Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114939 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Rajab Priharsanto
"InSAR merupakan suatu teknik penggunaan sensor radar yang terintegrasi dengan satelit atau pesawat terbang dalam memetakan permukaan bumi dari ketinggian dan rentang waktu tertentu. Kesulitan pada daerah yang akan diamati, seperti daerah yang terkena longsor atau permukaan di sekitar pegunungan, dapat diatasi dengan bantuan metode InSAR yang memiliki keunggulan dalam mengukur deformasi pada daerah yang sangat luas. Metode DInSAR yang digunakan dalam penelitian ini merupakan salah satu teknik yang dirancang untuk mengatasi deformasi tersebut. Diperlukan setidaknya dua gambar SAR di area yang sama untuk menerapkan metode ini. Metode ini akan mereduksi (membedakan) antara interferogram yang dihasilkan dari data yang dibentuk oleh dua citra SAR berupa master dan slave, dengan interferogram yang dibentuk dari DEM. Hasil pengurangan ini akan menunjukkan ada tidaknya deformasi yang terjadi dalam rentang waktu citra SAR yang digunakan. Dari hasil pemetaan terlihat adanya penurunan muka tanah sebesar 16 cm pada periode pascabencana hingga 12 Januari 2017.

InSAR is a technique of using radar sensors that are integrated with satellites or aircraft to map the earth's surface from a certain height and time span. Difficulties in the area to be observed, such as areas affected by landslides or the surface around mountains, can be overcome with the help of the InSAR method which has the advantage of measuring deformation over a very large area. The DInSAR method used in this study is a technique designed to overcome this deformation. At least two SAR images in the same area are required to apply this method. This method will reduce (differentiate) the interferogram generated from the data formed by two SAR images in the form of master and slave, with the interferogram formed from the DEM. The results of this reduction will show whether or not there is deformation that occurs within the time span of the SAR image used. From the mapping results, it can be seen that there is a land subsidence of 16 cm in the post-disaster period until January 12, 2017."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Destiana Novani
"Jakarta dikenal sebagai wilayah pesisir dan wilayah padat penduduk dengan banyak aktivitas ekstraksi air tanah. Penelitian sebelumnya menggunakan Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR) menunjukkan bahwa wilayah pesisir utara Jakarta mengalami laju penurunan tertinggi. Namun hingga kini, data pengamatan kontinyu untuk memahami distribusi spasial laju penurunan dalam waktu yang panjang di area yang luas seperti Jakarta belum banyak tersedia. Dalam penelitian ini digunakan Citra Sentinel-1 selama 8 tahun di antara November 2014 hingga Juni 2023. Melalui InSAR dapat terlihat distribusi spasial penurunan dalam area Jakarta keseluruhan untuk menganalisis pola penurunan yang terjadi di Jakarta dengan titik-titik area spesifik dalam waktu yang panjang dinamakan displacement time-series. Pengamatan dengan historical satellite imagery memungkinkan untuk dapat menganalisis perkembangan yang terjadi di Jakarta selama tahun pengamatan InSAR dalam kaitannya dengan pola penurunan yang terjadi. Hasil analisis menunjukkan penurunan di Jakarta lebih terfokus di wilayah pesisir utara dengan laju penurunan tertinggi yang kemungkinan disebabkan oleh konsolidasi sedimen. Wilayah timur Jakarta mengalami penurunan yang disebabkan oleh adanya aktivitas konstruksi. Ditemukan pola penurunan menarik yang terdapat di wilayah barat dan pusat Jakarta, dimana telah mengalami perlambatan penurunan secara signifikan setelah tahun 2020. Tersaji sebuah fakta bahwa tidak semua wilayah di Jakarta mengalami penurunan karena wilayah selatan Jakarta terlihat tidak ada penurunan signifikan yang terjadi. Selain memahami penurunan di Jakarta, penelitian ini juga mencoba memahami deformasi yang terjadi di area Sesar Baribis segmen sekitar Jakarta menggunakan data InSAR yang sama dalam waktu pengamatan yang sama dengan analisis penurunan. Hal ini disebabkan masih kurangnya pemahaman terkait aktivitas tektonik di sekitar Jakarta. Jakarta tercatat pernah mengalami gempa merusak yang disebabkan oleh aktivitas Sesar Baribis pada 10 Oktober 1834. Hingga kini, belum banyak penelitian terkait deformasi Sesar Baribis yang telah terbukti aktif dan hanya berjarak ± 12 km dari wilayah paling timur Jakarta. Penelitian sebelumnya menggunakan metode GPS pada segmen sesar yang sama menunjukkan bahwa estimasi slip rate Sesar Baribis berkisar antara 0.4–1.8 mm/year. Dalam penelitian ini, estimasi slip rate Sesar Baribis berkisar antara 0.1–1.5 mm/year. Lokasi sesar