Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162937 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khansa Luqyana Hapsari
"Anaerobic digestion (AD) seringkali mengalami ketidaksabilan proses akibat keberadaan inhibitor, diantaranya adalah ion natrium. Magnesium diketahui dapat mereduksi toksisitas natrium terhadap metanogen. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penambahan magnesium terhadap parameter kualitas efluen diantaranya Volatile Solids Reduction (VSD), Reduksi COD dan produksi biogas pada fase metanogenesis AD. Penelitian ini dilakukan selama 192 hari menggunakan reaktor AD skala pilot dengan kapasitas aktif 848 L dengan rata-rata suhu dan pH pada tahap operasional sebesar 27,59ºC ± 2,37; 7,84 ± 0,68 secara berurutan. Reaktor dioperasikan dengan Organic Loading Rate (OLR) 10 Kg VS/m3.hari. Parameter yang diuji pada penelitian AD skala pilot adalah pH, TS, VS, COD, dan Konsentrasi CH4 pada biogas. Penelitian dilakukan dalam dua fase yaitu fase kontrol dan fase uji. Penelitian pada fase kontrol menunjukkan rata-rata reduksi COD, VSD, pH, Methane yield dan TS hingga 80,93% ± 0,12; 87,59% ± 0,03; 8,09± 0,41; 339,79 ± 156,45; dan 3,69% ± 0,02 secara berurutan. Sedangkan penambahan magnesium pada fase uji menunjukan rata-rata reduksi COD, VSD, pH, Methane yield dan TS hingga 78,53% ± 0,2; 83,87% ± 0,04 ; 7,48 ± 0,79; 125.06 ± 107,18; dan 3,69% ± 0,02 secara berurutan. Sementara itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan magnesium memiliki pengaruh yang signifikan terhadap VSD dan methane yield. Penambahan magnesium menyebabkan fluktuasi pada nilai VSD dan methane yield yang mengindikasikan ketidakstabilan sistem AD. Namun demikian, hasil penelitian tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap efisiensi reduksi COD."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firyal Tharifa
"ABSTRAK
Anaerobic Digestionadalah teknologi alternatifuntuk mengolah sampah makanan. Namun proses AD dapat dipengaruhi beberapa elemen yang dapat bersifat racun. Salah satunya adalah sodium, kandungan sodium dalam sampah makanan dengan kosentrasi > 3.100 mg/L berpotensi mengakibatkan inhibisi yang berdampak pada ketidakseimbangan proses AD dengan indikator pembentukan VFA dan penghilangan PCOD. Inhibisi sodium dapat dikendalikan dengan magnesium karena ion logam magnesium memiliki efek berlawanan terhadap inhibisi sodium dengan mereduksi konsentrasi VFA dan meningkatkan persentase penyisihan COD. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penambahan magnesium terhadap VFA dan PCOD pada tahap hidrolisis. Penelitian ini dilakukan dengan single stagereactor berkapasitas 848 L selama 192 hari. Pada tahap penelitian yang dilakukan selama 50 hari, reaktor diisi substrat 5 hari dalam seminggu dengan Organic Loading Rate(OLR) 10 kg VS/m3dalam 2 fase pengisian, fase kontrol dan fase uji. Pada fase kontrol reaktor hanya diisi substrat, sedangkan pada fase uji, selain substrat, magnesium (MgSO4) ditambahkan sebanyak 170 gr/hari. Pada kondisi steady state, fase kontrol menunjukkan rata-rata penyisihan COD 94,2 ± 3,34%, SCOD 98 ± 1%, PCOD 94 ± 3,6%, serta pembentukan VFA 1.800 ± 200 mg/L dan laju hidrolisis 6,92 ± 0,32 mg.PCOD/L/d. Penambahan MgSO4 pada fase uji menunjukan perbedaan yang signifikan (p < 0,05) pada pembentukan VFA menjadi 1.066 ± 57,7 mg/L. Sedangkan rata-rata penyisihan COD, SCOD, dan PCOD tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p > 0,05) dengan nilai masing-masing sebesar 84,7 ± 6,8%; 96 ± 1%; 83,3 ± 7,3%. Laju hidrolisis pada fase uji juga tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan menjadi 6,24 ± 0,57 mg.PCOD/L/d. Penelitian ini juga meninjau hubungan antara parameter VFA dan PCOD dengan laju hidrolisis. Hasil uji korelasi menunjukkan tingkat korelasi yang kuat (P = 0,67) antara parameter VFA terhadap laju hidrolisis, sedangkan hasil uji parameter PCOD menunjukkan tingkat korelasi sedang (P = 0,41) terhadap laju hidrolisis. Saat laju hidrolisis tinggi maka tingkat pembentukan VFA dan penyisihan PCOD meningkat

