Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180890 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alif Jayadi
"Penyediaan listrik berkelanjutan sangat penting dalam industri ketenagalistrikan saat ini. Berkelanjutan berarti sistem dapat menyediakan listrik dengan keandalan tinggi, biaya minimum, dan juga rendah emisi. Perencanaan ketenagalistrikan di sisi pembangkit listrik merupakan fase penting dimana rumusan skenario yang tepat dikembangkan untuk mengetahui pasokan listrik terbaik di masa depan. Penelitian ini menyajikan analisis dan rekomendasi strategi untuk merencanakan pasokan listrik berkelanjutan dari sistem kelistrikan Kalimantan Timur hingga tahun 2038. Metodologi yang digunakan adalah pemodelan untuk menggambarkan bagaimana pasokan dan permintaan listrik bekerja di daerah tersebut diikuti dengan simulasi untuk mendapatkan gambaran dampak serangkaian skenario di masa depan. LEAP (Long-range Energy Alternative Planning) adalah perangkat lunak yang dapat menilai kriteria keberlanjutan dipilih sebagai instrumen untuk mengembangkan model dan mensimulasikannya. 
Skenario yang dikembangkan adalah representasi dari strategi yang menggabungkan pemilihan jenis pembangkit, metode operasi pembangkit, dan jenis teknologi pembangkit listrik rendah emisi, terutama Pembangkit Listrik Berbahan Bakar Batubara Ultra Super Critical (USC) dan pembangkit energi terbarukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) sebagai skenario dasar tidak dapat memenuhi cadangan kapasitas sistem minimal 30% dari 2019-2038. Skenario Biaya Terendah (Least Cost) pada tahun 2038 memproyeksikan pembangkitan listrik sebesar 18,9 TWh dengan biaya paling rendah yaitu sebesar 869,96 juta USD dan emisi gas rumah kaca lebih rendah dari skenario dasar sebesar 8,72 juta ton CO2-eq. Skenario Rendah Emisi memiliki biaya produksi yang sedikit lebih tinggi untuk total output yang sama sebesar 876,74 juta USD tetapi dengan selisih tingkat emisi yang lebih rendah 2,77 juta ton atau sebesar 5,95 juta ton CO2. 

Provision of sustainable electricity is very important in the electricity industry today. Sustainability means how the system can provide electricity with high reliability, minimum cost, and at the same time also low emissions. Electricity planning in the power generation side is an essential phase that an appropriate scenario formula is developed to figure out the best electricity supply in the future. This study presents an analysis and recommendation of strategies in order to plan sustainable electricity supply of East Kalimantan electricity system up to year 2038. The methodology used is modeling to describe how supply and demand of electricity works in the area followed by simulations to get the picture of impacts the series of scenarios in the future. LEAP (Long-range Energy Alternative Planning) as one of the tool that is able to assess sustainability is chosen as instrument to develop model and simulate it.
The scenario developed is a representation of a strategy that combines the selection of types of plants, economic dispatch methods and types of low emission generating technologies, especially the Ultra Super Critical (USC) Coal Fired Power Plant and renewable energy. The results show that Electricity Supply Business Plan (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik - RUPTL) as a base case scenario does not able to meet the system reserve margin of at least 30% from 2019 - 2038. The Least Cost scenario in 2038 projected electricity generation of 18.9 TWh with the least cost of 869,9 million USD and GHG emissions lower than base scenario of 8.72 million tons CO2-eq. The Low Emission scenario have slightly higher production costs for the same total output of 876,7 million USD but with a lower emission level difference of 2,77 million tons equal to 5.95 million tons of CO2. 
"
Lengkap +
2019
T53197
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Eka Putri
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil penelitian yang menyebutkan ada hubungan dua arah antara konsumsi tenaga listrik dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu infrastruktur listrik harus merata di seluruh kawasan di Indonesia bahkan di Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang karakteristik ekonominya berskala kecil dan kondisi geografisnya berupa kepulauan. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan studi komparatif pada negara-negara yang karakteristik ekonomi dan geografisnya sama dengan KTI. Ditemukan bahwa PLTS merupakan pembangkit yang paling sesuai untuk diterapkan di KTI. Gorontalo kemudian dipilih menjadi daerah yang mewakili seluruh KTI. Dengan analisis manfaat dan biaya, proyek ini menghasilkan nilai FNPV sebesar 2,158 milyar rupiah dan ENVP sebesar 2,555 milyar rupiah dalam umur proyek 25 tahun. Disamping itu, manfaat ekonomi dari proyek ini juga cukup besar sehingga untuk dapat merealisasikan proyek ini dapat dilakukan subsidi berupa penyertaan modal pemerintah agar variabel tarif dapat dikontrol sesuai dengan kemampuan masyarakat.

