Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167822 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deny Gunawan
"Peran dan fungsi manajemen kepala ruangan berkontribusi dalam pelaksanaan komunikasi efektif terutama pada pelaksanaan serah terima. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan peran, fungsi manajemen kepala ruangan dan pelaksanaan serah terima dengan desain cross sectional. Penelitian ini menggunakan probability sampling (tehnik simple random sampling) dengan 266 sampel sesuai kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan merupakan modifikasi dari berbagai sumber terkait. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dan regresi linier berganda. Hasil uji valliditas dan reliabilitas instrumen B adalah 0,362-0,912 (Cronbach alpha 0,955) dan instrument C adalah 0,455-0,722 (Cronbach alpha 0,957) sehingga dikatakan valid dan reliabel.
Kesimpulan adalah rata-rata staf pelaksana keperawatan berumur 32,01 tahun, masa kerja 12,27 tahun, mayoritas perempuan, berpendidikan vokasi, pernah mengikuti pelatihan komunikasi efektif, status kepegawaian sukarela/honor/kontrak, jenjang karir perawat klinik (PK) III, dan posisi jabatan sebagai pelaksana, kepala ruangan paling tinggi menjalankan peran informational dan fungsi pengarahan, ada hubungan antara peran kepala ruangan, fungsi manajemen, tingkat pendidikan, pelatihan komunikasi efektif, dan status kepegawaian dengan pelaksanaan serah terima (p = 0,0001–0,045, α = 0,05), faktor yang paling dominan mempengaruhi pelaksanaan serah terima adalah pelatihan komunikasi efektif (Nilai Beta = 3,059) fungsi manajemen kepala ruangan (Nilai Beta = 0,520).
Rekomendasi adalah rumah sakit membuat program peningkatan pendidikan staf pelaksana vokasi menjadi pendidikan profesi, membuat program pelatihan peran dan fungsi manajemen kepala ruangan, menjadikan peran dan fungsi manajemen menjadi key performance indicator (KPI) kepala ruangan, kepala ruangan meningkatkan peran interpersonal dan supervisi, dan instrumen penelitian mengenai pelaksanaan serah terima dapat dijadikan panduan dalam melaksanakan serah terima di ruangan.

The role and management function of the head nurse contributes to effective communication, especially during the handover. The purpose of this study was to identify the relationships among role, management functions of the head nurse and handover implementation with a cross sectional design. This study used probability sampling (simple random sampling technique) with 266 samples according to the inclusion criteria. The instrument used a modification of various related sources. Data analysis used univariate, bivariate and multiple linear regression.The results of validity and reliability test of instrument B are 0.362-0.912 (Cronbach alpha 0.955) and instrument C are 0.455-0.722 (Cronbach alpha 0.957) so that valid and reliable.
Conclusions were the average nursing staff aged 32.01 years, working period 12.27 years, majority of women, vocational education, had attended effective communication training, voluntary/honor/contract employment status, clinical nurse career ladder  III, and position as staff, the highest head nurse carriest out an informational role and directional function, there are relationship among roles of head nurse, management functions, education level, effective communication training, and employment status and handover (p = 0,0001–0,045, α = 0.05), the most dominant factor affecting the handover implementation were effective communication training (Beta Value = 3.059) and management function of head nurse (Beta Value = 0.520).
Recommendation is for hospitals to make education improvement programs for vocational staff to become professional education, make training programs for the role and function of the head of the room, make management roles and functions key room indicator (KPI), room heads improve interpersonal and supervision roles, and instruments research on the implementation of handover can be used as a guide in carrying out handovers in the room.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53084
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Vicco Arief
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S17933
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susilowati Tri Hastuti
"Standard kualitas yang baik dalam sebuah industri pelayanan/jasa sangat sulit ditentukan karena adanya penilaian yang berbeda-beda dan masing-masing konsurnennya. Didalam industri jasa pengelolaan gedung, karena banyaknya pihak yang terlibat dan adanya keanekaragaman keinginan dari pcnghuni menyebabkan selalu timbulnya perbedaan persepsi dan ekspektasi antara pihak penghuni dan manajemen, sehingga sering muncul komplain.
Untuk mengetahui penilaian kinerja manajemen atas aspek-aspek pelayanan yang diberikan kepada penghuni, maka dilakukan survey dengan responden yang dituju adalah perusahaan-pemsahaan yang berdomisili di gedung Menara Sudirman. Dari penilaian tahadap aspek-aspek pelayanan yang diberikan manajemen tersebut dapat diketahui aspek pelayanan mana yang menyebabkan target zero complaint belum terpenuhi.