ABSTRACT
Anaerobic Digestion is an alternative technology used for treating food waste. But the AD process can be influenced by several elements that can be toxic. One of them is sodium, the sodium content in food waste with a concentration of > 3.100 mg/L has the potential to cause inhibition which results in an imbalance of the AD process with indicators of VFA formation and PCOD removal. Sodium inhibition can be controlled with magnesium because magnesium metal ions have the opposite effect on sodium inhibition by reducing VFA concentration and increasing the percentage of COD removal. This study aims to analyze the effect of magnesium addition on VFA and PCOD at the hydrolysis stage. This research was conducted with a 848 L capacity single stage reactor for 128 days. In the research stage carried out for 50 days, the reactor is filled with substrate 5 days a week with Organic Loading Rate (OLR) of 10 kg VS / m3 with 2 filling phases, control phase and test phase. In the control phase, the reactor is only filled with substrate, while in the test phase, in addition to the substrate, magnesium (MgSO4) is added as much as 170 gr/day. In steady state conditions, the control phase shows the average COD removal 94.2 ± 3.34%, SCOD 98 ± 1%, PCOD 94 ± 3.6%, and formation of VFA 1,800 ± 200 mg/L and hydrolysis rate 6.92 ± 0.32 mg.PCOD/L/d. The addition of MgSO4in the test phase showed a significant difference (p <0.05) in the formation of VFA to 1,066 ± 57.7 mg/L. While the average allowance for COD, SCOD, and PCOD did not show a significant difference (p > 0.05) with a value of 84.7 ± 6.8% respectively; 96 ± 1%; 83.3 ± 7.3%. The hydrolysis rate in the test phase also did not show a significant difference to 6.24 ± 0.57 mg.PCOD/L/d. This study also reviewed the relationship between VFA and PCOD parameters with the hydrolysis rate. Correlation test results showed a strong level of correlation (P = 0.67) between VFA parameters on the rate of hydrolysis, while the PCOD parameter test results showed a moderate correlation level (P = 0.41) to the rate of hydrolysis. Therefore, when the hydrolysis rate is high, the level of VFA formation and PCOD removal increases."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benedictus Mardwianta
"Pengolahan limbah bioarang menjadi briket sebagai pengganti biogas untuk mendukung proses roasting pengolahan kopi arabica adalah inovasi energi alternatif sebagai pengganti arang konvensional yang berasal dari kayu dan biogas dari LPG serta untuk mendukung ketahanan energi. Briket merupakan material yang sangat dipengaruhi oleh sifat dan jenis dari bahan yang menjadi penyusun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi briket dengan campuran limbah kulit kopi dan serbuk kayu terhadap nilai kalor, kadar air, kadar abu, dan uji kerapatan. Metode yang digunakan adalah eksperimen. Pada komposisi III nilai kerapatan paling tinggi karena jumlah serbuk kayu paling banyak. karena dengan adanya perlakuan gaya tekan secara manual maka partikel arang akan mengalami pemampatan sesuai dengan gaya tekan yang diberikan. Hasil penelitian komposisi I menghasilkan nilai kalor 6052 kal/gr, komposisi II menghasilkan nilai kalor 6122 kal/gr dan komposisi III menghasilkan nilai kalor 6333 kal/gr. Hasil uji kadar abu SNI 01-6235- 2000 tentang briket arang, kadar abu yang diperbolehkan tidak melebihi nilai 8%. Kadar abu yang dihasilkan pada komposisi III sesuai standar yang ditentukan"
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) STTA, 2021
620 JIA XIII:2 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Shita Ardiani Rachman
"Pemanfaatan sisa kapasitas pembangkit listrik di TPST Bantar Gebang sebesar 4,3 MW dilakukan dengan memproduksi listrik dari biogas hasil pemrosesan sampah pasar menggunakan teknologi Anaerobic Digester System. Analisis keekonomian yang dilakukan mencakup perhitungan beberapa parameter kelayakan ekonomi yang umum digunakan yaitu IRR, NPV, benefit cost ratio, dan payback period.
