Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161079 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simbolon, Dannis Samuel
"ABSTRAK
Tembaga dan mangan merupakan mineral esensial yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sedikit. Akan tetapi, mineral esensial tidak dapat terabsorbsi dengan baik di dalam tubuh apabila dalam bentuk senyawa logam ataupun bentuk ion bebas, sehingga memiliki bioavailabilitas yang rendah. Salah satu cara yang dapat meningkatkan bioavailabilitas mineral esensial dalam tubuh yaitu mereaksikannya dengan protein menjadi kompleks logam proteinat. Kompleks ini akan lebih bersifat nonpolar sehingga lebih mudah diabsorbsi di tubuh. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan sintesis logam proteinat dengan mereaksikan senyawa logam dengan protein hasil hidrolisis enzimatis limbah ikan dengan enzim Pancreatin yang memiliki aktivitas enzim protease. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode sintesis kompleks logam proteinat yang optimum dengan variasi bobot logam-proteinat (0,8:1), (1:1), dan (1,2:1), serta mendapatkan kadar mineral terikat yang optimum dengan analisis menggunakan spektrofotometri serapan atom. Pada penelitian didapat hasil sintesis tembaga proteinat berupa serbuk hijau tua Pantone 5743 U dengan rendemen berturut-turut  dan hasil sintesis mangan proteinat berupa serbuk coklat Pantone 464 U. Kemudian dilakukan analisis kadar logam terikat protein dan logam bebas pada kompleks hasil sintesis menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom dan kromatografi penukar ion. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode sintesis paling optimum didapat pada kondisi perbandingan tembaga-proteinat (0,8:1) dan mangan-proteinat (1,2:1) dengan rendemen masing-masing sebesar 98,55% dan 98,36%, yang memiliki rendemen terbesar dibanding dengan kompleks logam proteinat lainnya. Sementara untuk kadar logam yang optimum didapat pada kompleks tembaga-proteinat (1:1) dan kompleks mangan-proteinat (1,2:1) dengan kadar logam pada masing-masing kompleks sebesar 10,3599 mg/g dan 20,2865 mg/g, yang memiliki kadar terbesar dibandingkan kompleks logam proteinat lainnya.

ABSTRACT
Copper and manganese are an essential minerals that are required in small amount in our body. However, essential minerals cannot be absorbed well in body in the form of salts or free form, which is why their bioavailabilty is low. One method that can increase the bioavailability of essential minerals in the body is reacting it with protein to make a metal proteinat complex. This complex will be more nonpolar, so it will be easily absorbed in the body. Therefore, in this study metal proteinate synthesis was carried out by reacting metal compounds with proteins from enzymatic hydrolysis of fish waste powder with Pancreatin enzyme which has protease enzyme activity. This study aims to obtain the optimum method of synthesis of metal proteinate complexes with variations in the weight of metal-proteinate (0.8:1), (1:1), (1,2:1), and the optimum of bound metal content by analysis using atomic absorption spectrophotometry. In this study, the results of copper proteinate synthesis were in the form of dark green Pantone 5743 U powder and the result of manganese proteinat synthesis were in the form of brown Pantone 464 U powder. After that, the content of metal from complexes were analyzed by using Atomic Absorption Spectrophotometry and using ion exchange chromatography for separating the complexes from free unbound metals. Based on the results of the study, it can be concluded that the most optimum synthesis method was obtained in the condition ratio of copper-proteinate (0.8:1) and manganese-proteinate (1,2:1) with yield of each complexes were 98.55% and 98.36%, which had the highest yield among any other metal proteinate complexes. While for the optimum metal content was obtained from copper-proteinate complex (1:1) and manganese-proteinate complex (1,2:1) with content of metal from each complexes were 10.3599 mg/g and 20.2865 mg/g, which had the highest metal content among any other metal proteinate complexes.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azka Afina Hindersah
"ABSTRAK
