Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174220 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Setia Abikusna
"Indonesia masih sangat tergantung pada sumber energi tak terbarukan padahal jumlahnya semakin menipis. Sejak tahun 2004 [1]. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dikembangkan energi lain pengganti bahan bakar fosil yang bersifat terbarukan, ramah lingkungan, dan berasal dari alam. Salah satu sumber energi terbarukan yang potensial dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti bbm adalah bioetanol (C2H5OH).
Studi ini mengkaji efek campuran bioetanol gasolin (RON 88) pada mesin single-cylinder spark iginition (SI) 125 cc yang dilakukan dengan variasi campuran bahan bakar (E0, E5, E10, dan E15) dengan penambahan 0.5 % vol/vol oksigenat sikloheksanol dan sikloheptanol pada masing – masing campuran bahan bakarnya, dengan pembukaan throttle dipertahankan 100 %, dan variasi kecepatan  mesin. Kinerja mesin diukur dengan menghubungkan mesin dengan dynamometer dan variasi cylinder pressure combustion diukur dengan pressure transducer.
Hasil pengujian dapat membuktikan bahwa campuran bahan bakar dengan oksigenat tersebut dapat memperbaiki COVIMEP  pada cycle to cycle variations (3.42 % pada campuran E10++) sehingga fluktuasi torque dapat diminimalisasi yang mengakibatkan kestabilan performa mesin (BHP, torque, SFC, dan heat release) meningkat, disamping itu emisi menjadi lebih baik (CO dan HC turun, sedangkan CO2 dan O2 meningkat).

Indonesia is still very dependent on non-renewable energy sources even though the numbers are running low. Since 2004 [1]. One potential renewable energy source developed in Indonesia as a substitute for fuel is bioethanol (C2H5OH).
This study examines the effect of a mixture of gasoline (RON 88) bioethanol on a single-cylinder spark ignition (SI) 125 cc engine that is carried out by variations of fuel mixtures (E0, E5, E10, and E15) with the addition of 0.5 % vol / vol oxygenated cyclohexanol and cycloheptanol in each fuel mixture, with throttle opening maintained 100 %, and variations in engine speed. Engine performance is measured by connecting a machine with a dynamometer and the variation of cylinder pressure combustion is measured by a pressure transducer.
The test results can prove that the mixture of fuel with oxygenated can improve COVIMEP in cycle to cycle variations (3.42 % in E10 ++ mixture) so that torque fluctuations can be minimized which results in improved engine performance (BHP, torque, SFC, and heat release) increase, besides the emissions are better (CO and HC decrease, while CO2 and O2 increase).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
D2632
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marta Pramudita
"Korosi merupakan proses alami yang terjadi pada setiap logam, sehingga perlu dilakukan upaya untuk meminimalisir laju korosi tersebut. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan menambahkan inhibitor pada media korosifnya. Inhibitor adalah penambahan sejumlah kecil senyawa kimia ke dalam media korosif dan menyebabkan laju korosi menurun. Penggunaan inhibitor yang ramah dan aman bagi lingkungan merupakan pilihan yang penting pada saat ini, terutama untuk industri farmasi, industri makanan dan minuman. Upaya mensinergikan bio inhibitor yang berasal dari alam adalah salah satu alternatif agar bio-inhibitor memiliki performa yang lebih baik. Pada penelitian ini digunakan bahan alam ekstrak daun ketapang, ekstrak sekam padi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan masing-masing inhibitor dan mengetahui sinergisitas ekstrak daun ketapang dan KI, ekstrak sekam padi dan KI. Metoda yang dilakukan adalah dengan weightloss. Kemudian ditinjau dari termodinamika dan kinetika serta dilakukan Analisa SEM. Adapun pengukuran elektrokimia dilakukan sebagai informasi tambahan tentang jenis inhibitor yang digunakan. Keberhasilan sinergisitas dilihat dari kenaikan nilai efisiensi inhibisi sebelum dan sesudah bersinergi dan nilai sinergisitas yang lebih besar dari satu.