yang berada di wilayah kota besar menjadi tantangan dan faktor ketidakakuratan dalam menganalisis dan memahami pergerakan di area sesar ini karena sinyal penurunan muka tanah yang lebih besar daripada sinyal pergerakan sesar. Oleh karena itu, hasil estimasi slip rate tersebut diperlukan penelitian lebih lanjut guna mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Jakarta is known as a coastal area and densely populated area with a lot of groundwater extraction activities. Previous research using Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR) showed that the northern coastal area of ​​Jakarta experienced the highest rate of decline. However, until now, continuous observation data to understand the spatial distribution of decline rates over a long period in a large area such as Jakarta has not been widely available. In this research, Sentinel-1 imagery was used for 8 years between November 2014 and June 2023. Through InSAR, you can see the spatial distribution of subsidence in the entire Jakarta area to analyze the subsidence pattern that occurs in Jakarta at specific area points over a long period, called displacement time-series. Observations with historical satellite imagery make it possible to analyze developments that occurred in Jakarta during the InSAR observation year about the pattern of decline that occurred. The results of the analysis show that the decline in Jakarta is more focused in the northern coastal area with the highest rate of decline, which is likely caused by sediment consolidation. The eastern region of Jakarta experienced a decline caused by construction activity. An interesting pattern of decline was found in the western and central areas of Jakarta, where the decline experienced a significant slowdown after 2020. The fact is that not all areas in Jakarta experienced a decline because the southern region of Jakarta saw no significant decline. Apart from understanding the subsidence in Jakarta, this research also tries to understand the deformation that occurred in the Baribis Fault area around Jakarta using the same InSAR data in the same observation time as the subsidence analysis. This is due to a lack of understanding regarding tectonic activity around Jakarta. Jakarta is recorded as having experienced a damaging earthquake caused by the activity of the Baribis Fault on October 10, 1834. Until now, there has not been much research regarding the deformation of the Baribis Fault which has been proven to be active and is only ± 12 km
from the easternmost area of ​​Jakarta. Previous research using the GPS method on the same fault segment showed that the estimated slip rate of the Baribis Fault ranged from 0.4–0.8 mm/year. In this study, the estimated slip rate value of the Baribis Fault ranges from 0.1–1.5 mm/year. The location of the fault in a large city area is a challenge and a factor of inaccuracy in analyzing and understanding movement in this fault area because the land subsidence signal is greater than the fault movement signal. Therefore, the results of the slip rate estimation require further research to obtain more accurate results.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devia Febyanti
"DKI Jakarta merupakan ibukota negara dengan jumlah populasi 10,56 juta jiwa. Tingginya populasi menyebabkan tingginya ektraksi air tanah yang dapat menyebabkan penurunan muka tanah akibat berkurangnya volume tanah. Penurunan muka tanah dapat disebabkan oleh kondisi geologi berupa konsolidasi aluvium, ektraksi air tanah, bangunan dan infrastruktur, serta aktivitas tektonik. Penurunan muka tanah dapat memberikan dampak negatif kepada lingkungan dan masyarakat, seperti rusaknya bangunan dan infrastruktur, serta banjir rob. Oleh karena itu, dilakukan penelitian penurunan muka tanah di DKI Jakarta dengan bertujuan mengetahui laju penurunan muka tanah beserta dengan pola persebarannya agar dapat dijadikan acuan dalam perencanaan tata ruang kota. Metode yang digunakan adalah metode Differential Interferometry Synthetic Aperture RADAR (DInSAR) menggunakan data citra SAR Sentinel-1A untuk mengetahui nilai kelajuan penurunan muka tanah beserta dengan pola persebarannya pada periode 2019, 2020, dan 2021 dan didukung oleh metode gravitasi untuk melihat penurunan muka tanah berdasarkan perbedaan densitas. Berdasarkan hasil pengolahan metode DInSAR diperoleh laju penurunan muka tanah pada tahun 2019, 2020, dan 2021 masing-masing sebesar 120 mm/tahun, 70 mm/tahun, dan 60 mm/tahun, serta kelajuan penurunan muka tanah rata-rata sebesar 83,3 mm/tahun. Sedangkan berdasarkan hasil pengolahan metode gravitasi terdapat peningkatan anomali gravitasi yang mengindikasikan adanya penurunan muka tanah akibat berkurangnya volume tanah.

