Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163845 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dibran Paramartha
"PT PHE WMO berupaya untuk terus mempertahankan produksi minyak salah satunya dengan cara melakukan optimalisasi fasilitas proses dengan cara mengurangi slug flow yang terjadi pada pipa dengan cara mengurangi produksi air dari lapangan PHE-30. Saat ini produksi minyak, gas dan air dari lapangan PHE-30 masing-masing sebesar 2.070 bopd, 5,1 MMscfd dan 10.800 bwpd. Tingginya produksinya minyak dari lapangan PHE-30 dapat dioptimalkan dengan menambahkan tangki pemisahan di anjungan PHE-30 untuk mengurangi air yang terproduksi sehingga mengurangi slug flow yang terjadi di sepanjang pipa transportasi PHE-30 menuju PPP. Naskah tesis ini membahas analisis penambahan tangki pemisahan di PHE-30 untuk optimalisasi sumur minyak dan gas. Parameter yang digunakan adalah laju alir minyak, gas dan air, kecepatan superfisial gas dan liquid, flow regime, serta keekonomiannya.
Dari hasil penelitian, penambahan tangki pemisahan di PHE-30 merupakan pilihan terbaik untuk mengurangi slug flow pada pipa penyalur PHE-30 menuju PPP. Hal ini didasarkan pada perubahan gas superficial velocity dari yang sebelumnya 18,3 ft/s menjadi 6,35 ft/s sedangkan perubahan liquid superficial velocity dari yang sebelumnya 1,0 ft/s menjadi 0,16 ft/s. Dari perubahan tersebut, didapatkan flow regime yang berubah dari yang sebelumnya slug flow menjadi stratified flow sehingga mengoptimalkan produksi minyak dari PHE-30 menuju PPP.

PT PHE WMO is trying to mantain the oil and gas production. Optimization the surface facility by reducing water produce from PHE-30 to minimize slugging at pipeline is one of method to maintain the oil and gas production. Currently, PHE-30 has produced 2.070 bopd of oil, 5,1 MMscfd of gas, and 10.800 bwpd of water. PHE-30 has potential to increase oil production by addition the separator to separate oil and water. This tesis discusses the analysis of additional separator at PHE-30. The parameter used is the flowrate of oil, gas, and water then will be analyzed economically.
The riset shown that utilizing the separator at PHE-30 impacted the flow regime in pipeline transportation from PHE-30 to PPP. Based on changed of the gas superficial velocity and liquid superficial velocity, the flow regime switched from slug flow into stratified flow. This is based on changes in superficial velocity gas from the previous 18.3 ft/s to 6.35 ft/s while the liquid superficial velocity changes from the previous 1.0 ft/s to 0.16 ft/s. Based on that, it was found that flow regimes changed from the previous slug flow to stratified flow so that its optimize the oil production from PHE-30 to PPP.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52928
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Syafira
"

Berbicara mengenai sektor minyak dan gas bumi yang merupakan sektor strategis tidak terlepas dari kewenangan yang dimiliki oleh masing-masing lembaga yang terlibat didalamnya. Berbagai perkembangan peraturan dan kebijakan pun ikut mempengaruhi tata kelola migas khususnya pada sektor hulu. Mulai dari tata kelola migas dikendalikan oleh Pertamina sebagai satu-satunya perusahaan negara, kemudian terbit UU No. 22 Tahun 2001 yang mengalihkan pengelolaan migas kepada Badan Pelaksana (BP Migas), sampai akhirnya keberadaan BP Migas dibubarkan karena dinilai inkonstitusional berdasarkan Putusan MK No. 36/PUU-X/2012. Akan tetapi, saat ini kewenangan yang ada pada BP Migas dahulu masih dijalankan oleh SKK Migas sebagai suatu entitas baru yang menyelenggarakan pengelolaan sektor hulu migas yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2013. Tidak terlepas dengan perwujudan negara di dalam Kementerian ESDM yang juga berwenang melaksanakan pengawasan dan pembinaan dalam tata kelola migas di Indonesia. Kemudian adanya wacana pembentuk Badan Usaha Milik Negara Khusus (BUMN-K) pada sektor hulu migas di dalam Rancangan UU Cipta Kerja menimbulkan pertanyaan bagaimana status kelembagaan dari SKK Migas dan seberapa urgensinya pembentukan BUMN-K ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan bahan kepustakaan serta wawancara. Untuk menghadapi berbagai tantangan dalam tata kelola migas saat ini menjadi sangat penting untuk menentukan peran dan tanggung jawab secara efektif dan efisien antara Kementerian ESDM, PT Pertamina (Persero), dan SKK Migas, serta perlu ditinjau kembali mengenai badan usaha yang ideal dan sesuai dengan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 untuk melaksanakan pengelolaan migas di Indonesia.

