Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182051 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yunindita Prasidya
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai pengalaman hidup individu yang menjalani pernikahan antaragama dan bagaimana mereka memaknai pengalaman tersebut. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian studi kasus, peneliti melakukan wawancara mendalam dengan lima individu yang menjalani pernikahan antaragama. Melalui pendekatan dialektik, peneliti mampu memahami bagaimana agama berdampak pada diskursus yang berlangsung dalam pernikahan antaragama dan rumah tangganya. Lima tema dialektik teridentifikasi, yakni: otonomi dan koneksi, keterbukaan dan perlindungan, kebaruan dan prediktabilitas, akomodasi dan intervensi, dan kenyamanan dan ketidaknyamanan. Dua tema dialektik terakhir muncul dari temuan penelitian. Melalui lensa teori strukturasi, peneliti menemukan bagaimana individu mengapropriasikan struktur untuk menormalisasi, menjustifikasi, dan melegitimasikan pernikahan antaragamanya. Peneliti juga menemukan beberapa aspek yang berkontribusi dalam memfasilitasi relasi kuasa dalam rumah tangga antaragama, yakni: gender, relasi hierarkis, dan pengetahuan. Terakhir, individu dalam pernikahan antaragama juga mempraktikkan agensi mereka untuk membangun solidaritas keluarga, sistem moral anak, dan juga mengajarkan anak untuk terbiasa dengan keberagaman.

ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"In a heterogenic country, such as Indonesia, an intercultural marriage is always possible. Many data reveal that intercultural marriages potentially are more troubled than marriages of the same culture. Leslie Baxter and Montgomery's theory (1998) on relational dialectics analyzed the strains that are conjoined in a romantic relationship."
384 WACA 8:27 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Febyana Christanti
"ABSTRAK
Tesis ini membahas proses adaptasi identitas antara suami perwira militer
dengan istri warga sipil dalam pernikahan militer. Sebelum menguraikan tahapan
identitas, akan dibahas manajemen identitas kedua pasangan yang berdampak pada
komunikasi mereka saat beradaptasi. Identitas selalu mengalami perubahan dan
identitas setiap pasangan tidak akan sama satu dengan yang lain, seperti: identitas
suku, agama, usia, keluarga, lingkungan sosial, organisasi, dll. Setelah mengetahui
manajemen identitas yang terjadi diantara kedua pasangan, kemudian diuraikan
secara mendalam proses adaptasi dari setiap pasangan. Penelitian ini menggunakan
pendekatan konstruktivis dengan menggunakan teori manajemen identitas dan proses
adaptasi model kurva-u (fase honeymoon, kejutan budaya, penyesuaian, adaptasi).
Model kurva u bersifat jangka pendek yang sesuai digunakan untuk menganalisa
proses adaptasi pasangan yangbaru menikah. Sifat penelitian adalah deskriptif dan
memakai metode fenomenologi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara
mendalam. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa persamaan identitas
menuntun pada keberhasilan komunikasi saat beradaptasi. Peneliti menemukan
bahwa fase penyesuaian dalam model kurva-u paling menentukan bagaimana
pasangan mampu mencapai adaptasi identitas yang berdampak pada adaptasi di
lingkungan militer. Suami sebagai host membimbing istri dalam memberi informasi
tentang kehidupan militer dan istri sebagai pendatang mampu mengurangi
ketidakpastian dan kecemasan dengan bersedia membangun komunikasi dengan
senior.

