kurang. Studi ini merekomendasikan terapi ACT untuk meningkatkan manajemen kesehatan pada klien gangguan jiwa dan teori Orem sebagai pendekatan dalam meningkatkan kemandirian dalam perawatan.

 

 


Ineffective health management is a problem in mentally ill patient if not handled will harm to clients, families, communities, and even the government.The aim of this study was to identify the effect of Acceptance Commitment Therapy (ACT) on Inefective health management and  identfy adherance, acceptance, and commitment in the regimen to achieve independent self care. The research approach used in this  study was case study conducted on 5 respondents consist of  mentally ill patient with Ineffective health management. Measurement used the MARS (Medication Adherence Rating Scale). The analysis result showed, after the client were given ACT and nursing intervention, the adherence increased 71% (14 points), the acceptance ability and commitment increased into 70% on five clients with Ineffective health management. Medication adherence, acceptance and commitment level were lower on the younger clients, client who gets stigma from family and client with lack of family support. Nursing care and ACT were recommended as the basic management of mentally ill patient with Ineffective health management and Orem's theory as an approach in increasing self care."

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puspa Djuhaini Nastiti
"ABSTRAK
Jepang merupakan negara dengan penderita gangguan mental yang tinggi. Penderita gangguan mental di Jepangtercatat sebagai yang tertinggi di antara negara OECD berdasarkan indikator angka ranjang rawat inap. Angkaranjang rawat inap tersebut bisa dijadikan indikator tingginya angka penderita gangguan mental berdasarkanpenanganan terhadap penderita gangguan mental di Jepang yang masih terfokus pada penanganan di dalaminstitusi kesahatan dan bukan penanganan berbasis masyarakat. Masalah kesehatan mental yang semakinberkembang di Jepang tidak diiringi dengan pemahaman masyarakat umum mengenai hal tersebut sehinggamuncul stigma negatif terhadapnya. Tulisan ini mencoba menjelaskan stigma negatif terhadap penderitagangguan mental di Jepang. Corrigan Watson menjelaskan teori stigma yang terdiri dari stereotip, prasangka,dan diskriminasi. Teori tersebut dapat menunjukkan bentuk stigma terhadap penderita gangguan mental. Hasilanalisis menunjukkan bahwa stigma negatif terhadap penderita gangguan mental di Jepang muncul akibatadanya penolakan terhadap perbedaan, minimnya peran keluarga dalam perawatan anggota keluarga penderitagangguan mental dan keinginan keluarga untuk membentuk jarak, serta rendahnya pengetahuan masyarakatmengenai kesehatan mental sehingga menimbulkan banyak asumsi dan membentuk sikap tergeneralisasiterhadap penderita gangguan mental sehingga membentuk jarak sosial.

ABSTRACT
Japan is a country with high number of mental disorder patients. The number of patients with mental disorder inJapan is the highest among OECD countries based on the inpatient bed numbers indicator. The inpatient bednumbers can be used as the indicator to show the high number of mental disorder patient based on the treatment that is still focused on institutionalization of the patients with mental disorder and not by a community-based treatment. The growing problem concerning mental health in Japan is not in accordance to the general public rsquo;s understanding thus creating a negative stigma about it. This paper attempts to explain the negative stigma towards mental disorder patients in Japan. Corrigan Watson describe the theory of stigma that includesstereotype, assumption, and discrimination. This theory can explain the stigma towards mental disorder patients. The result shows that the negative stigma towards mental disorder patients in Japan is caused by rejection towards difference, lack of family involvement to attend family member with mental disorder and desire tomake a distance, and also the lack of general public rsquo;s knowledge about mental health that arouses assumptionand form a generalized attitude towards people with mental disorder so as to form a social distance."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Candra Yundarini
"Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diartikan sebagai suatu ketidakmampuan klien dalam mengenal, mengatur, serta mencari bantuan dalam usaha untuk meningkatkan serta mempertahankan kesehatannya. Acceptance and commitment therapy melalui pendekatan Teori Self-care Orem dan Model Tidal Phil Baker yang diberikan pada klien ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan klien dalam menerima dan berkomitmen pada pengobatan. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui manfaat dari pemberian Acceptance and commitment therapy pada klien ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan. Metode studi kasus digunakan untuk membuktikan manfaat dari Acceptance and commitment therapy pada klien ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan Hasil: setelah diberikan 2 sesi Acceptance and commitment therapy kelima klien mampu menerima keadaannya sakitnya saat ini, menerima regimen terapeutik yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan, serta mampu menerapkan nilai-nilai yang dimiliki dalam proses perawatan dan berkomitmen untuk mematuhinya agar tidak terjadi kekambuhan. Kesimpulan dari studi kasus ini adalah pemberian Acceptance and commitment therapy dengan pendekatan Teori Self-care Orem dan Model Tidal Phil Baker tepat diterapkan pada klien dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan.