Tembaga dan mangan merupakan suatu unsur mineral mikro yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit, namun dalam bentuk bebasnya tidak dapat diserap oleh tubuh akibat terlalu polar. Sehingga, dibutuhkan suatu pembawa yang dapat mengikat unsur mineral tersebut agar dapat meningkatkan penyerapannya oleh tubuh. Salah satu pembawa yang umunya dapat digunakan adalah asam amino. Metionin dan triptofan merupakan salah satu dari asam amino esensial yang diperlukan tubuh sebagai penyusun protein dan enzim. Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu kompleks antara unsur mineral dengan asam amino serta menetapkan kadar unsur mineral dalam keadaan terikat dan bebas menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom SSA . Karakterisasi kompleks dilakukan dengan pengujian menggunakan spektrofotometer inframerah serta pemisahan mineral bebas dan terikat dilakukan dengan metode kromatografi kolom penukar ion. Hasil menunjukkan bahwa sintesis antara unsur mineral dengan asam amino dapat dilakukan dan kadar mineral bebas untuk kompleks tembaga-metionin, tembaga-triptofan, mangan-metionin berturut-turut adalah 4.52 mg/Kg; 6.53 mg/Kg; 0.056 mg/Kg dan kadar mineral terikat untuk kompleks tembaga-metionin, tembaga-triptofan, mangan-metionin, mangan-triptofan berturut-turut adalah 96.885 mg/Kg; 114.974 mg/Kg; 57.778 mg/Kg; dan 49.624 mg/Kg

ABSTRACT
Copper and manganese are micro mineral elements that the body needs in a small amounts, which the free form of these minerals can not be absorbed by the body due to high polarity. Therefore, it needs a carrier that can bind the mineral elements in order to be absorbed by the body. One of the carrier that generally used is amino acid. Methionine and tryptophan are one of the essential amino acids that the body needs as a constituent of proteins and enzymes. This study aims to create a complex between mineral elements with amino acids and determine the mineral element levels in a bound and free state using Atomic Absorption Spectrophotometer AAS . The complex characterization was done by using infrared spectrophotometry as well as separation of free and bound mineral content was done by ion exchange chromatography method. The results showed that the synthesis between mineral elements with amino acids were succeed and the results of free mineral content for copper methionine, copper tryptophan, manganese metionin compounds at 4,52 mg kg 6,53 mg Kg 0,056 mg Kg respectively and the results of bound mineral content for copper methionine, copper tryptophan, manganese methionine, manganese tryptophan complexes of 96,885 mg Kg 114,974 mg Kg 57,778 mg Kg and 49,624 mg Kg respectively."
2017
S67852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purnama Wulansari Neldy
"ABSTRAK
Seng dan besi merupakan logam yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang sedikit. Akan tetapi, seng dan besi tidak dapat diabsorbsi dengan baik dan pengeluaran kedua logam ini dari tubuh berlangsung cepat. Penggunaan kompleks logam proteinat dapat dimanfaatkan sebagai solusi dalam mempertahankan logam agar dapat lebih baik diabsorbsi dan tidak cepat dikeluarkan dari tubuh. Pada penelitian ini dilakukan sintesis logam proteinat dengan mereaksikan senyawa logam dengan protein hasil hidrolisis enzimatis dengan enzim Pancreatin yang memiliki aktivitas protease dan analisis hasil sintesis logam proteinat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode sintesis dan kadar yang optimum dari logam proteinat. Logam-proteinat dibuat dengan tiga perbandingan, yaitu (0,8:1), (1:1) dan (1,2:1). Sumber protein yangg digunakan berupa kacang kedelai yang kaya akan protein dan melimpah di Indonesia. Logam yang digunakan adalah seng dan besi. Pada penelitian ini juga terdapat pemanfaatan limbah besi yang melimpah di Indonesia, yaitu untuk membuat larutan logam besi (II) klorida. Didapat hasil sintesis seng proteinat berupa serbuk coklat Pantone 4535 U dan besi (II) proteinat berupa serbuk coklat Pantone 436 C. Metode sintesis yang optimum diperoleh pada perbandingan seng-proteinat dan besi (II)-proteinat (1:1) dikarenakan pada perbandingan tersebut diperoleh rendemen tertinggi, yaitu sebesar 98,33% dan 98,56%. Analisis kadar logam dilakukan menggunakan alat Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Berdasarkan hasil analisis, diperoleh kadar optimum dari hasil sintesis seng-proteinat adalah pada perbandingan logam-proteinat (1:1) dan besi-proteinat (1,2:1) dikarenakan pada perbandingan tersebut diperoleh kadar logam terikat tertinggi, yaitu sebesar 17,8114 mg/g dan 6,6424 mg/g.

