Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 213440 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ditto Ferakhim
"Pemerintah menargetkan kekurangan pasokan atau backlog perumahan di 2019 menjadi 5,4 juta. Dengan kekurangan kebutuhan rumah susun sewa yang masih sangat besar, maka kebutuhan pembangunan rumah susun sewa di masa yang akan datang masih sangat tinggi.
Namun di lain pihak, pada pelaksanaan proyek konstruksi di Indonesia secara umum jumlah kecelakaan kerja juga meningkat. Merujuk data Badan Penyelenggara Jasa Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, secara nasional angka kecelakaan kerja sektor konstruksi tercatat sebagai sektor terbanyak nasional angka kecelakaan kerja.
Manajerial keuangan penting untuk membantu proses pembuatan keputusan terkait keselamatan kerja. Sedangkan penerapan pembiayaan SMK3 di Indonesia pada sektor konstruksi terutama pada bangunan gedung belum diatur secara jelas dan terukur. Pada pelaksanaannya, peraturan yang adapun belum sepenuhnya diikuti oleh para pelaku konstruksi bahkan di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sendiri.
Activity-Based Costing (ABC) atau perhitungan biaya berbasis aktivitas telah muncul sebagai pendekatan baru yang menghubungkan biaya yang terkait langsung dengan kegiatan bisnis dengan produk manufaktur. Untuk membuat perhitungan biaya berbasis aktivitas, membuat WBS dan menentukan item pekerjaan secara tepat merupakan upaya yang bermanfaat dan diperlukan untuk penilaian risiko berbasis aktivitas yang efektif.
Pekerjaan arsitektur pada pembangunan gedung dalam hal ini pembangunan rumah susun sewa, adalah pekerjaan yang memiliki jumlah item pekerjaan paling banyak dibandingkan dengan item jenis pekerjaan yang lain.
Maka berdasarkan temuan di atas, mengingat masih tingginya rencana pembangunan rumah susun sewa, masih tingginya angka kecelakaan kerja dan masih belum diterapkannya pembiayaan K3 secara menyeluruh di lingkungan Kementerian PUPR maka penelitian ini fokus terhadap pengembangan biaya K3 untuk pekerjaan komponen arsitektur pada bangunan gedung rumah susun sewa di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berbasis WBS.

The government is targeting a supply shortage or housing backlog in 2019 to be 5.4 million. With the shortage of rental housing needs that are still very large, the development needs of rental flats in the future are still very high.
But on the other hand, the implementation of construction projects in Indonesia in general the number of work accidents also increased. Referring to Labor Social Service Agency (BPJS) data, nationally the number of occupational accidents in the construction sector is recorded as the most national sector of the number of occupational accidents.
Managerial finance is important to assist the process of making decisions related to work safety. While the regulations and provisions concerning OHS financing in Indonesia in the construction sector, especially in buildings, have not been clearly and measurably regulated. In its implementation, the existing regulations have not been fully followed by construction actors even within the Ministry of Public Works and Public Housing itself.
Activity-Based Costing (ABC) has emerged as a new approach that connects costs directly related to business activities with manufactured products. To make activity-based cost calculations, creating a WBS and determining work items appropriately is a useful and necessary effort for effective activity-based risk assessment.
Architectural work on building construction in this case the construction of rental apartments, is a job that has the highest number of work items compared to other types of work items.
Based on the findings above, given the highly demands for the construction of rental apartments, the high number of occupational accidents and the lack of overall implementation of safety cost financing within the Ministry of Public Works and Housing, this study focuses on safety cost components development for architectural component work in rental apartments building project at the Ministry of Public Works and Public Housing base on Work Breakdown Structure.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53357
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Watchson, Deka
"Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh interaksi multi aktor dari perspektif komunitas usaha kecil menengah (UKM) yang membangun platform ko-kreasi nilai untuk inovasi pemasaran. Platform ko-kreasi nilai dibangun melalui interaksi di luar (collaborative networks) dan di dalam komunitas (dynamic interaction) yang menghasilkan integrasi sumberdaya kolektif. Integrasi sumberdaya meningkatkan kapasitas aktor dalam komunitas UKM untuk menghasilkan inovasi pemasaran.