Untuk meningkatkan aspek-aspek pelayanan oleh pihak manajemen kepada penghuni, maka digunakan Quality Fundion Deployment (QFD). QFD menterjemahkan penilaian penghuni kedalam alribut produk/jasa yang diberikan oleh manajemen. Sehingga hubungan keterkaitan antara metode-metode yang dilakukan pihak manajemen dengan aspek-aspek pe!ayanan yang diberikan akan menghasilkan mctode apa yang paling erat keterkaitannya untnk mcmenuhi aspek-aspek pelayanan tersebut. Akhrnmya hasil prioritas melode~metode pelayanan yang dilakukan oleh manajemen dapat menjadi pertimbangan pihak manajemen untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan dan mencapai target yang diinginkan.

Quality Function Deployment (QFD) Designing In Strata Title Oflice Building Management xi + 53 pages, 13 tables, 8 pictures, 7 appendices ABSTRACT Good quality standard in services industry is very difticnlt to determine because of many kind of evaluation by each customer. In building management (budding maintenance) industry, because of there are so many party involve and the variety of needs by the tenants that come up with ditferent perception & expectation between the tenants and the management, with the result with complaints.
To determine the performance evaluation by the management on the services aspects provided to tenants. Therefore, the management has a survey with respondents consist of companies? domiciles in the Menara Sudirman building. From the evaluation of services aspects given by the management, we will know which services aspects that cause zero complain that has not been achieved.
To improve services aspects provided by the management for tenants, Quality Ftmction Deployment (QFD) is used; to determine inter relation between methods used by the management with services aspects provided, in order that the most close inter relation method can be determined to fulfill those services aspect QFD translates tenant evaluation into products I services given by the management. The management to improve services quality in order to achieve the target could use the result of services method priority provided by the management.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S50084
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parmin
"Manajemen sebagai seni memperoleh hasil melalui kegiatan orang lain dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Fungsi-fungsi manajemen terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Fenomena yang didapatkan di RSUP Undata Palu, fungsi manajemen kepala ruangan belum terlaksana dengan maksimal sesuai dengan tugas dan tanggung jawab sebagai kepala ruangan.
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana hubungan pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruangan dengan motivasi perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUP Undata Palu. Populasi dalam penelitian ini adalah 203 perawat pelaksana yang bertugas di 11 ruang rawat inap. Jumlah sampel penelitian ini adalah 149 perawat pelaksana. Proses analisa data menggunakan uji chi square untuk menguji hubungan pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruangan dengan motivasi dan regresi logistik ganda menguji variabel yang paling dominan berhubungan dengan motivasi perawat pelaksana.
Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruangan baik 50,3 %, motivasi perawat pelaksana baik 53,7 %. Ada hubungan yang bermakna antara fungsi manajemen perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dengan motivasi perawat pelaksana, (p value 0,032, 0,022, 0,002, 0,003), karakteristik perawat pelaksana (umur, jenis kelamin, lama kerja, status perkawinan) tidak ada hubungan dengan motivasi perawat pelaksana (p value 0,949, 0,402, 0,0677, 0,575), sedangkan karakteristik pendidikan ada hubungan dengan motivasi perawat pelaksana (p value 0,045).
Peneliti menyimpulkan bahwa variabel fungsi manajemen kepala ruangan yang paling berhubungan dengan motivasi adalah fungsi pengarahan dan fungsi pengawasan setelah dikontrol oleh variabel pendidikan.

Management as the art of getting results through the activiti of others in order to achieve the goals previously set. Management functions are planning, organizing, directing and monitoring. The phenomenon found in RSUP undata Palu, the implementation of management functions with a maximum head room in accordance with the duties and responsibilities as the head of the room.
This research past descriptive correlation design with a cross-sectional approach that aims to identify how the implementation of relationship management functions with head room nurses motivation in implementing inpatient rooms RSUP Undata Palu. Population in this study was 203 nurses who served in 11 treatmant rooms. The number of samples of this study was 149 nurse staff. The process of data analysis using chisquare test to test the implementation of relationship management functions of lower manager with the motivation and multiple logistic regression to test the most dominant variables associated with motivation nurse staff.