Health maintenance ineffectiveness is defined as a client's inability to recognize, organize, and seek help in an effort to improve and maintain their health. Acceptance and commitment therapy through Orem's Self-care Theory approach and Phil Baker's Tidal Model given to clients with ineffective health care aims to improve clients' ability to accept and commit to treatment. The purpose of this case study is to determine the benefits of providing Acceptance and commitment therapy to clients with health maintenance ineffectiveness. The case study method was used to prove the benefits of Acceptance and commitment therapy for clients with health maintenance ineffectiveness Results: after being given 2 sessions of Acceptance and commitment therapy, the five clients were able to accept their current illness, accept the therapeutic regimen recommended by health workers, and were able to apply their values in the treatment process and commit to adhering to it to prevent relapse. The conclusion of this case study is that the provision of Acceptance and commitment therapy with the Orem Self-care Theory approach and the Phil Baker Tidal Model is appropriately applied to clients with ineffective health maintenance."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvestre, John
"This book provides a comprehensive overview of the field of housing for people with serious mental illness, with a special focus on citizenship and community life as key outcomes for people living with serious mental illness in community housing. It examines the history of this field while also pointing to the future to strengthen our theories, research, practice, and policy. The field of housing and mental health has been rapidly evolving over the past decade. This is the first comprehensive overview of this field. Despite impressive progress, the field is somewhat fractured and suffers from conceptual and definitional confusion. This book draws not only on the work of the editors, but also on the perspectives, experience, and expertise of a diverse set of international authors who are researchers, providers, and advocates of this housing. Thus, the book provides a summary of these critical developments, serves as a resource for researchers, practitioners, and policy makers looking for up-to-date reviews and perspectives on this field, as well as a sourcebook for current and future research and practice trends."
Oxford: Oxford University Press, 2017
e20470555
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Diding Alpian
"ABSTRAK
Rutan yang berfungsi melakukan penerimaan tahanan sampai dengan pengeluaran tahanan daJam pelaksanaannya juga berfungsi melakukan pembinaan narapidana. Keberadaan narapidana di rutan merupakan suatu penyimpangan dari konsep pemasyarakatan, Yang mempunyai konsekuensi dampak ikutan penempatan narapidana seperti prisonisasi, stigmatisasl dan residivisme. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman RI No. M.04.UM.01.06 tahun 1983 tentang penetapan Lapas tertentu sebagai Rutan, Lapas dapat beralih fungsi menjadi Rutan dan begitu pula sebaliknya. Karena tidak setiap kabupaten/ kota memiliki bangunan Lapas dan Rutan. Dalam pengelolaannya Karutan memanfaatkan seluruh potensi yang ada serta menggunakan pendekatan struktur rutan guna membina narapidana. Terutama pelayanan tahanan dan pengamanan sebagai pengawal proses pembinaan, Beragam kegiatan dapat diupayakan seperti olah raga, pendidikan, kesenian, kerohanian dan ketrarnpilan. Kondisi kekurangan pctugas serta over kapasitas rnenjadi perrnasalahan iain yang harus dicermati mclalui manajemen pembinaan narapidana di RUtan.

ABSTRACT
Rutan Is working to revenue expenditure prisoners to prisoners in its implementation also serves to foster and inmates. The presence of inmates in the detention center is a deviation from the concept of socialization. Which bas consequences such as the impact of inmate placement follow-up prisonisasi, stigmatization and recidivism. Based on the Decree of the Minister of Justice of the Republic of. M.04.UM.OL06 year 1983 on the stipulation of certain prison as a detention center, prison can switch functions into a detention center and vice versa. Because not every district has a building prisons and detention center. In its management Karutan exploit all this potential and use the structure approach Rutan to build the inmates. Particularly detainees and security services as a guardian of the coaching process- Various activities. can be pursued such as sports, education, art, spirituality and skills. Conditions and over~ capacity shortage of officers to other issues that must be observed through the management coaching inmates at the detention center."
2010
T33697
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Safra Ria Kurniati
"Agresivitas memiliki dampak tidak hanya bagi klien, tetapi juga terhadap keluarga atau caregiver. Pada keluarga dengan anggota yang memiliki perilaku agresif, anggota keluarga yang lain, pengasuh dan mereka yang berhubungan dekat dengan individu yang bersangkutan kemungkinan besar akan mengalami cedera. Ibu sering menjadi target perilaku kekerasan karena ibu menjadi caregiver utama dari anak dengan gangguan jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman Ibu dalam menghadapi agresivitas Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretative. Data dianalisis dengan menggunakan analisis tematik Interpretative Phenemenological Analysis dan mendapatkan tiga tema yaitu agresivitas meningkatkan intensitas beban Ibu, ambivalensi perasaan dalam menghadapi agresivitas ODGJ, dan spiritualitas sebagai mekanisme koping utama dalam menghadapi agresivitas. Dengan demikian perawat bisa memberikan perhatian khusus kepada keluarga yang memiliki ODGJ dengan risiko perilaku kekerasan dengan mengaplikasikan intervensi keperawatan yang berfokus pada keluarga terutama Ibu yang merawat.