This study was motivated by the result of research that says there are bidirectional causality between electricity consumption and economic growth. Therefore the electrical infrastructure must be evenly distributed across all region in Indonesia, even in Eastern Indonesia (KTI) which have small-scale of economic and scatter geographical condition. To achieve this objective, comparative studies conducted in countries whose economics and geographically similar to KTI. It was found that solar power is the most suitable to be applied in KTI. Gorontalo was chosen to be representative of the entire KTI regions. With cost and benefit analysis, the project is create 2.158 billion rupiah of FNVP and 2.555 billion rupiah of ENVP throughout 25 years project life. Economic benefits of the project was considered quite large, so that electricity rates can be controlled with government capital subsidy so that rates can be in accordance with the community's ability."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qashtalani Haramaini
"Pola konsumsi energi ternyata menjadi masalah tersendiri yang menyebabkan biaya pokok penyediaan yang tinggi dikarenakan mahalnya sumber energi yang di gunakan untuk memenuhi beban puncak, serta nilai investasi yang tinggi untuk membangun pembangkit listrik yang hanya digunakan untuk memenuhi pemakian pada satu waktu . Maka tulisan ini meneliti dampak tarif listrik dinamis terhadap tagihan listrik dan biaya pokok penyedian untuk mengoptimalkan pembangkit yang tersedia. Dari hasil penelitian bahwa membuat rasio tarif off peak dengan peak 1:2 atau penurunan off peak 6% dan kenaikan tarif peak 26% membuat kenaikan tarif rata rata pelanggan industri 9% dan membutuhkan pergeseran beban dari peak & mid-peak ke off peak sebesar 28% dan 1% agar tagihan listrik konsumen tidak berubah, kemudian jika tarif off peak diturunkan 30% dan tarif peak dinaikkan 26% membuat kenaikan tarif rata rata pelanggan industri 5%. Dengan kenaikan tarif mid-peak 50% dan kenaikan peak 26% membuat kenaikan tarif rata rata pelanggan industri 33 % dan membutuhkan pergeseran beban dari peak& mid-peak ke off peak sebesar 63% dan 43% agar tagihan listrik konsumen tidak berubah. Selain itu  elastisitas tarif menunjukan angka minus yang menunjukan bahwa tarif listrik industri bersifat elastis dan elastisitas silang nya bersifat komplenter. Tarif mid-peak memiliki elastisitas yang paling berpengaruh dengan nominal -0,3%. Sekitar 33% pelanggan yang bersedia melakukan investasi untuk alat yang bisa menggeser beban ke luar beban puncak. Dari total biaya pembangkitan perhari yang mencapai Rp. 955.974.721.222 untuk suatu sistem maka dengan skema Time of Use bisa menurunkan biaya pokok penyediaan total sebanyak 2,59% perhari atau Rp 10.126.850.860 ( Rp. 3.645.666.309.746 / tahun).