 


Talking about the oil and gas sector which is a strategic sector is inseparable from the authority possessed by each institution involved in it. Various developments in regulations and policies have also affect oil and gas governance, especially in the upstream sector. In the begining oil and gas governance is controlled by Pertamina as the only state company, then Law Number 22 of 2001 which is transferred management of the upstream oil and gas sector to the Implementing Agency (BP Migas), until finally the existence of BP Migas was dissolved because it was considered unconstitutional based on the Constitutional Court Decision Number 36/PUU-X/2012. However, the existing authority at BP Migas was previously still exercised by SKK Migas as a new entity that carries out management of the upstream oil and gas sector established under Presidential Regulation Number 9 of 2013. It is inseparable from the realization of the state within the Ministry of Energy and Mineral Resources which is also authorized to carry out supervision and guidance in oil and gas governance in Indonesia. Then the discourse of forming a Special State-Owned Enterprise (BUMN-K) in the upstream oil and gas sector in the Draft Employment Law raises the question of the institutional status of SKK Migas and how urgent is the establishment of BUMN-K. The method in this research is normative juridical with a qualitative approach and uses literature and interviews. To face various challenges in oil and gas governance, it is now very important to determine the role and responsibilities effectively and efficiently between the Ministry of Energy and Mineral Resources, PT Pertamina (Persero), and SKK Migas, and needs to be reviewed on the ideal business entity in accordance with mandate of Article 33 paragraph (3) of the UUD 1945 Constitution to carry out oil and gas management in Indonesia.

 

"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herry Winandi
"ABSTRAK
Pemadaman sistem tenaga yang memasok fasilitas produksi minyak dan gas bumi menyebabkan ratusan barel kerugian setara minyak per jam. Karenanya, terdapat kebutuhan untuk meningkatkan kontinuitas pasokan dengan misalnya mengubah konfigurasi distribusi daya dari radial ke ring. Namun, peralihan ke konfigurasi ring memerlukan penyesuaian terkait kemampuan sistem dalam memberikan arus yang lebih tinggi, mengambil rute distribusi yang lebih panjang, atau menangani arus gangguan yang lebih tinggi. Penelitian ini mengembangkan pendekatan untuk mengevaluasi persyaratan-persyaratan dan manfaat-manfaat tersebut. Evaluasi tersebut meliputi analisis aliran beban, analisis hubung singkat, analisis koordinasi relai proteksi, dan analisis keandalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan sistem yang ada dalam menerapkan konfigurasi ring dan merekomendasikan penyesuaian yang diperlukan. Penelitian ini juga bermaksud untuk memperkirakan pengurangan durasi pemadaman. Secara keseluruhan, sistem distribusi daya radial yang ada dapat diubah ke konfigurasi ring dengan beberapa penyesuaian. Penerapan konfigurasi ring memberikan pengurangan pemadaman tahunan sebesar 43,21 persen dari 17,322 menjadi 9,837 jam per tahun, nilai bersih sekarang sebesar US$ 161.080, tingkat pengembalian internal sebesar 807,06%, dan waktu pengembalian dalam 1,33 tahun.