The results showed the implementation of management functions of lower manager both 50.3%, well motivated nurses managing 53.7%. There was a significant relationship between management functions of planning, organizing, directing and monitoring by nurses implementing motivation, (p value 0.032, 0.022, 0.002, 0.003), the nurse staff characteristics (age, gender, working time, marriage status) there was no relationship with the nurse staff motivation (p value 0.949, 0.402, 0.0677, 0.575), whereas educational characteristics have a relationship with the nurse staff motivation (p value 0.045).
Researchers concluded that the variable management functions of lower manager most related to motivation is a function of direction and oversight functions are controlled by the variable after education.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T32846
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"The purposes of the research are : (i) to describe the type of the noun Phrase (NP) functioning as the complement in the english clause ; (ii) to describe the structure of the continuents of the noun phrase functioning as the complement in the english clause; (iii) to describe the constituents that may be reduced, inserted, substituted, or transformed....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hanny Handiyani
"Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hipotesis adanya hubungan peran dan fungsi manajemen kepala ruangan dengan faktor keberhasilan kegiatan pengendalian infeksi nosokomial (IN). Metoda yang digunakan adalah deskriptif analitik yang dilakukan secara cross sectional.
Uji regresi logistik binary digunakan untuk menganalisis hubungan antara peran dan fungsi manajemen kepala ruangan dengan faktor keberhasilan kegiatan pengendalian IN. Uji regresi logistik digunakan untuk melihat variabel independen mana yang paling berhubungan dengan keberhasilan kegiatan pengendalian IN dan melihat variabel karakteristik mana yang menjadi variabel confounding.
Responden penelitian adalah total populasi kepala ruang rawat inap berjurnlah 43 orang. Instrumen peneliti kembangkan dari teori manajemen keperawatan dan pengendalian IN untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan pengendalian IN dengan menggunakan skala Likert. Sedangkan untuk mengukur pengetahuan tentang IN digunakan pertanyaan dengan pilihan ganda, Instrumen telah diuji validitas dan reabilitasnya di RSP Persahabatan Jakarta.
Hasil penelitian setelah diuji dengan program komputer menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara peran dan fungsi manajemen karu dengan faktor keberhasilan kegiatan pengendalian IN. Peran dan fungsi tersebut dinilai secara komposit dengan force model karena tidak ada variabel yang paling berhubungan dengan keberhasilan kegiatan pengendalian IN. Sedangkan karakteristik karu yang menjadi variabel confounding adalah usia dan lama kerja sebagai kepala ruangan. Dari analisis multivariat tanpa force milel didapatkan bahwa karu yang melakukan fungsi perencanaan yang baik berpeluang meningkatkan keberhasilan pengendalian IN sebesar 8,997 kali dibandingkan dengan karu yang melakukan fungsi perencanaan kurang baik setelah dikontrol oleh usia dan masa kerja sebagai karu. Karu yang melaksanakan fungsi pengarahan dengan baik berpeluang meningkatkan keberhasilan pengendalian IN sebesar 2I,411 kali dibandingkan dengan karu yang berfungsi pengarahan kurang baik setelah dikontrol oleh usia dan masa kerja sebagai karu.
Rekomendasi untuk pihak manajer keperawatan rumah sakit agar meningkatkan peran dan fungsi kepala ruangan sebagai manajer terdepan di ruang rawat melalui dukungan kebijakan dan fasilitas yang mendukung upaya tersebut.
Daftar bacaan: 52 (1981-2002).

This study was aimed to proof the hypothesis and analyzing the correlation between the role and function of management head nurse and the achievement of nosocomial infection control activities. The descriptive analytical method with cross sectional approach was used in this study. The binary regression logistic test was used to analyze the correlation between the variables. To further analyze the most correlated variables, particularly to identify the confounding variables, the regression logistic test was utilized. The respondents of this study were the total population of 43 nurse managers in in-patient department of Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital.
The instrument of this study was a Likert Scale questionnaire to identify the achievement of the nosocomial infection control activities and a multiple-choice questionnaire to identified the knowledge of head nurse. The instrument was developed from the theories of nursing management and nosocomial infection control and was tested for reliability and validity in Persahabatan Hospital Jakarta.
The findings of this study if used force model showed that there was a significant correlation between the role and function of management head nurse and the achievement of nosocomial infection control activities. The confounding variable of the characteristics of head nurse was the age and working experience of head nurse. After the confounding variables of age and the working experience were controlled, Multivariate analysis without force model showed that the head nurse who performed their planning function effectively could increase the achievement of nosocomial infection control 8,977 times more than the head nurse who did not perform their planning function effectively. Furthermore, the head nurse who performed their directing function effectively could increase the achievement of nosocomial infection control 21,411 times more than the head nurse who did not perform their directing function effectively.