Hasil menunjukkan bahwa Sinergisitas ekstrak daun ketapang dan KI dengan penambahan ekstrak sekam padi memiliki sinergisitas yang sangat baik untuk semua suhu (313K,333K dan 353K). Reaksi berlangsung secara spontan, adsorpsi berlangsung secara chemisorption dan lapisan pasivasi yang terbentuk cenderung stabil. Sehingga sinergisitas ini dapat dijadikan alternatif sebagai bio inhibitor pada larutan asam H2SO4 1M. Komposisi optimum untuk masing-masing inhibitor dan KI adalah 500 ppm EDK+50 ppm KI+750 ppm ESP, kenaikan suhu dari 313K, 333K dan 353K adsorpsi berlangsung secara chemisorption, ditandai dengan nilai ΔGads semakin negatif (< 20 kJ/mol.K).

Corrosion is a natural process that occurs in every metal, efforts need to be made to minimize the corrosion rate. One method that can be used is by adding inhibitors to the corrosive media. An inhibitor is the addition of a small amount of a chemical compound into a corrosive medium and causes the corrosion rate to decrease. The use of friendly and environmentally safe inhibitors is an important choice at this time. Efforts to synergize bio-inhibitors from nature are one alternative so that bio-inhibitors have better performance. In this study used natural ingredients terminalia catappa leaves extract and rice husk extract.
The purpose of this study was to determine the ability of each inhibitor and determine the synergy of terminalia catappa leaves extract and KI, rice husk extract and KI. The method used is weight loss. Then it is reviewed from thermodynamics and kinetics and SEM analysis. The electrochemical measurements are carried out as additional information about the type of inhibitor used. The success of synergy can be seen from the increase in the value of inhibition efficiency before and after synergy and the greater synergistic value than one.
The results showed that the synergy of terminalia catappa leaves extract and KI with the addition of rice husk extract had excellent synergy for all temperatures (313K, 333K and 353K). The reaction takes place spontaneously, adsorption takes place in chemisorption and the passivation layer formed tends to be stable. So that this synergy can be used as an alternative as a bio-inhibitor in 1M H2SO4 solution. The optimum composition for each inhibitor and KI is 500 ppm EDK + 50 ppm KI + 750 ppm ESP, temperature rise of 313K, 333K and 353K adsorption takes place in chemisorption, indicated by the value of ΔGads getting negative (< 20 kJ / mol.K).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
D2676
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Joddy Arya laksmono
"

Bioetanol yang diproduksi dari hasil fermentasi telah menjadi kandidat yang prospektif dalam mensubstitusi energi alternatif, terutama dalam sektor transportasi. Proses pembuatan bioetanol secara garis besar terdiri dari pre-treatment, sakarifikasi, fermentasi, dan pemurnian. Adapun permasalahan yang terjadi pada proses pemurnian system etanol – air adalah hasil pemurnian etanol secara konvensional hanya menghasilkan kemurnian maksimal 95,63 % b/b, hal ini diakibatkan system azeotrop antara etanol – air. Berdasarkan data ASTM D4806 mengenai spesifikasi teknis bioetanol sebagai bahan bakar, disebutkan bahwa kandungan air yang terdapat dalam bioetanol grade bahan bakar maksimal adalah 1,0 % v/v. Pada penelitian ini, pemurnian bioetanol dilakukan dengan menggunakan teknologi adsorpsi dengan menggunakan adsorben komposit polivinil alkohol/zeolit/karbon. Penelitian awal dilakukan dengan menguji prekursor individu yakni polivinil alkohol, zeolit dan karbon aktif sebagai adsorben pada proses pemurnian bioetanol. Hasil penelitian awal menunjukan bahwa ketiga prekursor tesebut memiliki potensi sebagai adsorben. Untuk kapasitas adsorpsi, karbon aktif (KA) memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan zeolit (Zeo) dan polivinil alkohol (PVA). Sedangkan, selektivitasnya zeolit lebih baik dibandingkan karbon aktif dan polivinil alkohol. Tahap berikutnya adalah preparasi