ABSTRACT
This thesis discusses about an identity adapt process between a military
officer and a civilian in a marriage. Before we started the discussion, the identity’s
management of this couple which can influence communication process will be
described. An identity always change, and the identity of each marriage couple are
absolutely different, such as: tribe’s identity, religion, ages, family, social life,
organization, etc. Furthermore, I would elaborate the adapt process of some marriage
couple specifically. This research apply the constructivist approach with a
management identity theories and u-curve adapt process model (honeymoon phase,
culture shock, adjustment, adaptation). The research use descriptive explanations and
apply a phenomenological methods. The data gathered technique is through in-depth
interview. The results of this study show that the identity similarities lead to success
when adapting communication. From the u-curve phase model, the important thing is
when a husband acts as a host that can guide his wife entering the military life. And a
wife as a new comer, she should reduce her uncertainty and anxiety with build a
good communication in military life especially with the higher rank."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bio Bhirawan
"Permasalahan dalam penelitian ini adalah dimungkinkan adanya kontradiksi di luar konsep besar Baxter atas pemaknaan terhadap masalah hubungan pernikahan jarak jauh ASN di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Untuk itu penelitian ini ingin mengetahui bagaimana bentuk dialektika relasional dari kontradiksi yang terjadi pada kedua individu dalam pasangan yang menjalani hubungan pernikahan jarak jauh dengan mengembangkan tiga konsep besar Baxter. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, metode penelitan studi kasus, dan dengan pendekatan kualitatif. Dari hasil penelitian, individu mengalami kontradiksi di berbagai macam tema wacana. Kontradiksi tiga konsep besar Baxter juga ditemukan pada penelitian ini yaitu: otonomi-terikat, keterbukaaan-ketertutupan, serta kepastian-ketidakpastian. Penelitian ini menemukan kontradiksi baru di luar konsep besar dalam beragam tema wacana yang diperjuangkan yaitu: kehadiran-ketidakhadiran, hadir-tidak hadir, bersama-tidak bersama, terlibat-tidak terlibat, ideal-realita, serta percaya-tidak percaya.

The problem in this research is that it is possible that there are contradictions outside of Baxter's big concept regarding the meaning of the problem of long-distance marriage relationships among civil servant in Ministry of Publics Works and  Housing. For this reason, this research wants to find out what kind of relational dialectics forms from the contradictions that occur two individuals in a couple who are in a long-distance marriage relationship by developing Baxter's three big concepts. This research uses a constructivist paradigm, case study research method, and a qualitative approach. As the result, individuals experience contradictions in various discourse themes. The contradictions of Baxter's three major concepts were also found in this research, which are: autonomy-connected, openness-closedness, as well as certainty-uncertainty. This research found new contradictions outside the major concept in various discourse themes being fought for, namely presence-unpresence, present-unpresent, together-not together, involved-not involved, ideal-reality, and believe-not believe."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Cynthia Putri
"Penelitian ini membahas perkawinan beda agama di Kantor Catatan Sipil dengan melakukan analisis langsung terhadap peraturan di Indonesia yaitu KUHPerdata dan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan. Penelitian ini bersifat yuridis normatif dengan metode pengolahan dan analisis data yang menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian dan wawancara di Kantor Catatan Sipil pada Kantor Catatan Sipil Depok ditemukan fakta bahwa Kantor Catatan Sipil Depok tidak melakukan pencatatan perkawinan beda agama namun hanya mengeluarkan surat keterangan yang kedepannya diperlukan dalam pengurusan dokumen-dokumen seperti kartu keluarga dan akte kelahiran. Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan tidak memberi tempat bagi perkawinan beda agama. Sebagai sebuah instrumen hukum, ukuran tingkah laku atau kesamaan sikap standart of conduct, juga berfungsi sebagai suatu perekayasaan untuk mengubah masyarakat ke arah yang lebih sempurna dan sebagai alat untuk mengecek benar tidaknya suatu tingkah laku. Jika asumsi ini dimasukkan pada Undang-undang Nomor. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, maka pembaruan terhadap beberapa pasal dalam undang-undang ini khususnya pada pasal 2 ayat 1 yang sering dijadikan rujukan bagi persoalan perkawinan beda agama, menjadi sebuah keharusan.