DKI Jakarta is the Indonesia capital city with 10.56 million populations. The high populations could cause a high groundwater extraction that effects land subsidence because the reducing soil volume. Land subsidence can be caused by several factors, including geological conditions in alluvial consolidation, groundwater extraction, buildings and infrastructure, also tectonic activity. Land subsidence can negatively impact to the environment and society, damaging the infrastructure and tidal flooding. The research that related to land subsidence in DKI Jakarta aims to determine the rate of land subsidence along with its distribution pattern to be the reference in urban spatial planning. This research utilizes Differential Interferometry Synthetic Aperture RADAR (DInSAR) collecting SAR Sentinel-1A image data to determine the land subsidence rates and its distribution pattern in 2019, 2020, and 2021, supported by the gravity method to see the changes in the gravitational anomaly. From the DInSAR data, the land subsidence rate in 2019, 2020, and 2021 are 120 mm/year, 70 mm/year, 60 mm/year, and the average rate is 83.3 mm/year. But in fact, the gravitational data notes, the gravitational anomaly increase which indicated a land subsidence impacted by increasing density caused by the reduced volume of the soil."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luana Fahmi Romala
"ABSTRAK
Letak geologis Indonesia terletak diantara tiga lempeng utama yang ada di dunia yakni Lempeng Autralia, Eurasia, dan Pasifik. Hal ini juga yang menyebabkan kenapa di Indonesia sering terjadi bencana alam termasuk kota Bandung. Penurunan muka tanah di Bandung dimungkinkan karena adanya pengambilan air tanah dalam jumlah yang sangat besar serta semakin berkembangnya pembangunan di daerah Bandung. Analisa penurunan muka tanah dapat digunakan untuk mengantisipasi bencana alam seperti tanah longsor dan banjir. Penelitian untuk menghitung penurunan muka tanah ini akan mengolah data satelit remote sensing ALOS/PALSAR 1 level 1.0 dengan menggunakan metode Differential Interferometri (DInSAR). DInSAR menghasilkan inormasi yang cukup akurat untuk nilai penurunan muka tanah. Metode DInSAR dilakukan pada dua data ALOS/PALSAR untuk wilayah Bandung dengan waktu akuisisi yang berbeda yaitu kurun waktu 2008-2011. Hasil analisis menunjukkan pada tahun 2008 ? 2009 Bandung mengalami penurunan muka tanah 14 cm, tahun 2009 ? 2010 sebesar 16 cm dan 2010 ? 2011 sebesar 16 cm . Di Bandung nilai penurunan muka tanah cukup besar (lebih dari 9 cm) yaitu sekitar 15 cm per tahun. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan pemangku kepentingan untuk meminimalisir potensi bencana yang diakibatkan penurunan muka tanah itu sendiri.

ABSTRACT
Indonesian geological layout located between three major plates that exist in the world of the Australian Plate, the Eurasian and Pacific. It is also the cause why in Indonesia frequent natural disasters, including the city of Bandung. Land subsidence in Bandung possible because of the extraction of ground in very large quantities as well as the growing development in the area of ​​Bandung. Analysis of land subsidence can be used to anticipate natural disasters such as landslides and floods. Research to calculate land subsidence will process the remote sensing satellite data ALOS / PALSAR 1 level 1.0 using Differential Interferometry (DInSAR). DInSAR produce accurate information for the value of land subsidence. DInSAR method performed on the two data ALOS / PALSAR for Bandung with different acquisition time is the period of 2008-2011. Landslides values from the analysis at 2008-2009 is 14cm, at 2009-2010 is 16 cm and 2010-2011 is 16 cm. In Bandung, the value of land subsidence is quite large (over 9 cm) that is about 15 cm per year. The results of this study can be used stakeholders to minimize potential disaster caused land subsidence itself.;;"
[;, ]: 2016
S65271
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Az Zahra
"ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang rawan terjadi bencana alam. Berdasarkan kondisi geologi yang menempatkan Indonesia dalam lingkaran api (ring of fire), bencana alam yang kerap kali mengancam seperti gempa bumi, banjir dan gunung meletus (vulkanik maupun tektonik). Terdapat 129 gunung api aktif tersebar di wilayah Indonesia, oleh karena itu diperlukan pemantauan aktivitas dari gunung api tersebut. Namun area yang berbahaya disekitar gunung api menyebabkan kesulitan yang besar untuk pemantauan dan pengamatan secara langsung. Oleh karena itu digunakan teknik penginderaan jauh dengan metode Differential Interferometric Synthetic Aperture Radar (DInSAR). Pada penelitian ini DInSAR digunakan untuk mendeteksi deformasi sebelum dan sesudah erupsi Gunung Merapi tahun 2010 menggunakan citra satelit ALOS/PALSAR. Hasil dari analisis menunjukkan adanya deformasi yang terjadi pada rentang waktu 26 Oktober 2008 hingga 1 Februari 2010 sebesar 0,230 meter. Hasil analisis deformasi ini berguna untuk pengamatan aktivitas gunung api serta rencana penanggulangan bencana gunung api yang akan terjadi selanjutnya.

