Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163835 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wildan Rusdaul Ulum
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh religiusitas terhadap bias antarkelompok. Sebanyak tiga ratus empat puluh empat peserta, berusia 17 hingga 65 tahun berpartisipasi dalam penelitian online. Alat ukur, bias antarkelompok dan religiusitas digunakan untuk mengukur hubungan antara religiusitas dan bias antarkelompok. Hasil Analisis statistik dengan Regresi Linear Berganda menunjukkan bahwa religiusitas memiliki efek negatif yang signifikan terhadap bias antarkelompok. Sementara itu dimensi religiusitas Islam adalah prediktor terkuat dari sikap terhadap ateis dan Dimensi religiusitas ihsan adalah prediktor terkuat untuk kesadaran LGBT. Sehingga dapat disimpulkan bahwa religiusitas berpengaruh terhadap bias antarkelompok dengan Islam sebagai prediktor terkuat dari sikap terhadap ateis dan ihsan sebagai prediktor terkuat dari sikap terhadap LGBT. Karena itulah hasilnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk memahami fenomena tersebut bias antarkelompok. Kelompok sosial dan keanggotaan organisasi keagamaan harus dipertimbangkan pada penelitian selanjutnya untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas
tentang bias antarkelompok.

This study aims to determine the effect of religiosity on intergroup bias. A total of three hundred and forty-four participants, people aged 17 to 65 years in the online study. Measurement tools, intergroup bias and religiosity were used to measure the relationship between religiosity and intergroup bias. The results of statistical analysis with Multiple Linear Regression show that religiosity has a significant negative effect on intergroup bias. Meanwhile, the dimension of Islamic religiosity is the strongest predictor of attitudes towards atheism and the dimension of ihsan religiosity is the strongest predictor for LGBT awareness. So it can be denied that religiosity has an effect on intergroup bias with Islam as the strongest predictor of attitudes towards atheism and ihsan as the strongest predictor of LGBT attitudes. Due to this fact, the results are expected to become a reference for research to understand this phenomenon of intergroup bias. Social groups and organizational organizations should consider in future studies to get a clearer picture about bias between groups."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syadzwina Hasyyati Taqwa
"Di negara berketuhanan seperti Indonesia, menjadi ateis, atau orang yang tidak percaya pada Tuhan (Martin, 2007), berisiko mengalami perilaku diskriminatif. Di Amerika diketahui bahwa pada umumnya ateis tidak disukai (Galen, Smith, Knapp, & Wyngarden, 2011; Harper, 2007; Saroglou, Yzerbyt, & Kaschten, 2011). Di sisi lain, toleransi terhadap perbedaan dan kebebasan berekspresi semakin dikembangkan. Hal ini memunculkan pertanyaan bagaimana kecenderungan bertingkah laku masyarakat Indonesia terhadap ateis. Dalam Theory of Planned Behavior (TPB), Ajzen (2005) menjelaskan bahwa intensi lebih akurat dalam memprediksi tingkah laku dibandingkan sikap. Intensi sendiri dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control (PBC). Sejalan dengan itu, penelitian ini meneliti intensi mahasiswa untuk berteman dengan ateis selama berkuliah, dengan menggunakan Theory of Planned Behavior (N = 177). Peneliti mengukur intensi, sikap, norma subjektif, dan PBC melalui alat ukur TPB, dengan pengukuran langsung. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa sikap, norma subjektif, dan PBC secara bersamaan dapat memprediksi intensi mahasiswa untuk berteman dengan ateis selama berkuliah (R2 = 0,407). Masing-masing prediktor ditemukan signifikan dalam memprediksi intensi. Di antara ketiganya, ditemukan bahwa sikap merupakan prediktor terkuat (β = 0,355) dan norma subjektif adalah prediktor terlemah (β = 0,158). Keterbatasan dan saran untuk penelitian berikutnya didiskusikan lebih lanjut.