ABSTRACT
Zinc and iron are metal that are required in smaller quantities in our body. Despite its important role in body, zinc and iron cannot be absorbed well and excreted very quickly from our body. The use of metal proteinate complexes can be used as a solution in maintaining metal so that they can be absorbed better and not quickly excreted from the body. In this research was carried out metal proteinate synthesis by reacting metal compounds with proteins from enzymatic hydrolysis with Pancreatin enzyme which had protease activity and analysis of metal proteinate synthesis. This study aimed to obtain the optimum synthesis method and assay of metal proteinate. Metal-proteinate was made in three comparisons, namely (0.8:1), (1:1) and (1.2:1). The source of protein was soybeans which were rich in protein and abundant in Indonesia. The metals used were zinc and iron. In this study iron waste that abundant in Indonesia was utilized to make a metal solution of iron (II) chloride. The results of zinc proteinate synthesis were in the form of brown Pantone 4535 U powder and iron (II) proteinate synthesis were in the form of brown Pantone 436 C powder. The optimum synthesis method of logam-proteinate was obtained from zinc-proteinate and iron (II)-proteinate (1:1) that shown from the highest yield, which is 98.33% and 98.56%. Analysis of metal assay was carried out using Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). The result showed that the optimum assay of metal proteinate was obtained from zinc-proteinate (1:1) and iron (II)-proteinate (1.2:1) that shown from the highest metal assay, which is 17.8114% and 6.6424%."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawati Kusumastuti Roosadiono
"Pentingnya ion logam dalam kehidupan organlsme mengalami
peningkatan dalam beberapa tahun terakhir dan telah menghasilkan
pertumbuhan yang cepat dalam bidang kimia bioanorganlk. Asam amino
mempakan salah satu senyawa penting bag! makhluk hidup dan turut
berperan dalam metabolisme dan transpor Ion logam. Kation logam blasanya
berkoordinasi dengan asam amino melalui atom donor yang balk, yaitu N, 0
atau S, yang merupakan dasar pengambilan dan transpor kation logam
dalam tubuh. Penelitian tentang kompleks Ni (II) dengan asam amino
diharapkan dapat mewakili studi tentang nikel dalam sistem biomolekul.
