Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 223032 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rinda Tri Nugraheni
"Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian anak balita terbanyak di Indonesia. Prevalensi pneumonia pada balita di Indonesia lima tahun terakhir mengalami peningkatan yaitu 1,6% pada tahun 2013 menjadi 2% pada tahun 2018. Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan prevalensi pneumonia pada balita tertinggi keempat di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional menggunakan data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pneumonia pada balita usia 12-59 bulan. Sedangkan, variabel independen dalam penelitian ini adalah faktor lingkungan rumah, faktor karakteristik balita dan faktor ekonomi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara indeks kepemilikan rendah (OR = 4,23; 95% CI: 1,72-10,41), tempat tinggal (OR = 3,70; 95% CI: 1,71-8,02) dan jenis dinding (OR = 4,84; 95% CI: 1,55-15,14) dengan pneumonia pada balita.

Pneumonia is one of the most common causes of child mortality in Indonesia. The prevalence of pneumonia in children under five in the last five years has increased by 1,6% in 2013 to 2% in 2018. West Java Province is the fourth highest prevalence of pneumonia on children under five in Indonesia. The aim of the study was to analyze the factors associated with the incidence of pneumonia in children under five in West Java Province. The study was conducted with a cross sectional design using secondary data on the Indonesian Demographic and Health Survey 2017. Dependent variable of this study was pneumonia among children aged 12-59 months. Meanwhile, independent variables are house environment factors, children characteristic factors, and economic factors. The data analysis used in this study is Chi-Square test. The results indicated that there was a significant correlation between low wealth index (OR = 4,23; 95% CI: 1,72-10,41), type of residence (OR = 3,70; 95% CI: 1,71-8,02), and type of wall (OR = 4,84; 95% CI: 1,55-15,14) with pneumonia on children under five years old. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Setiowati
"Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan bawah akut yang secara khusus mempengaruhi fungsi paru. Penyakit ini merupakan penyebab kematian balita terbesar setelah diare. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, prevalensi pneumonia pada kelompok balita sebesar 4,8%, angka ini berada diatas prevalensi pneumonia nasional yaitu 4,0%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita (12-59 bulan) di Indonesia pada tahun 2017. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional dengan jumlah sampel 13.855. Penelitian ini merupakan analisis lanjutan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah uji chi-square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara kejadian pneumonia pada balita dengan tempat tinggal, jenis dinding, jenis atap, usia 12-23 bulan, usia 24-35 bulan, status imunisasi DPT-Hib, berat badan lahir, dan balita dengan ibu berstatus pendidikan lulus SD. Faktor dominan yang mempengaruhi kejadian pneumonia pada balita di Indonesia berdasarkan data SDKI tahun 2017 adalah jenis dinding.

Pneumonia is acute lower respiratory tract infection that affect lung function in particular. This disease is a leading mortality on under-five children after diarrhea. According to Basic Health Research (Riskesdas) 2018, prevalence of pneumonia on group of under-five children is 4,8%, high than the national pneumonia prevalence which is 4,0%. This study aims to analyse factors related to pneumonia on under-five children in Indonesia on 2017. Cross-sectional design study was chosen with 13.855 samples included. This study is an extension analysis of Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) 2017 data. The data analysis in this study used chi square test and logistic regression. Result found that there is a statistically significant relationship between pneumonia under-five children with type of residence, type of wall, 12-23 months old, 24-35 months old, DPT-Hib immunisation, birth weight, and elementary school graduated mother. Dominant influencing factors of pneumonia on under-five children in Indonesia based on IDHS 2017 data is type of wall."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tria Yuni Kartika
"Pneumonia merupakan infeksi saluran pernapasan akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Pneumonia di Indonesia masih menjadi salah satu penyebab utama kematian balita dan terus menempati posisi teratas penyebab kematian pada balita. Menurut Riskesdas tahun 2018, prevalensi pneumonia pada balita sebesar 4,8%. Provinsi Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, dan Papua yang berada di wilayah Indonesia Timur memiliki prevalensi pneumonia pada balita melebihi angka nasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor (faktor lingkungan rumah, karakteristik balita, dan karakteristik ibu balita) yang berhubungan dengan gejala pneumonia pada balita di Wilayah Indonesia Timur. Data yang digunakan bersumber dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 dengan sampel sebanyak 191 balita. Desain yang digunakan adalah cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi gejala pneumonia pada balita di wilayah Indonesia Timur adalah sebesar 14,1%. Tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor lingkungan rumah, karakteristik balita, dan karakteristik ibu balita dengan gejala pneumonia pada balita. Terdapat 4 variabel yang memiliki risiko lebih tingi bagi balita untuk memiliki gejala pneumonia, yaitu jenis dinding (OR=1,64), status imunisasi (OR=1,83), pemberian vitamin A (OR=1,83), dan pendidikan ibu (OR=1,96).