ABSTRAK
Indonesia is a country that prone to natural disasters. Based on the geological conditions that put Indonesia in the ring of fire, natural disasters often occur such as earthquake, flood and volcanoes (volcanic and tectonic). Since there are 129 active volcano in Indonesia it is necessary to monitor the activity of the volcano. But the dangerous area around the volcano causing major difficulties for monitoring and direct observation. Therefore volcano monitoring using remote sensing technique such as Differential Interferometric Synthetic Aperture Radar (DInSAR) is preferred. In this study, DInSAR is used to detect vertical ground deformation of Mount Merapi before and after the eruption in 2010 using ALOS/PALSAR data. Analysis results showed that the deformation obtained from 26 October 2008 to 1 February 2010 is 0.230 meters. The deformation result from this analysis is useful to monitor volcanic activity and build mitigation plan in volcano disasters in the future."
2016
S64179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antoni
"[ABSTRAK
Jika dilakukan observasi, bentuk permukaan bumi setiap saat selalu berubah-ubah
atau mengalami deformasi. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor alam, manusia
ataupun gabungan dari keduanya. Beberapa perubahan bentuk ini dapat
menyebabkan bencana kalau tidak kerugian. Sehingga perlu adanya suatu metode
untuk melakukan pengukuran dan pemetaan deformasi permukaan tanah.
Pada penulisan ini dilakukan study-case pemetaan deformasi yang terjadi pada
area Bandung dan sekitarnya. Fokus dari percobaan adalah mengamati laju
deformasi pertahun pada area tersebut. Teknik PSInSAR dengan kerangka kerja
StaMPS digunakan untuk mengolah data citra PALSAR satelit ALOS menjadi
peta laju deformasi.
Pemetaan dengan citra radar dipilih karena kemampuan akuisisi citranya yang
dapat digunakan pada hampir semua kondisi. Sinyal sensor SAR dapat menembus
awan sehingga dapat mengatasi kesulitan dalam menganalisis kawasan yang
diselimuti awan, seperti Bandung. Sensor ini juga dapat bekerja siang-malam,
karena sensor bekerja secara aktif dalam memancarkan dan menangkap sinyalnya.
Ketelitian hingga ukuran mm per tahun dapat diperoleh dengan menggunakan
teknik SAR persistent scatterrer interferometry. Selain itu dengan melakukan
analisis ampitudo dan fase pada beberapa interferogram menggunakan kerangka
kerja StaMPS, pengukuran juga dapat dilakukan walaupun pada area yang
berkoherensi rendah. Misalnya sebagian besar area terselimuti oleh vegetasi
ataupun keadaan atmosfir yang menyelimuti, seperti kawasan Bandung dan
sekitarnya.
Dari hasil pemetaan dapat diamati bahwa terjadi penurunan permukaan tanah pada
hampir seluruh kawasan perkotaan Bandung. Penyusutan dengan nilai tertinggi
terjadi pada daerah Cimahi dan Bojong sebesar 13.5 cm per tahun. Diduga
penurunan muka tanah pada area perkotaan Bandung diakibatkan oleh pemakaian
air tanah yang berlebih terutama pada kawasan industri.

ABSTRACT
If the observation is made, it is observable that earth surface is always changing or
constantly undergo a deformation. This can be caused by natural factors, human,
or a combination of both. Some of these deformation can lead to disaster if not
losses. Because of that, it important to have method to measure and ultimately
map the ground surface deformation.