Dari hasil analisis keekonomian, pembangunan fasilitas ini layak untuk dibangun dengan parameter keekonomian NPV sebesar 40,64 milyar rupiah, IRR 16,76%, benefit cost ratio 2,83, dan payback period selama 5 tahun 8 bulan. Analisis kebijakan pemerintah juga dilakukan mengingat proses pengolahan sampah menjadi bahan bakar merupakan salah satu alternatif energi baru dan terbarukan yang saat ini sedang gencar program pengembangannya di Indonesia.

Utilization of 4.3 MW remaining capacity of of power generator in TPST Bantar Gebang was conducted to generate power from biogas. Economic evaluation was performed by calculating the economic parameters such as IRR, NPV, benefit cost ratio, and payback period.
The result indicated the project is feasible with NPV of 40,64 billion rupiah, IRR of 16,76%, benefit cost ratio of 2,83 and payback period 5 years and 8 months after the project began. Furthermore, analysis of government policy was also undertaken in this study since waste-to-fuel treatment process is one of the new and renewable energy alternative which is being developed intensively in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45429
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulida Fitri
"Inokulum merupakan suatu media pertumbuhan bagi mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik yang dapat mengoptimalkan pertumbuhan mikroorganisme dan kinerja reaktor Anaerobic Digestion (AD). Kinerja inokulum dapat dioptimalkan dengan beberapa cara, salah satunya adalah aditif asetat yang dapat mendorong pertumbuhan archaea metanogen agar fermentasi anaerob berjalan lebih baik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penambahan asetat dalam inokulum pada populasi mikroorganisme penghasil metana dan pengaruhnya pada populasi mikroorganisme, pembentukan biogas, penyisihan Volatile Solids (VS) dan Chemical Oxygen Demand (COD). Terdapat 2 jenis inokulum yang digunakan pada penelitian ini, inokulum alami yang terbuat dari kotoran sapi dan inokulum buatan yang terbuat dari terasi, gula pasir, batang pohon pisang busuk, susu, dan dedak, ekstrak ragi, Lactobacillus MRS Broth, cairan rumen, dan penambahan asetat sebagai sumber karbon. Percobaan dilakukan pada reaktor AD berbahan fiber dan tanpa pengaduk yang memiliki volume keseluruhan 1 m3 dan volume isi 0,8 m3 selama 71 hari kerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan asetat tidak terbukti memperkaya populasi archaea metanogen dan produksi biogas. Metana dihasilkan dari genus Methanosaeta yang jumlahnya sangat sedikit yaitu hanya 0,004% dan genus Prevotella dalam jumlah cukup banyak yaitu 26,6% pada akhir operasional. Prevotella membentuk metana melalui penggunaan asam laktat yang dihasilkan genus Lactobacillus. Namun, inokulum buatan dengan aditif asetat terbukti meningkatkan konsentrasi metana hingga 41,7%, VSD hingga 91%, dan CODr hingga 99,5%. Hal ini menunjukkan inokulum buatan memiliki potensi yang sangat baik sebagai media pertumbuhan untuk menunjang pengolahan sampah makanan pada Anaerobic Digestion (AD) dengan bantuan pengontrolan pH yang sesuai dengan rentang pH optimum untuk tahap metanogenesis.

The inoculum is a growth medium for microorganisms to decompose organic matter that can optimize the growth of microorganisms and the performance of the Anaerobic Digestion (AD) reactor. The performance of the inoculum can be optimized in several ways, one of which is acetate additives which can encourage the growth of archaea methanogens so that anaerobic fermentation runs better.
