Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155777 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hurriyani Sekar Putri
"Terdapat 290 item persediaan farmasi yang termasuk dalam kategori deadstock, obat tersebut menumpuk dan berdampak pada rendahnya nilai perputaran investasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi pengendalian persediaan antara proses pengendalian yang selama ini dilakukan oleh rumah sakit dengan proses pengendalian jika menggunakan perhitungan EOQ, SS, dan ROP.
Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional yang menggunakan data sekunder dari Instalasi Farmasi RS. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu seluruh kategori A persediaan farmasi.
Hasil penelitian menunjukkan proses pengendalian menggunakan perhitungan EOQ, SS, dan ROP lebih efisien karena dapat meningkatkan nilai Inventory Turnover Ratio dan memiliki nilai rata-rata persediaan lebih rendah. Terdapat perbedaan Inventory Turnover Ratio yang signifikan antara pengendalian yang selama ini dilakukan oleh rumah sakit dengan proses pengendalian jika menggunakan perhitungan EOQ, SS dan ROP.
Peneliti menyarankan untuk melakukan pengelompokkan obat dengan analisis ABC, perhitungan EOQ yang berulang untuk meningkatkan efisiensi pada pengendalian persediaan farmasi.

There are 290 pharmaceutical supplies which are included in the deadstock category, piling up and having an impact on the low value of investment turnover. This study aims to determine the efficiency of inventory control between the control processes that have been carried out by hospitals with the control process if using EOQ, SS, and ROP.
This study is a cross sectional study design that uses secondary data from the Pharmacy Installation. The sampling technique used was total sampling in all categories A pharmaceutical supplies.
The results show that the inventory control process using EOQ, SS, and ROP is more efficient because it can increase the value of Inventory Turnover Ratio and have a lower average inventory value. There is a significant difference between Inventory Turnover Ratios between inventory controls that have been carried out by hospitals with the inventory control process if using EOQ, SS and ROP.
Researchers suggested grouping drugs with ABC analysis, repeated EOQ calculations to improve efficiency in pharmaceutical inventory control.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Pratiwi Suwandi
"Penelitian skripsi ini membahas mengenai analisis pengendalian persediaan obat antibiotik yang ada di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Hermina Daan Mogot dengan menggunakan data pada tahun 2018. Penelitian ini menggunakan pendekatan desain studi kualitatif dengan metode telaah dokumen dan wawancara mendalam. Rumah Sakit Hermina Daan Mogot menggunakan perhitungan dengan metode Stok Minimal dan Maksimal untuk melakukan pengendalian persediaan obat, akan tetapi metode tersebut belum mempertimbangkan penggunaan biaya pemesanan, biaya pemeliharaan, serta safety stock dalam rumus perhitungannya. Hasil penelitian menyarankan bahwa dalam pengendalian persediaan yang telah diterapkan, rumah sakit memerlukan perbaikan dengan melakukan pengelompokan prioritas obat antibiotik dengan Analisis ABC, perhitungan Economic Order Quantity (EOQ) untuk mengetahui jumlah pemesanan, dan perhitungan Reorder Points (ROP) untuk mengetahui waktu pemesanan yang sudah mencakup komponen safety stock sebagai persediaan cadangan untuk menghindari kekosongan obat.

This study explains about inventory control analysis of antibiotic drugs in Hermina Hospital Daan Mogot Pharmacy, using 2018 data. With the use of qualitative study design, document review and deep interview method. Hermina Hospital Daan Mogot using a Minimal and Maximal Stock formula to control their drugs inventory, but it is not considering the ordering cost, holding cost, and safety stock. The result of this study recommends that within hospital's inventory control, require improvement by classifying antibiotic priority with ABC analysis, Economic Order Quantity (EOQ) calculation to find the total order, and Reorder Points (ROP) calculation for order time that includes safety stock component as reserve inventory to avoid drugs stock out."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maisa Rasyida Pancaputri
"Rumah Sakit memiliki fungsi utama dalam menyelenggarakan kesehatan yang peripurna melalui usaha promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Pelayanan farmasi merupakan kegiatan yang tak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada pelayanan pasien dan penyediaan obat yang bermutu. Penelitian ini membahas mengenai perencanaan dan pengendalian persediaan dengan menggunakan analisis ABC, Economic Order Quantity (EOQ), Reorder Point (ROP), dan Min-Max Analysis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengendalian obat pada tahap perencanaan di Instalasi Farmasi RSIA SamMarie Basra belum belum optimal. Penghitungan perencanaan obat masih manual menggunakan metode konsumsi. Analisis ABC menunjukkan bahwa dari 764 jenis obat di Instalasi Farmasi RSIA SamMarie Basra, 96,15% jenis obat kelompok A menghabiskan 69,85% biaya obat. Obat kelompok B yakni 12,30% jenis obat menghabiskan 20,09% biaya obat, dan obat kelompok C dengan 81,54% jenis obat menghabiskan 10,05% biaya obat. Hasil analisis EOQ, RO), Min-Max Analysis untuk obat kelompok "A" menunjukkan hasil yang bervariasi mulai dari 1-37 unit obat, 1-241 unit obat, 1-372 unit obat, dan 1-532 unit obat. Hasil penghitungan analisis ABC, EOQ, ROP, dan Max-Min Analysis dalam penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan perencanaan dan pengendalian persediaan obat di Instalasi Farmasi RSIA SamMarie Basra.