In this study-case, the map of deformation that occurs in Bandung and it
surrounding areas was made. The focus of the experiment was to observe the
deformation rate per year in these areas. PSInSAR technique with StaMPS
framework was used to processed PALSAR images of ALOS satellite.
Mapping with radar images was chosen because of radar imaging system have the
capabilities to operate at almost any condition. SAR sensor signal can penetrate
clouds this can be used to overcome the difficulties in analyzing the cloudy areas,
such as Bandung. This sensor can also work day and night, because it is active
sensor, it emit and recieve it's own signal.
Using the SAR persistent scatterrer interferometry technique, measurement
accuracy up to mm per year can be obtained. In addition, by analyzing amplitude
and phase of multiple interferograms using StaMPS framework, the measurement
even with low coherence image can be done. For example, most of the area-ofinterest
is covered by vegetation or randomly high atmosphere retardation at
surrounds area, such as Bandung and it?s surrounding areas.
Form the deformation map, can be observed that there was a subsidence in almost
all urban areas in Bandung. The highest value of ground shrinkage occurred in
Cimahi and Bojong with 13.5 cm per year. Suspected, land subsidence of urban
areas in Bandung was caused by excessive use of ground water, especially in the
industrial area.;If the observation is made, it is observable that earth surface is always changing or
constantly undergo a deformation. This can be caused by natural factors, human,
or a combination of both. Some of these deformation can lead to disaster if not
losses. Because of that, it important to have method to measure and ultimately
map the ground surface deformation.
In this study-case, the map of deformation that occurs in Bandung and it
surrounding areas was made. The focus of the experiment was to observe the
deformation rate per year in these areas. PSInSAR technique with StaMPS
framework was used to processed PALSAR images of ALOS satellite.
Mapping with radar images was chosen because of radar imaging system have the
capabilities to operate at almost any condition. SAR sensor signal can penetrate
clouds this can be used to overcome the difficulties in analyzing the cloudy areas,
such as Bandung. This sensor can also work day and night, because it is active
sensor, it emit and recieve it's own signal.
Using the SAR persistent scatterrer interferometry technique, measurement
accuracy up to mm per year can be obtained. In addition, by analyzing amplitude
and phase of multiple interferograms using StaMPS framework, the measurement
even with low coherence image can be done. For example, most of the area-ofinterest
is covered by vegetation or randomly high atmosphere retardation at
surrounds area, such as Bandung and it?s surrounding areas.
Form the deformation map, can be observed that there was a subsidence in almost
all urban areas in Bandung. The highest value of ground shrinkage occurred in
Cimahi and Bojong with 13.5 cm per year. Suspected, land subsidence of urban
areas in Bandung was caused by excessive use of ground water, especially in the
industrial area., If the observation is made, it is observable that earth surface is always changing or
constantly undergo a deformation. This can be caused by natural factors, human,
or a combination of both. Some of these deformation can lead to disaster if not
losses. Because of that, it important to have method to measure and ultimately
map the ground surface deformation.
In this study-case, the map of deformation that occurs in Bandung and it
surrounding areas was made. The focus of the experiment was to observe the
deformation rate per year in these areas. PSInSAR technique with StaMPS
framework was used to processed PALSAR images of ALOS satellite.
Mapping with radar images was chosen because of radar imaging system have the
capabilities to operate at almost any condition. SAR sensor signal can penetrate
clouds this can be used to overcome the difficulties in analyzing the cloudy areas,
such as Bandung. This sensor can also work day and night, because it is active
sensor, it emit and recieve it's own signal.
Using the SAR persistent scatterrer interferometry technique, measurement
accuracy up to mm per year can be obtained. In addition, by analyzing amplitude
and phase of multiple interferograms using StaMPS framework, the measurement
even with low coherence image can be done. For example, most of the area-ofinterest
is covered by vegetation or randomly high atmosphere retardation at
surrounds area, such as Bandung and it’s surrounding areas.
Form the deformation map, can be observed that there was a subsidence in almost
all urban areas in Bandung. The highest value of ground shrinkage occurred in
Cimahi and Bojong with 13.5 cm per year. Suspected, land subsidence of urban
areas in Bandung was caused by excessive use of ground water, especially in the
industrial area.]"