This research discusses about the reporting of interfaith marriage in Civil Registry Office Depok with direct analysis of the rules in Indonesia, namely KUHPerdata and Undang undang No. 1 Year 1974 on marriage.This research is a normative juridical by the method of processing and analyzing data using a qualitative approach. The results of research and interviews inCivil Registry Office Depokwas found the fact that Civil Registry Office Depok did not record the interfaith marriage but only issued a certificate required in the future to obtain documents such as family card and birth certificate. Undang undang No. 1 Year 1974 on Marriage giving no place to the interfaith marriage. As a legal instrument, the size of similarity behavior or attitude standard of conduct, also has a function as a modified to transform society toward a more perfect and as a tool to check whether the behaviour right or wrong. If this assumption is included in Undang undang No. 1 Year 1974 on marriage, the update to some of the provisions in Undang undang especially in Article 2 paragraph 1 is often used as a reference for the issue of interfaith marriage, becomes a necessity."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
S66426
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Juwairiah Emart
"Pembentukan sebuah keluarga pada mulanya berawal dari kesepakatan antara seorang pria dan wanita untuk menjalani kehidupan bersama dalam suatu perkawinan. Untuk melangsungkan suatu perkawinan dalam rangka membangun keluarga harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang ada dalam UU No. 1 Tahun 1974. Permasalahan yang timbul dari apa yang diatur dalam undang-undang ini adalah tidak diaturnya mengenai perkawinan beda agama, timbullah pertanyaan mengenai kedudukan perkawinan yang dilakukan oleh mereka yang berbeda agama, mengapa hal ini masih terus terjadi di dalam masyarakat Indonesia, sejauhmana pengaruh hak asasi manusia jika dihubungkan antara kebebasan dalam perkawinan dengan kemerdekaan memeluk agama, dan peranan kantor catatan sipil dalam menghadapi perkawinan yang dilakukan oleh mereka yang berbeda agama tersebut. Untuk menjawab semua permasalahan di, atas penulis melakukan metode pengumpulan data dengan jalan melakukan penelitian di lapangan serta melakukan metode analisa data balk dari data sekunder maupun data primer. Perkawinan yang dilakukan oleh mereka yang berbeda agama jelas-jelas bertentangan dengan UU No. 1 Tahun 1974 dalam hal ini Pasal 2 ayat 1, namun segelintir masyarakat di Indonesia yang menghendaki adanya pengaturan terhadap perkawinan beda agama dengan alasan untuk menegakkan hak asasi manusia yaitu hak untuk memilih jodoh dalam perkawinan dan juga hak untuk melaksanakan agama dan kepercayaan yang dianut kurang mendalami ajaran agamanya masing-masing yang jelas-jelas tidak menghendaki perkawinan terhadap mereka yang berbeda iman, dalam praktek perkawinan beda agama yang dilangsungkan tidak mempunyai dasar hukum tetapi dalam pencatatannya ternyata kantor catatan sipil tetap menerima dan mencatatkan perkawinan tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T19825
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Sulaikin
"ABSTRAK
Dalam Garis - Garis Besar Haluan Negara Tahun 1988 - 1993 di bidang hukum dinyatakan bahwa pembangunan hukum ditujukan untuk memantapkan dan mengamankan pelaksanaan pembangunan dan hasil - hasilnya, menciptakan kondisi yang lebih mantap sehingga setiap anggota masyarakat dapat menikmati iklim kepastian dan ketertiban hukum, lebih memberi dukungan dan pengarahan kepada upaya pembangunan untuk mencapai kemakmuran yang adil dan merata serta menimbulkan dan mengembangkan disiplin nasional dan rasa tanggung jawab sosial pada setiap anggota masyarakat.
Selanjutnya GBHN Tahun 1988 - 1993 tersebut menyatakan bahwa dalam rangka pembangunan hukum perlu lebih ditingkatkan upaya pembaharuan hukum secara terarah dan terpadu antara lain kondisi dan unifikasi bidang-bidang hukum tertentu serta penyusunan perundang undangan baru yang sangat dibutuhkan untuk dapat mendukung pembangunan di berbagai bidang sesuai dengan tuntutan pembangunan serta tingkat kesadaran hukum dan dinamika yang berkembang claim masyarakat.
Dalam kaitannya dengan pembangunan nasional dan pembangunan hukum nasional, hukum Islam telah berpartisipasi aktif karena hukum Islam ini bersumber pada sumber yang abadi, yaitu al-Qur'an dan as-Sunnah, serta dilengkapi pula dengan Ijtihadlar-Ra'yu, yang manifestasinya berupa Ijma' dan Qiyas. Suatu kenyataan pula bahwa masyarakat Indonesia sebagian besar beragama Islam, dan karenanya dapat dipahami apabila ada keinginan agar dalam penyusunan hukum nasional pihak berwenang mengindahkan hukum Islam.