Hospital has main function to held plenary health through promotion, prevention, curative, and rehabilitative. Pharmacy service is inseparable part from health service system oriented to the patient service and quality drug supply. This research examine about supply control using ABC analysis, Economic Order Quantity (EOQ), Reorder Point (ROP), and Min-Max Analysis.
Result from this research shows that drugs control at the planning stage in SamMarie Basra Mother and Child Hospital Pharmacy Installation still not optimal. Drugs planning calculation has been done manually using consumption method. ABC analysis shows that from 764 types of drugs in SamMarie Basra Mother and Child Hospital Pharmacy Installation, 96.15% type A of drugs spend 69.85% drugs cost. Drugs type B, that is 12.30% spend 20.09% drugs cost, and drugs type C with 81.54% types of drugs spend 10.05% drugs cost. Economic Order Quantity (EOQ), Reorder Point (ROP), Min-Max Analysis result group ?A? shows vary results start from 1-37 drugs unit, 1-241 drugs unit, 1-372 drugs unit, and 1-532 drugs unit. Calculation result from ABC analysis, Economic Order Quantity (EOQ), Reorder Point (ROP), dan Max-Min Analysis are expected can be used as consideration in conducting drugs supply supervision and control in SamMarie Basra Mother and Child Hospital Pharmacy Installation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendra Gustriansyah
"[ABSTRAK
Sebuah apotek biasanya menyimpan produk farmasi di gudang sebelum dijual ke pelanggan. Penumpukan produk di gudang dapat mengurangi efisiensi gudang dan meningkatkan biaya yang terkait dengan inventori, sehingga timbul permasalahan bagaimana memprediksi stok setiap produk dengan tepat agar dapat menghindari kelebihan/kekurangan stok. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengusulkan model sistem pendukung keputusan untuk manajemen inventori di apotek, terutama dalam memprediksi pemesanan produk periode berikutnya dengan pendekatan FAHP dan SPA, sehingga manajemen inventori lebih optimal. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa akurasi prediksi stok dengan pendekatan model ini lebih baik 15% dibandingkan dengan akurasi prediksi stok oleh manajer inventori apotek, sehingga pendekatan ini dapat dijadikan rujukan untuk model sistem pendukung keputusan.

