Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53764 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adinda Ajeng Danuwerti
"Karya ilmiah ini menganalisis makna cinta dalam tiga esai karya Choi Gab Su. Esai di Korea terbagi menjadi dua, yaitu kyeongsuphil atau esai non formal dan jungsuphil atau esai formal. Esai yang akan diteliti dalam karya ilmiah ini adalah esai non formal. Esai-esai tersebut berjudul Sarangeun Sarajiryeo Hal Ttaeman Sarang Gatatda, Gaeuri Watgo Sarangeun Oraedwaeeoseo Johda, dan Urineun Eotteohke Manna Yeogikkaji Wasseulkkayo. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah makna cinta yang terdapat dalam esai-esai karya Choi Gab Su. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif analitis, peneliti ingin menjelaskan makna cinta yang terkandung dalam esai-esai tersebut. Langkah pertama yang dilakukan yaitu membaca berulang kali ketiga esai tersebut, kemudian menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia dan memahaminya lebih dalam. Langkah selanjutnya adalah mempelajari teori tentang komponen cinta milik Sternberg. Setelah itu, peneliti menganalisis makna cinta yang ada di dalam ketiga esai itu menggunakan instrumen-instrumen yang ada di teori tersebut dan simbol-simbol yang digunakan. Hasil analisis menjukkan bahwa ketiga esai ini memiliki makna utama yang sama, yaitu dalam cinta ada rasa saling memiliki. Akan tetapi, masing-masing esai memiliki makna tersendiri juga. Pada esai pertama, cinta dimaknai sebagai sesuatu yang sesungguhnya sangat penting namun sering kali tidak disadari. Sementara itu, dalam esai kedua, cinta berawal dari suatu kebiasaan dan dapat membuat hati merasa tenang saat menghadapi masalah. Sedangkan dalam esai ketiga, makna yang ditemukan yaitu walaupun cinta datang dan pergi, tetap merupakan sesuatu yang sudah ditakdirkan dan dimaknai sebagai sesuatu yang mengisi hari-hari seseorang.

This study analyzes the meaning of love in three essays by Choi Gab Su. Essays in Korea are divided into two, namely kyeongsuphil or non-formal essays and jungsuphil or formal essays. The essay that will be examined in this study is a non-formal essay. The essays were titled Sarangeun Sarajiryeo Hal Ttaeman Sarang Gatatda, Gaeuri Watgo Sarangeun Oraedwaeeoseo Johda, and Urineun Eotteohke Manna Yeogikkaji Wasseulkkayo. The formulation of the problem in this research is how is the meaning of love contained in essays by Choi Gab Su. By using descriptive analytical qualitative research methods, the researcher want to explain the meaning of love contained in these essays. The first step is to read the three essays repeatedly, then translate them into Indonesian and understand them more deeply. The next step is to learn the Sternberg's love components theory. After that, the researcher analyzed the meaning of love in the three essays using the instruments in the theory and the symbols used. The results of the analysis indicate that these three essays have the same main meaning, which is in love there is a sense of belonging. However, each essay has its own meaning as well. In the first essay, love is interpreted as something that is very important but often unnoticed by us. Meanwhile, in the second essay, love begins with a habit and can make the heart feel calm when facing problems. Whereas in the third essay, the meaning which found it is that even though love comes and goes, it is still something that is destined and interpreted as something that fills one's days."
2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alfonso Octavianus
"Film perang yang menampilkan karakter anak menunjukkan bagaimana pandangan hidup mereka perlahan-lahan berubah secara dramatis. Penelitian ini mengkaji dampak perang melalui perspektif tokoh anak dalam film Иваново Детство (1962), yakni Ivan Bondarev dengan film Hotaru no Haka (1988), yakni Seita dan Setsuko. Penelitian ini menggunakan pendekatan sastra bandingan dan unsur intrinsik dalam menelaah data-data yang dikaitkan dengan konsep kepolosan masa kanak-kanak. Penulis berpendapat bahwa kedua film yang berasal dari dua periode waktu, tempat, dan bahasa yang berbeda mampu menggambarkan dampak buruk dan tragis yang diakibatkan oleh perang terhadap anak-anak. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perspektif anak-anak yang berhadapan langsung dengan perang mencederai cara pandang mereka dalam kehidupan, karena eksistensi perang secara langsung merenggut kebebasan anak-anak akan kepolosan serta masa kanak-kanak mereka.

