Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71729 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maritsa Nauva
"Permintaan untuk cairan dengan karakteristik perpindahan panas yang lebih tinggi meningkat baru-baru ini. Cairan ini lebih efisien dalam melepaskan panas yang dihasilkan dalam sistem. Oleh karena itu, sebagian besar digunakan dalam elektronik dan mesin sebagai pendingin, tetapi juga di industri otomotif sebagai media quench. Sifat termal dalam cairan dapat ditingkatkan dengan penambahan nanopartikel dengan konduktivitas termal yang lebih tinggi, oleh karena itu, cairan ini disebut nanofluid.
Karbon banyak digunakan sebagai nanopartikel dalam nanofluid karena konduktivitas termalnya bagus, dan biayanya relatif murah. Namun, sulit untuk mensintesis karbon nanofluid dengan air suling sebagai dasar fluida, karena karbon memiliki sifat hidrofobik. Oleh karena itu, surfaktan diperlukan untuk menghindari aglomerasi yang dapat mempengaruhi transfer panas dan memastikan partikel karbon menyebar dengan baik di dalam cairan.
Dalam penelitian ini, efek Sodium Dodecylbenzene Sulfonate (SDBS) sebagai surfaktan akan diamati. Nanopartikel digiling selama 15 jam pada 500 rpm dengan menggunakan gilingan bola planet. Polivinil Alkohol (PVA) ditambahkan selama penggilingan untuk mengurangi aglomerasi. Setelah penggilingan, Particle Size Analyzer, digunakan untuk memeriksa ukuran partikel, bentuk dan kemurnian nanopartikel karbon. Untuk mensintesis nanofluid, nanopartikel karbon dan surfaktan SDBS ditambahkan dalam 100 ml air suling. Variasi yang digunakan dalam makalah ini adalah 0,1%; 0,3%; 0,5% berat nanopartikel karbon, dan 0,1; 0,3; 0,5% berat SDBS. Analisis Ukuran Partikel (PSA) akan digunakan untuk mengkarakterisasi nanofluida.
Hasil pengujian ukuran partikel menunjukkan bahwa diameter minimum partikel karbon yang dapat dicapai adalah 561 nm (belum dibawah 100 nm) dan kondisi optimum  pada sample nanofluida dan surfaktan SDBS dalam penelitian ini adalah yaitu sampel Nf (C ) 0,2 %  penambahan SDBS 20 %.yaitu memiliki nilai zeta potensial sebesar - 99,47 mV.