adsorben komposit PVA/Zeo/KA dengan berbagai komposisi karbon aktif dan PVA menggunakan glutaraldehida sebagai crosslinker. Hasil identifikasi menggunakan Fourier Transform Infra-Red (FTIR) terbentuknya ikatan hidrogen pembentuk komposit pada bilangan gelombang 1600 cm-1. Adsorben komposit yang telah dipreparasi kemudian diuji untuk pemurnian bioetanol dengan teknologi adsorpsi. Hasil menunjukan bahwa adsorben komposit PVA/Zeo/KA 1:1:1 memberikan hasil kapasitas adsorpsi 4 kali lebih besar dibandingkan dengan menggunakan adsorben individu dengan nilai 0,79 g air/g adsorben. Untuk komposisi PVA kurang dan lebih dari satu, tidak memberikan hasil yang optimum untuk proses adsorpsi pada pemurnian bioetanol. Penelitian dilanjutkan dengan menguji adsorben komposit pada kolom unggun tetap untuk proses pemurnian bioetanol dan dilakukan perlakuan beberapa kali regenerasi adsorben. Hasil penelitian menunjukan bahwa adsorben komposit PVA/Zeo/KA 1:1:1 memberikan hasil parameter-parameter adsorpsi yang optimal melalui uji kurva breakthrough seperti waktu adsorpsi efektif, waktu penetrasi dan total kapasitas adsorpsi. Dengan melakukan regenerasi sebanyak 5 kali, adsorben komposit PVA/Zeo/KA masih memberikan hasil yang baik walaupun semakin banyak diregenerasi maka nilai dari parameter-parameter adsorpsinya semakin menurun.


Bioethanol produced from fermented products has becomes a prospective candidate in substituting alternative energy, especially in the transportation sector. The processing bioethanol consists of pre-treatment, saccharification, fermentation, and purification, generally. The problems that occurs in the ethanol-water purification process are the purity using conventional ethanol purification which only produces a maximum 95.63% v/v due to the azeotropic system between ethanol-water. Based on ASTM D4806 data regarding the technical specifications of bioethanol as fuel, it is stated that the water content contained in the maximum fuel grade bioethanol is 1.0% v/v. In this study, bioethanol purification was performed using adsorption technology using a polyvinyl alcohol/zeolite/carbon composite adsorbent. The initial research was carried out by testing individual precursors namely polyvinyl alcohol, zeolite and activated carbon as adsorbents in the bioethanol purification process. The results of preliminary studies showed that the three precursors have potential as adsorbents. For adsorption capacity, activated carbon (AC) has a higher value compared to zeolite (Zeo) and polyvinyl alcohol (PVA). Whereas, the selectivity of zeolite is better than activated carbon and polyvinyl alcohol. The next step is the preparation of PVA/Zeo/AC composite adsorbents with various compositions of activated carbon and PVA using glutaraldehyde as a crosslinker. The identification using Fourier Transform Infra-Red (FTIR) formed a hydrogen bond forming a composite at wave number 1600 cm-1. Composite adsorbents that have been prepared were then tested for bioethanol purification with adsorption technology. The results showed that the composite adsorbent PVA/Zeo/AC 1:1:1 gave the results of adsorption capacity 4 times higher than an individual adsorbent with a value of 0.79 g water/g adsorbent. In the study of effect of the PVA composition, PVA with composition less and more than 1 does not provide optimum results for the adsorption process on bioethanol purification. The study was continued by testing the composite adsorbent in the fixed bed column for the bioethanol purification process and also carried out with several times the regeneration of the adsorbent. The results showed that the composite adsorbent PVA/Zeo/AC 1: 1: 1 gave optimal results of adsorption parameters through a breakthrough curve test such as effective adsorption time, penetration time and total adsorption capacity. By regenerating 5 times, the PVA/Zeo/AC 1:1:1 composite adsorbent still gives fine results even though the more regenerated will decreases the value of the adsorption parameters.