Interaksi multi aktor pada komunitas UKM menghadirkan kebaruan pemahaman dalam ko-kreasi nilai, karena aktor menunjukkan multi peran dalam interaksinya dengan aktor lain. Hal ini berbeda dengan ko-kreasi nilai yang terjadi di perusahaan besar dimana aktor berperan spesifik dalam berinteraksi dengan aktor lainnya. Penelitian sebelumnya banyak dilakukan di perusahaan besar, komunitas brand atau komunitas konsumen, sedangkan penelitian ini menawarkan platform ko-kreasi nilai dan dimensi inovasi pemasaran dalam komunitas UKM.
Penelitian ini memberikan kebaruan pada teori utama SDL yang merupakan dasar bagi pembangunan model penelitian. SDL digunakan untuk menyusun konstruk ko-kreasi nilai dan Consumer Culture Theory (CCT) untuk menjelaskan peranan komunitas UKM melalui market-mediated networks, sedangkan dimensi inovasi pemasaran diturunkan dari definisi yang dipublikasikan oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD).
Penelitian ini menggunakan beberapa metode riset kualitatif dan kuantitatif melalui studi eksploratori konfirmatif, observasi, dan survey kuantitatif. Pemilihan responden dilakukan dengan teknik purposive non-probability sampling yang menghasilkan 200 set data yang berasal dari anggota Komunitas Organik Indonesia dan Komunitas Tangan Di Atas. Responden adalah pemilik, manajer puncak, atau pengambil keputusan dalam UKM yang melakukan multi peran dalam berinteraksi dalam ekosistem komunitas UKM tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif timbal balik antara interaksi eksternal (collaborative networks) dan interaksi internal (dynamic interaction) dan pengaruh positif kedua interaksi tersebut terhadap integrasi sumberdaya yang menghasilkan inovasi pemasaran.
Penelitian ini memberikan kontribusi akademik dengan menghasilkan model penelitian bagi konsep ko-kreasi nilai dan dimensi inovasi pemasaran pada komunitas UKM. Platform ko-kreasi nilai tersebut dapat digunakan untuk pengukuran performa bisnis dan dapat diterapkan pada berbagai topik penelitian multi-displin ilmu. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat digunakan para pengambil kebijakan sebagai strategi alternatif pengembangan dan inovasi UKM melalui komunitas yang dapat membangun ketahanan ekonomi.

This study aims to analyze multi-actor interactions from the perspective of small-medium enterprise (SME) community. It offers a platform of value co-creation for marketing innovation. Value co-creation platform is formed by interactions outside and within community to integrate collective resources. It increases the capacity of actors in SME community to perform marketing innovation.
Multi-actor interactions in SME community present novel understanding in value co-creation, since an actor can act multi roles. It differs from that in big company where an actor acts specific role in the interaction with others. The previous studies are mostly dominated by research on individual or large company, brand community, or consumer community while this study offers a new framework for value co-creation and dimensions of marketing innovation in SME community.
This study extends Service-Dominant Logic (SDL) as a main theory from which the research model is constructed. SDL justifies the concept of value co-creation and Consumer Culture Theory (CCT) supports it by explaining the roles of SME community through market-mediated networks. The construct of marketing innovation is derived from Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD).
Mix methods were applied in this research by conducting confirmative exploratory, observation, and quantitative survey. The units of observation were chosen by purposive non-probability sampling technique involving 200 respondents. The respondents are members of Komunitas Organik Indonesia and Komunitas Tangan Di Atas, including the owner, top management, decision maker, or business head of the enterprises who act multi roles in the service ecosystem of the community.