The demand for a fluid with higher heat transfer characteristic is increasing recently. This fluid is more efficient in releasing the heat produced in the system. Therefore, it is used mostly in electronics and machinery as a coolant, but also in automotive industry as quench medium. The thermal properties in the fluid could be improved by the addition of nanoparticles with higher thermal conductivity, therefore, this fluid is called nanofluid.
Carbon is widely used as the nanoparticles in nanofluid because its thermal conductivity is good, and the cost is relatively cheap. However, it is difficult to synthesize carbon nanofluid with distilled water as a fluid base, because carbon has hydrophobic property. Therefore, a surfactant is needed to avoid agglomeration which could affect the heat transfer and ensures the carbon particle disperse properly in the fluid.
In this research, the effect of Sodium Dodecylbenzene Sulfonate (SDBS) as surfactant will be observed. The nanoparticle was milled for 15 hours at 500 rpm by using a planetary ball mill. Polyvinyl Alcohol (PVA) was added during milling to reduce agglomeration. After milling, Particel Size Analyzer were used to check the particle size of the carbon nanoparticles. To synthesize the nanofluid, carbon nanoparticles and SDBS surfactants were added in 100 ml distilled water. The variations used in this paper were 0.1 – 0.5 weight % carbon nanoparticles, and 0.1 – 0.5 weight % of SDBS.
The particle size testing result shows that minimum diameter of carbon particle achieved is 561 nm (not under 100 nm yet) and condition optimum for sample nanofluida and surfactant SDBS is concentration Nf (C ) 0,2 %  with add SDBS 20 % with have value of zeta potensial sebesar - 99,47 mV.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53077
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfari Radian Wahyudya
"Kemajuan perkembangan teknologi memungkinkan manusia untuk melakukan rekayasa material hingga tingkat nano. Kemajuan nanoteknologi saat ini dapat menciptakan alat dan piranti elektrik berukuran sangat kecil. Piranti ini mempunyai kecepatan proses tinggi dan menghasilkan perbandingan nilai kalor per area (fluks) tinggi. Saat ini sebuah sistem pendingin konvensional dengan menggunakan fluida kerja seperti air, oli maupun etilen glikol menjadi tidak mampu dalam mengatasi transfer panas yang tinggi untuk mendinginkan piranti tersebut. Jadi, timbul ide untuk meningkatkan konduktivitas termal fluida dengan cara menyisipkan partikel solid berukuran nano yang memiliki konduktivitas termal jauh lebih baik dibanding fluida dasar. Tetapi proses pembuatan nanofluida ini masih cukup mahal dan tergolong sulit diproduksi secara massal.
Oleh karena itu pada penelitian kali ini melakukan sintesis nanofluida dengan prinsip kominusi (top-down) menggunakan metode penggilingan melalui alat planetary ball mill. Material umpan yang digunakan adalah serbuk karbon konsentrasi 15% volum dan media fluida air distilasi. Parameter proses yang digunakan adalah kecepatan putar alat 500 rpm dan waktu putar efektif 15 jam, tanpa campuran aditif.
Hasil yang didapat kemudian diencerkan menjadi variabel konsentrasi terhadap volum untuk dilihat pengaruhnya terhadap nilai konduktivitas termal. Hasil pengujian ukuran partikel menunjukkan bahwa diameter minimum partikel karbon yang dapat dicapai adalah 347,9 nm (belum dibawah 100 nm) pada variabel 1% volum. Nilai konduktivitas termal mengalami kecenderungan kenaikan sebesar 2,809% pada setiap peningkatan kadar karbon 1%.

Recent technology development gives possibility for mankind to be able to manipulate and develop material in nano scale. Development of nanotechnology can produce super-mini electrical devices. These devices have great processing speed and produce great amount of heat in localized area (heat flux). Nowaday, a conventional cooling system with traditional working fluids, such as water, oil or ethylene glycol became unable to handle great amount of heat flux, in order to chill the device. Thus, an idea emerge to improve thermal conductivity of base fluid by dissipating solid nano particle which has greater thermal conductivity than base fluid. However, this nanofluid processing is still expensive and difficult for mass production.
Therefore, this research will study about nanofluid synthesize by comminution (top-down) method, using planetary ball mill. Feeds used in this research are carbon powder with 15% concentration of base fluid volume and distilated water as base fluid. Variables used are 500 rpm milling speed and 15 hours effective milling time of the planetary ball mill, without additive mixing.
The result obtained is divided into some variables base on concentration to see the effect toward thermal conductivity value. The particle size testing result shows that minimum diameter of carbon particle achieved is 347.9 nm (not under 100 nm yet) at 1% volume variable. Thermal conductivity has increasing tendency about 2,809% for every 1% carbon concentration increase.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51497
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifqi Azhari
"Perkembangan teknologi mutakhir memungkinkan manusia untuk melakukan rekayasa material hingga tingkat nano. Alat dengan ukuran sangat kecil serta kecepatan proses tinggi menghasilkan perbandingan nilai kalor per area (fluks) tinggi. Fluida konvensional seperti air, oli, dan etilen glikol tidak lagi efektif untuk mendinginkan alat - alat tersebut. Ide penggunaan partikel padat terlarut dalam fluida dengan konduktivitas termal tinggi timbul guna memberikan perbaikan sifat terhadap pendingin konvensional. Proses sintesis nanofluida yang mahal dan cukup sulit membuat penelitian lebih lanjut dilakukan dengan metode reduksi ukuran (top - down) menggunakan alat planetary ball mill.
Partikel skala mikron digunakan adalah TiO2 konsentrasi 15% volume dengan media pelarut air distilasi. variabel penelitian digunakan adalah kecepatan putar alat 500 rpm, waktu putar 31 jam, dan tanpa penambahan penstabil. Hasil didapat diencerkan menjadi beberapa persentase berdasarkan konsentrasi untuk diketahui ukuran dan sifat konduktivitas termal. Hasil pengujian ukuran partikel menunjukkan bahwa rerata diameter TiO2 disetiap persen volumenya adalah 89,5 nm dengan rerata rasio peningkatan nilai konduktivitas termal 1,15 terhadap fluida dasarnya.