Pada penelitian ini dilakukan pembuatan kompleks Ni(ll)-Asam amino,
dengan asam amino glisin, asam glutamat dan lisin. Kompleks yang
terbentuk dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan FTIR,
;
kemudian dilakukan penentuan stoikiometri kompleks, uji kelinieran, ,
penentuan tetapan kondisional kompleks dan pengaruh pH terhadap
spektrum kompleks. Transisi elektronik ligan glisin" tegadi pada A = 214.4
nm, asam glutamat" pada A = 217.6 nm dan llsin'pada A = 215.6 nm. Transisi
eiektrpnik kompleks memiliki tiga puncak serapan. Untuk kompleks Ni(glisinat)3" Ai = 598,8 nm; A2= 362,4 nm; A3= 302,0 nm, untuk kompleks
Ni(glutamat)3' Ai =629,2 nm; A2= 389,6 nm; A3 = 301,6 nm dan untuk
kompleks Ni(llslnat)3' Ai = 598,8 nm; A2= 362,0 nm; A3= 302,0 nm. Tiga pita
absorbs! menunjukkan transisi berpusat pada logam, yaitu ^A2g-»^2g (F) (Ai),
3A2g ^^ig(F) (A2). dan %g ->^ig(P) (A3). Vibrasi Ni-N dan NI-0 kompleks
Nl(aa)' muncul pada daerah frekuensl rendah, yaitu dibawah 600 cm \
Vibrasi Ni-N muncul pada daerah 220-210 cm'^ dan vibrasi Ni-0 muncul pada
daerah 240-225 cm'\ Logam Np membentuk kompleks dengan 3 ligan, baik
pada glisin, asam glutamat maupun lisin. Harga log K" kompleks
[Ni(glisinat)3]' = 10.77, log K" kompleks [Ni(glutamat)3]' = 10.44 dan log K'
kompleks [Ni(lisinat)3]" = 10.66. Spektrum kompleks menunjukkan
peningkatan absorbansi dengan kondisi pH semakin basa."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dikembangkan analisis kalsium dalam tanah dengan Atomic Absorption Spectrofotometri (AAS). Tujuan penelitian ini adalah validasi untuk mengetahui kinerja metode, Validasi telah dilakukan dengan parameter meliputi linieritas, limit deteksi, limit kuantitasi, presisi, akurasi, selektivitas dan uji ketangguhan (ruggedness). Validitas metode yang dilakukan secara umum baik, dengan hasil linieritas yang baik, dengan R2 = 0,9973; limit deteksi 0,3493 ppm; limit kuantitasi 1,1644 ppm; ketelitian yang baik dengan nilai RSD dibawah 5% yaitu 1,97%; ketepatan yang baik dengan uji pungut ulang (recovery) berkisar antara 97,49% - 99,32%; dan selektivitas serta uji ketangguhan (ruggedness) baik. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS telah tervalidasi."
541 JSTK 2:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sandi Sufiandi
"Tesis ini akan membahas karakterisasi absorbansi darah pada rentang 190 sampai dengan 1100 nm per 10 nm pada pasien demam dengue dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Data numerik yang diperoleh kemudian dilakukan pengenalan pola karakteristiknya menggunakan kecerdasan buatan. Hasil yang diperoleh menggambarkan karakteristik yang berbeda antara rentang 190 s/d 380 dan 610 s/d 1100 nm dengan 400 s/d 600 nm. Data numerik absorbansi 400 s/d 600 nm diproses dengan metoda self organizing maps menunjukan kestabilan hasil walaupun tingkat pengenalannya masih rendah.

This thesis is describing characterization of blood absorbance in range of 190 through 1100 nm per 10 nm of dengue fever patient using UV-Vis spectrophotometer. Collected numerical data is processed by pattern recognition using artificial intelligence. Result shown that characteristics between 190-380 nm and 610?1100 nm differ from 400 nm?600 nm. 400 - 600 nm absorbance numerical data processed using self organizing maps showing output of recognition stability, even degree of recognition was still low."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Yani
"Dengan adanya keinginan merancang alat deteksi DD dengan sensor optik, maka dilakukan penelitian pengukuran absorbansi darah penderita DD, non DD dan orang sehat dengan Spektrofotometer UV-Vis. Pola-pola absorbansi yang diperoleh dikenali dengan menggunakan jaringan saraf tiruan dengan metode LVQ, SOM dan algoritma PCA. Hasil penelitian dengan menggunakan rentang panjang gelombang antara 400-600 nm dengan 21 data input memperlihatkan pola-pola yang sangat berbeda antara DD, non DD dan orang sehat dibandingkan dengan panjang gelombang 190-400 dan 400-1100 nm. Dengan algoritma PCA 10 dimensi dan LVQ mampu mengenali pola absorbansi darah penderdan DD, non DD dan orang sehat sebesar 73 %. Sedangkan PCA 20 maupun 10 dimensi dan SOM mampu mengenali pola-pola tersebut sebesar 47 %.