The pattern of energy consumption turns out to be a separate problem that causes high cost of supply due to the high energy sources used to meet peak loads, as well as a high investment value to build a power plant that is only used to meet usage at one time. So this paper examines the impact of dynamic electricity tariffs on electricity bills and supply costs to optimize the available power plants. From the results of the study that made the peak 1: 2 off peak tariff ratio or 6% drop off peak and 26% peak tariff increase made the average tariff increase for industrial customers 9% and needed a shift in load from peak & mid-peak to off peak of 28 % and 1% so that the consumer electricity bill does not change, then if the off peak tariff is reduced by 30% and the peak tariff is increased by 26%, the average tariff increase for industrial customers is 5%. With a 50% increase in mid-peak rates and a 26% increase in peak, the average tariff increase of industrial customers is 33% and requires a shift of load from peak & mid-peak to off peak by 63% and 43% so that consumer electricity bills do not change. In addition, the tariff elasticity shows a minus number which indicates that industrial electricity tariffs are elastic and the cross elasticity is complex. Mid-peak rates have the most influential elasticity with a nominal of -0.3%. Around 33% of customers are willing to invest in a tool that can shift the load out of the peak load. Of the total generation costs per day which reaches Rp. 955,974,721,222 for a system with the Time of Use scheme can reduce the total cost of providing a total of 2.59% per day or Rp. 10,126,850,860 (Rp. 3,645,666,309,746 / year)."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T52542
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Massus Subekti
"PLN Region 3 (Jawa Tengah & DIY) merupakan bagian dari sistem interkoneksi Jawa Madura Bali (JAMALI) dimana sistem ini disuplai dari beberapa pembangkit dan IBT (Inter Bus Transformer) 150/500 kV. Selain terhubung melalui sistem 500 kV, region-3 juga terhubung ke region lain melalui sistem 150 kV, hal tersebut memungkinkan terjadinya tranfer daya listrik antar region. Region 3 dapat menerima atau menyalurkan daya ke atau dari region 2 melalui transmisi Sunyaragi - Brebes dan Banjar - Majenang, dan region 4 melalui transmisi Cepu - Bojonegoro dan Sragen - Ngawi. Kondisi-kondisi ini tentu saja akan berpengaruh terhadap keandalan dari sistem pembangkit region 3.
Pada tesis ini akan dianalisis tingkat keandalan sistem region 3 sampai dengan tahun 2017 dengan jalan mengevaluasi nilai LOLP dan ENS berdasarkan data perkiraan beban harian dan rencana pembangunan pembangkit baru PLN. Analisis terbagi dalam 2 skenario, skenario pertama adalah tambahan daya 3 x 100 MW dan skenario kedua adalah peningkatan kebutuhan daya 4 x 100 MW dari region 2 dan atau region 4. Dari kedua skenario, skenario peningkatan kebutuhan daya 4 x 100 MW menghasilkan keandalan sistem yang terburuk, hal ini ditunjukkan dengan nilainilai LOLP yang melewati 1 hari/tahun.
Guna mendapatkan nilai LOLP lebih kecil dari 1 hari/tahun selama 10 tahun ke depan maka harus dilakukan penambahan unit pembangkit baru sebelum tahun 2015. Penambahan PLTU Batubara 2 x 300 MW pada tahun 2014 dan 2016 pada kedua skenario dan rencana PLN, menghasilkan nilai LOLP lebih kecil dari 1 hari/tahun. Guna mengantisipasi tingginya nilai LOLP pada tahun 2008 skenario 2, dilakukan pembatasan peningkatan kebutuhan daya maksimum sebesar 200 MW ke region 2 dan atau region 4.

The PLN's region-3 (middle Java and Yogyakarta Special Region) as part of Java Madura and Bali (JAMALI) interconnection system, is supplied from its generating plants and 150/500 kV IBTs (Inter Bus Transformers). Other than connected by the 500 kV transmission system, Region-3 is also connected to other regions by a 150 kV transmission system, enabling inter regional power transfer. The region-3 can send or receive power to or from region-2 through Sunyaragi-Brebes and Banjar-Majenang transmission lines, and to or from region-4 through Cepu-Bojonegoro and Sragen-Ngawi transmission lines, thereby influencing the region-3 generating systems reliability.
In this thesis, the reliability level of region 3 system until the year 2017 will be analyzed by evaluating Loss of Load Probability (LOLP) and Energy Not Served (ENS) values based on daily estimated capacity data and PLN's new powerplant development plan. The analysis will be in 2 scenarios, the first scenario is by an additional power of 3 x 100 MW and the second one is by increasing a power transfer of 4 x 100 MW from region 2 and/or region 4. From the two scenarios, the increase of a 4 x 100 MW power transfer produces a bad system reliability. This is shown by LOLP values passing 1 day/year.