Pneumonia is an acute respiratory infection that affects the lung tissue (alveoli). Pneumonia in Indonesia is still one of the main causes of under-five deaths and continues to occupy the top position as the cause of under-five deaths. According to the 2018 Riskesdas, the prevalence of pneumonia in children under-five is 4.8%. The provinces of East Nusa Tenggara, West Papua and Papua, which are in the eastern part of Indonesia, have a prevalence of pneumonia in children under-five exceeding the national figure. This study aims to analyze the factors (home environment factors, characteristics of children under-five, and characteristics of mothers) that are associated with the symptoms of pneumonia in children under-five in Eastern Indonesia Region. The data used comes from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) with a sample of 191 children under-five. The design used is cross-sectional. The results showed that the proportion of pneumonia symptoms in children under-five in Eastern Indonesia was 14.1%. There is no significant relationship between home environmental factors, the characteristics of children under-five, and characteristics of mothers with pneumonia symptoms in children under-five. There are 4 variables that have a higher risk for children under-five to have pneumonia symptoms, namely the type of wall (OR=1.64), immunization status (OR=1.83), administration of vitamin A (OR=1.83), and mother's education (OR=1.96). "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Lailiyah
"Pneumonia merupakan penyebab kematian kedua pada balita. Lima dari enam provinsi di Pulau Sulawesi memiliki period prevalence pneumonia balita di atas angka nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pneumonia pada anak balita di 5 Provinsi di Pulau Sulawesi pada tahun 2012. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi cross sectional dengan menggunakan data SDKI 2012. Variabel independen dalam penelitian ini adalah faktor pejamu yang meliputi umur anak balita, jenis kelamin, berat badan lahir, pemberian vitamin A, status imunisasi campak, status imunisasi DPT, dan faktor lingkungan yang berupa pendidikan ibu, tempat tinggal, bahan bakar memasak, keberadaan perokok yang merokok dalam rumah. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah pneumonia pada anak balita. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan bermakna antara umur anak balita, status imunisasi DPT, pendidikan ibu, bahan bakar memasak, keberadaan perokok yang merokok dalam rumah dengan pneumonia pada anak balita.

Pneumonia is the second cause of death in children. The prevalence of pneumonia in children in 5 provinces in Sulawesi is higher than those in the national level. The aim of this study was to describe its condition and factors associated with pneumonia in children under five years in 5 provinces in Sulawesi in 2012. The design of this study was cross sectional using Indonesian Demographic and Health Survey 2012. Independent variable of this study was host factors consisting of child?s age, sex, birth weight, provision of vitamin A, measles immunization status, DTP immunization status, and environmental factors consisting of maternal education, type of residence, type of cooking fuel, in house smokes. Dependent variable of this study was pneumonia among children under five years. The result indicated that child?s age, DTP immunization status, maternal education, type of cooking fuel, and in house smokes associated with pneumonia in children under five years.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65548
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Airadiba Hadad
"Diare merupakan masalah kesehatan secara global yang dapat berdampak pada kondisi kesehatan atau berujung pada kematian. Diare terjadi pada semua umur namun secara tidak proporsional memengaruhi balita. Di Indonesia, incidence rate diare terus meningkat selama sepuluh tahun sampai tahun 2010 dan kelompok umur penderita paling tinggi adalah balita. Berdasarkan data Riskesdas 2013, DKI Jakarta termasuk lima provinsi di Indonesia dengan insiden diare tertinggi. Faktor risiko diare di DKI Jakarta dapat dibilang beragam, persentase pengolahan air rendah sementara kondisi sanitasi layak tinggi. Faktor risiko diare dapat berbeda-beda antar populasi dan penting untuk mengidentifikasinya sehingga pembuatan program pengendalian penyakit bisa menargetkan faktor risiko yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi diare pada balita di DKI Jakarta dan mengetahui hubungan sumber air minum, pengolahan air minum, fasilitas sanitasi, fasilitas cuci tangan, suplementasi vitamin A, dan pendidikan ibu sebagai faktor risiko terhadap kejadian diare pada balita. Desain penelitian yang digunakan adalah desain studi potong lintang dengan menggunakan data sekunder dari SDKI 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita usia 0-59 bulan yang tercatat dalam data Provinsi DKI Jakarta sebagai bagian dari sampel SDKI 2017. Dari 695 sampel balita hidup, didapatkan 370 sampel yang memenuhi kriteria. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber air minum, pengolahan air minum, dan pendidikan ibu merupakan faktor risiko kejadian diare balita dan terdapat hubungan yang signifikan antara tidak menerima suplementasi vitamin A dengan kejadian diare pada balita (p=0,030 OR=0,33 95% CI 0,13-0,87).