The purpose of this study was to analyze the effect of the addition of acetate in the inoculum on the population of methane-producing microorganisms and their effect on microorganism populations, biogas formation, removal of Volatile Solids (VS) and Chemical Oxygen Demand (COD). There are 2 types of inoculums used in this study, natural inoculum made from cow dung and modified inoculum made from shrimp paste, granulated sugar, rotten banana tree trunks, milk, and bran, yeast extract, Lactobacillus MRS Broth, rumen liquid, and additions acetate as a carbon source. The experiments were carried out on an AD reactor made from fiber and without stirrer which had an overall volume of 1 m3 and a volume of contents of 0.8 m3 for 71 working days.
The results showed that the addition of acetate was not proven to enrich the archaea methanogen population and biogas production. Methane is produced from the genus Methanosaeta, which is very small, only 0.004% and the genus Prevotella in considerable numbers, which is 26.6% at the end of operation. Prevotella forms methane through the use of lactic acid produced by the genus Lactobacillus. However, the modified inoculum with acetate additives was proven to increase the concentration of methane to 41.7%, VSD to 91%, and CODr to 99.5%. This shows that the modified inoculum has very good potential as a growth medium to support food waste processing in Anaerobic Digestion (AD) with the help of pH control that is in accordance with the optimum pH range for the methanogenesis stage.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paraginta Basaria
"Kinerja anaerobic digestion (AD) sebagai solusi teknologi pengolahan sampah organik dapat ditingkatkan dengan pra-pengolahan mekanis, pencacahan. Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh ukuran partikel sampah organik terhadap potensi pembentukan gas CH4 serta menganalisis ukuran partikel optimumnya dalam skala laboratorium BMP. Parameter yang diuji yaitu TS, VS, COD, C/N, VFA, pH, dan alkalinitas. Penelitian dilakukan selama 35 hari dengan suhu 35°C.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran partikel memiliki pengaruh pada proses hidrolisis, tetapi tidak begitu berpengaruh pada proses metanogenesis. Partikel berukuran 13-10 mm menghasilkan gas CH4 dengan rata-rata 114,7 mL atau sebesar 72,82% dari biogas dengan potensi 0,277 L CH4/gr VS, ukuran 10-4,76 mm dengan rata-rata 101,7 mL atau sebesar 76,04% dari biogas memiliki potensi 0,208 L CH4/gr VS, dan ukuran 4,76-2 mm dengan rata-rata 110,9 mL atau sebesar 75,14% dari biogas memiliki potensi 0,229 L CH4/gr VS. Perbedaan ukuran partikel nyatanya memiliki pengaruh yang besar dalam proses hidrolisis, hal ini dibuktikan dari perbedaan nilai VFA yang dihasilkan secara signifikan. Partikel 13-10 mm menghasilkan VFA sebanyak 19,25 mg/L, sementara partikel 4,76-2 mm menghasilkan VFA sebanyak 118,1 mg/L.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ukuran partikel memberi pengaruh besar pada laju hidrolisis dan asidogenesis, namun tidak begitu berpengaruh pada potensi pembentukan gas CH4. Melihat kepada volume gas CH4 yang dihasilkan maupun potensi gas CH4 yang dapat tercipta dari VS, tidak ada satupun rentang partikel yang lebih unggul dibandingkan yang lain, sehingga tidak terdapat ukuran partikel yang optimum dalam pembentukan gas CH4. Tetapi jika melihat kepada aspek biaya dan energi yang diperlukan untuk mencacah, maka partikel dengan rentang 13-10 mm merupakan ukuran yang paling menguntungkan.

Performance anaerobic digestion (AD) of organic waste processing technology solutions can be improved by pre-mechanical processing, chopping. The research objective was to analyze the effect of particle size of organic waste to the potential formation of CH4 and analyze the optimum particle size in a laboratory scale BMP. The parameters examined are TS, VS, COD, C/N, VFA, pH, and alkalinity. The study was conducted for 35 days with a temperature of 35°C.
