Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150862 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irma Hermalia
"

Ketercapaian adekuasi hemodialisis merupakan salah satu indikator kualitas keperawatan hemodialisis. untuk menghasilkan hemodialisis yang adekuat diperlukan adanya perawat yang memiliki kompetensi yang baik dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien hemodialisis. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kompetensi perawat dengan ketercapaian adekuasi hemodialisis. penelitian ini menggunakan metode cross-sectional. Sampel terdiri dari 82 perawat yang bekerja di unit hemodialisis dan 82 pasien hemodialisis. Teknik pengumpulan sampel menggunakan purposive sampling. analisis data dengan Chi-Square dan regresi logistik berganda. Terdapat hubungan antara kompetensi perawat dengan ketercapaian adekuasi hemodialisisb(p=0,000). Faktor yang berpengaruh terhadap ketercapaian adekuasi hemodialisis yaitu kompetensi perawat, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pengalaman bekerja di rumah sakit. Penelitian ini merekomendasikan agar kompetensi perawat terus ditingkatkan melalui pendidikan baik formal maupun informal agar menambah pengetahuan, sikap. dan keterampilan perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. 

 


Achievement of adequate hemodialysis is one indicator pf the quality of hemodialysis care. To produce adequate hemodialysis, it is necessary to have nurses who have good competence in providing nursing care to hemodialysis patients. this study aimed to determine the relationship between nurse competencies and the achievemnet of adequate hemodialysis. this research applied cross sectional method was included 82 nurses in hemodialysis unit and 82 hemodialysis patients with purposive sampling technique. Data analysis with chi-square and multiple logistic regression. It has been recognized that there was a relationship between nurse competence and achievement of adequate hemodialysis (p=0,000). furthermore, it is known that the factors that influence the achievement of adequate hemodialysis are nurses competencies, gender, level of education, and nurses working experience in the hospital. From the study, it can be concluded that nurses competencies be improved through formal and informal education in order to increase the knowledge, attitudes, and skills of nurses in implementing nursing care.

 

"
2019
T52895
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyu Septiwi
"Penilaian adekuasi hemodialisis dan kualitas hidup merupakan indikator penting untuk menilai keefektifan tindakan hemodialisis yang diberikan kepada pasien gagal ginjal terminal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara adekuasi hemodialisis dengan kualitas hidup pasien yang menjalani terapi hemodialisis. Desain penelitian menggunakan cross sectional dan pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi. Pengukuran adekuasi hemodialisis dilakukan dengan menggunakan rumus Kt/V, dan penilaian kualitas hidup dengan menggunakan kuesioner WHOQoL. Hasil pengukuran adekuasi 101 responden, 42,6% mencapai adekuasi dan 57,4% tidak mencapai adekuasi.
Hasil penilaian kualitas hidup didapatkan bahwa 53,5% mempunyai kualitas hidup baik dan 46,5% mempunyai kualitas hidup yang kurang. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara adekuasi hemodialisis dan kualitas hidup (p value = 0,000). Pemodelan multivariat faktor risiko menunjukkan bahwa responden yang mencapai adekuasi hemodialisis mempunyai peluang untuk mempunyai kualitas hidup yang baik sebesar 10,6 kali dibandingkan dengan pasien yang tidak mencapai adekuasi hemodialisis setelah dikontrol oleh variabel pekerjaan, kadar Hb, dan depresi. Perawat perlu meningkatkan kualitas asuhan dalam pencapaian adekuasi sehingga akan meningkatkan kualitas hidup pasien hemodialisis.