The willing existence to design device for detection DF with optics sensor so has done this research by measure absorbance using spectrophotometer of DF, non DF and health person with spectrophotometer UV-vis. These patterns are recognized by using artificial neural network with LVQ, SOM and algorithm Principal PCA. This research done using wavelength range between 400-600 nm with 21 datas input show patterns very differ between DF, non DF and health person compared to wavelength 190-400 and 400-1100 nm. Using algorithm PCA with 10 dimensions and LVQ can recognize blood absorbance pattern DF, non DF and health person as big as 73 %, while PCA with 20 also 10 dimensions and SOM can recognize patterns as big as 47 %."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gani Mohamad Arifin Suryadi
"Penelitian ini menggunakan rentang panjang gelombang spektroskopi UVVis 400-600 nm dengan 21 data input memperlihatkan pola -pola yang sangat berbeda antara Demam Dengue (DD), non DD dan orang sehat dibandingkan dengan panjang gelombang 190 -400 dan 400-1100 nm. Jaringan Saraf Tiruan metode LVQ baik dengan input langsung dan melalui PCA secara matematis telah dapat mengenal pola-pola DD, non DD dan orang sehat dengan keadaan yang dinamis. Rentang panjang gelombang antara 400 -600 nm dengan 21 data input memperlihatkan pola-pola yang sangat berbeda a ntara DD, non DD dan orang sehat dibandingkan dengan panjang gelombang 190 -400 dan 400-1100 nm. Namun dengan menggunakan PCA maka data input 190 -1100 dapat mengenal pola-pola DD, non DD dan orang sehat. Jaringan Saraf Tiruan metode LVQ mempunyai nilai keberhasilan untuk mengenali pola DD, non DD dan orang sehat mencapai 67%, sedangkan metode PCA + LVQ dengan 20 dan 10 dimensi nilai keberhasilannya mencapai 53% dan 73%. Ini memperlihatkan metode PCA + LVQ 10 dimensi lebih baik dibandingkan dengan LVQ dan PCA + LVQ dimensi 20.

This research use wavelength distance 400-600 nm of spectroscopy UV-Vis with 21 input data show a pattern which is very differs between Dengue Fever (DF), non DF and healthy people compared to wavelength 190 -400 and 400-1100 nm. After got blood absorbance spectrum pattern analyzed by using method of artificial neural network LVQ with 20 efficacy value to recognize pattern of DF, non DF and healthy people reach 67%, while PCA + LVQ with 20 and 10 dimension reaching 53% and 73%.;This research use wavelength distance 400-600 nm of spectroscopy UV-Vis with 21 input data show a pattern which is very differs between Dengue Fever (DF), non DF and healthy people compared to wavelength 190 -400 and 400-1100 nm. After got blood absorbance spectrum pattern analyzed by using method of artificial neural network LVQ with 20 efficacy value to recognize pattern of DF, non DF and healthy people reach 67%, while PCA + LVQ with 20 and 10 dimension reaching 53% and 73%."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriana Sari
"Enzim selulase merupakan enzim hidrolase yang mengkatalisis reaksi pemecahan selulosa menjadi unit glukosa. Enzim ini akan digunakan dalam pemanfaatan limbah pertanian (dedak padi) yang kaya akan selulosa untuk dijadikan senyawa lain seperti bioetanol. Pada penelitian ini telah dilakukan isolasi dan pemurnian enzim selulase dari mikroorganisme jamur Trichoderma viride (T051) melalui fermentasi padat menggunakan dedak padi sebagai substratnya. Pemurnian ekstrak kasar enzim dengan pengendapan bertingkat (fraksinasi) menggunakan garam ammonium sulfat, menghasilkan aktivitas spesifik selulase paling tinggi pada tingkat kejenuhan ammonium sulfat 20 -50% (11,4530 mU/mg) dengan tingkat kemurnian 5,3 kali dari ekstrak kasarnya. Pemurnian lebih lanjut dengan kromatografi kolom penukar anion (DEAE-Streamline) menghasilkan 6 puncak protein dengan aktivitas CMCase. Puncak protein ke-1 memiliki aktivitas spesifik paling tinggi (85,6703 mU/mg) dengan tingkat kemurnian 39,1 kali dari ekstrak kasarnya. Aktivitas selulolitik enzim ini ditentukan sebagai aktivitas CMCase (endoglukanase) menggunakan substrat CMC (carboxymethyl cellulose). Enzim selulase hasil pemurnian parsial memiliki aktivitas optimum pada pH 5,5 dan suhu inkubasi 50oC dan enzim ini diinhibisi oleh ion-ion Mg2+, Mn2+, dan Cu2+ (konsentrasi ion logam 100 mM) dengan persen inhibisi berturut-turut sebesar 16,4; 64,2; 60,2 %.