The research findings demonstrate the interaction between the members of small-medium enterprise (SME) community with external actors through collaborative networks and with other actors inside community through dynamic interaction. Those interactions show reciprocal influence and lead to resource integration that produces marketing innovation in SME community ecosystem.
In academic view, this research develop SDL theory by providing open platform of value co-creation and defining dimensions of marketing innovation in SME community. The framework offers not only a measurement of business performance, but also a compatible model for various research in multi-discipline areas. Practically, the framework can be adopted by policy makers to build alternative developing strategy for SME through community that also support economic resilience.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54407
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Danu Purwanti
"Sejak diterapkannya kebijakan percepatan proyek infrastruktur, industri konstruksi juga meningkat di Indonesia. Industri konstruksi adalah industri yang berbahaya sehingga sering memakan korban. Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi banyak kecelakaan konstruksi dalam pembangunan rumah susun sewa, yang telah menyebabkan kerugian moral dan material, proyek yang dihentikan dan proyek yang tertunda. Kurangnya anggaran terpisah yang secara khusus ditujukan untuk menerapkan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah salah satu penyebab buruknya penerapan SMK3 dalam proyek konstruksi dan mengakibatkan tingginya tingkat kecelakaan di tempat kerja. Di Indonesia, meskipun ada beberapa peraturan yang mengatur penerapan SMK3, tidak ada peraturan khusus yang mengatur bagaimana menyiapkan anggaran yang masuk akal untuk penerapan SMK3. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi paket pekerjaan, metode kerja dan aktivitas pekerjaan, mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko serta pengendaliannya, mengidentifikasi dan mengembangkan sasaran dan program K3, mengidentifikasi dan menganalisis komponen biaya K3 serta menghitung biaya K3 pekerjaan mekanikal pada proyek rusunawa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis deskriptif. Survey kepada ahli dan responden digunakan untuk mendapatkan data primer, sedangkan data sekunder biaya K3 existing diperoleh dari proyek dengan teknik accidental sampling. Cidera karena kebocoran gas adalah potensi bahaya dengan nilai risiko tertinggi. Pengendalian yang dilakukan adalah pengendalian administratif dan penggunaan APD dan APK. Struktur komponen biaya K3nya termasuk biaya khusus K3. Dari hasil perhitungan biaya K3 pada 5 proyek, diperoleh biaya K3 rata-rata sebesar 0.087% atau lebih rendah dari kebijakan beberapa perusahaan BUMN.

Since the implementation of the policy of accelerating infrastructure projects, the construction industry has also increased in Indonesia. The construction industry is a dangerous industry that often takes casualties. In recent years there have been many construction accidents in the construction of rental apartments, which have caused moral and material losses, projects that were stopped and projects that were delayed. Lack of separate budgets that are specifically prepared in implementing the Occupational Safety and Health System is one of the causes of the poor implementation of SMK3 in construction projects and create high rates of accidents in the workplace. In Indonesia, although there are several regulations governing the implementation of SMK3, there are no specific regulations that regulate how to prepare a reasonable budget for the implementation of SMK3. The objectives of the study are to identify the work package, method, activities, to identify potensial hazards, risk assessment and to identify the risk controls, to identify the safety objectives and programmes, to identify and to analyze the safety cost components and also to calculate the total of safety cost. This research is used qualitative approach and descriptive analysis. Surveying to the experts and respondents is used to get primary data, and the secodary data for existing safety cost is obtained from the projects with accidental sampling technique. Injury due to gas leal is the highest risk. The risk controls which can do are administrative controls and using PPE and Wor Potective Equipment. The safety cost compoonets is categorized as safety specific cost. The safety cost calculation results from 5 project samples are 0.087% or lower than the policy of some construction state owned company."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Ahmad Fauzi