ABSTRACT
Outage of power system supplying oil and gas production facilities causes hundreds of barrel of oil equivalent loss per hour. Hence, there is a need to improve the supply continuity by e.g. altering the power distribution configuration from radial to ring. However, switching to ring configuration demands adjustment related to system capability in delivering higher current, taking longer route, or handling higher fault current. This study develops an approach to assess those requirements and benefits. The evaluation includes load flow, short circuit, protection relay coordination, and reliability analysis. This study aims to evaluate the existing system capability in applying ring configuration and recommend any required adjustment. This study also intends to estimate the reduction of outage duration. Overall, the existing radial power distribution system can be switched to ring configuration with several adjustments. The ring application offers 43,21 percent annual outage reduction from 17,322 to 9,837 hours annually, net present value of US$ 161.080, internal rate of return of 807,06%, and payout time in 1,33 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Partogi, Jeremie Larry
"Economic Order Quantity (EOQ) adalah metode pengukuran yang digunakan untuk menentukan volume dan frekuensi pesanan untuk memenuhi tingkat permintaan tertentu sambil meminimalkan biaya per pesanan. Dengan demikian, EOQ juga dapat diartikan sebagai jumlah optimal barang yang harus dipesan dalam periode tertentu, sehingga total biaya pemesanan dan penyimpanan barang tersebut dapat diminimalisir. Sasaran dari penelitian ini adalah dapat meminimalisir penggunaan stok material dan menekan biaya pemesanan. Permasalahan dari penelitian ini adalah bagaimana mengoptimalkan stok material agar tidak berlebihan. Kelebihan stok membuat perusahaan merugi karena dapat membuat material terlalu banyak dan berdampak pada biaya yang harus dikeluarkan untuk menjaga material tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian ini dengan menggunakan Analisis ABC untuk mengkategorikan masing-masing kelas agar mendapatkan materi kelas “A”. Hasil penelitian ini, Lima stok material kelas “A” telah diolah dengan menerapkan metode EOQ dan diperoleh hasil yang optimal. Total biaya stok material sebelum menerapkan metode EOQ adalah $26.701.454,17 dan setelah menerapkannya, biaya dikurangi menjadi $3.102.032,99.

Economic Order Quantity (EOQ) is a measurement method used to determine the volume and frequency of orders to meet a given level of demand while minimizing the cost per order. Thus, EOQ can also be interpreted as the optimal number of material stock that must be ordered in a certain period, so that the total cost of ordering and storing these stocks can be minimized. The goal of this research is to minimize the use of material stock and reduce ordering costs. The problem of this research is how to optimize material stock so that it is not excessive. Excess stock makes the company lose money because it can make too much material and has an impact on the costs that must be incurred to maintain the material. Therefore, it is necessary to conduct this research using ABC Analysis to categorize each class in order to get class "A" material. The results of this research, five class "A" material stocks have been processed by applying the EOQ method and obtained optimal results. The total cost of material stock before applying the EOQ method was $26,701,454.17 and after applying it, the cost was reduced to $3,102,032.99."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudianto Rimbono
"Salah satu tugas yang harus dilaksanakan BPMIGAS sebagai badan yang dibentuk pemerintah untuk mengelola industri hulu minyak dan gas bumi adalah pengelolaan proyek investasi di bidang fasilitas produksi yang melibatkan dana lebih dari USD 2-3 milyar pertahun.
Tesis ini disusun untuk membantu BPMIGAS dalam usahanya meningkatkan kinerja waktu dan mutu atas pengendalian dan pengawasan kegiatan proyek investasi fasilitas produksi pada setiap tahapan proyek.
Penelitian ini dilakukan dengan pengujian terhadap berbagai fakro yang mempengaruhi proses pengendalian dan pengawasan kegiatan proyek investasi dengan melibatkan pekerja dari perusahaan minyak yang beroperasi di Indonesia dan BPMIGAS.