Cellulase is a hydrolase enzyme that catalyzes the reaction of the breakdown of cellulose into glucose units. This enzyme will be used in the utilization of agricultural waste (rice bran) that is rich in cellulose to be used as other compounds such as bioethanol. In this study has been carried out isolation and purification of the cellulase from Trichoderma viride fungal microorganisms (T051) through solid fermentation using rice bran as a substrate. Purification of crude enzyme extract with multilevel deposition (fractionation) using ammonium sulfate salt, generating the highest specific activity of cellulase (11.4530 mU / mg) at 20 -50% level of saturation of ammonium sulfate, with a purity level of roughly 5.3 times of the extract. Further purification by anion-exchange chromatography column (DEAE-Streamline) produces 6 protein peaks with CMCase activity. Peak-1 protein to have the highest specific activity (85.6703 mU / mg) with a purity level of roughly 39.1 times of the extract. Cellulolytic enzyme activity was determined as CMCase activity (endoglucanase) using the substrate CMC (carboxymethyl cellulose). Partial purification of cellulase enzyme has optimum activity at pH 5.5 and incubation temperature 50oC, and this enzyme had inhibition by ions Mg2+, Mn2+, and Cu2+ with inhibition percent respectively at 16.4, 64.2, 60. 2%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1621
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Johny Wahyuadi Mudaryoto
"ABSTRAK
Dijesti bahan mineral (pembuatan konsentrat itria), pembuatan umpan kolom dari konsentrat LJTJ hasil dijesti, pembuatan eluiter (alat otomatisasi), optimasi kolom penukar ion dengan bahan simulasi dan analisis hasil.
Proses dijesti bahan mineral (pasir senotim) terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
Proses dijesti pasir senotim dengan asam sulfat pekat 95% proses pemisahan kelompok itria dari kelompok seria dengan membentuk garam rangkap sulfat memakai Na2SO4 pengendapan kelompok itria dengan NaOH pembentukan konsentrat itria dengan pengendapan bertingkat memakai NH4OH untuk memisahkan Th dari konsentrat itria
Bahan-bahan yang diperlukan untuk proses dijesti ini adalah 2,5 Kg pasir senotim asal P. Bangka yang telah digerus menjadi butiran dengan ukuran 100-200 mesh, 5 Lt H2SO4 pekat 95%, 1,5 Kg NaOH pelet, 1,25 Kg Na2SO4, 15 Lt NH4OH pekat 25%, I Lt HCI pekat, 5 Kg H2C204, dan 125 Lt aquades.
Sedang pembuatan umpan kolom terdiri dari 2 tahap proses, yaitu proses ekstraksi caircair dan kalsinasi. Proses ekstraksi dilakukan menggunakan pelarut TDA (tridodesilamine) 20% dalam n-dodekan dengan penggaram AI(NO3)3 1000 gr/lt. Rafinat diendapkan dengan asam oksalat dan dikalsinasi selama 5 jam pada suhu 1000 °C. Hasa kalsinasi dijadikan umpan kolom dengan dilarutkan dalam HNO3 dengan keasaman lanian tertentu. Pada tahap ini dibutuhkan bahan : 2,5 Lt HNO3 pekat 65%, 1 Lt TDA, 5 Lt n-Dodekan, 5 Kg Al(NO3)3, 1 Kg H2C204, dan Aquades."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>