War films with children as its protagonists depict how their viewpoint on life slowly changes dramatically. This study compares the impacts of war through the eyes of a child in Ivan’s Childhood’s Ivan Bondarev with Grave of the Fireflies’ Seita and Setsuko. Additionally, this study utilizes comparative literature and intrinsic elements as its research method in reviewing data associated with theories on childhood innocence. This study argues that the two films originating from different periods of time, place, and language are able to describe the devastating and tragic impacts caused by war upon children. This study concludes that children who are involved unwillingly into war have their outlook on their life damaged because war, in and of itself, deprives children of their innocence and childhood."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Novia Murfiani
"Pada tulisan ini membahas mengenai hakikat bunga dalam lakon Sekar Pudak Tunjung Biru. Yang menjadi pertimbangan hingga akhirnya dilakukan penelitian terhadap lakon tersebut adalah karena adanya konsep two in one pada bunga Pudak Tunjung Biru, dan dijadikannya Dewi Kanastren sebagai perwujudan bunga tersebut. Permasalahan dalam penelitian ini adalah hakikat dari bunga pada lakon Sekar Pudak Tunjung Biru serta bagaimana lakon dikonstruksi hingga muncul sebuah hakikat pada Bunga Pudak Tunjung Biru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hakikat bunga pada lakon Sekar Pudak Tunjung Biru untuk menjadi bahan bacaan masyarakat dan sebagai pedoman kehidupan. Hasil dari penelitian ini, Bunga Pudak Tunjung Biru memiliki makna yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan bagaimana hubungan manusia dengan alam dapat mempengaruhi satu sama lain. Dari hasil penelitian berikut, dapat disimpulkan bahwa Bunga Pudak Tunjung Biru sangat penting maknanya sebagai ajaran kehidupan manusia untuk dapat terus menjaga sesama manusia dan alam.

This paper discusses the nature of flowers in the play Sekar Pudak Tunjung Biru. What became a consideration until finally doing research on the play was because of the two in one concept on the Pudak Tunjung Biru flower, and Dewi Kanastren was made as the embodiment of the flower. The problem in this research is the essentiality of flowers in the play Sekar Pudak Tunjung Biru and how the play is constructed so that an essence appears in Bunga Pudak Tunjung Biru. The purpose of this study was to determine the essentials of flowers in the play Sekar Pudak Tunjung Biru to be used as reading material for the community and as a guide for life. The results of this study, Pudak Tunjung Biru Flowers have a very important meaning for human life and how human relationships with nature can affect each other. From the results of the following research, it can be concluded that the Pudak Tunjung Biru Flower is very important as a teaching for human life to be able to continue to take care of fellow humans and nature."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Pristiwati
Klaten: Persepsi, 2004
808.84 YUN m (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhfy Kanzan Ilahiyah
"Penelitian ini membahas tentang makna revolusi dua esai Amin Ar-Rayhani dalam buku Ar-Ar-Rayhaniyyāt (The Ar-Rayhani Essays) yang berjudul Ats-Tsauratu Al-Ifransiyyatu (French Revolution) dan Ats-Tsauratu Al-Ḥaqīqiyyatu (The Real Revolution). Kedua esai tersebut akan dibahas peneliti dalam penelitian ini dengan pendekatan teori revolusi. Tujuan penelitian dilakukan untuk menjelaskan makna revolusi pada dua esainya. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan historis dan data yang diperoleh dari studi pustaka dengan sumber data dari buku, artikel, jurnal, skripsi, dan karya ilmiah yang lainnya. Teori yang digunakan bersumber dari enam jenis revolusi yang dikemukakan Chalmers Johnson. Berdasarkan hasil penelitian, esai pertama yang berjudul Ats-Tsauratu Al-Ifransiyyatu (French Revolution) termasuk ke dalam esai argumentasi dan esai kedua, Ats-Tsauratu Al-Ḥaqīqiyyatu (The Real Revolution) termasuk ke dalam esai narasi, dan keduanya dikategorikan dalam jenis revolusi Conspirational Coup de'Etat.