Based on the results, it is recommended that the head nurse as the front line of managers in the hospital to improve their role and function in controlling nosocomial infection.
Bibliography: 52 (1981-2002).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T2836
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhly Radite Adryan
"PT. Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa telekomunikasi yang memberikan layanan komunikasi data dan suara. Meningkatnya permasalahan perbulan terdapat rata-rata 150 dalam satu bulan gangguan yang dilaporkan berupa keluhan komunikasi data maupun komunikasi suara. Kegiatan penanganan gangguan ini dilaksanakan oleh engineer, kemudian hasil penanganan (troubleshoot) diberitakan kepada pelanggan.
Historis penanganan gangguan membuktikan bawah Telin belum memenuhi SLA kepada beberapa pelanggan, sehingga terdapat kesenjangan antara layanan yang diharapkan dengan yang didapatkan. Pemanfaatan dimensi dan atribut pada metode Service Quality digunakan untuk mendapatkan umpan balik dari pelanggan terkait ketidaksesuaian tersebut.
Umpan balik akan diolah dengan menggunakan metode Importance-Performance Analysis (IPA) dan KANO untuk melihat dimensi dan atribut yang dianggap penting oleh pelanggan. Dimensi dan atribut terpilih akan diolah menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) untuk mendapatkan tindakan teknis sebagai rekomendasi memperkecil atau menghilangkan kesenjangan kualitas layanan yang diberikan.

PT. Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin) is a telecomunication company which provides data communication and voice services. Many kind of problems are increasing on the average of 150 problems in a month due to customer reports about data communication and voice services. The reported problems are handled by an engineer, and the troubleshoot progress will be updated to the customer thereafter.
From the historical error-handling data, it is known that Telin has not fulfilled a SLA standard to some customers thus the discrepancies between the given and the expected service are occured. The of dimension and attribute on the Service Quality method are used for retrieving the feedback from customers in regard to the discrepancy issues.
The customers feedback is processed by using Importance-Performance Analysis (IPA) and KANO methods to see how the dimension and attribute considered being important for them. The selected dimension and attribute are then processed by using Quality Function Deployment (QFD) method in order to get the technical action as the recommendation of reducing or even removing such potentially issues of quality discrepancy from the service given.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Fikri Supriyatna
"Tingginya tingkat kejadian bencana yang terjadi di Indonesia, menjadi latar belakang dari penelitian ini. Dengan memanfaatkan keahlian yang dimiliki oleh siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) khususnya siswa jurusan Teknik Konstruksi Kayu yang dapat membuat rumah semi permanen yang dapat dipasang dan di bongkar kembali (knockdown), diharapkan dapat membantu proses penanganan pengungsian yang membutuhkan tempat tinggal yang layak dan sesuai dengan harapan para pengungsi.
Penelitian ini menganalisis beberapa atribut desain penyusun rumah knockdown sehingga didapatkan kombinasi yang benar-benar sesuai dengan keinginan responden yang merupakan korban pengungsian erupsi Gunung Merapi, Desa Krinjing, Jawa Tengah. Selain itu, dengan penelitian ini akan ditemukan tingkat kepentingan dari spesifikasi teknik yang akan diterapkan untuk membuat rumah knockdown tersebut.
Penelitian ini dikemas dengan pendekatan statistik menggunakan metode Conjoint Analysis untuk mendapatkan kombinasi atribut, dan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk mendapatkan tingkat kepentingan spesifikasi teknik rumah knockdown dimana kedua metode tersebut saling melengkapi satu sama lain untuk menunjang penelitian ini.

High frequency of disaster occured in Indonesia is the background of this study. By utilizing the expertise of vocational high school students (SMK) especially students majoring in Wood Construction Engineering to create semi-permanent houses that can be installed and dismantled (knockdown), is expected to help the process of refugees management in need of decent shelter and appropriate with the expectations of the refugees.
This study analyzed several constituent design attributes of the knockdown house to get a combination that suits the respondents who were victims of the eruption of Merapi Mountain evacuation, Krinjing village, Central Java. In addition, the study will find the importance of the technical specifications that will be applied to make the knockdown house.