Advance technology development nowadays gives possibility for mankind to manipulate materials in nano scale. Small device with high speed processing produce great amount of heat in localized area (heat flux). Conventional cooling system like water, oil, and ethylene glycol became unable to handle great amount of heat flux in order to chill the device. Thus, an idea emerge to using dissipating solid nano particle with high thermal conductivity with better quality than conventional cooling system. This nanofluids processing is still expensive and difficult, therefore the present research study about nanofluids synthesize with comminution (top - down) method, using planetary ball mill.
Micron scale particle used in this research are TiO2 with 15% concentration of base fluid volume and distillated water as base fluids. Variable used are 500 rpm milling volume and 31 hours milling time, and without additive added. The result obtained is divided into some variables base on concentration to see the effect toward its size and thermal conductivity value. Particle testing result shows that average diameter of TiO2 particle achieved in every variable is 89,5 nm with 1,15 improve ratio thermal conductivity than it based fluid.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51498
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Fiansyah
"Perusahaan IAPS telah meluncurkan berbagai aplikasi, salah satunya ialah aplikasi Indosat Imkas dan Pede (Ponsel Duit) (berikutnya disebut aplikasi). Permasalahannya ialah masih terdapat sembilan belas persen pengguna valid yang tidak bertransaksi tiap bulan di aplikasi untuk mencapai target yaitu dua puluh persen pengguna valid bertransaksi tiap bulan di aplikasi. Dapat terjadi perubahan strategi bisnis apabila gagal mencapai target dan mengalami kerugian secara finansial. Peneliti menemukan satu masalah yang berdampak paling signifikan yaitu pemberian informasi dan promosi yang tidak berjalan efektif. Diperlukan teknik data mining dan klasifikasi churn yang menggunakan pemelajaran mesin untuk memprediksi pengguna yang tepat untuk pemberian informasi dan promosi. Pertanyaan penelitian ini adalah apa model pemelajaran mesin terbaik dalam melakukan prediksi pengguna yang churn dan loyal. Selain itu, apa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pelanggan untuk churn dan loyal. Penelitian ini menghasilkan model yang dikembangkan menggunakan mesin pemelajaran dengan pengawasan menggunakan classifier Random Forest merupakan model pemelajaran mesin dengan performa terbaik untuk melakukan klasifikasi dan prediksi pengguna yang churn dan loyal. Selain itu, data ulasan pelanggan Google playstore yang di klasifikasikan kedalam push-pull classification dapat meningkatkan performa classifier. Beberapa fitur yang memengaruhi keputusan churn pelanggan yaitu “debetKreditRatio”, “push_service”. Kedua fitur itu berkaitan erat dengan tingkat layanan di aplikasi, semakin tinggi tingkat layanan yang diterima pengguna maka peluang akan churn rendah. Organisasi hendaknya membuat strategi untuk meningkatkan nilai “debetKreditRatio” dan “push service”. Selanjutnya organisasi dapat mengembangkan strategi retensi untuk pemberian informasi dan promosi yang berbeda untuk pelanggan yang akan churn dan loyal.