"Dengan kekurangan kebutuhan rumah susun sewa yang masih sangat besar, maka kebutuhan pembangunan rumah susun sewa di masa yang akan datang masih sangat tinggi. Pada pelaksanaan proyek konstruksi di Indonesia secara umum jumlah kecelakaan kerja juga meningkat.Industri konstruksi adalah industri yang berbahaya sehingga sering memakan korban. Merujuk data Badan Penyelenggara Jasa Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, secara nasional angka kecelakaan kerja sektor konstruksi tercatat sebagai sektor terbanyak nasional angka kecelakaan kerja. Khususnya pada pekerjaan elektrikal, banyak terjadi kecelakaan kerja saat pekerjaan elektrikal yang mebahayakan para pekerja elektrikal. Untuk itu perlu dibuatkan simulasi pemodelan biaya SMK3 agar dapat memperkirakan biaya yang dibutuhkan dengan informasi proyek yang minimum pada tahap awal. perhitungan biaya berbasis aktivitas telah muncul sebagai pendekatan baru yang menghubungkan biaya yang terkait langsung dengan kegiatan bisnis dengan produk manufaktur. Untuk membuat perhitungan biaya berbasis aktivitas, membuat WBS dan menentukan item pekerjaan secara tepat merupakan upaya yang bermanfaat dan diperlukan untuk penilaian risiko berbasis aktivitas yang efektif. Maka berdasarkan temuan di atas, mengingat masih tingginya rencana pembangunan rumah susun sewa, masih tingginya angka kecelakaan kerja dan masih belum diterapkannya pembiayaan K3 secara menyeluruh, maka penelitian ini fokus terhadap pengembangan biaya K3 untuk pekerjaan komponen elektrikal pada bangunan gedung rumah susun sewa di Provinsi DKI Jakarta berbasis WBS. Dan hasil akhir penelitian ini didapatkan bahwa presentase total biaya K3 sebesar 0.087%, dengan adanya perhitungan biaya K3 membuat nilai proyek semakin meningkat.

With the lack of rental housing needs still very large, the need for building rental apartments in the future is still very high. In the implementation of construction projects in Indonesia in general the number of work accidents also increased. The construction industry is a dangerous industry that often takes its toll. Referring to the Manpower Social Service Provider (BPJS) data, nationally the number of occupational accidents in the construction sector is recorded as the highest national sector work accident rate. Especially in electrical work, there are many work accidents during electrical work that endanger electrical workers. For this reason, it is necessary to make a simulation of SMK3 cost modeling in order to estimate the costs needed with minimum project information at an early stage. Activity-based cost calculation has emerged as a new approach that connects costs directly related to business activities with manufactured products. To make activity-based cost calculations, making WBS and determining work items appropriately is a useful effort and is needed for effective activity-based risk assessment. So based on the above findings, given the high plan of building rental flats, the high number of occupational accidents and the lack of comprehensive OSH funding, this study focuses on developing OSH costs for the electrical component work in rental flats in DKI Province. Jakarta-based WBS. And the final results of this study found that the percentage of total OHS costs was 0.087%, with the calculation of OHS costs made the value of the project increased."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Adi Prasetyo
"Berdasarkan cara pengerjaannya, proyek dapat diklasifikasikan menjadi 2 tipe, yaitu proyek padat alat dan proyek padat karya. Kedua tipe proyek ini mempunyai efek dan kriteria yang berbeda. Dengan mengetahui lebih lanjut mengenai tipe-tipe proyek ini, proyek yang dilaksanakan dapat lebih dioptimalkan dan diefisiensikan sasaran metode pengerjaannya yang lebih baik. Contohnya, proyek padat alat dapat membantu dalam penyerapan tenaga kerja dan memakmurkan warga di sekitar proyek. Namun, waktu pengerjaan proyek padat karya akan memakan waktu yang lebih lama dari pada proyek padat alat dan akan memberikan efek kepada biaya pengerjaan proyek.