2015
S60902
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeffry Kurniawan Zheta
"Penggunaan pin dan password bahkan token sudah dianggap ketinggalan zaman sehingga negara berkembang banyak mengembangkan metode transaksi berbasis biometrik. Biometrik yang merupakan karakterisitik biologis yang banyak digunakan saat ini adalah mata, wajah, dan sidik jari. Wajah dan sidik jari dalam kondisi tertentu dapat berubah dan tidak dapat dikenali oleh sebab itu mata atau tepatnya iris adalah pilihan yang tepat untuk digunakan untuk metode autentikasi mengingat mata manusia tidak mudah berubah.
Tugas akhir ini berfokus pada pengembangan sistem yang sudah ada sebelumnya mengenai autentikasi menggunakan metode lokalisasi dan normalisasi half-polar pada iris mata. Pengembangan yang dilakukan adalah agar pengenalan dapat lebih akurat dan cepat menggunakan metode segementasi mata dan normalisasi yang berbeda dengan metode half-polar serta membuat pengenalan dapat dilakukan pada mata kiri dan kanan secara bersamaan mengingat Iris pattern pada kedua mata manusia berbeda.
Metode-metode segmentasi iris yang diajukan adalah Zeta-v1, Zeta-v2, Zeta-v3, Zeta-v4, Zeta-v5, Zeta-v6 dan Zeta-v7. Hasil pengujian terbaik dari segi performa waktu ditunjukkan oleh metode Zeta-v7 dengan rata-rata 0.0138427 detik. Hasil Pengujian terbaik dari segi akurasi sistem adalah Zeta-v1, dengan persentase penolakan yang salah bernilai 100 dan persentase penerimaan yang benar bernilai 94,90.

The use of pin and password and even tokens is considered outdated, so many countries develop biometric based transaction methods. Biometrics which are the most widely used biological characteristics are the eye, face, and fingerprint. The faces and fingerprints in certain conditions can change and can not be recognized. The eye or precisely the iris is the right choice to use for authentication methods considering that the human rsquo s eye is not easily changed.
This final assignment focuses on the development of previous systems of authentication using localization methods and half polar Normalization of the iris. Development is performed to make the recognition more accurate dan faster while using different eye segmentation and Normalization methods. The recognition methods can be used for left and right eyes considering both eyes in human have different iris pattern.
The proposed iris segmentation methods are Zeta v1, Zeta v2, Zeta v3, Zeta v4, Zeta v5, Zeta v6 dan Zeta v7. The best test result based on time performance presented by the Zeta v7 segmentation which shows the average time performance 0.0138427 seconds. The best result based on accuracy presented by Zeta v1 which show the percentage of wrong rejection 100 and percentage of right acceptance 94,90.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ian Herahman
"Sudah sejak lama tanda tangan menjadi salah satu cara untuk melakukan otentikasi dalam kehidupan sehari-hari mulai dari pengesahan dokumen, surat- surat penting bahkan untuk transaksi perbankan. Namun tingkat keamanan dari penggunaan tanda tangan ini tergolong rendah karena tanda tangan dapat ditiru dengan mudah. Seiring dengan perkembangan teknologi, digunakan teknik verifikasi tanda tangan online untuk meningkatkan keamanan dalam otentikasi tanda tangan.
Penelitian ini akan menganalisa performa sistem verifikasi tanda tangan online dengan menggunakan algoritma SVM dan GMM pada database SVC 2004 yang mengandung 7 fitur pada setiap tanda tangan. Database ini memiliki 40 dataset tanda tangan dimana setiap dataset terdiri dari 20 tanda tangan asli dan 20 tanda tangan tiruan atau 1600 tanda tangan secara keseluruhan.
Berdasarkan hasil simulasi dengan menggunakan 10 data training, sistem verifikasi GMM menghasilkan FRR sebesar 4,5%, FAR 3% dan waktu komputasi rata-rata 21,3 detik sedangkan pada SVM dihasilkan FRR 2,625%, FAR 1,25% dan waktu komputasi rata-rata 1,84 detik.

For a long time, signature has become one of many authentication methods that commonly used in daily life such as document and other obligations authentication, even for banking transaction. However the use of signature could be classified as low level security authentication because it can easily forged. With the advanced of technology, online signature verification has been used to increase the security level in signature authentication.
This research will analyze the performance of online signature verification using SVM and GMM algorithm on SVC 2004 signature database which contains 7 features of each signature. The database has 40 contributors who sign 20 authentic signatures, while 20 other are forged ones. In total the database has 1600 signatures.