The IAPS company has has launched various applications, including the Indosat Imkas and Pede (Ponsel Duit) applications (from now on referred to as applications). The problem is that there is still nineteen percent of valid users who do not transact every month on the application to achieve the target, which is twenty percent of valid users who transact every month on the application. There can be a change in business strategy if it fails to achieve the target and suffers a financial loss. The researcher found one problem that had the most significant impact, namely promotions that did not work effectively. Data mining and churn classification techniques are required that use machines learning to predict the right users for targeted promotions or other strategies. The research question is what is the best machine learning model in predicting churn and loyal users. In addition, another research question is what are the factors that influence the customer's decision to churn and be loyal. This study resulted in a model developed using a supervised learning machine using the Random Forest classifier, which is the best-performing machine learning model for classifying and predicting churn and loyal users. In addition, customer reviews from Google play store data classified into a push-pull classification can also improve the classifier's performance. Several features affect customer churn decisions, namely "debetKreditRatio," "push_service." Both features are closely related to the level of service in the application. The higher the level of service the user receives, the lower the chance of churn. Organizations should develop strategies to increase the value of the "debit credit ratio" and "push service." Furthermore, the organization can develop different promotional approaches for customers who will churn and be loyal."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fredy Johny
"Suspensi nanopartikel dalam cairan sekarang ini menarik potensi penggunaannya dalam peningkatan aplikasi pendingin. Nanofluida ZnO dipersiapkan melalui dispersi nanopartikel ZnO dalam air (W) dan etilen glikol (EG) sebagai media pendispersinya. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengamati karakteristik utamanya, seperti distribusi ukuran partikel, kestabilan suspensi, dan konduktifitas panas. Proses penggilingan dilaksanakan menggunakan Planetary Ball Mill selama 15 jam. Rentang distribusi ukuran partikel yang didapat kurang dari 1 mikron yaitu sekitar 58 - 100%. Konduktifitas panas nanofluida ZnO diukur sebagai fungsi fraksi volume. Konduktifitas panas nanofluida ZnO/W dan ZnO/EG meningkat sampai 6% dan 15%, berturut ? turut, sebagai fraksi volume nanopartikel meningkat hingga 1 vol.%.

Nanoparticle suspensions in liquid are recent interest for their potential use in advanced coolant aplications. ZnO nanofluids have been prepared by dispersing ZnO nanoparticle in the water (W) and ethylene glycol (EG) as the base fluid. This research is conducted to observe the main characteristic, such as particle size distribution, suspension stability, and thermal conductivity. Milling process was conducted by using planetary ball mill for 15 hours. Particle size distribution which less than 1 μm size were in the range 58 - 100%. The thermal conductivity of ZnO nanofluids has been measured as a function of the volume fraction. The thermal conductivity ratio of ZnO/W and ZnO/EG nanofluids increases up to 6% and 15%, respectively, as the volume fraction of nanoparticles increases up to 1 vol.%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42369
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adetriana Khairunnisa
"Penerapan aplikasi mobile e-government di Indonesia semakin bertambah seiring dengan visi menciptakan smart city di berbagai wilayah di Indonesia. Berdasarkan ulasan pengguna dan penelitian awal yang dilakukan pada studi kasus aplikasi X, aplikasi X masih mendapatkan penilaian yang kurang memuaskan khususnya pada aspek user experience (UX) dan user interface (UI). Pada penelitian ini, evaluasi user experience dilakukan pada aplikasi X menggunakan metode usability testing dengan mengukur performance metrics, self-reported metrics dan issue-based metrics. Berdasarkan hasil pengolahan data, didapatkan bahwa aplikasi X masih memiliki masalah terkait user experience dan user interface nya. Oleh karena itu, dilakukan perbaikan melalui perancangan desain interface berdasarkan permasalahan yang ada dan berdasarkan literatur. Hasil dari penelitian ini adalah evaluasi user experience dari aplikasi X dan rekomendasi tampilan aplikasi yang dapat meningkatkan kepuasan pengguna.

The application of e-government mobile applications in Indonesia is increasing in line with the vision of creating smart cities in various regions in Indonesia. Based on user reviews and preliminary research conducted on the X application case study, application X still gets unsatisfactory assessments, especially in the aspects of user experience (UX) and user interface (UI). In this study, user experience evaluation was carried out on application X using the usability testing method by measuring performance metrics, self-reported metrics and issue-based metrics. Based on the results of data processing, it was found that application X still has problems related to its user experience and user interface. Therefore, improvements are made through designing interface designs based on existing problems and based on literature. The result of this study is the evaluation of the user experience of application X and recommendations for the appearance of the application that can increase user satisfaction."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramzul Irham Riza
"