Lewat skripsi ini, penulis ingin mengetahui benefit ratio antara pengerjaan proyek padat alat dan padat karya. Hasil yang dicapai akan mengidentifikasi cara pengerjaan yang bisa memberikan lebih banyak benefit kepada semua pemangku kepentingan dalam proyek ini. Metode analisis yang dipakai menggunakan benefit ratio dan variabel perhitungannya adalah perbedaan biaya, perbedaan waktu pengerjaan, dan mean dari hasil kuesioner untuk mendukung keabsahan pernyataan awal.

Based on the work methods, a project can be classified in two different types, which are heavy equipment method and labor-intensive method. Both of these types of projects have different effects and criterion. By knowing more about these types of project, the project can be optimized more efficiently. Labor-intensive project can help people to get employed and prospering people around the project area. However, time frame of the project will be longer than heavy equipment method that can affect the cost of the project. Through this thesis, the author is trying to find the benefit ratio between heavy equipment method and labor-intensive method.
The result will indicate the urgency of those projects in remote areas, which is the way that the project is done that has the most benefit for all stakeholders. Method of analysis is uses benefit ratio theory and the calculation variables are included cost differences, time differences, and mean of the questionnaires result to support the initial statement. Result from this thesis is that the benefit ratio of price and time for the local citizens is higher when using labor-intensive method rather than heavy equipment method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61591
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isma Kania Muthmainah Sutisna
"Pembangunan proyek Jembatan, di Kabupaten Buatan, Pekanbaru, Riau bertujuan untuk mendukung pendistribusian produksi PT. Pertamina Riau. Namun, pada kenyataannya, lokasi proyek yang kurang memadai menjadi kendala dalam pengiriman alat-alat berat serta pengadaan peralatan kerja yang membuat waktu pekerjaan semakin lama. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan proyek dari segi waktu maka dilakukan percepatan waktu pelaksanaan dengan menggunakan metode cost slope dan Time Cost Trade Off (TCTO) yang diharapkan proyek jembatan ini dapat selesai lebih cepat dengan memperhitungkan biaya yang paling efektif. Alternatif percepatan waktu yang dilakukan adalah dengan menambah jam kerja (lembur) dan jumlah pekerja. Berdasarkan hasil perhitungan dua alternatif maka dipilihlah alternatif penambahan jam kerja (lembur) dengan percepatan waktu yang paling optimal dan pengurangan durasi proyek sebesar 8 hari dari biaya total Rp2.505.912.167,19.

Highway Bridge’s construction project at Buatan, Pekanbaru, Riau aims to support distribution of production from PT. Pertamina Pekanbaru, Riau. Whereas,in fact, the site of project inadequate become an obstacle on deliver and provide heavy equipments so that spending activities much longer. Therefore, to achieve the project goals must accelerate execution of time with cost slope and Time Cost Trade Off (TCTO) method, then hopefully, Highway bridge’s project could achieve faster by taking account of the cost effective. To apply time acceleration alternative by adding time of work (overtime) and number of employees. According to two alternatives of calculation, so that the best option has been selected the time of work (overtime) which had optimal time acceleration and reduced project duration 8 days of the total cost project is Rp2,505,912,167.19."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Anggraini
"Work Breakdown Structure (WBS) membentuk dasar dari sebagian besar proses manajemen proyek. Terlepas dari keunikan masing-masing proyek, sebagian besar bangunan mengandung pilihan unsur yang serumpun yang menjadikannya dasar bagi banyak struktur. Ini dapat distandarisasi dan digunakan sebagai dasar program universal untuk pekerjaan konstruksi. Aktivitas kerja dalam proyek konstruksi dapat mengalami gangguan yang mungkin disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu faktor tersebut adalah terjadinya kecelakaan kerja. Pencegahan kecelakaan tersebut dapat dilakukan dengan melakukan identifikasi dan analisis awal potensi bahaya di setiap paket kerja, metode, aktivitas, sumber daya, dan lingkungan WBS. Ini memunculkan kebutuhan akan WBS standar yang menjadi dasar penyajian penilaian risiko, dampak, dan frekuensi kecelakaan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan standar WBS berbasis risiko untuk perencanaan keselamatan pembangunan stadion. Hasil dari penelitian ini adalah standar WBS, metode implementasi, kegiatan, sumber daya, potensi risiko bahaya dan perencanaan keselamatan menggunakan WBS berbasis risiko dari pekerjaan konstruksi stadion. Selain itu, standar WBS berbasis risiko akan membantu mencegah, mengurangi, menghilangkan, dan bahkan menihilkan risiko kecelakaan yang terjadi dalam pekerjaan konstruksi.