In order to obtain LOLP values lower than 1 day/year for the coming 10 years, additional powerplants must be realized before the year 2015. With the addition of 2 x 300 MW CFSPP in the year 2014 and 2016 for the two scenarios and based on PLN's planning to obtain LOLP values lower than 1 day/year can be obtained. Anticipating LOLP high values in the year 2008, scenario 2 can be conducted by limiting the increase of power transfer to a maximum of 200 MW to region 2 and/or region 4.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T40799
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yosef Lefaan
"Paradigma pembangunan ekonomi telah diimplementasikan dalam pembangunan berkelanjutan di Regional Papua sejak awal pembangunan hingga sekarang. Dengan paradigma pembangunan ekonomi, berbagai aspek dalam perencanaan pembangunan didasarkan pada pertumbuhan ekonomi. Berbagai aspek perencanaan pembangunan tersebut termasuk sektor kelistrikan. Namun, perencanaan kelistrikan yang menggunakan pendekatan pertumbuhan ekonomi tersebut tidak dapat sepenuhnya diimplementasikan di Regional Papua. Hal ini disebabkan karena sektor industri belum berkembang, sektor perdagangan dan jasa masih relatif kecil dan tersebar, dan terdapat proses-proses transisi dalam berbagai aspek kehidupan Orang Asli Papua (OAP) yang tidak cukup terakomodasikan dalam model perencanaan sistem kelistrikan yang eksisting. Pendekatan berpikir sistem diterapkan dalam studi ini untuk penelusuran karakteristik geografis dan sosial budaya komunitas-komunitas OAP, dan tantangan-tantangan pembangunan yang dihadapi di masa lalu, masa sekarang, dan di masa depan di Regional Papua. Melalui penelusuran ini ditemukan lima tantangan pembangunan, sekaligus solusinya, yaitu melalui reorientasi paradigma dan pendekatan perencanaan pembangunan. Paradigma pembangunan manusia dan pendekatan perencanaan empiris diusulkan sebagai pilihan untuk menggantikan paradigma pembangunan ekonomi dan pendekatan perencanaan teknokratik. Berdasarkan paradigma pembangunan yang baru dan pendekatan perencanaan pembangunan yang baru, model sistem kelistrikan di Regional Papua dikembangkan. Model sistem kelistrikan yang dikembangkan didasarkan pada karakteristik wilayah dan karakteristik sosial budaya OAP. Model sistem kelistrikan yang dikembangkan merupakan model sistem dinamik. Pemodelan dan simulasi sistem kelistrikan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Powersim Studio. Model sistem kelistrikan ini digunakan untuk memproyeksikan peningkatan indeks pembangunan manusia, kebutuhan listrik, dan kapasitas terpasang pembangkit listrik 2016-2050 di Regional Papua melalui simulasi model. Simulasi model sistem kelistrikan dilakukan dengan menggunakan tiga skenario, yaitu: skenario BaU, moderat, dan optimistik skenario. Berdasarkan skenario terbaik (skenario optimistik), diperoleh IPM, kebutuhan listrik, dan kapasitas terpasang pembangkit listrik 2016-2050 di masing-masing kabupaten dan kota. IPM tetinggi pada 2050 adalah 94.83 dan terendah 63,83, masing-masing di Kota Sorong Wilayah Adat Domberai dan di Kabupaten Mappi Wilayah Adat Ha Anim. Kebutuhan listrik tertinggi pada 2050 adalah 1.137.746 MWh, dan terendah adalah 14.737 MWh, masing-masing di Kota Sorong Wilayah Adat Domberai, dan di Kabupaten Supiori Wilayah Adat Saereri. Kapasitas terpasang pembangkit listrik pada 2050 tertinggi adalah 294,11 MW, dan terendah 4,56 MW, masing-masing di Kota Sorong Wilayah Adat Domberai, dan di Kabuaten Supiori Wilayah Adat Saereri.