Proses pendinginan adalah langkah paling penting dalam perlakuan panas baja karena proses ini akan menentukan sifat-sifat baja seperti kekuatan dan kekerasan. Laju pendinginan dan konduktivitas termal yang berbeda yang disediakan oleh media pendinginan sangat mempengaruhi sifat baja tersebut. Baru-baru ini, studi untuk nanopartikel ditambahkan dalam medium quench berkembang pesat. Cairan nanopartikel yang ditambahkan ini dikenal sebagai nanofluid dan dapat mempengaruhi sifat termal media pendinginan yang akhirnya mengubah sifat-sifat baja. Komposisi nanopartikel dalam nanofluid akan mempengaruhi sifat termal. Dalam penelitian ini, karbon digunakan sebagai partikel nano. Variasi komposisi adalah 0,1, 0,3, dan 0,5 persen berat dalam 100 ml air suling. Air suling murni juga digunakan sebagai kontrol perbandingan. Ball-mill planet digunakan selama 15 jam pada 500 rpm untuk menghasilkan partikel karbon berukuran nano. Field-Emission Scanning Microscope (FE-SEM) dan Energy Dispersive X-Ray (EDX) digunakan untuk memeriksa ukuran partikel, bentuk dan kemurnian partikel karbon nanopartikel. Nanofluida ini kemudian digunakan untuk memuaskan sampel baja karbon S45C yang dianil pada 1000 ° C selama 1 jam. Sampel dilampirkan dengan termokopel yang terhubung ke data logger suhu untuk mengamati laju pendinginan medium pendinginan. Sampel yang dipadamkan diuji untuk mendapatkan informasi tentang kekerasan dan analisis metalografi untuk data pendukung. Dari percobaan setiap jumlah karbon memiliki efek terhadap kecepatan pendinginan.

 

 

 


Quenching process is the most important step in steel heat treatment as this process will determine the properties of the steel such as strength and hardness. Different cooling rate and thermal conductivity provided by the quench medium affect strongly to the mentioned steel properties. Recently, studies for nanoparticle added in the quench medium are developing rapidly. This nanoparticle added fluid is known as nanofluid and could affect the thermal property of the quench medium which ultimately changes the properties of the steel. The nanoparticle composition in nanofluid will affect its thermal property. In this research, carbon was used as the nanoparticle. The composition variations were 0.1, 0.3, and 0.5 weight percent in 100 ml distilled water. Pure distilled water was also used as a comparison control. Planetary ball-mill were utilized for 15 hours at 500 rpm to produce nano-sized carbon particle. Field-Emission Scanning Microscope (FE-SEM) and Energy Dispersive X-Ray (EDX) were used to check the particle size, shape and purity of the carbon nanoparticles. These nanofluids were then used to quench S45C carbon steels samples annealed at 1000°C for 1 hour. Samples were attached with a thermocouple which connected to temperature data logger to observe the cooling rate of the quench medium. The quenched samples were be tested to get the information of hardness and metallography analysis for supporting data. From the experiment every number of carbon has an effect to quenching speed.

"
2019
T53174
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Danar Cendana
"Teknologi nanokarbon sudah mulai berkembang saat ini. Ini disebabkan nanokarbon yang memiliki sifat elektrik, termal dan mekanikal yang sangat baik. Sekarang ini nanokarbon belum diproduksi secara massal dan komersial karena terhambat pada proses produksi yang mahal. Salah satu sumber karbon yang bisa dijadikan pilihan adalah plastik. Selain harganya yang murah, plastik juga merupakan limbah yang sangat melimpah di dunia, termasuk di Indonesia. Untuk katalis, penggunaan Stainless Steel bisa menjadi pilihan karena harganya yang lebih murah dibandingkan nikel atau tembaga. Selain kedua hal ini, preparasi katalis juga berperan penting dalam proses sintesis nanokarbon.
Salah satu metode preparasi yang efektif adalah metode preparasi oxidative heat treatment pada suhu 800OC. Kelebihan dari metode preparasi ini adalah waktunya yang cukup singkat dan tidak diperlukan material lain. Metode preparasi yang dilakukan terbukti menambah jumlah nanokarbon yang menempel pada katalis sampai menghasilkan yield 2,2% dengan lama heat treatment 1 menit.
Hasil dari XRD menunjukkan adanya CNT pada nanokarbon yang di sintesis dengan suhu 800OC dan suhu pirolisis polietielen 450OC dengan variasi lama heat treatment yang berbeda-beda. Lama heat treatment yang paling optimal adalah 10 menit dengan didapatkan persebaran karbon yang merata dan konsentrasi karbon tertinggi dari karakterisasi SEM-EDX.