As the government agency to manage the oil and gas industry, one of the BPMIGAS?s responsibility is to manage the capital investment in production facilities project which involved the expenditure of approximately USD 2-3 billion each year.
This thesis is developed to help BPMIGAS to improve it?s time and quality performance in controlling and supervising all stages of production facilities facilities.
The research is carried out by assessing numbers of factors influencing the control and supervision activities involving personnel from oil companies operated in Indonesia and the ones from BPMIGAS."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T25238
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hascaryo Rat Kusumo
"Saat ini kebutuhan industry minyak dan gas bumi di Indonesia terhadap pekerja selam (commercial diver) untuk melaksanakan pekerjaan dalam air masih mengacu pada standar internasional. Welding Center (Sub Sea) University of Indonesia (WCSS) didirikan dengan tujuan untuk menghasilkan pekerja selam yang memiliki kualifikasi untuk melaksanakan pekerjaan inpeksi bawah air dengan metoda NonDestructive Testing (NDT). Tujuan dari penelitian ini adalah mencari kesenjangan terhadap kualifikasi yang dimiliki oleh pekerja selam WCSS UI saat ini dengan standar internasional yang diacu untuk pekerjaan inspeksi bawah air dengan metoda NDT dan memberikan rekomendasi perbaikannya.
Hasil dari penelitian ini adalah masih ditemukan kesenjangan antara kualifikasi pekerja selam WCSS UI dengan standar internasional yang diacu. Untuk kualifikasi sebagai pekerja selam yaitu memperoleh nilai pemenuhan standar sebesar 70% sedangkan untuk kualifikasi sebagai personel inspeksi NDT bawah air level 3.1U dan 3.2U sebesar 73.33% dan 33.33%. Rekomendasi perbaikan untuk menutup kesenjangan yang ditemui antara lain dari sisi materi latihan dan pelatihan yang sesuai standar, penambahan fasilitas pendukung pelatihan praktek dan tenaga pengajar professional yang tersertifikasi.

Today, commercial diver requirements for underwater jobs in Indonesian oil and gas industry are still refer to international standards, such as qualification and certification from well-known international association. Welding Center (Sub Sea) University of Indonesia (WCSS) established to generate qualified and competent commercial diver for underwater NDT inspection jobs. The objectives of this research are to analyze qualifications gap between WCSS UI commercial diver and international standards for underwater NDT inspection jobs.
The result shows that WCSS UI commercial diver still has qualifications gaps from international standards. For commercial diving category 70% compliance, for underwater NDT inspector level 3.1U and 3.2U are 73.33% and 30% respectively. Recommendations to improve qualification gaps such as to add training syllabus as per standards, training facilities and last but not least is having real world qualified and certified professional instructors.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53219
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Karsa Agung Rakhmatullah
"ABSTRAK
Kinerja keandalan peralatan bawah laut yang digunakan pada tahapan Desain Konseptual oleh industri minyak dan gas untuk produksi minyak memiliki dampak signifikan pada ketersediaan produksi dan biaya siklus hidup sistem. Kriteria penerimaan jumlah minimum penghalang yang perlu diidentifikasi dan kemudian dipertahankan untuk memenuhi tingkat keselamatan yang dapat diterima menggunakan Kualitatif dan Kuantitatif Bow-Tie Analysis dengan berdasarkan output dari Teknik Untuk Identifikasi Resiko, Analisa Kontrol, Memahami Konsekuensi dan Kemungkinan, Mengevaluasi Signifikansi Risiko dan Memilih Antara Opsi. Strategi eksekusi dari daftar untuk dievaluasi lebih lanjut berdasarkan kriteria resiko (<1.0E-07/tahun), ICAF dan juga ratio biaya dan manfaat > 1.2 memberikan sudut pandang yang holistik untuk penerapan pengurangan resiko dengan biaya yang kompetitif dan efisien baik dalam fase instalasi atau fase operasi dan pemeliharaan, secara keseluruhan yang merupakan hasil dari demonstrasi ALARP menggunakan kualitatif dan kuantitatif Analisa Bow-Tie pada Fase Instalasi, Aplikasi Jarak Pemisahan Lifting dengan target resiko dengan 2x lateral distance memberikan hasil yang kompetitif dalam hal tiga kriteria tersebut diatas apabila dibandingkan dengan 1x lateral distance untuk pengangkatan peralatan bawah laut dengan berat >100ton, sedangkan Aplikasi 2 Cement Plug dengan Kehandalan 99.9% dengan durasi P&A sementara < 2tahun memberikan hasil yang optimum dibandingkan dengan model yang lain. Sedangkan Fase Operasi dan Pemeliharaan Aplikasi Diversifikasi pada Sensor, Diagnostik pada SIS, Proteksi Dropped Object EHXT dan Manifold dan Redundansi Flowline mendapatkan ICAF (Efektif - implementasikan kecuali risiko individu dapat diabaikan) dan ratio biaya dan manfaat >1.2 sedangkan Aplikasi Interval Pengujian Katup Isolasi untuk semua SIF (SIF01 (b), SIF01 (a), SIF02, SIF03 (b), SIF03 (a) dan SIF04 (a)) di interval pengujian < 2tahun dan Aplikasi Multiple SIF untuk kasus Tekanan berlebih dan berkurang pada semua kombinasi proteksi pengujian < 2tahun berada di resiko <1.0E-5/tahun kecuali SIF02 x SIF01 (a) dan SIF02 x SIF01 (b).