The results showed that the particle size has an influence on the process of hydrolysis, but not so influential in the process of methanogenesis. Particles size 13-10 mm produce CH4 gas with an average of 114.7 mL or by 72.82% of the biogas and potential of 0.277 L CH4 / g VS, size 10-4.76 mm with an average of 101.7 mL or amounting to 76.04% of the biogas has the potential of 0.208 L CH4 / g VS, and size 4.76-2 mm with an average of 110.9 mL or by 75.14% of the biogas has the potential of 0.229 L CH4 / g VS. Differences in particle size in fact has a great influence in the process of hydrolysis, it is evident from the difference in value generated significant VFA. VFA from particles 13-10 mm produce as much as 19.25 mg / L, while particles of 4.76-2 mm produce VFA as much as 118.1 mg / L.
Thus, it can be concluded that the particle size to give a major influence on the rate of hydrolysis and asidogenesis, but not so influential on the potential formation of CH4. Looking at the volume of gas produced and the potential CH4 gas that can be created from VS, none of the range of particles that are superior to the others, so there is no optimum particle size in the formation of CH4. But if you look at the aspect of cost and energy needed for chopping, then the particles with a size range of 13-10 mm is the most profitable.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64940
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizaldy Patra Syahnanda
"Fasilitas pengolahan sampah sayur dan buah dengan metode Black Soldier Fly Larvae (BSFL) di Puspa Agro, Jawa Timur, dapat mereduksi sampah yang dibuang ke TPA hingga 50%. Namun fasilitas ini juga memproduksi limbah cairan hasil pengeringan dan residu dari proses pengolahan oleh larva lalat yang masih berpotensi untuk diolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pembentukan metana dari sampah sayur dan buah, cairan hasil pengeringan, dan residu menggunakan digestasi anaerobik. Penelitian dilakukan dengan metode BMP pada suhu 35oC selama 5 minggu dengan wadah botol 500 mL. Karakteristik sampel sampah sayur dan buah adalah TS 7,09%; VS 5,96%; dan C/N 11,89. Cairan hasil pengeringan TS 2,65%, VS 2,04%, dan C/N 4,40. Residu TS 3,62%, VS 3,32%, dan C/N 15,53. Cairan hasil pengeringan dan residu dicampur sehingga mendapatkan rasio kombinasi optimal yang mempertimbangkan kondisi C/N dan OL. Dari penelitian ini didapatkan pembentukan metana untuk sampah sayur dan buah 0,0217 L CH4/g VS; cairan hasil pengeringan 0,1467 L CH4/g VS; residu 0,0876 L CH4/g VS; Rasio VS cairan hasil pengeringan dan residu dengan nilai 1:7; 1:3; dan 1:1. Pembentukan metana oleh kombinasi rasio 1:7 0,1121 L CH4/g VS; rasio 1:3 0,0736 L CH4/g VS; dan rasio 1:1 0,1378 L CH4/g VS.

Fruit and vegetable waste processing facility using Black Soldier Fly Larvae (BSFL) methode in Puspa Agro, Jawa Timur, might be able to reduce 50% of waste to dump into landfill. The purpose of this research is to find out the methane yield potential of fruit and vegetable waste, fruit and vegetable juice, and residue using anaerobic digestion. Methode used in this research is BMP assay in 35oC temperature for 5 weeks with 500 mL bottle as vessel. Characteristifs of fruit and vegetable waste TS 7,09%; VS 5,96%; and C/N 11,89. Fruit and vegetable juice TS 2,65%, VS 2,04%, and C/N 4,40. Residue TS 3,62%, VS 3,32%, and C/N 15,53. Fruit and vegetable juice are combined into a solution, the optimum ratio of the solution considering C/N and OL factors. The optimum combination ratio in this research is 1:3. The result is potential of methane yield for fruit and vegetable waste 0,0217 L CH4/g VS; fruit and vegetable juice 0,1467 L CH4/g VS; residue 0,0876 L CH4/g VS; Combination ratio used is fruit and vegetable juice and residue with ratio 0,5:3,5; 1:3; and 2:2. Potential of methane yield for ratio 1:9 0,1121 L CH4/g VS; ratio 1:4 0,0736 L CH4/g VS; dan ratio 3:7 0,1378 L CH4/g VS."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63770
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reigina Sandriaty
"Adanya kecenderungan masyarakat Indonesia untuk mengonsumsi makanan mengandung minyak dan lemak menjadi pemicu peningkatan timbulan limbah minyak dan lemak serta nilai COD dan VS air limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi biogas dan rasio limbah minyak dan lemak dengan sampah makanan yang paling optimum.