Assessment of hemodialysis adequacy and quality of life is an important indicator to assess the effectiveness of the actions given to hemodialysis patients with terminal renal failure. This study aims to determine the correlation between hemodialysis adequacy with the life quality of patients who undergoing hemodialysis therapy. The research used cross sectional design and the samples were taken by using purposive sampling method in accordance with the criteria of inclusion. Hemodialysis adequacy measurement was done by using the formula Kt / V, and assessment of quality of life by using questionnaire WHOQoL. Results of adequacy to 101 respondents showed 42.6% achieved adequacy and 57.4% did not achieve adequacy.
The quality of life assessment measurement showed 53.5% had good quality of life and 46.5% had poor quality of life. Statistical analysis showed that there was a significant correlation between hemodialysis adequacy and quality of life (p value = 0.000). Multivariate modeling of risk factors showed that respondents who achieve adequate hemodialysis have the opportunity to have good quality of life 10.6 times compared with patients who didn?t achieved hemodialysis adequacy after controlled by variables, Hb concentration, and depression. The nurses need to improve the quality of service in the adequacy achievement so that it will improve the quality of life of hemodialysis patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Epi Rustiawati
"Adekuasi hemodialisis tercapai dengan terpenuhinya dosis sesuai kebutuhan pasien untuk mendukung pasien mampu hidup secara optimal. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan dosis dengan adekuasi pada pasien yang menjalani hemodialisis di RSUD Serang Banten.
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi melibatkan 46 pasien hemodialisis dengan tehnik purposive sampling. Variabel penelitian ini meliputi durasi HD, quick of blood, dan adekuasi dengan perhitungan rumus Kt/V.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara durasi HD dengan adekuasi hemodialisis. Rerata adekuasi hemodialisis pasien 1,6. Seluruh pasien menjalani hemodialisis dengan frekuensi 2 kali per minggu dengan durasi HD 4-5 jam, quick of blood 200-265 ml/mt.
Hasil pemodelan menunjukan durasi HD berkontribusi paling besar terhadap adekuasi setelah dikontrol oleh jenis kelamin, ukuran tubuh, lama menjalani terapi, akses vaskuler, dan dialiser pengunaan ulang. Perawat perlu memperhatikan pengaturan durasi HD untuk mencapai adekuasi hemodialisis yang optimal.

The adequacy of hemodialysis can be achieved by meeting the needs of hemodialysis patients given, in order that the patients able to life optimally. The purpose of this research was to identify the correlation between dose with adequacy on patients undergoing hemodialysis at RSUD Serang Banten.
Description correlation involved 46 patients hemodialysis with technical purposive sampling. This study observed the duration of hemodialysis, quick of blood, and adequacy with Kt/V formula.
There was significant corelation between the duration of hemodialysis and adequacy. The average of hemodialysis adequacy patients 1,6, twice per week by 4 - 5 hours, quick of blood 200-265 ml/mt.
The modelling result that duration of hemodialysis the most contributed to the adequacy after being controlled by sex, body size, vintage of hemodialysis therapy, vascular access, and dialyzer reuse. The nurses need to pay attention to the duration to achieve optimal adequacy hemodialysis.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35282
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Ira Ocktavia
"ABSTRAK
Tuntutan kerja perawat dapat menimbulkan stres tersendiri dan sangat dibutuhkan
kemampuan personal dan dukungan sosial untuk mengatasinya. Tujuan penelitian
ini adalah mengidentifikasi hubungan sumber koping dengan tingkat stres
perawat. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain cross
sectional. Pengambilan sampel dengan total sampling pada perawat di ruang
hemodialisis rumah sakit Bandung. Hasil penelitian ini menunjukkan ada
hubungan yang bermakna antara penghargaan yang merupakan bagian dari
dukungan sosial dengan tingkat stres perawat. Selanjutnya direkomendasikan
adanya pengembangan kemampuan personal dan dukungan sosial bagi perawat di
ruang hemodialisis