In a theistic country like Indonesia, atheist, or someone someone without a belief in God (Martin, 2007), is at risk to experience discriminative behavior. Studies in America show that atheists are generally perceived unfavorably (Galen, Smith, Knapp, & Wyngarden, 2011; Harper, 2007; Saroglou, Yzerbyt, & Kaschten, 2011). In another side, tolerance towards differences and freedom of expression lately have been more encouraged. This brings in the question about how Indonesians? would act towards atheists. In Theory of Planned Behavior (TPB), Ajzen (2005) proposes that intention is more accurate in predicting behavior, and it is determined by attitudes, subjective norms, and perceived behavioral control (PBC). Thus, this study investigates college students' intention to befriend atheist (N = 177), using TPB framework. College students? intention, attitudes, subjective norms, and PBC are measured through TPB questionnaire, using direct measurement. The result of multiple regression analysis showed that attitudes, subjective norms, and PBC simultaneously predict college students? intention to befriend atheist (R2= .407). All predictors are significant. Among the three, attitude is found to be the strongest predictor (β = .355) and subjective norms is the weakest predictor (β = .158). Limitations and suggestions for future research are discussed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S62873
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Puspita Sari Ningsih
"Meskipun Indonesia termasuk negara yang menolak keberadaan kaum LGBT, tetapi peminat kisah fiksi romantis dengan tokoh LGBT justru terus berkembang. Penelitian ini akan mengkaji hubungan antara intensitas pembaca terpapar fiksi romantis LGBT, empati pembaca terhadap karakter dalam kisah-kisah tersebut dan sikap pembaca terhadap kaum LGBT di dunia nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara intensitas paparan fiksi romantis LGBT dengan empati pembaca (r = -.113, p > .05). Meski demikian, intensitas paparan fiksi romantis dan empati pembaca dapat memprediksi sikap pembaca sebesar 7% (F(2, 181) = 7,78, p < .01, R2 adjusted = .069), meski hanya intensitas paparan fiksi yang secara signifikan memprediksi kontruk tersebut (Beta= -.282, t(184) = -3,93, p < .05).

Although Indonesia poses as one of the countries that disapprove of LGBT rights, the fans of LGBT romantic fictions in this country keep growing by the years. This research explores the relationship among print exposure of LGBT romance fiction, readers‟ empathy towards LGBT characters in the stories and readers‟ attitude towards LGBT in real life. The result shows that there is no significant correlation between print exposure of LGBT romance fiction and readers‟ empathy (r = -.113, p > .05). However, print exposure and readers‟ empathy can predict readers‟ attitude around 7% rate (F(2, 181) = 7,78, p < .01, R2 adjusted = .069), but only print exposure can significantly predict the construct (Beta= -.282, t(184) = -3,93, p < .05)."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S58746
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlangga Saputra
"Sebagai kelompok minoritas di Indonesia, kelompok LGBT Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender menjadi kelompok yang rentan untuk ditampilkan oleh media massa arus utama dengan cara yang tidak berimbang. Akibatnya, kelompok LGBT mengalami marginalisasi atas penggambaran tersebut. Dewasa ini, dunia maya memungkinkan kelompok LGBT untuk memiliki media komunitas mereka sendiri. Hadirnya media komunitas dianggap penting bagi kelompok LGBT sebagai corong untuk berbicara dan mengekspresikan diri. Makalah ini akan membahas mengenai pembungkaman media komunitas LGBT di dunia maya akibat dari kepanikan moral yang terjadi di Indonesia karena isu LGBT. Melalui studi dokumen serta wawancara yang dilakukan dengan beberapa media komunitas, penulis mendapatkan bahwa pembungkaman terjadi pada beberapa media komunitas dan tidak dirasakan oleh media komunitas lain. Media komunitas yang menjadi pembahasan dalam makalah ini yaitu, CONQ Webseries, KabarLGBT.org dan Melela.org. Terakhir, disimpulkan dalam makalah ini bahwa kepanikan moral akibat isu LGBT yang dibawa oleh media massa tidak serta-merta membuat semua aktivitas bermedia dari kelompok LGBT menjadi terhenti.

As a minority group in Indonesia, LGBT Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender becomes vulnerable to be depicted in an unbalance way by mainstream media. As a result, LGBT groups are marginalized. Nowadays, cyberspace allows LGBT to have their own community media. The presence of this community media is important for LGBT to talk and express themselves. This paper will discuss about the silence of Indonesian LGBT rsquo s community media in cyberspace due to the moral panic that occurred in Indonesia. The moral panic happened because of LGBT issues which are triggered by Indonesia rsquo s mainstream media. Through document studies as well as an interview conducted with a community media, author found that silencing occurred only in some community media and not perceived by others. The community media discussed in this paper are CONQ Webseries, KabarLGBT.org and Melela.org. Finally, it is concluded that the moral panic caused by LGBT issues brought by the mainstream mass media does not necessarily make all media activites of LGBT groups stalled."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dhia Annisa
"Ketidaksetaraan gender dan ambivalent sexism yang dihadapi perempuan Indonesia,
termasuk di kota besar seperti Jabodetabek, membuat mereka mengembangkan
ambivalensi sikap terhadap laki-laki, yaitu prasangka dan stereotip hostile dan benevolent
yang dimiliki perempuan terhadap laki-laki (Glick & Fiske, 1999). Dua konsep yang
seringkali dikaitkan dengan ambivalensi sikap terhadap laki-laki adalah religiusitas dan
sikap dan ideologi feminis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran religiusitas dan
sikap dan ideologi feminis dalam memprediksi ambivalensi sikap terhadap laki-laki yang
dimiliki mahasiswa Muslim perempuan di Jabodetabek. Penelitian dilakukan pada 718
mahasiswa Muslim perempuan yang tersebar di Jabodetabek menggunakan alat ukur
Ambivalence Toward Men Inventory (AMI) (Glick & Fiske, 1999), Centrality of
Religiosity Scale (CRS) (Huber & Huber, 2012), dan Liberal Feminist Attitude and
Ideology Scale (LFAIS) Versi Pendek (Morgan, 1996). Hasil analisis menunjukkan
bahwa religiusitas dan sikap dan ideologi feminis merupakan prediktor ambivalensi sikap
terhadap laki-laki yang signifikan, dimana religiusitas yang tinggi memprediksi
ambivalensi sikap terhadap laki-laki yang lebih tinggi dan sikap dan ideologi feminis
yang lebih positif memprediksi ambivalensi sikap terhadap laki-laki yang lebih rendah.
Implikasi dan saran terkait penelitian ini dijabarkan dalam bagian diskusi