Penelitian dilaksanakan selama 42 hari inkubasi pada suhu 37˚C dengan tiga variasi rasio VS limbah minyak dan lemak dan sampah makanan yaitu 1:7, 1:2, dan 1:1 dengan metode biochemical methane potential. Limbah minyak dan lemak memiliki karakteristik COD 148 g/L, TS 763 g/L, dan VS 759 g/L.
Penelitian ini menunjukkan bahwa limbah minyak dan lemak memiliki potensi menghasilkan biogas tertinggi melalui proses anaerobic co- digestion dengan sampah makanan dan menghasilkan 485 mLCH4/grVS dari variasi 1:7. Sementara variasi rasio limbah minyak dan lemak dengan sampah makanan 1:2 dan 1:1 hanya menghasilkan 128 dan 4 mLCH4/grVS.

Tendency of Indonesian people to eat foods containing oils dan fats trigger increasing in generation of fat, oil, and grease waste and increasing in wastewater?s COD and VS. This research is conducted to know potential of fat, oil, and grease and its ratio with food waste that obtain the highest biogas production through biochemical methane potential method.
The research was conducted over 42 days incubation at 37˚C including three variation of volatile solids (VS) ratio of fat, oil, and grease waste with food waste, that is 1:7, 1:2, and 1:1. As co- substrate of the anaerobic co- digestion process, fat, oil, and grease characteristics are COD 148 g/L, TS 763 g/L, and VS 759 g/L.
Result showed that fat, oil, and grease waste has potential to produce biogas through anaerobic co- digestion process with food waste and produce 485 mLCH4/grVS as the highest methane yield of 1:7 ratio. While the variation of ratio fat, oil, and grease waste with food waste at 1:2 and 1:1 only produce 128 and 4 mLCH4/grVS, respectively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64403
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Nabilla Al Shifa Riza
"Flora mikroorganisme merupakan salah satu aspek penting dalam optimalisasi proses berlangsungnya anaerobic digestion. Biostarter merupakan bahan penyedia flora mikroorganisme pendegradasi yang berperan dalam proses penguraian limbah organik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengaruh jenis inokulum dengan penggunaan biostarter berupa kotoran sapi, rumen sapi, EM4, OrgaDec, PROMI terhadap kinerja proses dan hasil penyisihan Total Solids (TS), Volatile Solids (VS), Chemical Oxygen Demand (COD), dan produksi volume biogas. Penelitian dilakukan dengan metode Biochemical Methane Potential (BMP) yang dilakukan selama 48 hari menggunakan substrat berupa sampah organik dari UPS Universitas Indonesia dan inokulum dengan enam variasi sampel yaitu kotoran sapi, rumen sapi, EM4 dan molase, EM4 dan zat pengaya, OrgaDec dan zat pengaya, serta PROMI dan zat pengaya. Dimana inokulum sebelumnya melalui proses aklimatisasi dengan laju beban organik sebesar 10 kg-VS/m3-hari dan diikuti dengan proses degasifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 5 gram substrat berupa sampah makanan dari UPS Universitas Indonesia dapat dikonversi menjadi biogas dengan volume 4,37 mL/48 hari (menggunakan EM4 dan Molase); 6,91 mL/48 hari (menggunakan rumen sapi); 7,24 mL/16 hari (menggunakan PROMI dan Zat Pengaya); 14,39 mL/16 hari (menggunakan OrgaDec dan Zat Pengaya); 22.37 mL/48 hari (menggunakan EM4 dan Zat Pengaya); serta 261.25 mL/48 hari (menggunakan Kotoran Sapi). Hasil uji analisis statistik menggunakan One Way ANOVA menunjukkan bahwa perbedaan penggunaan inokulum mepengaruhi nilai persentase TS Reduction dan VS Reduction (p < 0,05), dimana inokulum berupa campuran biostarter PROMI dan zat pengaya memiliki nilai persentase reduksi TS dan VS terbesar. Di samping itu, hasil uji statistik dengan menggunakan Independent T-Test menunjukkan bahwa biostarter komersial dalam inokulum dapat meningkatkan persentase TS Reduction (p < 0,05) dengan menggunakan anaerobic digestion metode BMP.

