Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166336 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Barus, Ega Rezeki Margaretha
"

Artikel ini membahas peran sungai dalam perdagangan ulu ilir di Keresidenan Jambi  1906-1930. Jambi sudah dikenal sebagai penghasil komoditi ekspor seperti lada dan emas sejak abad ke-17 dan berkembang menjadi pengasil komoditi karet, rotan dan kopra sejak akhir abad ke-19. Sungai Batanghari dan anak-anak sungainya berperan penting sebagai jalur distribusi komoditi dari pedalaman (ulu) ke titik perdagangan di pesisir (ilir) Jambi. Studi-studi sebelumnya oleh Elsbeth Locher-Scholten dan Barbara Watson Andaya kurang membahas peranan sungai, padahal komoditi dagang dari pedalaman (ulu) didatangkan ke pelabuhan (ilir) melalui sungai. Adapun kajian mengenai persungaian yang ditulis Gusti Asnan membahas sungai secara keseluruhan di Sumatra. Perdagangan ulu ilir melalui Sungai Batanghari dan anak-anak sungainya berdampak pada perkembangan sosial ekonomi masyarakat dan pemerintah kolonial di wilayah tersebut. Kelompok masyarakat Tionghoa dan middle man memanfaatkan sungai sebagai jalur perdagangan di Keresidenan Jambi. Walaupun tantangan utamanya adalah arus dan aliran sungai di Jambi yang sebagian sulit untuk dilalui kapal besar. Studi ini merupakan hasil penelitian sejarah yang bersumber pada laporan pemerintahan kolonial, jurnal sejaman, koran sejaman, laporan perjalanan sejaman dan karya ilmiah terkait.

 


This article discusses the role of rivers in the ulu ilir trade in the Residency of Jambi from 1906 to 1930. Jambi has been known as a producer of export commodities such as pepper and gold since the 17th century and has grown to become a producer of rubber, rattan and copra commodities since the late 19th century. Batanghari River and its tributaries play an important role as commodity distribution channel from inland (ulu) to the point of trade in coastal (ilir) Jambi. Previous studies by Elsbeth Locher-Scholten and Barbara Watson Andaya less address the role of the river, whereas the commodity trade from the hinterland (ulu) brought to the port (ilir) through the river. Another study of river by Gusti Asnan, discusses the rivers in Sumatra. Ulu ilir trade through the Batanghari River and its branches has an impact on the socio-economic development of communities and the colonial polity in the region. The Chinese and the ‘middle man’, use the river as a trade route in the Residency of Jambi, although the main challenge is the river in Jambi, which is difficult to pass by large ships. This study is the result of historical research, sourced from colonial government reports, notes, newspapers, and travel reports of the period, as well as related scientific papers.

 

"
2018
T52723
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poelinggomang, Edward L.
"History of politics, social, and economy in Makassar during Dutch colonial, 1906-1942"
Yogyakarta: Ombak, 2004
959.84 EDW p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Didik Pradjoko
Jakarta: Direktorat Sejarah, Direktorat Jendral Kebudayaan, Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, 2018
959.8 DID s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Julian Utama
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai dinamika perdagangan dan pelayaran yang ada di sungai, studi ini mengambil ruang spasial pada sungai-sungai besar di Keresidenan Palembang. Masa temporal yang diambil adalah antara tahun 1900-1930, tahun tersebut diambil karena merupakan masa terjadinya perkembangan perdagangan dan pelayaran akibat pengenalan komoditas karet dan modernisasi pelayaran.Sungai dalam kajian sejarah mengenai perairan maritim masih menjadi kajian yang sangat terbatas. Kebanyakan penelitian maritim yang ada di Indonesia masih memfokuskan diri pada ruang perairan yang luas seperti samudra, laut, selat dan teluk. Padahal dalam dinamika sejarah sendiri, proses perdagangan dibeberapa pulau di Nusantara mengandalkan sungai sebagai sarana transportasi utama wilayahnya. Terutama pulau Sumatra dan Kalimantan yang dialiri oleh banyak sungai besar dan panjang hingga ratusan kilometer, sungai-sungai tersebut menentukan proses sejarah yang terjadi di kedua pulau tersebut.Penelitian ini memberikan gambaran mengenai hal tersebut pada sungai-sungai di Keresidenan Palembang. Sebelum berkembangnya transportasi darat pada awal abad ke-20, sungai menjadi satu-satunya sarana transportasi dan kegiatan ekonomi utama wilayah ini. Hampir keseluruhan pasar, kebun, pemukiman, bahkan rumah ibadah berada di pinggiran sungai. namun perkembangan sektor perekonomian ini kemudian membawa dampak pada perkembangan sektor transportasi darat, yang kemudian berpengaruh buruk pada sektor pelayaran. Dinamika ini menarik untuk dibahas dan merupakan penanda bahwa kajian mengenai sungai juga kompleks seperti halnya perairan lain yang lebih luas.