ABSTRACT
Nurses work demands can be stressful and much needed ability to separate
personal and social support to overcome them. The purpose of this study was to
identify the source of coping with relationship stress levels of nurses. The study
design used is quantitative with cross sectional design. Sampling with a total
sampling on hemodialysis nurses in hospitals Bandung. The results showed no
significant relationship between the award that is part of the social support and
stress levels of nurses. Further recommended the development of personal
abilities and social support for nurses in hemodialysis"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewy Haryanti Parman
"Gagal Ginjal Terminal dengan adekuasi nutrisi sangat penting bagi kualitas hidup pasien hemodialisis, namun sering tidak dapat terpenuhi akibat beberapa faktor seperti ketidakpatuhan pasien terhadap diet, atau efek dari uremia yang menyebabkan penurunan nafsu makan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan adekuasi nutrisi terhadap kualitas hidup pasien yang menjalani hemodialisis di RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dengan menggunakan metode pendekatan cross sectional dengan total sampling, dengan perhitungan rumus jumlah sampel di dapatkan minimal 53 sampel namun untuk lebih meningkatkan tingkat kepercayaan pada penelitian ini maka digunakan total sampling sebanyak 65 responden.
Analisis hasil penelitian yang menggunakan Chi-Square (bivariat) dengan α=0,05, didapatkan hubungan yang bermakna antara Indeks Massa Tubuh, Albumin, Feritin, TIBC, HDL, trigliserida, LDL, kalori, protein, lemak, adekuasi nutrisi dengan kualitas hidup dengan nilai p berkisar antara p=0,0005 ? 0,33, Pada penelitian ini disimpulkan bahwa adekuasi nutrisi dapat memberikan manfaat terhadap kualitas hidup pasien hemodialisis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35765
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanungkalit, Siska Ruthvina
"ABSTRAK
Peresepan dosis hemodialisis meliputi frekuensi, lama waktu hemodialisis dan kecepatan aliran darah. Peresepan dilakukan untuk menghitung pencapaian adekuasi dengan menggunakan rumus Kt/V. Adekuasi hemodialisis berperan penting dalam penilaian keefektifan tindakan hemodialisis yang diberikan kepada pasien gagal ginjal terminal. Penelitian deskritif korelasi dengan pendekatan cross-sectional bertujuan untuk mengetahui hubungan antara frekuensi, lama waktu hemodialisis dan kecepatan aliran darah dengan adekuasi hemodialisis. Pengambilan data diperoleh dari data yang sudah berlangsung retrospektif dari bulan Maret-Mei 2015. Jumlah sampel pada penelitian adalah 96 orang yang ditentukan berdasarkan total sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara frekuensi, lama waktu hemodialisis dan kecepatan aliran darah p=0,008, ?=0,05 dengan adekuasi hemodialisis. Perawat perlu memperhatikan pedoman pengaturan kecepatan aliran darah dalam pencapaian adekuasi hemodialisis.Kata Kunci: Adekuasi, frekuensi, kecepatan aliran darah

ABSTRACT
The prescribing of hemodialysis dose cover the frequency, duration of hemodialysis and quick of blood. Prescribing was conducted to calculate the adequacy outcome by using the formula Kt V. Hemodialysis adequacy has an important role in assesing the effectiveness of hemodialysis actions to patients with end stage of renal disease.Correlation descriptive inquiry through cross sectional aims to know the correlation between frequency, duration of hemodialysis and quick of blood with adequacy hemodialysis. Data collection retrieved from retrospective data from March to May 2015. The number of samples were 96 people who are determinated based on total sampling. The results indicated that there was a significant correlation between the frequency, duration of hemodialysis and quick of blood p 0,008, 0,05 with adequacy of hemodialysis p 0.008 . Nurses need to pay attention to the guidelines of regulation of quick of blood in the outcome of hemodialysis adequacy."
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanungkalit, Siska Ruthvina
"ABSTRAK
Peresepan dosis hemodialisis meliputi frekuensi, lama waktu hemodialisis dan kecepatan aliran darah. Peresepan dilakukan untuk menghitung pencapaian adekuasi dengan menggunakan rumus Kt/V. Adekuasi hemodialisis berperan penting dalam penilaian keefektifan tindakan hemodialisis yang diberikan kepada pasien gagal ginjal terminal. Penelitian deskritif korelasi dengan pendekatan cross-sectional bertujuan untuk mengetahui hubungan antara frekuensi, lama waktu hemodialisis dan kecepatan aliran darah dengan adekuasi hemodialisis. Pengambilan data diperoleh dari data yang sudah berlangsung (retrospektif) dari bulan Maret-Mei 2015. Jumlah sampel pada penelitian adalah 96 orang yang ditentukan berdasarkan total sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara frekuensi, lama waktu hemodialisis dan kecepatan aliran darah (p=0,008, α=0,05) dengan adekuasi hemodialisis. Perawat perlu memperhatikan pedoman pengaturan kecepatan aliran darah dalam pencapaian adekuasi hemodialisis.