Agressivity has impact not only on clients, but also on family or caregivers. In families with members who commit aggressive behavior, other family members, caregivers and those who are in close contact with the individual concerned are more likely to experience injury. Mothers are often the target of violent behavior because mothers are the primary caregiver of children with mental disorders. This study aims to explore the phenomenon of aggressiveness of people with mental disorders (ODGJ) in the perspective of the mother. This study uses a qualitative research design with an interpretative phenomenology approach. Data were analyzed using thematic Interpretative Phenomenological Analysis and obtained three themes, namely aggressiveness increasing the intensity of maternal burden, ambivalence of feelings in the dealing with aggressiveness, and spirituality as the main coping mechanism in dealing with agressivity. Thus nurses can give special attention to families that have mentally ill member with the risk of violent behavior by applying nursing interventions that focus on the family especially mother as caregiver.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3250
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kania Indriani Rosep Putri
"Pendahuluan: Kekerasan yang dilakukan pasien dengan gangguan kejiwaan merupakan tantangan bagi tenaga kesehatan maupun orang di sekitar pasien. Karena itu, kemampuan dan pengetahuan psikiater memberikan tata laksana tindak kekerasan berperan penting dalam mencegah potensi keberbahayaan. Edukasi manajemen kekerasan pasien dengan gangguan jiwa dapat meningkatkan kepercayaan diri dan sikap tenaga kesehatan serta polisi menghadapi kekerasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan edukasi dengan tingkat pengetahuan psikiater menangani kekerasan.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimental analitik dengan metode pretest-posttest yang diujikan pada sampel pada dua waktu berbeda, yaitu sebelum dan sesudah edukasi. Uji analisis bivariat dilakukan menggunakan SPSS 20.
Hasil: Hasil analisis menujukan bahwa ada hubungan bermakna antara edukasi dan peningkatan pengetahuan psikiater(p=0.03). Selain itu, ditemukan juga hubungan bermakna pengetahuan awal dengan beberapa data latar belakang psikiater, yaitu jenjang pendidikan tertinggi(0.039) secara negatif, juga materi kurikulum pendidikan spesialis(0.028) dan penilaian diri menangani kasus kekerasan psikis(p=0.025) secara positif.
Kesimpulan: Pemberian edukasi berpengaruh untuk meningkatkan pengetahuan psikiater akan tata laksana kekerasan pasien. Dokter spesialis kejiwaan yang mendapatkan materi penanganan kekerasan dalam kurikulum pendidikannya, percaya diri dalam menangani kekerasan psikis, dan belum mendapatkan jenjang pendidikan lanjutan memiliki pengetahuan awal yang lebih baik sebelum edukasi.

Introduction: Violence in patients with psychiatric disorders is a challange for health workers and those involved with the patient. Thus, psychiatrists comprehension and skill to provide a proper violence management are crucial in preventing further harm. Education of violence management can improve the confidence and attitudes of both health workers and the police in dealing with violence abroad. This study aims to determine the relationship of education with the comprehension level of Indonesian psychiatrists dealing with violence.
Methods: This study used an analytical experimental design with a pretest-posttest method, tested on samples before and after education by violence management workshop. The bivariate analysis test was performed using SPSS 20.
Results: Analysis showed a significant effect of education in increasing psychiatrists' comprehension at managing violence (p = 0.03). Some additional findings was observed, namely the association between initial knowledge and samples background. Highest level of education (0.039) impacted pretest negatively, while violence management in specialist education curriculum material (0.028) and self-assessment handling cases of psychological violence (p = 0.025) had a positive impact.
Conclusion: Education significantly increase psychiatrists comprehension of patients violence management. Psychiatric specialists who were given more material of handling violence in their educational curriculum, more confident in dealing with psychological violence, and have not received postgraduate degree past psychiatric residency have better initial knowledge prior to education.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martina
"Diagnosis keperawatan yang ditemukan pada klien skizofrenia salah satunya adalah isolasi sosial. Tujuan Karya ilmiah adalah diketahui hasil penerapan latihan keterampilan sosial dan psikoedukasi keluarga pada klien isolasi sosial menggunakan pendekatan Modeling dan Role Modeling. Tindakan keperawatan yang diberikan berupa tindakan keperawatan generalis dan spesialis latihan keterampilan sosial pada 19 klien dan keluarga sedangkan pada kelompok kedua yaitu tindakan keperawatan generalis dan spesialis latihan keterampilan sosial dan psikoedukasi keluarga pada 6 klien dan keluarga. Hasilnya menunjukkan bahwa kelompok yang mendapatkan tindakan generalis, latihan keterampilan sosial dan psikoedukasi keluarga lebih besar menurunkan tanda dan gejala serta peningkatan kemampuan sosialisasi dibandingkan pada kelompok yang mendapatkan tindakan keperawatan generalis dan latihan keterampilan sosial. Hasil Karya ilmiah ini direkomendasikan untuk dilakukannya tindakan keperawatan latihan keterampilan sosial dan psikoedukasi keluarga pada klien isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa.