This study is packed with statistical approach using Conjoint Analysis to get a combination of attributes, and Quality Function Deployment (QFD) to get the importance level of the technical specifications of the knockdown house in which the two methods is complementary to one another to support this research.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viny Oktavia
"Agar dapat bersaing dengan kompetitor dan menghindari adanya protes atau keluhan dari pelanggan, PT. Merpati Nusantara Airlines perlu untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa penerbangannya. Dalam fangka usaha peningkatan kualitas ini maka dipertukan adanya riset atau penelitian untuk mengidentilikasi atribut keinginan pelanggan terhadap jasa penerbangan. Quafty Function Deployment (QFD) merupakan salah satu kiat manajemen mutu terpadu yang mengutamakan kebutuhan pelanggan pada rancangan produk atau jasa yang ditawarkan. karena itulah QFD merupakan metode yang oocok dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan jasa penerbangan oleh PT. MNA.
Langkah awal dalam QFD adalah menentukan atribut keinginan pelanggan terhadap Iayanan jasa penerbangan, tingkat kepentingan terhadap atribut tersebut dan tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan penerbangan yang diberikan PT. MNA dan PT. GIA sebagai kompetitor. Semua data yang dibutuhkan diperoleh dengan Cara penyebaran kuesioner kepada pelanggan PT. MNA, dengan sebelumnya terlebih dahulu dilakukan pembuatan pilot sample dan pengujian terhadap pilot sample. Langkah selanjutnya adalah menentukan respon teknikal yang merupakan rencana kegiatan yang harus dilakukan PT. MNA dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan. Data informasi teknikal diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan pihak internal perusahaan. Setelah semua data terkumpul kemudian dilakukan pembuatan dan analisa House of Quality (HOQ) yang merupakan tampilan matriks dari QFD.
Dari analisa HOQ diperoleh lima atribut yang dipentingkan oleh pelanggan berdasarkan nilai level of importance tertinggi, dan lima atribut keinginan pelanggan yang dipentingkan berdasarkan level of importance yang juga mempertimbangkan faktor internal perusahaan (row weight). Selain itu analisa HOQ juga manghasilkan rencana kegiatan (technical response) yang harus dipriorilaskan PT. MNA dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan baik berdasarkan level of importance (13 atfibut) dan berdasarkan row weight (15 atribut.)"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S50400
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Kurniasih
"Kebutuhan telekomunikasi termasuk kebutuhan primer bagi masyarakat Indonesia, salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan oleh perusahaan jasa telekomunikasi adalah inovasi teknologi yang dapat mencakup seluruh wilayah Indonesia sampai ke pelosok area, bukan hanya telekomunikasi di darat bahkan saat berada ditengah laut sekalipun. Adanya kerjasama Perusahaan Telekomunikasi Selular untuk mendukung ketersediaan telemetri, yang kemudian memiliki manfaat besar yaitu tersedianya jaringan telepon selular bagi para penumpang diatas kapal, dan untuk terus berinovasi serta memberikan yang terbaik kepada konsumen, pihak penyedia layanan harus terus memperbaiki kualitas.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode SERVQUAL agar dapat diukur kualitas pelayanan berdasarkan lima dimensi kualitas pelayanan dengan menganalisa kesenjangan (gap) yang terjadi akibat ketidaksesuaian antara harapan dan persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang diterima. Pada penelitian ini keinginan dan harapan konsumen diterjemahkan kedalam House of Quality pada Quality Function Deployment. Hasil penelitian diusulkan menggunakan nilai strategi perusahaan untuk mendapatkan prioritas perbaikan atribut pelayanan sesuai dengan kemampuan perusahaan.

The need for telecommunications, including the category of primary need for the people of Indonesia, one of the important aspects that need to be considered by the telecommunications company is a technological innovation that can cover all of Indonesia to outlying places, not only telecommunications on land even when in the middle of the ocean though. With Cellular Telecommunications Company cooperation to support the availAbility of telemetry, then develop into the greatest benefit is the availAbility of the Mobile phone network for the passengers on board, to continue to innovate and deliver the best to customers, the service providers must continue to improve quality.
Research conducted using the SERVQUAL method to used to measure the quality of service based on the five dimensions of service quality by analyzing gaps that occurs due to a mismatch between customer expectations and perceptions of the quality of service received. In this study wants and expectations of consumers translated into House of Quality in Quality Function Deployment. Results of research propose using strategy value to get priority repairs according to the company’s ability.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44208
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>