The Work Breakdown Structure (WBS) forms the base of most project management processes. Despite the uniqueness of each project, most buildings contain cognate, elemental options that makes for the bases of many structures. These can be standardized and used as the basis of a universal program for construction works. Work activities in construction projects can suffer disruptions that may be caused by numerous factors. One of these factors is the occurrence of work accidents. The prevention of said accidents can be done by conducting an identification and early analysis of potential hazards in every work package, method, activity, resource and environment of the WBS. This brings up the need for a standardized WBS from which the presentation of risk, impact, and frequency assessments of workplace accidents will be based. This study aims to develop a risk-based WBS standard for the safety planning of stadium construction. The outcome of this study are the WBS standards, implementation methods, activities, resources, potential hazard risks and safety planning using risk-based WBS of a stadium construction work. Furthermore, the risk-based WBS standard will help to prevent, reduce, eliminate and even nullify the risk of accidents occuring in the construction work.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Askary
"ABSTRAK
Kereta api merupakan moda transportasi yang efisien dengan berbagai kelebihannya. Namun, PT KAI dinilai kurang kompetitif dalam menyediakan pelayanan perkeretaapian Indonesia. Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh keuangan Perusahaan yang sering merugi. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan solusi berupa penganalisisan komponen biaya operator kereta api Indonesia dan potensi penaikan keuntungan dengan regulasi sistem vertical separation yang sudah ada. Penelitian dilakukan dengan metode benchmarking pada Inggris, Jerman, dan Jepang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemasukan angkutan penumpang, angkutan barang, PSO, KSO, dan lain-lain berpotensi sedang serta pemasukan sewa-menyewa berpotensi besar untuk dikembangkan. Sementara itu, biaya TAC berpotensi sedang serta gaji petugas dan pegawai berpotensi besar untuk diefisiensikan.

ABSTRACT
Train was an efficient transportation mode with a lot of superiorities. However, some people felt that PT KAI was less competitive in providing rail service. One of the reasons was company financial loss happened in recent years. This research was conducted to provide a solution with cost components of Indonesia railway operator analysis and profit improvement with the vertical separation system set. Reseacher used benchmarking methods with England, Germany, and Japan as benchmark. The results showed that revenues from passenger, freight, PSO, KSO, and others had medium potential and lease has big potential to be increased. Furthermore, TAC had medium potential and staff cost has big potential to be decreased."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ersa Irawan
"Salah satu permasalahan yang sering terjadi di dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi bangunan gedung secara umum, yaitu timbulnya suatu perubahan perubahan pekerjaan, perubahan-perubahan pekerjaan ini biasa disebut dengan istilah change order atau variation order. Perubahan pekerjaan yang bersifat signifikan dan berskala besar akan mempengaruhi kinerja biaya secara keseluruhan.
Untuk itu diperlukan usaha untuk meminimalkan dampak dari change order terhadap kinerja biaya. Salah satu usaha yang dilakukan oleh pemilik proyek dalam pengendalian biaya akibat adanya pekerjaan change order yaitu dengan menggunakan jasa konsultan Quantity Surveyor didalam pelaksanaan proyek konstruksi.