Gender inequality and ambivalent sexism faced by Indonesian women, including in big
cities like Jabodetabek, made them develop ambivalence toward men, which is hostile
and benevolent prejudice and stereotypes women have toward men (Glick & Fiske, 1999).
Religiosity and feminist attitude and ideology are two concepts often linked with
ambivalence toward men. This research purpose was to see the role of religiosity and
feminist attitude and ideology in predicting ambivalence toward men on female Muslim
students in Jabodetabek. The research was done on 718 female Muslim Students spread
in Jabodetabek using Ambivalence Toward Men Inventory (AMI) (Glick & Fiske, 1999),
Centrality of Religiosity Scale (CRS) (Huber & Huber, 2012), dan Liberal Feminist
Attitude and Ideology Scale (LFAIS) Short Version (Morgan, 1996). Results of the
analysis show that religiosity and feminist attitude and ideology are significant predictors
of ambivalence toward men, where high religiosity predicts higher ambivalence toward
men and positive feminist attitude predicts lower ambivalence toward men. Implications
and suggestions regarding this research explained on discussion"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fery Sandra, examiner
"Undang-undang baru yang diratifikasi oleh Presiden Rusia Vladimir Putin yang melarang anti propaganda hubungan seksual non-tradisional atau LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) banyak mengundang perhatian dalam negeri maupun dunia internasional, khususnya media. Di Rusia sendiri, UU ini mengundang pro dan kontra media. Dengan menggunakan teori One Dimensional Man Marcuse (1968) yang menyatakan bahwa sebuah produksi kapitalis dan rasionalitas substansinya merupakan hasil dari sistem dan kritik sosial, tulisan ini bertujuan untuk menganalisis pemberitaan pro dan kontra media terhadap UU Anti Propaganda LGBT Rusia pada tahun 2013. Berdasarkan delapan sampel artikel yang berasal dari media (web based) di Rusia, dapat disimpulkan bahwa pemberitaan yang terdapat di media yang dimiliki dan atau memiliki keterikatan dengan Pemerintah Federal Rusia dan mempunyai latar belakang Kristen Ortodoks akan cenderung mendukung UU Anti Propaganda Rusia. Sedangkan media yang bersifat aktivisme dan mempunyai aliansi dengan negara Barat seperti Amerika, cenderung menolak. Dukungan terhadap UU ini pada dasarnya fokus pada perlindungan terhadap kaum minoritas (anak-anak).