Nanocarbon technology has been growing nowadays due to the excellent electrical, thermal and mechanical properties of nanocarbon. However, nanocarbon has not yet been massively and commercially produced because of the expensive production process. As an alternative, plastic can be used as the carbon source not only because it is affordable but also it is a waste which amount is very abundant in the world, including in Indonesia. For the catalyst, Stainles Steel can be the alternative also because it is cheaper compared to nickel and copper. Besides, preparation method of catalyst also plays an important role in nanocarbon synthesis process.
One of the effective preparation methods is oxidative heat treatment at temperature 800OC. The advantages of this method are the fairly short time required and no other material needed to do the preparation. This preparation method is proved by the increasing amount of nanocarbons that are attached on catalyst up to 2.2% yield with one minute duration heat treatment.
The result of XRD shows that there is CNT on the nanocarbon, which synthesis at 800OC and pyrolisis temperature 450OC, in every heat treatment duration variation. The most optimal heat treatment duration is 10 minutes where it shows the carbon are evenly spread and has the highest carbon concentration from SEM-EDX characteristic.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58965
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindya Bestari
"ABSTRAK
Limbah kelapa sawit atau palm oil mill effluent (POME) tidak termasuk ke dalam kategori limbah berbahaya, namun kandungan BOD dan COD-nya yang tinggi dapat menyebabkan degradasi lingkungan, sehingga, dibutuhkan suatu solusi untuk mengurangi jumlah limbah untuk dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu yang memiliki nilai. Meskipun memiliki kandungan BOD dan COD yang tinggi, limbah POME memiliki kandungan nutrisi organik dan anorganik yang dapat dikonsumsi oleh mikroorganisme. Mikroorganisme yang memiliki potensi nilai ekonomi yang tinggi dan manfaat salah satunya adalah mikroalga. Dalam penelitian ini, limbah POME digunakan sebagai media kultur mikroalga Nannochloropsis oculata menggunakan limbah jenis fakultatif dan aerob dari PT. Perkebunan Nusantara VIII, Pandeglang, Banten melalui variasi jenis limbah dan pengenceran dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh tiap-tiap medium terhadap produksi biomassa dan kandungan esensial N.oculata. Penelitian ini dilakukan dengan perlakuan suhu, laju alir udara dan intensitas cahaya yang seragam pada 7 medium yang berbeda (Walne (kontrol), F1, F2, F3, A1, A2, dan A3). Penelitian ini menghasilkan produksi biomassa tertinggi sejumlah 1,56 g/L yang dikultivasi pada medium Walne (kontrol), yield lipid tertinggi (59,6% b/b) pada medium A2, yield protein tertinggi (53% b/b) pada medium A3 dan yield klorofil tertinggi (0,79% b/b) pada F3.