Nursing diagnosis found in schizophrenia clients one of which is social isolation. The purpose of final scientific is known to the results of applying social skills training and family psychoeducation for client social isolation approach by Modeling and Role Modeling. Nursing actions are generalist and specialist social skill training for 19 clients and family while in the second group are generalist nursing actions and specialist social skills training and family psychoeducation for 6 clients. The results showed that the decrease in signs and symptoms as well as improvement of social skills in second group receiving generalist nursing action, social skills training and family psychoeducation compared with the first group receiving generalist nursing actions and social skills training. The results of this final scientific is recommended for action nursing social skills training and family psychoeducation for client social isolation in Mental Hospital.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Nur H.S
"ABSTRAK
Tuna grahita seperti populasi yang normal juga memiliki kebutuhan fisiolofis,
sosial dan emosional yang sama dengan mereka yang normal. Seperti
dikemukakan oleh Lindsey (1993) bahwa tidak ada kaitan langsung antara
inteligensi dengan seksualitas, demikian juga pada remaja tuna grahita.
Remaja tuna grahita mampu didik seperti remaja sebayanya yang normal, juga
akan mengalami pubertas dan mulai mengalami ketertarikan dengan lawan jenis
mereka. Mereka seperti yang dikemukakan oleh Richmond, Tarjan dan
Mendelsohn (1976), memiliki dorongan seksual yang normal namun memiliki
kontrol diri yang lemah. Mereka memiliki kesulitan dalam membedakan perilaku
yang dapat diterima dan mana yang tidak dapat diterima secara sosial (Payne &
Patton, 1981).
Hal-hal diatas dapat menyebabkan mereka menunjukkan ketertarikan pada lawan
jenisnya atau mengadakan hubungan interpersonal yang dianggap tidak sesuai
dengan norma karena ketidakpahaman mereka akan baik buruknya suatu perilaku
atau kurangnya kontrol diri mereka.
Kurangnya mereka berinteraksi dengan populasi normal kecuali di rumah dan di
sekolah dengan sesama siswa tuna grahita (Guralnick, 1986), menjadikan guru
sebagai contoh penting dari populasi normal pada saat mereka berada di sekolah.
Setiap perilaku adalah hasil pembelajaran dan karenanya contoh perilaku yang
didapat seseorang akan menentukan perilaku selanjutnya dari orang tersebut
(Haring, 1974).
Penelitian ini dilakukan di SDS / SDLB Budi Waluyo II, dengan subyek 4 orang
guru, yaitu 3 orang wali kelas dan 1 orang guru BP. Metode yang digunakan
adalah metode kualitatif dengan metode pengambilan data wawancara dan
observasi.
Para siswa Budi Waluyo masih berada pada tingkatan hubungan interpersonal
pertemanan dengan lawan jenis mereka (Deaux, Dane & Wrightsman, 1993).
Sebagian kecil siswa yang telah mengalami pubertas memang mengalami masalah
dalam hal hubungan interpersonal mereka dengan lawan jenisnya. Diantara mereka ada yang tidak dapat mengontrol diri dan mendekati lawan jenisnya tanpa
menghiraukan norma.
Dalam menangani masalah ini, guru menggunakan berbagai pendekatan seperti
pengawasan, negative attenlion dan modelling (Gage & Berliner, 1992). Juga
melakukan konferensi dengan orangtua, kepala sekolah dan konselor seperti
pendapat Evertson, Emmer dan Worshan (dalam Santrock, 2001).
Guru juga melakukan koordinasi dengan berbagai pihak seperti orangtua, para
siswa itu sendiri dan orang-orang yang mengantar atau menunggui siswa seharihari
di sekolah dalam hal pengawasan dan dalam penanganan masalah.
Tindakan atau cara guru menangani masalah hubungan interpersonal dengan
lawan jenis yang terjadi dapat menjadi masukan bagi siswa yang bersangkutan
maupun bagi siswa lain untuk membantu mereka mengetahui mana perilaku yang
dapat diterima secara sosial dan mana yang tidak."
2003
S3288
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>