Microbial flora is one of significant aspects in optimization of the anaerobic digestion process. Biostarter is material that provides microbial flora which has role in organic waste degradation. The aim of this study was to find out and analyze the effect of inoculum type with the use of biostarter such as cow manure, cow rumen, EM4, OrgaDec, PROMI on process performance and removal of Total Solids (TS), Volatile Solids (VS), Chemical Oxygen Demand (COD), and production of biogas volume. This study conducted with Biochemical Methane Potential (BMP) method for 48 days using organic waste from Unit Pengolahan Sampah Universitas Indonesia as substrate and inoculum with six sample variations—such as cow manure; cow rumen; EM4 and molasses; EM4 and enrichment ingredients; OrgaDec and enrichment ingredients; PROMI and enrichment ingredients, which those inoculums were previously acclimated (with organic loading rate in the amount of 10 kg-VS/m3-day) and were followed with degassing process. The results of this study showed that 5 grams of substrate, namely food waste from Unit Pengolahan Sampah Universitas Indonesia can be converted into biogas with a volume of 4,37 mL/48 days (using EM4 and molasses); 6,91 mL/48 days (using cow rumen); 7,24 mL/16 days (using PROMI and enrichment ingredients); 14,39 mL/16 days (using OrgaDec and enrichment ingredients); 22,37 mL/48 days (using EM4 and enrichment ingredients); and 261,25 mL/48 days (using cow manure). The results of statistical analysis using One Way ANOVA showed that the difference in the use of inoculums influenced the value of the percentage of TS Reduction and VS Reduction (p < 0,05), where the inoculum in the form of a mixture of PROMI biostarter and enrichment ingredients had the highest TS and VS reduction percentage values. In addition, the results of statistical test using the Independent T-Test showed that commercial biostarter in the inoculum can increase the percentage of TS Reduction (p < 0.05) by anaerobic digestion with BMP method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Sulistyo
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemanfaatan potensi sampah organik di Pasar Induk Kramat Jati sebagai bahan baku biogas, menentukan teknologi konversi, menghitung kapasitas energi listrik dari PLT Biogas yang dapat dibangkitkan dan menganalisa kelayakan ekonomi penerapan teknologi konversi gas engine dan gas turbin engine sebagai teknologi konversi pembangkit listrik tenaga biogas. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis, potensi harian sampah organik di Pasar Induk Kramat Jati yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku biogas sebesar 111,7 ton/hari, produksi metan yang dihasilkan sebesar 9.299,3 m3/hari, hasil analisa penerapan teknologi konversi pembangkit menggunakan gas engine menghasilkan produksi listrik sebesar 11.728.986,5 kWh/tahun, net present value sebesar Rp. 1.493.811.495, IRR 11,81 % dan payback period 8,24 tahun, sedangkan dengan gas turbin engine menghasilkan produksi listrik sebesar 9.648.000 kWh/tahun, net present value sebesar Rp. 2.357.612.207, IRR 12,13 % dan payback period 8,04 tahun.

This research was conducted to determine the potential utilization of organic waste in the Pasar Induk Kramat Jati biogas as a raw material, determine the conversion technology, to calculate the capacity of electricity from DG Biogas can be generated and analyzed the economic feasibility of conversion technology application of gas turbine engines and gas engines as power conversion technology biogas power plant. Based on the calculation and analysis, the potential of organic waste daily in the Market Master Jati Kramat that can be utilized as raw material for biogas amounted to 111.7 tons / day, the production of methane generated at 9299.3 m3/day, application analysis of power conversion technologies using gas engines generate electricity production amounted to 11.728.986,5 kWh/year, net present value of Rp. 1.493.811.495, IRR 11,81 % and the payback period is 8,24 years, while the gas turbine engine produce electricity amounted to 9.648.000 kWh/year, net present value of Rp. 2.357.612.207, IRR 12,13 % and the payback period is 8,04 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27867
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>