ABSTRACT
The reliability performance of subsea equipment used at the design concept stage by the oil and gas industry for oil production has a significant impact on production availability and system life cycle costs. Criteria for acceptance of the minimum number of barriers that need to be identified and then maintained to meet an acceptable level of safety using Qualitative and Quantitative Bow-Tie Analysis based on the outputs of the Techniques for Risk Identification, Control Analysis, Understanding the Consequences and Possibilities, Evaluating the Significance of Risks and Choosing Between Options. This calculation must be carried out to show whether the ALARP criteria and economics are achieved or not in the subsea facility on the installation phase and operation and maintenance. Execution strategies from the list for further evaluation based on risk criteria (<1.0E-07/year), ICAF and also the cost and benefit ratio> 1.2 provide a holistic perspective for implementing risk reduction with cost competitive and efficient both in the installation phase or the operation and maintenance phase, as a whole which is the result of ALARP demonstration using qualitative and quantitative Bow-Tie Bow-Tie Analysis in the Installation Phase, Application of Lifting Separation Distance with a risk target with 2x lateral distance gives competitive results in terms of the above three criteria when compared to 1x lateral distance for lifting underwater equipment weighing> 100 tons, while the 2 Cement Plug Application with 99.9% Reliability with P&A duration while <2 years gives optimum results compared to other models. While the Operation and Maintenance Phase of Diversified Applications on Sensors, Diagnostics on SIS, Dropped Object Protection EHXT and Manifolds and Redundancy Flowline get ICAF (Effective-implement except individual risks can be ignored) and cost and benefit ratios> 1.2 while Application Interval Isolation Valve Tests for all SIF (SIF01 (b), SIF01 (a), SIF02, SIF03 (b), SIF03 (a) and SIF04 (a)) at test intervals <2 years and Multiple SIF Applications for cases of overpressure and reduced pressure in cases all test protection combinations <2 years are at risk <1.0E-5/year except SIF02 x SIF01 (a) and SIF02 x SIF01 (b)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Hartanti
"Migas merupakan sumber daya alam yang strategis. Investasi di bidang migas mayoritas dilakukan oleh swasta asing yang dalam hal ini kehadirannya dirangsang oleh berbagai fasilitas. Salah satunya adalah kemudahan di bidang perpajakan. Skripsi ini bertujuan untuk membahas masalah insentif pajak tersebut dikaitkan dengan penerimaan negara dari sektor perpajakan. Metode penelitian yang dilakukan adalah studi kepustakaan. Meliputi telaah literatur yang didukung dengan wawancara dengan narasumber yang kompeten. Skripsi dibatasi pada kontraktor yang menandatangani kontrak bagi hasil antara periode 1 Januari 1984 hingga 31 Desember 1994. Pembahasan ditekankan pada aspek PPH dan PPN/PPn.BM. Insentif yang didapatkan dalam aspek PPH ialah kesamaan definisi, biaya penyusutan yang dipercepat, masuknya unsur pajak dalam biaya operasi, sumbangan sebagai biaya, dibebaskan dari pungutan PPH pasal 22 dan adanya pajak yang ditanggung oleh pemerintah. Insentif yang didapatkan dalam aspek PPN/PPn.BM ialah reimbursement PPN/PPn.BM, pembebasan PPn.BM impor dan penundaan PPN jasa selama masa pra produksi. Fasilitas tersebut memang memberikan iklim yang kondusif bagi pengusahaan migas. Dengan konsekwensi adanya penerimaan pemerintah yang berkurang dari sektor pajak. Namun terdapat kelemahan, sehingga biaya operasi makin meningkat dan minyak yang dibagi menjadi makin kecil. Diperlukan peranan pemerintah agar biaya operasi dapat diprediksi dengan tepat dan tidak membesar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19122
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Marahalim
"Proyek-proyek migas dilakukan sebagai bagian dari dukungan terhadap fasilitas produksi sumber energi. Ada fenomena di pelaksanaan proyek migas, yaitu seringnya terjadi keterlambatan waktu penyelesaian dan kelebihan biaya dari yang direncanakan. Komunikasi merupakan hal yang penting diperhatikan dalam mendukung kesuksesan kinerja proyek. Dibuat suatu hipotesa bahwa peran peran PMO dapat meningkatkan efektivitas komunikasi proyek. Kuesioner dilakukan terhadap pimpinan proyek migas Indonesia. SEM-PLS digunakan untuk menganalisa hubungan antara masing-masing variabel. Hasil penelitian memperoleh faktor-faktor dominan dalam komunikasi proyek dan peran PMO. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari peran PMO terhadap komunikasi proyek dalam meningkatkan kinerja proyek migas.