ABSTRACT
This thesis discusses the dynamics of trade and shipping in the river, this study took the spatial space of some big rivers in Palembang residency. Temporal period was taken between 1900 1930, this period was taken because it was a development period of trade and shipping due to the introduction of rubber and shipping modernization.River in the historical study of the waters maritime is still a very limited study. Most maritime research in Indonesia is still focused on large space bodies of water such as oceans, seas, straits and bays. Whereas in the dynamics of its own history, the trading process on islands in the archipelago relied on the river as the main of transportation in this area. Especially Sumatra and Kalimantan islands are drained by many rivers with hundreds of kilometres long, these rivers define the historical process that occurred in those two islands.This research attempts to present the description of the rivers in Palembang residency. Before the development of land transportation in the early of 20th century, river being the only transportation tools and the main economic activity in this region. Almost the entire markets, gardens, settlements, and even houses of worship located on the riverside. but the development of the economic sector impacted the development of the land transportation sector, and then affected workers in the shipping sector. The dynamics are very interesting to research and these are markers that the study on the rivers are too complex as well as the other wider waters."
2017
T46970
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Ahadi
"Bangunan pendidikan, seperti bangunan-bangunan lainnya memilik peran penting dalam pengungkapan tiga tujuan arkeologi. Penelitian terhadap bangunan pendidikan kali ini bertujuan untuk mengungkapkan banguanan pendidikan secara mikro (ruang dalam sebuah bangunan) dan semi mikro (persebaran bangunan dan hubungannya dengan wilyah pemukiman di kota Bandung). Terdapat tiga hal yang merupakan ciri pokok studi permukiman, yaitu: 1. persebaran 2. hubungn-hubungn dan 3. satuan ruang, serta asumsi-asumsi dasar yang melatarinya. Data primer pada penelitian ini adalah sembilan bangunan pendidikan lama, Yaitu: SMPN 1, SMPN 2, SMPN 5, SMPN 7, SMP Providentia, SMKN 1, SMUN 3, dan 5, SMUN 20, dan SMP dan SMU St. Angela..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S11824
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2009
R 418.02 SAD t
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Susanto Zuhdi
Yogyakarta: Ombak, 2016
959.82 SUS c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Suharto
"ABSTRAK
Paguyuban Pasundan yang didirikan tahun 1913 dengan tujuan memperbaiki kebutuhan rakyat, pada mulanya hanya bergerak di lapangan sosial-budaya dan ekonomi. Akan tetapi, mulai tahun 1918, sehubungan dengan dibentuknya Volksraad kegiatannya meliputi juga bidang politik.
Kegiatan Paguyuban Pasundan di bidang sosial dan ekonomi meningkat menjelang tahun 1930. Berbagai badan yang bergerak di lapangan sosial dan ekonomi, didirikan. Untuk membantu orang-orang, baik yang sedang dalam proses pengadilan, menjalani maupun dibebaskan dari penjara, pada tahun 1929 didirikan Pasundan bagian Reclasseering (PBR). Badan ini diakui dan bahkan diberi bantuan dana oleh pemerintah. Dua tahun kemudian, untuk membantu rakyat kecil, didirikan Adviesbureau Pasundan, yang tugasnya memberikan saran di bidang hukum secara cuma-cuma. Pada tahun yang sama, 1931, Paguyuban Pasundan membentuk Studiefonds Pasundan untuk membantu murid-murid sekolah yang tidak mampu dan juga membentuk Socialefonds Pasundan untuk membantu penduduk yang`terkena bahaya kebakaran, banjir atau kelaparan. Akhirnya, untuk membantu kaum ibu yang terlantar di kota besar, pada tahun 1933 didirikan badan Penolong Pengangguran Kaum Ibu (KI).
Di lapangan ekonomi, Paguyuban Pasundan mendirikan beberapa usaha/lembaga seperti koperasi, bank dan lumbung padi. Usaha untuk menangani bidang ekonomi ini pada awalnya dikerjakan oleh oabang-cabang perkumpulan. Hampir setiap cabang Paguyuban Pasundan mempunyai koperasi, sebaliknya bank dan lumbung padi hanya ada di beberapa cabang. Untuk mengkoordinasikan kegiatan di bidang ekonomi ini, pada tahun 1938 didirikan badan pusat yang diberi nama Bale Ekonomi Pasundan (BEP).
Rakyat, khususnya rakyat Jawa Barat, sangat tertolong oleh hadirnya badan-badan tersebut di atas. Badan-badan itu telah memperbaiki kehidupan rakyat, walaupun secara kwalitas dan kwantitas belum memuaskan karena terbatasnya daya dan dana.
Pamerintah kolonial menyambut baik lahirnya badan-badan itu, karena perbaikan di lapangan ini mempunyai akibat positif yaitu menambah ketenteraman dan ketertiban keadaan.
"
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>