ABSTRACT
A pharmacy typically store pharmaceutical products in warehouses before being sold to the customer. Stacking of products in the warehouse can reduce the efficiency of the warehouse and increase the costs associated with inventory, which raised the problem of how to predict the stock of each product to the right in order to avoid excess/shortages. Therefore, this study aims to propose a model of decision support system for inventory management in pharmacy, especially to predict of the product in the next period with FAHP and SPA approach, so the prospect of inventory management will be more optimal. These results indicate that the prediction accuracy of inventory using this model more accurate approach 15 % compared with the prediction accuracy of the stock by a pharmacy inventory manager, so this approach can be used as a reference for decision support system model., A pharmacy typically store pharmaceutical products in warehouses before being sold to the customer. Stacking of products in the warehouse can reduce the efficiency of the warehouse and increase the costs associated with inventory, which raised the problem of how to predict the stock of each product to the right in order to avoid excess/shortages. Therefore, this study aims to propose a model of decision support system for inventory management in pharmacy, especially to predict of the product in the next period with FAHP and SPA approach, so the prospect of inventory management will be more optimal. These results indicate that the prediction accuracy of inventory using this model more accurate approach 15 % compared with the prediction accuracy of the stock by a pharmacy inventory manager, so this approach can be used as a reference for decision support system model.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Hendra M.
"Dalam menjalankan salah satu tugasnya, yakni melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan Rumah Sakit, RS X membutuhkan ketersediaan obat-obatan untuk dapat secara kontinyu menyediakan obat-obatan kepada pasien. Kegagalan dalam penyediaan obat-obatan ini berpotensi memberikan citra negatif pada mutu pelayanan rumah sakit. RS X telah memiliki modul inventori farmasi dalam sistem informasinya. Modul ini merupakan bagian dari Enterprise Resource Planning (ERP) dimana di dalamnya terdapat informasi jumlah stok dan titik pemesanan kembali untuk setiap item farmasi. Pada prakteknya, pengendalian inventori dalam menentukan titik pemesanan kembali masih menggunakan cara-cara tradisional sehingga selain dana yang terikat pada inventori menjadi tidak terkendali juga kerap terjadi kegagalan pemenuhan permintaan barang farmasi.
Penelitian ini akan membahas suatu metode yang rasional untuk mencapai inventori yang optimal dan tingkat pelayanan yang tinggi dengan cara memanfaatkan data dan informasi yang telah tersedia dalam database ERP-nya. Penelitian ini menghasilkan suatu usulan model inventori farmasi yang lebih efisien ditinjau dari biaya inventorinya. Dari simulasi diketahui bahwa pada model ini tidak terdapat kegagalan penyediaan sehingga tercapai tingkat pelayanan (service level) sebesar 100%. Selain itu, model ini juga memberikan nilai safety stock dan reorder point yang dinamis sesuai dengan respon forecast terhadap permintaan aktual.

In order to achieve its assignment, to perform qualify services according to hospital service standard, Hospital X needs the availability of pharmacy to provide medicine for patient continuously. The failure of supply would-be a negative image for quality of service. Hospital X already has pharmacy inventory module in its information system. The module is a part of Enterprise Resource Planning (ERP), which has stock and reorder point information for each item. In matter-of-fact, the inventory control still used traditional method to define reorder level, so the capital tied up in inventory will uncontrollable and the failure of supply would-be happened frequently.
This research will discuss a rational method to reach optimum inventory and high service level by take advantage of data and information in the ERP database. The outcome of research is a proposed inventory model, which has a lower inventory cost. From simulation, we can see there is no failure of supply on this model, so 100% service level can be archived. The model also gives dynamic safety stock and reorder point according to forecast respond of actual demand.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16139
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aswin Junivia Aisyah
"Pelayanan resep obat merupakan serangkaian aktivitas mulai dari penerimaan penerimaan resep, pengkajian resep, pemberian harga obat, penyiapan obat, pengemasan, dan pemberian etiket, pemeriksaan kembali, penyerahan obat kepada pasien. Waktu tunggu pelayanan resep obat jadi belum dapat memenuhi standar yang ditetapkan oleh Rumah Sakit (≤10 menit) dan standar yang ditetapkan Pemerintah dalam Kepmenkes RI Nomor 129 Tahun 2008 (≤30 menit). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memberikan rekomendasi perbaikan pada waktu tunggu proses pelayanan resep obat jadi menggunakan pendekatan Lean Six Sigma meliputi tahap Define, Measure, Analyze, dan Improve. Desain penelitian berupa kualitatif dan kuantitatif dengan jenis penelitian operational research. Hasil pengmatan pada waktu tunggu pelayanan obat jadi digambarkan dengan Value Stream Mapping (VSM) yang memperlihatkan rata-rata waktu keseluruhan proses pelayanan resep obat jadi selama 35,94 menit dengan kegiatan bernilai tambah (value-added activi) 11,2 menit (31,26%), kegiatan tidak memberi nilai tambahan (non-value-added activities) 24,74 menit (68,83%). Pemborosan (waste) paling banyak terjadi adalah menunggu (waiting) dari seluruh pemborosan (waste) yang ditemukan. Berdasarkan hasil analisis pada setiap aktivitas pemborosan (waste) dalam proses pelayanan resep obat jadi maka dihasilkan usulan perbaikan berupa visual management, 5S, membuat jadwal pemeliharaan peralatan, melakukan pengadaan peralatan penunjang, menambah fitur dalam sistem e-press, membuat gudang khusus, menghitung beban kerja petugas, dan mengadakan layar tampilan status resep, dan melakukan perbaikan berkelanjutan. Dihasilkan Future VSM dengan leadtime proses pelayanan resep obat jadi menjadi 20,42 menit.