Diarrhea is a global health problem that can make bad impact on health conditions or even lead to death. All ages can experience diarrhea but it disproportionately affects children under five years old. In Indonesia, the incidence rate of diarrhea continued to increase for ten years until 2010 and diarrhea mostly affects children under five. Based on Riskesdas 2013 data, DKI Jakarta is one of the five provinces in Indonesia with the highest incidence of diarrhea. The risk factors of diarrhea in DKI Jakarta are diverse, the proportion of water treatment is low while proper sanitation is high. The risk factors for diarrhea can vary between populations and it is important to identify them so that prevention programming can be adjusted to the risks involved. This study aimed to determine the proportion of diarrhea in children under five in DKI Jakarta and to determine the relationship between drinking water source, drinking water treatment, sanitation facility, hand washing facility, vitamin A supplementation, and maternal education, as the risk factors, to diarrhea occurrence in children under 5 years old. The research design that was used in this study was a cross-sectional design, using secondary data from the 2017 IDHS. The population was all toddlers aged 0-59 months recorded in the DKI Jakarta Province data which was part of the 2017 IDHS sample. Of 695 samples of live children, 370 samples met this research’s criteria. The analysis that was performed was univariate and bivariate analysis. The result showed that drinking water source, drinking water treatment, and maternal education were the risk factors of diarrhea occurrence and there was a significant relationship between not receiving vitamin A supplementation with the occurence of diarrhea in children under 5 years old (p=0,030 OR=0,33 95% CI 0,13-0,87).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Sewelas Ekapermatasari
"Diare adalah buang air besar dengan frekuensi tiga kali dalam sehari atau lebih dengan feses berbentuk lembek atau cair. Diare termasuk salah satu penyakit yang sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) dengan tingkat fatalitas kasus cukup tinggi (1,97%). Banten menempati peringkat kesembilan di Indonesia dengan prevalensi diare pada balita terbanyak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan sumber air minum dengan kejadian diare pada balita di Banten menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan jumlah sampel 467 balita. Analisis data yang digunakan adalah distribusi frekuensi dan chi-square. Prevalensi diare pada balita sebesar 10,7%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumber air minum (nilai p=0,574) tidak berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Banten berdasarkan data SDKI 2017. Hubungan yang secara statistik bermakna dengan kejadian diare pada balita hanya ditemukan pada indeks kekayaan. Selain indeks kekayaan (nilai p=0,013), tidak ada lagi variabel yang memiliki hubungan yang secara statistik bermakna dengan kejadian diare pada balita.