Based on simulation results using 10 training data, signature verification using GMM resulted in 4,5% FRR, 3% FAR and average computation time of 21,3 seconds, while SVM has 2,625% FRR, 1,25% FAR and average computation time 1,84 second.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44640
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haris Kasminto Aji
"Salah satu perkembangan teknologi yang sedang berkembang pesat adalah
teknologi pengenalan pola (patern recognition), seperti pengenalan pola wajah,
sidik jari, dan retina mata. Contohnya diaplikasikan pada security system, sistem
login , dan sebagainya. Pada penelitian ini, diimplementasikan metode baru
pengenalan pola wajah 3-D (3-D face recognition ) dengan menggunakan metode
Fuzzy Manifold. Metode ini tidak melakukan pembelajaran seperti
backpropagation, tetapi dengan membentuk pose estimation dan mencari nilai
jarak terdekat fuzzy (Fuzzy-Nearest Distance Calculation) untuk membandingkan
data yang masuk terhadap kedekantannya dengan kelas tertentu. Selain metode
tersebut, diimplementasikan juga metode Fuzzy Dimension Reduction (FDR) data
dengan menggunakan Autoassociative Neural Network sehingga dapat
dibandingkan hasilnya antara hasil sebelum dan sesudah data di FDR kan. Metode
Fuzzy Manifold dan FDR berhasil diterapkan untuk 3-D Face Recognition dengan
dengan recognition rate yang cukup tinggi mencapai 85%, kecepatan komputasi
yang tinggi dan robust.

One of the increasing tecnology is patern recognition, like odor recognition, face,
finger print, and retina. For example, is aplicated in security system, login system,
and etc. In this research, will be implemented new method 3-D face recognition
using Fuzzy Manifold. This method does not do learning like backpropagation, but
with make pose estimation and seek value of fuzzy-nearest distance to compare
data input toward nearest with a class. The other method, also implemented Fuzzy
Dimention Reduction (FDR) using Autoassociative Neural network so can be
compared the result between after reducted and before. Fuzzy Manifold and FDR
method is successful to be implemented for 3-D face recognition with recognition
rate is high enough reach 85% , high computation speed, and robust. .
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T34602
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Yanuar Hanaekan
"Dalam jangka waktu 2 dekade terakhir, semakin banyak orang bepergian melalui jalur udara. Jumlah penumpang terus bertumbuh, namun pertumbuhan penumpang ini tidak diimbangi dengan pertumbuhan sarana pendukung seperti penambahan runway atau penambahan kapasitas terminal. Dampaknya, antrian bukan hanya terjadi dalam hal take-off / landing pesawat, namun antrian penumpang juga kerap terjadi di dalam terminal penumpang. Hal ini akan tentu akan berdampak terhadap kenyamanan penumpang yang menggunakan jasa bandara.
Oleh karena itu, penting untuk memahami dan mensimulasikan pergerakan aliran penumpang untuk menghasilkan proses yang efektif dan efisien bagi penumpang dalam terminal, memprediksi hambatan kapasitas (capacity constraint) terminal dan memprediksi tingkat kepuasan minimum penumpang. Paper ini akan mempresentasikan simulasi model berbasis agen dari pergerakan aliran penumpang dalam security check point 2 di terminal bandara.
Hasil dari penelitian ini adalah sebuah model simulasi berbasis agen penerapan antrian virtual pada security check-point dengan melihat pengaruhnya terhadap waktu tunggu penumpang, dan jumlah security lanes yang dibuka. Hasil menunjukkan penerapan antrian virtual mampu meningkatkan kenyamanan penumpang yang menggunakan jasa bandara.

In the last two decades, more people traveling using air transportation. Numbers of passengers keep growing, but these passengers growth is not followed by the growing of supporting facilities such as runway or terminal capacity expansion. It results on the queues which happened not only on plane take-off / landing, but also on passenger processes inside terminal building. It gives negative effects to passenger comfort using airport service.
Therefore, it is important to understand and simulate passenger flow movement to generate effective and efficient process for passenger inside terminal, predict terminal capacity constraints and predict passenger minimal level of satisfaction. This paper will present agent based model simulation of passenger in airport terminal security check point 2.
The result of this paper is an agent based model simulation implementation of virtual queuing in security check point by evaluating its impact on passenger waiting time, queue length and number of available security lanes. Result shows that virtual queuing implementation can improve passenger comfort in airport.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56625
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>