The economic development paradigm has been implemented in sustainable development in the Papua Region from the beginning until now. With the economic development paradigm various aspects of development planning are based on economic growth. The various aspects of development planning are including the electricity sector. However, electricity planning using the approach of economic growth cannot be entirely implemented in the Papua Region. This is because the industrial sector has not yet developed, the trade and service sectors are relatively small and scattered, and there are transition processes in various aspects of the life of the Orang Asli Papua (OAP) that are not adequately accommodated in the existing electricity system planning model. A system thinking approach applied in this study to trace the geographical and socio-cultural characteristics of the OAP communities, and the development challenges faced in the past, present, and the future in the Papua Region. By this tracing, the five development challenges in the Regional Papua found, at the same time a solution was found, namely by the paradigm reorientation and the development planning approach. The human development paradigm and empirical planning approach are proposed as an option to replace the economic development paradigm and the technocratic planning approach. Based on the new development paradigm and the new development planning approach, the electrical system model in Papua Region developed. The electrical system model developed based on territories and the social culture characteristics of the OAP. The electrical system model developed is the system dynamics model. Modeling and simulation of the electrical system are carried out using Powersim Studio software. This electrical system model is used to project an increase in the Human Development Index (HDI), electricity demand, and installed capacity of the 2016-2050 power plants in Regional Papua through simulation models. Electrical system model simulations are executed using 3 (three) scenarios, namely: BaU, moderate, and optimistic scenarios. Based on the best simulation scenario (optimistic scenario), the results of HDI, the electrical demand, and the installed capacity of the power plant in 2016-2050 in each regency and municipality are obtained. The highest HDI in 2050 was 94.83, and the lowest was 63.87, respectively was Sorong Municipality, in Domberai Custom Territory, and Mappi Regency, in Ha Anim Custom Territory. The highest electricity demand in 2050 was 1,137,746 MWh, and the lowest was 14,737 MWh, respectively is Sorong Municipality, in Domberai Custom Territory, and Supiori Municipality, in Saereri Custom Territory. The highest installed capacity of the power plant in 2050 was 294.11 MW, and the lowest was 4.59 MW, respectively was Sorong Municipality, in Domberai Custom Territory, and Supiori Regency, in Saereri Custom Territory."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifky Adriandra Hadis
"Ibu Kota Nusantara (IKN) memiliki tujuan untuk menjadi kota yang ramah lingkungan dan rendah emisi karbon. Prinsip yang menjadi dasar bagi IKN untuk mencapai tujuan tersebut adalah memanfaatkan energi terbarukan untuk memasok kebutuhan energi listrik. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka pemenuhan kebutuhan energi listrik IKN perlu dilakukan dengan membangun sistem tenaga listrik berbasis grid-connected microgrid yang memanfaatkan energi terbarukan sebagai sumber energi untuk pembangkitan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis dan kapasitas pembangkit listrik yang optimal dengan menggunakan perangkat lunak XENDEE. Optimasi yang dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak XENDEE terdiri atas tiga opsi tujuan yang berbeda, yaitu menekan biaya, menekan emisi karbon, dan multi-tujuan untuk menekan biaya dan emisi karbon secara bersamaan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pada optimasi menekan biaya, total biaya energi tahunan dapat ditekan dengan meningkatkan bauran pembangkit konvensional. Di sisi lain, pada optimasi menekan emisi karbon, total emisi karbon dapat dikurangi dengan meningkatkan bauran energi terbarukan dan impor energi listrik. Hasil simulasi menunjukkan bahwa optimasi multi-tujuan memiliki total biaya energi tahunan yang tidak berbeda jauh dengan optimasi menekan biaya, sementara total emisi karbon yang dihasilkan tidak berbeda jauh dengan optimasi menekan emisi karbon.