ABSTRAK
Limbah kelapa sawit atau palm oil mill effluent (POME) tidak termasuk ke dalam kategori limbah berbahaya, namun kandungan BOD dan COD-nya yang tinggi dapat menyebabkan degradasi lingkungan, sehingga, dibutuhkan suatu solusi untuk mengurangi jumlah limbah untuk dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu yang memiliki nilai. Meskipun memiliki kandungan BOD dan COD yang tinggi, limbah POME memiliki kandungan nutrisi organik dan anorganik yang dapat dikonsumsi oleh mikroorganisme. Mikroorganisme yang memiliki potensi nilai ekonomi yang tinggi dan manfaat salah satunya adalah mikroalga. Dalam penelitian ini, limbah POME digunakan sebagai media kultur mikroalga Nannochloropsis oculata menggunakan limbah jenis fakultatif dan aerob dari PT. Perkebunan Nusantara VIII, Pandeglang, Banten melalui variasi jenis limbah dan pengenceran dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh tiap-tiap medium terhadap produksi biomassa dan kandungan esensial N.oculata. Penelitian ini dilakukan dengan perlakuan suhu, laju alir udara dan intensitas cahaya yang seragam pada 7 medium yang berbeda (Walne (kontrol), F1, F2, F3, A1, A2, dan A3). Penelitian ini menghasilkan produksi biomassa tertinggi sejumlah 1,56 g/L yang dikultivasi pada medium Walne (kontrol), yield lipid tertinggi (59,6% b/b) pada medium A2, yield protein tertinggi (53% b/b) pada medium A3 dan yield klorofil tertinggi (0,79% b/b) pada F3."
2016
S63692
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darren Ngoh
"Tech winter menyebabkan sebanyak 97,000 pekerja di sektor teknologi terdampak pemutusan hubungan kerja pada tahun 2022. Fenomena ini menyebabkan lapangan kerja yang semakin terbatas dan kompetitif, sehingga para lulusan baru di bidang teknologi informasi sulit mendapatkan pekerjaan. Faktor utama yang menyebabkan lulusan baru kalah bersaing adalah kurangnya pengalaman kerja praktis selama masa studi. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini terletak dalam gig economy. Saat ini sudah banyak platform yang menawarkan gig economy dalam bentuk pekerjaan lepas (freelance), tetapi belum ada yang secara khusus menargetkan mahasiswa sebagai pasar utamanya. Padahal, melalui gig economy mahasiswa dapat membangun portofolio yang baik sejak masih duduk di bangku perguruan tinggi dengan menerima proyek lepas bidang Teknologi Informasi (TI). Dalam penelitian ini, dirancang sebuah aplikasi web yang khusus menyediakan proyek lepas di bidang TI bagi mahasiswa dengan menerapkan metodologi Customer Development. Aplikasi web tersebut dapat digunakan oleh dua tipe pengguna, yaitu pengguna pekerja mahasiswa dan pengguna klien. Penelitian ini berhasil menghasilkan luaran berupa solusi yang telah mencapai problem-solution fit dengan menggunakan value proposition canvas yang sudah tervalidasi, MVP berbentuk high-fidelity prototype, serta mengusulkan sebuah funnel akuisisi pengguna dengan memanfaatkan model AIDA. Secara garis besar, value propositions yang harus dimiliki oleh aplikasi adalah sistem verifikasi mahasiswa, sistem assessment bagi mahasiswa, sistem pendaftaran yang terpusat, bimbingan mentor saat pengerjaan proyek, dan sistem insentif yang kompetitif. Beranjak ke funnel akuisisi pengguna, awareness ditandai dengan pengguna pertama kali mengenal aplikasi, interest ditandai dengan pengguna mengunjungi aplikasi, desire ditandai dengan pengguna membuat akun pada aplikasi, dan akhirnya action ditandai dengan pengguna melamar pada proyek yang tersedia pada aplikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat potensi besar dalam pemanfaatan gig economy untuk membantu mahasiswa TI mendapatkan pengalaman kerja nyata.

The tech winter led to the layoff of approximately 97,000 workers in the technology sector in 2022. This phenomenon has led to increasingly limited and competitive job opportunities, making it difficult for fresh graduates in the field of information technology to secure employment. The main factor contributing to fresh graduates' inability to compete is the lack of practical work experience during their studies. One solution to this issue lies in the gig economy. There are currently numerous platforms that offer gig economy opportunities in the form of freelance work, yet none specifically target students as their primary market. However, through the gig economy, students can build a strong portfolio from their university days by accepting freelance projects in the field of Information Technology (IT). In this research, a web application is designed specifically to provide freelance projects in the IT field for students, applying the Customer Development methodology. The web application will be facilitating two segment of users, the student workers and the clients. The research successfully produced outputs including a solution that has achieved a problem-solution fit using a validated value proposition canvas, a Minimum Viable Product (MVP) in the form of a high-fidelity prototype, and proposed a user acquisition funnel utilizing the AIDA model. To simplify, the value propositions for the application are student verification system, an assessment system for students, a centralized registration system, mentor guidance during project work, and a competitive incentive system. Moving on to the user acquisition funnel, awareness is characterized by users first getting to know the application, interest is characterized by users visiting the application, desire is characterized by users creating an account on the application, and finally action is characterized by users applying to projects available on the application. The findings of this research demonstrate a significant potential in leveraging the gig economy to assist IT students in gaining real work experience."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>