Skripsi ini membahas mengenai peranan konsultan Quantity Surveyor dalam proses pengendalian biaya akibat adanya pekerjaan change order pada proyek konstruksi dan skripsi ini juga membahas mengenai faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya change order dilihat dari sisi penyebab terjadinya.
Penelitian dilakukan dengan cara penyusunan dan penyebaran kuesioner berupa pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian. Metode yang digunakan untuk menganalisa data yaitu dengan metode AHP (Analitycal Hierarchy Process).

One of the problems that often occur in the implementation of a building construction project in general, the emergence of a job changes, job changes are commonly referred to as change order or variation order. Changes in work that is significant and large scale will affect the overall cost performance.
It required an effort to minimize the impact of the change order to the performance fee. One of the efforts made by the owner of the project cost control due to the change order work is by using the services of a consultant Quantity Surveyor in the implementation of construction projects.
This thesis discusses the role of consultant Quantity Surveyor in the process of cost control due to the change order work on construction projects and this paper also discusses about what are the factors that caused the change order in terms of cause.
The study was conducted by preparing and distributing the questionnaire in the form of questions related to research. The method used to analyze the data, namely the AHP method (Analitycal Hierarchy Process).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhsan Ramadhan
"xKontraktor spesialis pondasi telah memiliki pedoman pelaksanaan pekerjaan bored pile. Namun dalam pelaksanaannya terdapat risiko-risiko yang dapat berpotensi mengakibatkan keterlambatan. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan pekerjaan bored pile terdapat risiko yang tidak terlihat di dalam tanah. Oleh karena itu, pedoman pelaksanaan yang sudah ada perlu dikembangkan berbasis risiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa potensi risiko yang akan terjadi, serta respon yang perlu dilakukan berupa tindakan preventif dan korektif, sehingga dapat mengembangkan pedoman pelaksanaan pekerjaan bored pile berbasis risiko. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kualitatif dan analisa Multi-Attribute Utility Theory (MAUT). Ditemukan faktor risiko dominan yaitu adanya utilitas di dalam tanah, usia alat tidak layak, keruntuhan tanah permukaan di sekeliling lubang bor, adanya perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan dari owner dan produktivitas tenaga kerja yang rendah. Oleh karena itu, respon risikonya adalah melakukan Ground Penetrating Radar (GPR) dan mapping area untuk mengetahui utilitas yang berada di dalam tanah, melakukan penggantian alat yang lebih layak, menggunakan preliminary casing, melakukan perencanaan yang matang serta mendatangkan tenaga kerja yang berpengalaman. Pedoman pelaksanaan pekerjaan bored pile berbasis risiko diharapkan dapat digunakan oleh kontraktor spesialis untuk meminimalkan dampak risiko negatif yang mungkin terjadi pada pelaksanaan pekerjaan pondasi bored pile.

Foundation specialist contractors already have guidelines for carrying out bored pile work. However, in its implementation there are risks that could potentially lead to delays. This is because in carrying out bored pile work there are risks that are not visible in the ground. Therefore, existing implementation guidelines need to be developed based on risk. This study aims to identify and analyze the potential risks that will occur, as well as the responses that need to be taken in the form of preventive and corrective actions, so as to develop guidelines for the implementation of risk-based bored pile work. The method used in this research is a qualitative analysis and Multi-Attribute Utility Theory (MAUT) analysis. The dominant risk factors were found, namely the existence of utilities in the ground, improper age of the tool, collapse of the surface soil around the borehole, changes in the work implementation schedule from the owner and low labor productivity. Therefore, the risk response is to carry out Ground Penetrating Radar (GPR) and area mapping to find out the utilities that are in the ground, replace tools that are more appropriate, use preliminary casing, carry out careful planning and bring in an experienced workforce. It is hoped that the guidelines for implementing risk-based bored pile work can be used by specialist contractors to minimize the impact of negative risks that may occur in the implementation of bored pile foundation work."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>