Oil & gas projects are performed to support energy production facilities. There is a fenomena where project execution in oil & gas industry often have experiences in schedule delay and cost overrun compared to the plan. Communication is one of important thing which has impact to the project performance. Hipotesis was developed that PMO role can improve project communication effectiveness. Quesioner was performed distributed to the Oil & Gas Project Managers in Indonesia. SEM-PLS was used to analise relationship among variables. Result obtained dominan factors in project communication and also PMO role. Result also shows that PMO role has a significant influence in project communication to improve the project performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T52855
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nata Jaya
"Indeks Keamanan Informasi KAMI adalah alat bantu untuk mengukur tingkat kepatuhan sistem berdasarkan SNI/ISO 27001, standar ini diwajibkan pada sistem yang bersifat strategis sesuai dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 4 tahun 2016. Akan tetapi untuk organisasi yang sangat bergantung pada sistem kendali industri, seperti pada industri migas, sistem ketenagalistrikan ataupun industri manufacturing, best practice yang disarankan yaitu menggunakan kerangka NIST SP 800-82. Penelitian ini mencoba mengajukan suatu metode pendekatan agar sistem dapat patuh terhadap kedua standar tersebut sekaligus. Adapun metode yang dilakukan yaitu dengan melakukan audit berdasarkan standar NIST SP 800-82 sehingga didapatkan rekomendasi kontrol berdasarkan analisis risiko yang ditemukan. Selanjutnya rekomendasi kontrol tersebut akan dijadikan referensi untuk menjawab checklist Indeks KAMI. Melalui metode ini didapatkan tingkat kepatuhan sistem terhadap Indeks KAMI meningkat sebesar 81,2 sehingga sistem tidak hanya patuh berdasarkan SNI 27001 tetapi juga berdasarkan NIST SP 800-82.

Indeks Keamanan Informasi KAMI is a tool for measuring system compliance based on SNI ISO 27001, where based on the Regulation of the Minister of Communication and Information Technology Number 4 of 2016 states all strategic systems must comply with this standard. However, for the organizations that rely on industrial control systems, such as the oil and gas industry, electricity systems or manufacturing industries, the best practice is to use the NIST SP 800 82 framework. Therefore, this research tries to propose an approach method so that the system will comply with both of standards. The approach is done by conducting an audit based on the NIST SP 800 82 framework to obtain controls recommendation based on the risk analysis that found on the system. Furthermore, such control recommendations will be used as a reference to answer the checklist of Indeks KAMI. Through this approach method, the system compliance level on Indeks KAMI increased by 81.2 so that the system does not only complies with SNI 27001 but also based on NIST SP 800 82.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47928
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>