Prescription drug service is a series of activities from receipt prescription, review of prescription, administration of drug prices, preparation, packaging, checking, and delivery of drugs to patients. The waiting time for prescription drug services has not been able to meet the standards set by the Hospital (≤10 minutes) and the standards set by the Government in Kepmenkes RI Nomor 129 Tahun 2008 (≤30 minutes). The aim of this research is to provide recommendations for improvements of the prescription service waiting time using Lean Six Sigma approach which consists of Define, Measure, Analyze and Improve phase. The research design is qualitative and quantitative with the type of operational research. The results of this research were described with the the value stream mapping that shows the average time for entire process is 35.94 minutes, with value-added activities 11.2 minutes (31.26%) and non-value-added activities 24.74 minutes (68.83%). The most waste occur is waiting. Based on that analysis, the researcher provide recommendations for improvement that is visual management, 5S, schedule maintenance of equipment, procuring supporting equipment, adding features in the e-presscription system, create a warehouse, calculate the workload of pharmacy staff, and implement continuous improvement. Resulting in future VSM with leadtime of the process of prescribing service time is 20.42 minutes."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Etik Wuryanti
"Reformasi cara pembayaran dari fee for service ke arah prospective payment di era JKN menjadi fokus perhatian di rumah sakit, khususnya untuk pengendalian biaya. Instalasi Farmasi Rumah Sakit sebagai bagian utama dari layanan kesehatan dijadikan sebagai revenue center sekaligus cost center, untuk itu perlu dikelola dengan baik agar rumah sakit mampu bertahan dan berkembang di era JKN. Dengan demikian pengendalian persediaan obat yang efektif dan efisien menjadi sesuatu hal yang prioritas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui fungsi pengendalian persediaan obat dengan metode analisa ABC Pemakaian, ABC Investasi dan ABC Indeks Kritis. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi perencanaan dan pengendalian persediaan obat di Instalasi Farmasi RS XYZ belum berjalan dengan optimal dikarenakan belum adanya metode yang cukup tepat dan berbasis bukti. Perencanaan pengadaan obat dilakukan untuk mengakomodir kebutuhan 3-4 hari kedepan dengan melihat tren pemakaian 14 hari terakhir. Analisa ABC yang dilakukan pada penggunaan obat di Instalasi Farmasi RS XYZ menunjukkan bahwa terdapat 2108 jenis obat yang digunakan, dimana hasil pada analisa ABC pemakaian, 84% atau sejumlah 1769 item obat masuk ke dalam kelompok C yang merupakan item slow moving. Hasil analisa ABC investasi kelompok A memiliki jumlah investasi paling besar dengan nominal Rp. 27.563.544.473,-. Hasil analisa ABC indeks kritis terhadap obat yang dijadikan sampel pada penelitian didapatkan ada 163 item obat yang masuk kelompok A ABC Indeks Kritis. Selanjutnya dilakukan penghitungan EOQ, SS dan ROP terhadap kelompok A ABC Indeks Kritis sebagai metode pengendalian persediaan obat sehingga diketahui berapa jumlah ekonomis yang akan dipesan, berapa stok aman selama masa tunggu dan pada jumlah berapa obat harus dipesan kembali.

The reformation of payment method from fee for service to prospective payment in the JKN era has recently become a primary concern in hospital management, especially for cost control. Hospital pharmacies serves as a revenue center as well as a cost center that needs to be managed properly to ensure hospitals can survive and thrive in the JKN era. Thus, effective and efficient drug management is increasingly important. The aim of this study is to determine the function of drug inventory control with the ABC usage, ABC investment and ABC critical index analysis method. This study utilizes a cross sectional study with qualitative and quantitative approaches. The results of this study show the planning and control functions at XYZ Hospital Pharmacy were not performing well due to lack of appropriate and evidence based method incorporated. The current drug planning is procurement to accommodate the needs of the following three to four days based on the previous 14 days usage trend. The ABC analysis indicated a drug count of 2108 drugs, with 84% in group C, the slow moving items of ABC usage analysis, consisting of 1769 drugs. ABC investment analysis shows that group A has the largest amount of investment (70%) at Rp. 27,563,544,473, whereas the ABC critical index analysis shows that there are 163 drug items included in the group A. Calculations of EOQ, SS and ROP were implemented to group A of the ABC Critical Index as a suggested method of controlling drug inventory, to indicate the most economical volume of drug order, volume of safe stocks necessary during the waiting period and the volume of drugs to be re-ordered."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52738
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulastri
"Untuk mencegah terjadinya kekosongan obat (stock out) di gudang farmasi dan jumlah persediaan obat berkurang terus menerus maka perlu menentukan batas minimal pemesanan (ROP) dan jumlah stock pengaman (buffer stock) selama masa tenggang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Cara pengambilan data adalah wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen dengan jumlah sampel 332 item.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengklasifikasian obat antibiotik berdasarkan pemakaian yaitu fast moving sebanyak 41 item (12,35%), moderate sebanyak 65 item (19,58% ) dan slow moving sebanyak 226 (68,07%) dari total 332 item obat antibiotik.
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan jumlah buffer stock dan Reorder Point (ROP) untuk kelompok fast moving, moderate dan slow moving obat antibiotik di RS Haji bervariasi dan menunjukkan angka dibawah standar ideal.
Untuk itu diharapkan jumlah buffer stock dan ROP di unit gudang RS Haji dapat ditingkatkan lagi untuk mencegah terjadinya kekosongan obat (stock out) sehingga pelayanan dapat terpenuhi tepat waktu dan sesuai kebutuhan.