Diarrhea is defined as the passage of three or more loose of liquid stools per day. Diarrhea is one of the diseases which frequently caused an outbreak with relatively high case fatality rate (CFR) (1,97%). Banten ranks ninth as province with the most high diarrhea prevalence nationally. Aim of this study is to analyze drinking-water sources related to diarrhea on under-five children in Banten based on Demographic and Health Survey (DHS) Indonesia 2017 data. This study used cross-sectional design study, and the number of sample used based on inclusion and exclusion criteria on this study is 467 under-five children. Data on this study were analyzed using frequencies and chi-square. Prevalence of diarrhea occurred on under-five children was 10,7%. There was no statistical significant relationship between drinking-water sources and diarrhea occurance on underfive children (p value=0,574), statistically significant relationship related to diarrhea occurance on under-five children only can be found in wealth index (p value=0,013).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Rahmadani
"Pneumonia merupakan masalah kesehatan global yang menjadikan Indonesia salah satu negara dengan beban pneumonia tertinggi di dunia. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, prevalensi pneumonia berdasarkan diagnosa tenaga kesehatan meningkat menjadi 2% dibandingkan sebelumnya. Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas akibat pneumonia adalah meningkatkan cakupan imunisasi pentavalen dan pemberian ASI ekslusif secara nasional. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan imunisasi pentavalen dan pemberian ASI ekslusif dengan kejadian pneumonia pada batita. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan September – Desember 2021. Populasi penelitian adalah anak usia 9 – 36 bulan sebanyak 2.755 responden. Pengumpulan data menggunakan data sekunder SDKI tahun 2017. Hasil penelitian diperoleh sebanyak 79.5% anak sudah diberikan imunisasi pentavalen dan sebanyak 52.3% anak diberikan ASI ekslusif. Hasil regresi logistik, terdapat hubungan yang signifikan antara imunisasi pentavalen dengan kejadian pneumonia pada balita (p-value=0.005). Variabel umur memiliki interaksi dengan imunisasi pentavalen terhadap pneumonia. Variabel status sosial ekonomi merupakan confounder antara hubungan imunisasi pentavalen dengan kejadian pneumonia. Diharapkan kepada pembuat kebijakan dapat melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan pnuemonia dan kepada pemberi pelayanan untuk dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat pentingnya imunisasi pentavalen dalam bentuk penyuluhan atau sosialiasai mengenai pencegahan pneumonia pada anak, serta melakukan sweeping atau kunjungan rumah untuk meningkatkan cakupan imunisasi pentavalen.

Pneumonia is a global health issue, with Indonesia having one of the highest pneumonia burdens in the world. According to Riskesdas data, the prevalence of pneumonia based on health worker diagnoses increased by 2% in 2018 compared to the previous year. Increased coverage of pentavalent immunization and national exclusive breastfeeding are two of the government's efforts to reduce morbidity and mortality due to pneumonia. The goal of this study was to see if there was a link between pentavalent immunization and exclusive breastfeeding and the risk of pneumonia in toddlers. A cross-sectional design was used in this study. This study was carried out between September and December of 2021. respondents. Secondary data from the 2017 IDHS were used for data collection. According to the findings, 79.5 percent of children had received pentavalent immunization, and 52.3 percent of children were exclusively breastfed. According to the findings of logistic regression, there was a significant link between pentavalent immunization and the incidence of pneumonia in children under the age of five. The age variable interacts with pentavalent pneumonia immunization. The socioeconomic status variable is a confounder in the association between pentavalent immunization and pneumonia incidence. It is hoped that policymakers will be able to monitor and evaluate the implementation of pneumonia prevention and control, and that service providers will be able to increase public awareness of the importance of pentavalent immunization in the form of counseling or socialization regarding the prevention of pneumonia in children, as well as conduct sweeping or home visits to increase coverage of pentavalent immunization."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Pratama
"Pneumonia merupakan masalah kesehatan utama balita, penyebab kematian kedua tertinggi di Indonesia diantara balita setelah diare. Tingkat kematian balita akibat pneumonia lebih tinggi di perdesaan dibanding perkotaan. Prevalensi pneumonia dan persentase period prevalence pneumonia di daerah perdesaan lebih tinggi dibandingkan dengan daerah perkotaan. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor risiko terjadinya kejadian pneumonia pada balita di wilayah perdesaan Indonesia Tahun 2012. Desain studi cross sectional dengan menggunakan data SDKI 2012. Variabel independen dalam penelitian ini adalah karakteristik anak yang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan lahir, pemberian ASI ekslusif, pemberian vitamin A, status imunisasi campak, status imunisasi DPT; karakterisk sosial dan ekonomi yang meliputi pendidikan ibu, status ekonomi; dan karakteristik lingkungan yang meliputi keberadaan perokok dalam rumah dan bahan bakar memasak. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah pneumonia balita. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa ada hubungan bermakna antara usia PR=1,42-1,80, jenis kelamin PR=1,2, berat badan lahir PR=1,3, pemberian ASI ekslusif PR=1,85, status ekonomi PR=1,59-1,60 dan bahan bakar memasak PR=1,43.