ABSTRAK
The prescribing of hemodialysis dose cover the frequency, duration of hemodialysis and quick of blood. Prescribing was conducted to calculate the adequacy outcome by using the formula Kt/V. Hemodialysis adequacy has an important role in assesing the effectiveness of hemodialysis actions to patients with end stage of renal disease.Correlation descriptive inquiry through cross-sectional aims to know the correlation between frequency, duration of hemodialysis and quick of blood with adequacy hemodialysis. Data collection retrieved from retrospective data from March to May 2015. The number of samples were 96 people who are determinated based on total sampling. The results indicated that there was a significant correlation between the frequency, duration of hemodialysis and quick of blood (p=0,008, α=0,05) with adequacy of hemodialysis (p = 0.008). Nurses need to pay attention to the guidelines of regulation of quick of blood in the outcome of hemodialysis adequacy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilma Farhania
"ABSTRAK
Hemodialisis HD merupakan proses pemisahan zat-zat dalam darah melalui membran semipermeabel yang bernama dialiser. Hemodialisis biasanya dilakukan 2-3 kali seminggu dengan waktu 4-5 jam tiap sesinya selama seumur hidup. Hal ini menyebabkan berbagai upaya untuk menekan biaya, salah satunya dengan penggunaan dialiser pakai ulang reuse . Meskipun penggunaan dialiser pakai ulang reuse ini ditujukan untuk menekan biaya, namun bukan berarti kualitas dialisis dan keselamatan pasien menjadi dikesampingkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari setiap frekuensi penggunaan dialiser proses ulang yang dilihat dari adekuasi hemodialisis berupa nilai Kt/V. Penelitian ini merupakan penelitian kohort prosfektif, metode analisis yang digunakan adalah GLM-RM yang melibatkan 24 pasien HD sebagai sampel yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan skor Kt/V pada keenam level pengukuran p = 0.016 , tidak ada perbedaan efek antar nilai QB terhadap nilai Kt/V p = 0.629 , tidak ada perbedaan efek antara time dialysis 4,5 jam dan 5 jam terhadap nilai Kt/V p = 0.552 , tidak ada perbedaan efek antara IDWG ringan dan IDWG rata-rata terhadap nilai Kt/V p = 0.263 . Analisis efektivitas penggunaan dialiser proses ulang reuse menunjukan adanya perbedaan nilai Kt/V yang signifikan antara pengukuran kelima dan keenam p = 0.05 perbedaan nilai Kt/V antara pengukuran kelima dan keenam dapat dijelaskan sebanyak 16.4 Partial Eta Squared = 0.164 . Hasil pada penelitian ini diharapkan menjadi acuan dalam pengunaan dialiser pakai ulang pada pasien Gagal Ginjal terminal yang menjalani hemodialisis.

ABSTRACT
Hemodialysis is separation process of substances in the blood through a semipermeable membrane dialyzer . Hemodialysis is usually done 2 3 times per week for about 4 to 5 hours at a time for a life time. This leads to various efforts to reduce costs, which one of them is utilization of dialyzer reuse. Although the utilize of dialyzer reuse is intended to reduce costs, it does not mean that the quality of dialysis and patient safety is disregarded. This study aimed to determine the effectiveness of dialyzer reuse in every single use which can be seen from a hemodialysis index of Kt V values. This research was a prospective cohort design, the analysis used GLM RM involving 24 samples selected by consecutive technique. The results showed that there was a difference in Kt V values between six levels of measurement p 0.016 , there was no difference between Qb value and Kt V value p 0.629 , there was no effect rsquo s difference between Time Dialysis 4.5 hours and 5 hours to Kt V values p 0.552 , there is no effect rsquo s difference between mild IDWG and average IDWG to Kt V values p 0.263 . Analysis of the effectiveness of dialyzer reuse showed significant differences in Kt V values between the fifth and sixth measurements p 0.05 . The difference in Kt V values between the fifth and sixth measurements can be explained by 16.4 Partial Eta Squared 0.164 . The results of this study can be used as a guidance for dialyser reuse on End Stage Renal Disease ESRD patients undergoing hemodialysis"
2017
T47905
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairina Zahra
"Kepatuhan manajemen terapi hemodialisis terdiri dari empat aspek yaitu program hemodialisis, medikasi, pembatasan cairan, dan diet. Salah satu faktor penting dalam kepatuhan manajemen terapi hemodialisis adalah kualitas antara petugas kesehatan dengan pasien. Perawat merupakan petugas kesehatan yang sering bertatap muka dengan pasien sehingga memiliki peranan dalam meningkatkan kepatuhan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi hubungan antara sikap caring perawat dan karakteristik responden. Jumlah responden penelitian ini sebanyak 97 orang pasien hemodialisis dengan desain penelitian cross sectional, yang didapat dengan purposive sampling. Hasil penelitian menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara sikap caring perawat dengan kepatuhan manajemen terapi hemodialisis pada pasien gagal ginjal terminal dengan P value 0,418 >0,05 , namun ditemukan adanya hubungan pada variabel karakteristik responden yaitu dukungan keluarga dengan nilai P value 0,033.