The freshly ratified Anti LGBT Propaganda Law of Russian Federation has drawn both domestic and international attention. In Russia, controversies hit home hardest by media coverage. By employing One Dimensional Man of Marcuse (1968) that argues about production apparatus and the goods and services which it produces ?sell? or impose the social system as a whole this paper aims to analyze media coverage and controversies addressed towards Russian Federation 2013 LGBT Anti Propaganda Law. According to the sampling articles, it is known that government-owned and Orthodoxy backgrounded media (web based) tend to cover supporting news on the law. In the other hand, Western-funded and NGO media weaken the ratification of the law. Supports towards this law mainly evolves on the reason of protecting minority group (children) from such non tradisional sexual relations flow of information and converage.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aisyah Hasanudin
"Artikel ini bertujuan memaparkan hubungan intertekstual, hipogram, dan transformasi pada naskah Hikayat Nabi Lot (yang selanjutnya disingkat HNL) dengan Kisah Nabi Lot (yang selanjutnya disingkat KNL) dalam Alquran dan juga kaitannya dengan fenomena LGBT di Indonesia. Permasalahan dalam artikel ini, yaitu (1) Bagaimana hubungan intertekstual antara HNL dengan KNL dalam Alquran?, (2) Bagaimana persamaan dan perbedaan HNL dan KNL dalam Alquran?, (3) Apa yang menjadi latar belakang penciptaan HNL? Artikel ini membuktikan bahwa naskah kuno yang berjudul HNL merupakan hipogram dan transformasi dari KNL yang terdapat dalam Alquran. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah analisis konten karena penulis bermaksud menafsirkan peristiwa yang terdapat dalam HNL dan kemudian menelusuri hubungan intertekstualnya dengan KNL yang terdapat dalam Alquran. Artikel ini menjelaskan tentang persamaan dan perbedaan pada kedua objek yang akan di kaji. Naskah HNL memiliki persamaan dengan KNL dalam Alquran. Nabi Lot diperintahkan Allah SWT untuk berdakwah kepada kaumnya agar mau meninggalkan perilaku menyimpang, kedatangan para Malaikat ke rumah Nabi Lot, Nabi Lot diusir oleh kaumnya, dan hukuman bagi kaum Sodom. Adapun perbedaannya hanya terletak pada awal kisah dan akhir cerita Nabi Lot as"
ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2020
400 JIKKT 8:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rifky Arifian Nugraha
"Film merupakan gambaran atas realitas sosial yang terjadi sehari-hari di masyarakat. Ketika terdapat film yang muncul tidak sesuai dengan konstruksi sosial dominan di masyarakat, bukan tidak mungkin film tersebut akan mendapatkan respon negatif, bahkan hingga penolakan penayangan. Hal tersebut menimpa film ‘Kucumbu Tubuh Indahku’ garapan Garin Nugroho yang dirilis pada 18 April 2019 di Indonesia. Film ini menampilkan karakter Juno, seorang penari laki-laki dari kelompok tari Lengger Lanang yang lebih dominan diperlihatkan sisi femininnya dibanding maskulinitasnya. Penelitian ini menggunakan metode analisis wacana kritis Teun Van Dijk untuk melihat kognisi sosial yang ada di masyarakat, khususnya bagi kelompok yang melakukan penolakan terhadap penayangan film ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konstruksi sosial berupa toxic masculinity dan diskriminasi terhadap kelompok LGBT masih menjadi narasi yang dominan ada di masyarakat.

Film is a picture of social reality that happens everyday in society. When there is a film that appears not in accordance with the dominant social construction in society, it is not impossible that the film will get a negative response, even to the point of rejection of screening. This happened to the film 'Memories of My Body' directed by Garin Nugroho which was released on April 18, 2019 in Indonesia. This film features the character of Juno, a male dancer from the Lengger Lanang dance group who is more dominant in showing his feminine side than his masculinity. This study uses the critical discourse analysis method of Teun Van Dijk to see the social cognition that exists in society, especially for groups who reject the screening of this film. The results show that social construction in the form of toxic masculinity and discrimination against LGBT groups is still the dominant narrative in society."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mokhamad Rohma Rozikin
"Summary:
On LGBT and Islamic perspectives on the sexual orientation of LGBT people."
Malang: UB Press, 2017
297.4 MOK l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sakinatuzzahra
"Tesis ini membahas representasi media bagi kelompok minoritas Amerika Serikat dengan menganalisis fenomena kemunculan gerakan LGBT Fans Deserve Better pasca kematian tokoh Lexa dalam serial televisi The 100. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis konten berbasis resepsi untuk melihat faktor yang menyebabkan tokoh Lexa sangat berpengaruh bagi kelompok LGBT dan pentingnya representasi media bagi kelompok minoritas Amerika Serikat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya pengaruh Lexa merupakan hasil dari keberhasilan serial televisi The 100 merepresentasikan kelompok LGBT melalui penokohan Lexa. Keberhasilan ini ditunjukkan oleh kemampuan Lexa menunjukkan visibilitas kelompok LGBT yang membantu upaya mencari pengakuan dan membenarkan misrecognition seperti yang terlihat dari pemaknaan Lexa oleh kelompok LGBT melalui lsquo;bahasa rsquo; yang beredar. Gerakan LGBT Fans Deserve Better merupakan imbas dari kekecewaan dan kemarahaan akan terenggutnya representasi yang dianggap terbaik dan ekspektasi besar yang digantungkan kepada tokoh Lexa.

This study examines the importance of media representation for minority groups in The United States of America based on a character in the TV series, The 100. The death of the character, Lexa, initated a movement called LGBT Fans Deserve Better, which demands for positive LGBT representations on television. This study uses qualitative approach and a reception based content analysis method to examine the reasons why the LGBT community is strongly affected by the character and her death. The data collected include tweets, tumblr posts, and website content.
The findings show that Lexa rsquo s powerful influence is the result of The 100 rsquo s success in representing LGBT community through her character. This success is demonstrated by her ability to show LGBT community visibility, which in turns helps them find a recognition and rectify the misrepresentaion of their community. LGBT Fans Deserve Better movement is a result of the disappointment and the outrage of the community brought by Lexa rsquo s death, for Lexa is perceived as the best representation for the community.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>