"
2019
D2677
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Asrianti
"Nickel-Metal Organic Frameworks (Ni-MOFs-ptc) has been succesfully synthesized based on perylene 3,4,9,10-tetracarboxylic dyes as linker organic using solvothermal method. Chromophoric linker in ptc structure are utilized to obtain MOFs with light harvesting properties. In this study, parameters variations in the synthesis of Ni-MOFsptc were carried outthrough time reaction. The absence of absorption at wave number 1700cm-l as vibration stretching v(C = O) from Ni-MOFs-ptc, indicates that the oxygen atom from ligand can coordinate with the Nickel metal ion. This indicates that Ni-MOFs-ptc has been successfully formed. X-Ray diffraction of Ni-MOFs-ptc exhibits sharp and high intensity peak which indicates high crystalinity Ni-MOFs-ptc. Ni-MOFs-ptc posseses a HOMO-LUMO band gap of 2,41 eV determined by UV-Vis spectroscopy with an absorbtion edge at 514 nm, which present effective photocatalytic activity for hydrogen production under UV-Visible irradiation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54477
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyo Winarto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Yulianti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Suprapto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emi Maryamah
"Bahan pangan sumber karbohidrat sebagian besar masyarakat Indonesia adalah beras Tahun-tahun terakhir mi produksi beras di Indonesia berhasil ditingkatkan Penduduk Indonesia makmn lama makin meningkat, berarti konsumsi beras juga ak-an bertambah, oleh karenanya harus dicari pangan lain yang dapat digunaka n sebagai pangan sumber karbohidrat lain disainping beras Selama mm telah dikenal berbagam pangan sumber karbohidrat lain diantaranya ubi kayu, ubi jalar, sagu, jagung, dan talas Sebenarnya masih banyak lagi pangan lain yang dapat digunakan sebaga pangan sumber karbohidrat, salah satu diantaranya yaicu umbi kimpul
Tanaman kitnpul merupakan tanaman yang tumbuh subur di daerah tropis Diduga kandungari zat gizi umbi kitnpul tidak ,jauh berbeda dengan kandungan zat gizi umbi-umbian lamnnya yang telah banyak dikenal selama mi Tlntuk tu,]uan menjadikan umbi kmnipul menjadi salah satu pangan pokok sumber karbonidrat atau pangan tambahan lainnya, perlu diadakan perelitian yang lebih akurat mengenai kadar kandungan zat gizi di dalamnya
Pada penelitian mi dilakukan pengukuran kadar beberspa zat gizi yang terdapat pada umbi kminpul Kadar karbohidrat ditentukan dengan metode antron Kadar mineral Ca, Fe, Mg, dan K ditentukan dengan metode spektrofotometri serapan atom, sedangkan kadar mineral P ditentukan dengan metode spektrofotometri UV-Vms Kadar vitamin C dan niasin ditentukan dengan metode spektrofotometri UV-Vms, sedangkan kadar vitamin B1 dan B2 ditentukan dengan metode spektrofotometri fluoresensi
Dari hasil percobaan mi diperoleh kadar zat gizi dlam 100 g umbi kimpul yaitu sebagai benikut kadar air 71 ,L36 g kadar abu 0,983 g kadar lemak 0,24 0' g kadar serat kasar 1,211 g kadar karbohidrat 24,38 g kadar mineral Ca 20,11 mg mineral Mg 43,48 mg mineral P 61 50m mineral K 131 ,73 mg mineral Fe 1,27 mg kadar vitamin C 13,70 mg niasin 0,93 mg vitamin B1 0,31 mg dan kadar vitamin B2 0,21 mg."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatiek Sivawati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>