This research discusses the meaning of the revolution of Amin Ar-Rayhani's two essays in the books Ar-Rayhaniyyāt (The Ar-Rayhani Essays) entitled Ats-Tsauratu Al-Ifransiyyatu (French Revolution) and Ats-Tsauratu Al-Ḥaqīqiyyatu (The Real Revolution). The two essays will be discussed by researchers in this study with a revolution theory approach. The purpose of the study was to explain the meaning of revolution in his two essays. The research method used by researchers is a qualitative research method with a historical approach and data obtained from literature studies with data sources from books, articles, journals, theses, and other scientific works. The theory used is derived from the six types of revolutions proposed by Chalmers Johnson. Based on the results of the study, the first essay entitled Ats-Tsauratu Al-Ifransiyyatu (French Revolution) is included in the argumentation essay and the second essay, Ats-Tsauratu Al-Ḥaqīqiyyatu (The Real Revolution) is included in the narrative essay, and both are categorized in the Conspirational Coup de'Etat type of revolution."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Prabu Yahya Farreledo Oetomo
"Negasi adalah tindakan penyangkalan, peniadaan atau kata sangkalan. Dalam kajian linguistik, negasi adalah salah satu elemen dasar dalam pikiran manusia yang menjadikannya bagian yang tidak terpisahkan dari bahasa karena sebagai alat untuk pemikiran manusia. Negasi merupakan sebuah sanggahan dari jenis kalimat, baik itu deklaratif, imperatif, maupun interogatif. Dalam praktiknya, negasi dalam bahasa Korea terdapat dua bentuk negasi yang berbeda, negasi bentuk pendek dan negasi bentuk panjang. Korpus data kalimat negasi yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari drama Sarangui Bulsichak. Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan kalimat negasi yang ada di drama tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif-analitis dengan teknik simak catat, dan menggunakan klasifikasi Seo . Menurut hasil penelitian, penggunaan kalimat negasi di ketiga episode drama Sarangui Bulsichak terdapat 529 kalimat negasi yang terdiri dari negasi dasar sebanyak 182 kalimat, negasi imperatif sebanyak 34 kalimat, negasi khusus sebanyak 271 kalimat, negasi prefiks 34 kalimat dan 8 negasi ganda. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan menjadi bahan referensi mengenai kalimat negasi bahasa Korea.

Negation is an act to denial, negate or refusal. In linguistic studies, Negation is one of the basic elements in the human mind which makes it an inseparable part of language because it is a tool for human thought. Negation is a rebuttal of declarative, imperative, or interrogative sentences. In practice, there are two different forms in Korean negation, short form negation and long negation. The corpus of negation sentence data used for this research is taken from Sarangui Bulsichak drama. The aims of this research is to explain the negation sentences in that drama. This study uses descriptive-analytics qualitative method with listening, note-taking technic, and Seo classification. According to the results, the use of negation sentences in the three episodes of Sarangui Bulsichak drama contained 529 negation sentences consisting of 182 basic negations, 34 imperative negations, 271 special negations, 34 prefix negation and 8 double negations. The results of this study are expected to provide additional knowledge and become a reference material regarding Korean negation sentences."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Puri Bestari Mardani
"ABSTRAK
Permasalahan segregasi rasial yang memisahkan orang kulit putih dan kulit hitam yang mengemuka di Amerika pada tahun 1960-an masih saja didiskusikan hingga saat ini dalam berbagai sektor kehidupan termasuk dalam karya sastra. The Help 2009 memperlihatkan hubungan perempuan beda ras yang harmonis di Amerika berlatar periode tersebut. Perbedaan gambaran ini menarik untuk diteliti lebih lanjut. Tesis ini mencermati konstruksi sisterhood antar ras dengan mencermati struktur narasi, khususnya fokalisasi yang digagas oleh Mieke Bal 1999 . Selain itu, pemahaman konsep sisterhood oleh bell hooks juga digunakan dalam tesis ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teks menawarkan bentuk sisterhood baru yang mewadahi semua perempuan sebagai alternatif dari bentuk sisterhood sesama ras. Meskipun teks mengusung nilai kesetaraan, masih terlihat keberpihakan teks terhadap kulit putih yang menunjukkan bahwa teks tidak terlepas dari zamannya. Teks membawa ide kontemporer pada konteks 1960-an sehingga pada akhirnya terlihat bahwa perbedaan warna kulit memang tidak dapat diterima baik pada komunitas kulit putih maupun kulit hitam.Kata Kunci : Fokalisasi, Hubungan Perempuan, Segregasi Rasial, Sisterhood.

ABSTRACT
The issue of racial segregation that separated black and white people, which highlighted the life in America during 1960s, is still being discussed on various sectors of life including in literary works. The Help 2009 shows the harmonic relationship between women with different races in America on that period of time. This perspective is interesting to be analyzed. This thesis analyzes the construction of sisterhood between races using narrative structure, especially focalization initiated by Mieke Bal 1999 . In addition, an understanding of sisterhood concept by bell hooks is also used in this thesis. The results show that the text offers a new form of sisterhood that accommodates all women as an alternative from the form of the previous existing sisterhood. Although the text carries the value of equality, the text tends to take side to the white people which shows that the text is inseparable from its period. The text carries contemporary ideas in the 1960s context so it is certain that skin color differences are unacceptable to both white and black communities. Keywords Focalization, Racial Segregation, Sisterhood, Women rsquo s Relationship"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T52053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lu, Xun, 1881-1936
Beijing : Jicfangjun wenyi Chubanshe, 2001
SIN 895.109 LUX b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Noor
Yogyakarta: Lamalera, 2006
809.4 AGU m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Oxford University Press, 1998
808.84 LAS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>