Ibu Kota Nusantara (IKN) has a vision to become an environmentally friendly and low carbon emission city. The principle that becomes the basis for IKN to achieve this vision is to use renewable energy to supply the electrical energy needs. To realize the vision, IKN's electrical energy needs must be fulfilled by designing a grid-connected microgrid-based power system that utilizes renewable energy as a source of energy for generation. This research aims to determine the optimal type and capacity of power plants using XENDEE software. The optimization performed using XENDEE consists of three different objectives: reduce costs, reduce carbon emission, and multi-objective. The simulation results show that in the reduce cost optimization, the total annual energy cost can be reduced by increasing the conventional generation mix. On the other hand, in reduce carbon emission optimization, the total carbon emission can be reduced by increasing the renewable energy mix and importing electricity. The simulation results show that multi-objective optimization has a total annual energy cost that is not significantly different from reduce cost optimization, while the resulting total carbon emissions are not significantly different from reduce carbon emission optimization.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Kurniawan
"Kebijakan energi terbarukan saat ini berperan dalam terhambatnya pengembangan dan pencapaian target bauran energi terbarukan yang telah ditetapkan. Permasalahan tersebut yaitu terkait regulasi sektoral yang inkonsisten, penetapan prioritas pemerintah dalam kebijakan energi, skema kerja sama, serta penetapan harga jual beli tenaga listrik. Penulis menggunakan desain penelitian yuridis-normatif. Penelitian dilakukan menggunakan data sekunder yang terdiri atas bahan hukum primer, sekunder dan tertier. Data tersebut disusun kualitatif, melalui uraian teks dan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif dan kritis. Kesimpulan, pertama, regulasi pemanfaatan energi terbarukan untuk penyediaan tenaga listrik yang mengatur klausul-klausul kunci PJBL sangat dinamis mengalami perubahan dalam waktu yang singkat. Kedua, dalam penyusunan KEN, RUEN, dan RUPTL pemerintah masih memberikan prioritas utama untuk pemanfaatan energi fossil dibandingkan energi terbarukan. Beberapa hal yang menghambat investasi diantaranya: a) biaya investasi EBT yang tinggi; b) prioritas pengembangan PLTU Mulut Tambang; c) perubahan penentuan biaya pokok produksi; d) terbitnya Permen ESDM 10/2017 mengakibatkan minimnya kesempatan investor untuk Business-to-business dalam PJBL; e) inkonsistensi penerapan pola kerja sama; f) hambatan dalam penyediaan lahan dan hutan. Ketiga, upaya pemerintah dalam mendukung penyediaan energi terbarukan yaitu melalui skema penugasan, kerja sama antara pemerintah dan badan usaha, serta melalui pemberian jaminan kelayakan usaha kepada pengembang. Selain itu untuk memaksimalkan pengembangan energi terbarukan Pemerintah harus mampu mewujudkan: 1) Kepastian Hukum dari Segi Pengaturan Pemanfaatan energi Baru dan Terbarukan; 2) Optimalisasi Kesempatan Ekonomi (economic opportunity) Indonesia dalam Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan; 3) Mengubah Paradigma Pemangku Kebijakan yang menganggap batubara sebagai sumber energi murah; dan 4) Mewujudkan Kebijakan Energi Baru dan Terbarukan yang Berkeadilan (fairness).

New and renewable energy utilization is one of the pillars for reaching national energy independence and security by maximizing the usage of renewable energy by considering the economic level. The current renewable energy policy inhibits the development and achievement of the established renewable energy mix target. This is due to inconsistent sectoral regulations, government priority in energy policy, cooperation scheme, and electricity buying and selling price setting. The author used judicial-normative research design. The present study used secondary data, which consisted of primary, secondary and tertiary legal materials. The data was prepared qualitatively through text description and analyzed using descriptive and critical analysis technique. The conclusions are, first, renewable energy utilization regulations for electricity supply that regulate the key clauses of PJBL are very dynamic and change within a brief period of time. Second, when preparing KEN, RUEN, and RUPTL, the government still prioritizes fossil energy utilization over renewable energy. Some obstacles for investment are: a) high cost of EBT investment; b) priority of PLTU Mulut Tambang development; c) change of cost of production setting; d) the issuance of the Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources 10/2017 that reduces investor's chance for Business-to-business in PJBL; e) inconsistency of cooperation pattern implementation; f) obstacle in land and forest provision. Third, government efforts to support renewable energy provision through assignment scheme, government cooperation with businesses, and provision of business viability guarantee for developer. Moreover, to maximize renewable energy development, the government must: 1) Create Legal Certainty in Terms of New and Renewable Energy Utilization Regulation; 2) Optimize Indonesia's Economic Opportunity in New and Renewable Energy Development; 3) Change the Paradigm of Policy Maker who think of coal as cheap source of energy; and 4) Create Fair New and Renewable Energy Policy (fairness)."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginanjar Yoni Wardoyo
"ABSTRAK
Dari total kapasitas pembangkit tenaga listrik Kalimantan Timur, hingga tahun 2000 baru 36 % yang menggunakan batubara sebagai energi primernya, padahal batubara sebagai sumber daya alam, merupakan salah satu cadangan energi non fosil dan tersebar di beberapa wilayah kalimantan timur dengan total cadangan sebesar 10,2 miliyar ton. Sementara pembangkit tenaga listrik lainnya sebagian besar bahan bakarnya berasal dari minyak dan gas, yang semakin hari cadangannya semakin berkurang. Kondisi ini akan menempatkan batubara sebagai bahan bakar alternativ dan strategis untuk pembangkit tenaga listrik.