The adherence of hemodialysis therapy management consists of four aspects, they are hemodialysis program, medication, fluid restriction, and diet. One of important factor in adherence to hemodialysis therapy management is the quality between health care providers and patients. Nurses are health workers who often face to face with patients so that they have a role in improving compliance. The purpose of this study was to identify the association between caring nurse behavior and respondent characteristics. The number of respondents of this study were 97 hemodialysis patients with cross sectional study design, obtained with purposive sampling. The result of Chi Square test shows that there was no correlation between caring nurse attitude with hemodialysis therapy management adherence in end stage renal disease patients with p value 0,418 0,05, and found correlation to characteristic variable of respondent, that was family support with p value 0,033.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Lufiyani
"ABSTRAK
Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling banyak dialami pasien Penyakit Ginjal Tahap Akhir PGTA yang menjalani. Pengukuran kecukupan dosis hemodialisis pada pasien PGTA di Indonesia menunjukkan bahwa lebih banyak yang tidak mencapai ketidakadekuatan hemodialisis. Tujuan dari penelitian ini mengetahui hubungan antara adekuasi hemodialisis dengan kejadian insomnia pada pasien PGTA yang menjalani hemodialisis serta faktor lainnya yang mempengaruhi insomnia. Penelitian ini mengevaluasi sebanyak 125 responden dengan desain cross-sectional dan perhitungan adekuasi dengan rumus Daurgidas Kt/V serta kuesioner Insomnia Severity Index ISI untuk penilaian kejadian insomnia. Prevalensi insomnia ditemukan sebanyak 56 dan 71,2 responden mencapai adekuasi hemodialisis Kt/V ge;1,2. Hasil uji statistik menemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara adekuasi hemodialisis dengan insomnia p value= 0,352. Faktor depresi p value = 0,001 dan lama hemodialisis p value = 0,042 menjadi faktor yang berhubungan dengan insomnia pada penelirian ini. Pemantauan terhadap capaian adekuasi hemodialisis minimal satu bulan sekali dan pengkajian tingkat depresi diawal hemodialisis dilakukan untuk mengurangi atau mencegah kejadian insomnia.Kata Kunci: PGTA, Insomnia dan Adekuasi Hemodialisis.

ABSTRACT
Insomnia is the most common sleep disorder experienced by patients with end stage renal disease ESRD. Measurement of sufficiency of hemodialysis dose in ESRD patients in Indonesia shows that more do not reach the inadequacy of hemodialysis. The purpose of this study was to know the relationship between hemodialysis adequation with the case of insomnia in ESRD patients which undergoing hemodialysis and other factors that affect insomnia. This study evaluated 125 respondents with cross sectional design and calculation of adequacy with Daurgidas formula Kt V and Insomnia Severity Index ISI questionnaire for the assessment of insomnia event. The prevalence of insomnia was found to be 56 and 71.2 of respondents attained hemodialysis adequacy Kt V ge 1,2. The results of statistical tests found that there was no significant relationship between hemodialysis adequation with insomnia p value 0.352 . Depression factors p value 0.001 and duration of hemodialysis p value 0.042 were factors associated with insomnia in this study. Monitoring on the achievement of hemodialysis adunasi at least once a month and assessment of depression levels at the beginning of hemodialysis done to reduce or prevent the incidence of insomnia."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>