Salah satu upaya menuju ke arah pembangunan hukum sebagaimana ketentuan di dalam GBHN tersebut, yang berhubungan dengan perkawinan dan hukum fikih Islam telah ada yaitu Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Undang-Undang Perkawinan ini diundangkan tanggal 2 Januari 1974 dan melalui peraturan pelaksanaannya yaitu PP No.9 Tahun 1975, berlaku secara efektif mulai Tanggal 1 Oktober 1975.
Undang-Undang ini mengatur tentang perkawinan secara nasional, jadi berlaku bagi semua golongan dalam masyarakat Indonesia. Adanya undang-undang yang bersifat nasional ini memang mutlak perlu bagi suatu negara dan bangsa seperti Indonesia karena selain sifatnya yang nasional itu, juga menampung prinsip-prinsip dan memberikan landasan hukum perkawinan yang selama ini berlaku dan menjadi pegangan bagi berbagai golongan dalam masyarakat.

"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Magdalena
"Perkawinan beda agama sekarang merupakan sesuatu yang menjadi hal yang dianggap biasa bagi penganut agama Islam. Hal itu sebenarnya bertentangan dengan aturan agama Islam seperti yang telah ditetapkan dalam al-Quran. Dalam hukum Islam telah ditetapkan bahwa perkawinan beda agama dilarang, dalam peraturan Negara juga tidak dibenarkan karena peraturan Negara mengenai perkawinan yang diatur dengan Undang-undang nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan juga harus mengacu pada peraturan agama para penganutnya. Bagaimana pengaturan perkawinan beda agama dalam aturan hukum Islam. Upaya apa yang bisa ditempuh oleh pasangan beda agama yang tetap akan melaksanakan perkawinan mereka. Dan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 apa dimungkinkan untuk melaksanakan perkawinan bagi pasangan beda agama. Bagaimana pandangan hukum Islam dan Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 terhadap pasangan beda agama yang menikah diluar negeri.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan yang bersifat yuridis normatif. Hasil dari analisa data bersifat kualitatif. Dan kesimpulan dari analisa bersifat evaluatif.
Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa perkawinan beda agama adalah haram hukumnya baik itu bagi wanita Muslim dengan pria non muslim maupun antara pria muslim dengan non muslim. Secara hukum Negara dapat dilakukan suatu penyeludupan hukum tapi secara hukum agama tetap adalah haram hukumnya."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
T14519
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Fransisca Brahmana
"Tesis ini membahas mengenai aspek hukum yang timbul dalam perkawinan campuran beda kewarganegaraan yang berakhir karena pihak yang berkewarganegaraan Indonesia meninggal dunia dalam Penetapan Nomor 218/Pdt.P/2014/PN Dps. Tesis ini bertujuan untuk menambah pengetahuan mengenai perlindungan dan hak anak yang dilahirkan dan kedudukan orang tua yang hidup terlama sebagai wali bagi anaknya. Penelitian ini merupakan suatu penelitian hukum normatif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dampak hukum yang timbul dapat dilihat dari berbagai aspek antara lain tentang kewarganegaraan, kedudukan anak, harta yang diperoleh anak dalam perkawinan dan dalam kondisi anak tersebut masih berada di bawah umur. Dalam hal mengurus harta warisan si anak, dimana orang tua yang hidup terlama adalah warga negara asing, maka dilakukan perwalian. Penelitian ini menyarankan bahwa orang tua yang hidup terlama dan berwarganegara asing merupakan wali menurut undang-undang, namun perwalian dapat diberikan kepada pihak lain apabila orang tua yang yang hidup terlama tersebut memberikan persetujuannya secara tertulis.

This thesis discusses the legal aspects that arise in the different nationalities mixed marriage ended because of different nationality parties Indonesian citizen died in Determination No. 218 / Pdt.P / 2014 / PN Dps. This thesis aims to increase knowledge about the protection and the rights and position of children born of parents who lived the longest as regent for her son. This study is a normative legal research. The study concluded that the impact of the laws that arise can be viewed from various aspects such as citizenship, the position of the child, the child acquired the property in marriage and in the condition of the child is still under age. In terms of taking care of the child's inheritance, in which parents who live longest are foreign nationals, then the guardianship. This study suggests that older people who live the longest and foreign citizenship is a statutory guardian, but guardianship may be provided to other parties if the parents are living the longest given its written consent."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T44912
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>