Pneumonia is a major health problem for children under five, It cause second death in Indonesia among under fives after diarrhea. The mortality rate of children under five due to pneumonia is higher in rural than urban areas. Prevalence of pneumonia and percentage of prevalence period of pneumonia in rural area is higher than urban area. This study aims to determine the risk factors for the occurrence of pneumonia in children in rural areas of Indonesia 2012. Designcross sectional study using data SDKI 2012. Independent variables in this study are the characteristics of children that include age, sex, birth weight, exclusive breastfeeding, vitamin A, measles immunization status, DPT immunization status Social and economic characteristics that include maternal education, economic status and environmental characteristics that include the presence of in house smokers and cooking fuels. While the dependent variable in this research is pneumonia among children under five years. The results child rsquo s age PR 1,42 1,80, sex PR 1,2, birth weight PR 1,3, exclusive breastfeeding PR 1,85, economic status PR 1,59 1,60 and cooking fuel PR 1,43 associated with pneumonia in children under five at rural area Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68521
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Mundzir Kamiluddin
"Di negara-negara berkembang hampir 1 dari 5 Balita meninggal disebabkan oleh pneumonia. Balita merupakan kelompok umur yang rentan terhadap terserang pneumonia. Period prevalence pneumonia pada anak Balita di DKI Jakarta berdasarkan data Riskesdas 2013 mencapai 19,6 permil.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor lingkungan fisik rumah dan faktor lainnya yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada Balita di DKI Jakarta dengan menggunakan data Riskesdas 2013.
Desain penelitian ini adalah cross sectional. Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel yang diteliti dan analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi pneumonia Balita di DKI Jakarta sebesar 4%. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian pneumonia Balita adalah usia Balita.

In development countries nearly 1 in 5 children under five years old died due to pneumonia. Children under five years old are the age group that susceptible to pneumonia. Period prevalence of pneumonia in children under five years old in Jakarta based on National Basic Health Research 2013 has reached 19.6 per mil.
The objective of this study is to determine the physical environment of house and other factors associated to the incidence of pneumonia children under five years old in Jakarta using National Basic Health Research 2013 data.
This study design is cross-sectional study. Univariate analysis is used to describe each variable studied and bivariate analysis is used to determine the relationship between the dependent and independent variables.
The results showed that the prevalence of pneumonia children under five years old in Jakarta at 4%. Results of bivariate analysis showed that the variables associated with the incidence of pneumonia is age of children under five.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Indah Fajarini
"Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan bayi yang memiliki berat badan kurang dari 2500 gram saat lahir. Masalah ini terus menjadi perhatian utama dalam kesehatan masyarakat di seluruh dunia dan terkait dengan sejumlah konsekuensi yang berpengaruh dalam jangka pendek maupun jangka panjang. BBLR bukan hanya merupakan indikator utama kematian dan penyakit pada bayi baru lahir, tetapi juga meningkatkan risiko terkena penyakit tidak menular di masa depan. Menurut data SDKI, prevalensi BBLR di Indonesia pada tahun 2017 masih relatif tinggi yaitu sebesar 7,1%. Terdapat beberapa faktor risiko yang mempengaruhi BBLR ditinjau dari faktor ibu, janin dan lingkungan. Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara faktor ibu, faktor janin, dan faktor lingkungan dengan kejadian BBLR. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel pendidikan ibu, jarak kehamilan, kehamilan kembar dan bahan bakar memasak. Variabel yang paling dominan berhubungan dengan kejadian BBLR adalah ibu dengan kehamilan kembar dengan OR = 17,552.

Low birth weight infants (LBW) are babies who weigh less than 2500 grams at birth. This issue continues to be a major public health concern worldwide and is associated with a number of short and long-term consequences. LBW is not only a leading indicator of mortality and disease in newborns, but also increases the risk of developing non-communicable diseases in the future. According to IDHS data, the prevalence of LBW in Indonesia in 2017 was still relatively high at 7.1%. There are several risk factors that affect LBW in terms of maternal, fetal and environmental factors. This study uses a cross-sectional study that aims to see the relationship between maternal factors, fetal factors, and environmental factors with the incidence of LBW. The results of this study showed that there was an association between the variables of maternal education, gestational distance, multiple pregnancies and cooking fuel. The most dominant variable associated with LBW was mothers with multiple pregnancies with OR = 17.552."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>