Diperkirakan pada masa mendatang kebutuhan energi listrik akan meningkat dua kali lipat atau lebih, sebagai dampak pertumbuhan ekonomi/industri serta penduduk. OIeh karena itu diperlukan kesiapan pembangkit-pembangkit tenaga listrik untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
Dengan pemodelan perancangan sistem dinamis dapat dilakukan optimasi penggunaan batubara pada sektor tenaga listrik secara terintegrasi. Pemodelan yang dilakukan memperhitungkan aspek dinamis dan kompleksitas sistem baik secara kualitatif maupun kuantitaf. Karakteristik dari setiap aspek-aspek dinamis disusun dan disaring dengan berdasarkan pada prinsip-prinsip teori umpan-balik. Kemudian dengan bantuan sumulasi komputer dilakukan analisis berdasarkan asumsi-asumsi yang telah dibangun.
Hasil dari pemodelan perancangan tersebut berupa data-data kebutuhan batubara untuk sektor tenaga listrik dalam kaitannya dengan kebutuhan energi listrik dari tahun
2000 sampai dengan tahun 2020.

ABSTRACT
From the total capacity of power plant in East Kalimantan until year 2000, only 36 % of them are using coal as their primary energy source. Where coal as a natural resource, is one of non-fossil energy reserve and widely spread in several areas in East Kalimantan with total reserve of 10.2 billion tons. While other power plants mostly have their resources from oil and gas, which is getting smaller and smaller in amount by each day. This condition puts coal as a strategic alternative resource for power plant.
It is predicted in the future, the electricity consumption will increase by double or more, as a result of economic/industrial and inhabitant growth. Therefore, power plants? readiness is needed to fulfill the needs.
With dynamic system plan modeling, the use of coal on integrated electrical power sector can be optimized. Modeling is conducted by calculating dynamic and complexity aspects of the system qualitatively and quantitatively. Characteristic of each dynamic aspect is arranged and refined based on Feedback Theory principles. Analysis is done by the help of computer simulation based on assumptions built.
Results from the planning modeling are the data of coal necessities for electrical power sector in connection to electricity necessity from year 2000 until 2020."
Lengkap +
[, ], [2008, 2008]
T41024
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sergio Lazlo Stevanus
"Persiapan konsentrasi aktivitas manusia pada wilayah urban memerlukan beberapa hal.Salah satunya adalah system kelistrikan wilayah kota. Kota yang sedang dicanangkan oleh pemerintah pada saat ini untuk dikembangkan adalah wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) dimana perencanaan serta juga dasar-dasar pengembangannya didasari oleh Perpres No 63 Tahun 2022 serta 1MPP (One Map Planning Policy) 2022.Didalam perpres tertuang bahwa wilayah IKN diharapkan dapat mencapai Net Zero Emission (NZE) yang mengartikan bahwa pengembangannya harus berlandaskan poin tersebut.Dalam bidang energy hal ini mengartikan bahwa system kelistrikan harus berlandaskan EBT yang dalam pengoperasiannya tidak memberikan emisi karbon secara langsung atau relative lebih rendah daripada pembangkit berbahan bakar fossil.Dalam Penelitian ini akan dilakukan perancangan serta simulasi pembangkitan system kelistrikan di wilayah IKN dalam konsep Virtual Power Plant dengan memperhatikan beberapa aspek yaitu biaya dan emisi karbon .Dalam hal ini aspek tersebut dapat diprioritaskan atau dipadukan menjadi multi-objective untuk mendapatkan kesetimpangan antara berbagai aspek. Dimana untuk penelitian ini Virtual Power Plant akan terhubung secara parsial dengan system kelistrikan Kalimantan.Simulasi dan perancangan akan dilaksankan dalam perangkat lunak Xendee yang akan menganalisis kapasitas serta jadwal pembangkitan serta pembauran jenis pembangkit yang dapat dilakukan.