To prevent a stock out fast decresing in drug stock in pharmaceutical Unit RS Haji Jakarta, it needs to determine ROP and buffer stock the lead time.
This research uses qualitative and quantitative, Information was obstained from indep interview, observasion and dokumen review with a total sample of 332 antibiotics item.
The results showed that the classification based on the use of antibiotic drugs fast moving (40 items), moderate (66 items) and slow moving (226 items) from the total 332 antibiotic items.
Base on the calculation, the amount of buffer stock and ROP for fast, moderate and slow moving antibiotics are still under the ideal standard.
Therefore, it needs to increase the number of buffer stock ang ROP in the pharmaceutical Unit RS Haji Jakarta in order to give a good pharmaceutical service to the patient.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Permana
"ABSTRAK
Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien.
Didalam dunia farmasi, manajemen persediaan menghadapi tantangan yang unik
dimana harus menyeimbangkan tingkat persediaan yang memenuhi kebutuhan
pasien dan juga meminimalisir biaya persediaan. Metode yang dapat digunakan
untuk menentukan kebijakan pengendalian persediaan tersebut adalah Continuous
Review System dan Periodic Review System untuk mendapatkan parameter
kebijakan seperti jumlah pemesanan, titik pemesanan kembali, dan biaya total
persediaan. Simulasi Monte Carlo dilakukan untuk melihat perubahan yang terjadi
pada parameter total biaya yang dihasilkan oleh kedua jenis model kebijakan yang
telah diperoleh terhadap perubahan variabel permintaan serta lead time. Hasil
yang diperoleh dalam penelitian ini adalah model kebijakan Continuous Review
System dengan biaya persediaan total yang lebih rendah.

ABSTRACT
Hospital pharmacy service is an integral part of the health care system in a
hospital. In pharmacy, inventory management faces many unique challenges.
which must balance the inventory levels that meet the needs of patients and also
minimize inventory costs. The method can be used to determine the inventory
control policy is Continuous Review System and Periodic Review System where
these methods are used to obtain the policy parameters such as quantity order,
reorder point, and the total cost of inventory. Monte Carlo simulation is performed
to see changes in the parameters of the total cost of the two types of policy models
based on changes in demand and lead time variable according to the deviation of
each variable. The results obtained in this study is a Continuous Review System
model gives the total cost of inventory lower than the Periodic Review System
model."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55382
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chita Dwi Lestari
"Penelitian ini berfokus pada prosedur internal PT X dalam rangka melakukan manajemen persediaan yang baik dan memenuhi seluruh permintaan pelanggan. Untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu kepuasan pelanggan, tidak jarang PT X tidak menghitung efisiensi dari metode pembelian yang selama ini digunakan, efektivitas dari persediaan yang ada, dan rasio likuiditas yang tergambar dari laporan keuangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan perhitungan antara metode pembelian yang selama ini digunakan dan implementasi dari metode economic order quantity. Sumber data yang diperoleh adalah berdasarkan data internal dan dokumen-dokumen perusahaan.

This research focuses on PT X internal procedure to have a good inventory management and meet all customer needs. In order to accomplish company goal which is customer satisfaction, PT X often does not count efficiency of its purchase system, the effectiveness of inventory hold, and liquidity ratio that captured in its financial statement. The purpose of this study is to have a comparative calculation between current purchase method and implementation of economic order quantity method. The data collected from company internal data and documentation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>