Preparation for the concentration of human activity in urban areas requires several things. One of them is the urban area electricity system. This Aspect are also seen in the new development of a city that is being prepared by the government at this time as the new Capital City of the Archipelago in which the planning and also the basics of its development are based on Presidential Decree No 63 Year.In it is stated that the region of  IKN must able to achieve  Net Zero Emission (NZE) which means that the development must be based on these points. In the energy sector this means that the electricity system must be based on EBT which in operation does not provide direct carbon emissions or is relatively lower than fossil fuel plants. In this research, a system design and simulation will be carried out on the electricity of the IKN area in the Microgrid concept by taking into account several aspects, namely cost, reliability and carbon emissions where the microgrid will be partially connected to the Kalimantan electricity system. Simulation and design will be carried out in Xendee software which will analyze the generation capacity and schedule according to the fulfillment of the cost and emission aspect."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Rahman Darmawan
"Pada sebuah LNG complex site, terdapat dua permasalahan, yaitu rendahnya kehandalan di pembangkit listrik existing LNG plant dan adanya beban baru dari new LNG plant. Kemudian dibuatlah beberapa alternatif pemecahan masalah untuk dua permasalahan tersebut. Setelah dianalisis, alternatif pemecahan masalah yang paling mungkin dilakukan adalah pembangunan pembangkit listrik baru untuk memenuhi beban baru dan diinterkoneksi ke pembangkit listrik eksisting untuk meningkatkan kehandalannya. Kesalahan pemilihan pembangkit listrik baru akan menyebabkan inefisiensi dan tidak mampu mengatasi permasalahan rendahnya kehandalan di existing LNG plant.
Akan dilakukan penelitian untuk menentukan jenis dan kapasitas serta jumlah unit pembangkit listrik baru yang tepat. Sehingga keseluruhan pembangkit listrik, eksisting maupun baru, dapat menyuplai energi listrik dengan handal dan efisien serta dengan biaya serendah mungkin sesuai dengan prinsip to provide good quality energy at the lowest possible cost. Dari beberapa alternatif pembangkit listrik baru akan dicari alternatif pembangkit listrik yang paling optimal dari sisi kehandalan dan keekonomian pembangkit.
Parameter kehandalan pembangkit menggunakan metode LOLP (Loss of Load Probability) sedangkan parameter keekonomian pembangkit menggunakan perhitungan COE (Cost of Electricity) dan LCC (Lifecycle Cost). Kemudian dilakukan analisis kelayakan investasi guna mengetahui apakah investasi pembangkit listrik baru tersebut layak. Berdasar analisis, PLTMG 6x16 MW adalah yang paling optimal secara kehandalan dan keekonomian pembangkit listrik. Minimal terjadinya total black out pada kondisi eksisting adalah 50 hari per tahun, sedangkan LOLP setelah penambahan pembangkit listrik baru ini adalah 2,93 hari per tahun. Investasi pembangkit listrik tersebut dinyatakan layak.

There are two problems in an LNG complex site, lack of reliability of the power plant in the existing LNG plant and additional load of new LNG plant. Then defined some alternatives to solve these problems. After these alternatives has been analyzed, the best alternative can be done is create new power plant to cater the new load and to be interconected with the existing power plant to increase the reliability. Miscasting the new power plant will cause an innefficiency and cannot increase the reliability of electricity supply in the LNG complex site.
The purposes of this research are to choose the best type of power plant for the new power plant, how much the capacity and the number of the new power plant. So that the new and existing power plant can supply the electricity to whole LNG complex site with high reliability at the lowest possible cost, suitable with motto ?to provide good quality energy at the lowest possible cost?. From some alternatives of new power plants, will be analyzed which is the most optimal power plant in terms of reliability and economical.
Reliability parameter of power plant using LOLP (Loss of Load Probability) method while economic parameter of power plant using COE (Cost of Electricity) and LCC (Lifecycle Cost). Investment feasibility analysis to determine wheter the investment of new power plant is feasible. The result of the analysis, Gas Engine Power Plant 6x16 MW is the most optimal alternative in term of reliability and economical. Minimum total black out of existing system is 50 days per year, while the LOLP after interconnected with the new power plant become 2,93 days per year. The investment of that power plant is feasible.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45113
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>