Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146385 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Melody
"Di dalam pasar tenaga kerja, seringkali terjadi ketidakselarasan antara kepentingan perusahaan dan tenaga kerja, terutama ketidakselarasan antara kemampuan yang dibutuhkan perusahaan dengan kemampuan yang sesungguhnya dimiliki oleh tenaga kerja untuk suatu tingkat pekerjaan. Calon pekerja memberikan sinyal kepada perusahaan berupa tingkat pendidikan akhirnya untuk mengisyaratkan tingkat kemampuannya. Namun, tingkat pendidikan tidak dapat menjadi tolok ukur kemampuan yang sesungguhnya. Potensi produktivitas calon pekerja dapat dilihat melalui tingkat kemampuan kognitif, namun tidak dapat diobservasi secara langsung oleh perusahaan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya ketidakcocokan pekerjaan antara tingkat pendidikan akhir dengan kemampuan kognitif tenaga kerja. Di Indonesia sendiri, tingkat ketidakcocokan pekerjaan berada di kisaran 37% tahun 2016. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi signaling game equilibrium dan mengobservasi job mismatch pada pasar tenaga kerja di Indonesia. Studi ini menggunakan pendekatan game theory untuk meneliti signaling game yang terjadi pada pasar tenaga kerja di Indonesia dengan menggunakan metode signaling game dan data IFLS (Indonesia Family Life Survey) tahun 2000 dan 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata pemberian sinyal oleh tenaga kerja berupa tingkat pendidikan merupakan penentu utama tingkat pekerjaan yang akan didapatkan, bukan kemampuan pekerja. Selain itu, terdapat ketidakcocokan pekerjaan antara tingkat pekerjaan dengan kemampuan yang dimiliki pekerja. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan bukan merupakan tolok ukur tingkat kemampuan yang akurat dalam pemilihan tenaga kerja. Oleh karenanya, perusahaan memerlukan alat ukur kemampuan kognitif yang akurat untuk menghindari inefisiensi alokasi tenaga kerja. Hasil ini diharapkan juga menjadi masukan bagi pembuat kebijakan serta memperkaya literature terkait pasar tenaga kerja di Indonesia.

In the labor market, there is often a misalignment between the interests of the company and the workers, especially the mismatch between the abilities needed by the company and the abilities actually possessed by the workers for a particular job level. Prospective workers give signals to companies in the form of their final level of education to signal their level of ability. However, the level of education cannot be a benchmark for real ability. The potential productivity of prospective workers can be seen through level of cognitive skill, but cannot be observed directly by the company. This can lead to job mismatch between the final education level and the cognitive skills of the workers. In Indonesia, the level of job mismatch is around 37% in 2016. This study aims to identify signaling game equilibrium and observe job mismatch on the labor market in Indonesia. This study uses the game theory approach to examine the game signaling that occurs in the labor market in Indonesia by using the 2000 and 2007 signaling game and IFLS data (Indonesia Family Life Survey). The results show that the signaling by the workforce is in the form of education level is the main determinant of the level of work to be obtained, not the ability of workers. In addition, there are job mismatches between the level of employment and the ability of workers. This shows that the level of education is not an accurate measure of ability in the selection of workers. Therefore, companies need accurate cognitive ability measurement tools to avoid labor allocation inefficiencies. This result is also expected to be an input for policy makers as well as enriching literature related to the labor market in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Choirul En Huda
"ABSTRAK
Baik negara maju maupun negara berkembang telah menghadapi fenomena
yang sulit dihindari, yaitu populasi yang menua. Hal yang membedakan adalah
negara maju memiliki strategi dan program yang lebih terstruktur dan matang untuk
menghadapi fenomena ini daripada negara berkembang, termasuk Indonesia.
Dengan tidak adanya bantuan formal yang memadai dan komprehensif dari
pemerintah, orang lanjut usia bergantung pada dukungan antargenerasi dan
pendapatan dari keikutsertaan mereka di pasar tenaga kerja. Makalah ini membahas
hubungan antara dukungan antar generasi (transfer keluarga dan koresidensi)
dengan pasokan tenaga kerja lanjut usia yang menerapkan metode kuantitatif.
Dengan menggunakan data IFLS, penelitian ini menemukan bahwa transfer
keuangan keluarga dan koresidensi mengurangi keputusan orang lanjut usia untuk
bekerja pada masa pensiun. Selain itu, karakteristik anak-anak dan orang tua adalah
faktor penting yang mempengaruhi transfer keuangan keluarga dan keputusan
untuk tinggal bersama.

ABSTRACT
Both developed and developing countries have faced a phenomenon that is
difficult to avoid, namely an ageing population. Furthermore, developed countries
have strategies and programs that are more structured and mature to deal with this
phenomenon than developing countries, including Indonesia. In the absence of
adequate and comprehensive formal assistance from the government, elderly people
depend on intergenerational support and income from their participation in the labor
market. This paper discusses the relationship between intergenerational support
(family transfer and coresidency) with elderly labor supply implementing
quantitative methods. Utilizing IFLS data, this study found that family transfer and
coresidency reduce the decision of elderly people to work during retirement.
Moreover, the characteristics of children and parents are essential factors to
motivate family transfer and coresidency."
2019
T55131
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Msy. Nourma Yunita Sari
"Studi mengenai aglomerasi ekonomi sudah cukup banyak dibahas dalam literatur. Akan tetapi, studi yang menunjukkan hubungan kausal di negara berkembang, yang didominasi oleh sektor informal dan pekerja dengan skill yang rendah, masih terbatas. Salah satu kendalanya, pada keterbatasan data longitudinal dan data ukuran perkotaan yang belum dapat menggambarkan kepadatan ekonomi. Untuk melengkapi gap literatur, studi ini memperbaiki ukuran kota menjadi urban dan suburban, yang mencerminkan arus commuting, dengan menggunakan data Landscan 2010 dan 2015 sehingga dapat menggambarkan ukuran kepadatan ekonomi yang lebih baik dan mengurangi bias akibat measurement error. Secara empiris, hubungan kausal antara ukuran kota terhadap premium pasar tenaga kerja individu diperoleh dengan menggunakan skor indeks risiko kejadian gempa dan ukuran kekasaran kabupaten sebagai instrument variable (IV) dan penggunaan industri fixed effect untuk mengatasi masalah endogenitas dalam mengestimasi parameter. Hasil menunjukkan bahwa kepadatan kota dua kali lebih besar, meningkatkan upah sebesar 53 persen. Hasil ini lebih tinggi dari sebagian besar literatur lainnya, yang disebabkan sampel hanya meliputi wilayah perkotaan dan penggunaan ukuran kepadatan yang lebih presisi dibandingkan berdasarkan batas administratif, sehingga masalah bias akibat measurement error sangat mungkin diatasi dengan baik.

The study of economic agglomeration has been widely discussed in the literature. However, studies that show causal relations in developing countries, which are dominated by the informal sector and workers with low skills, are still limited. The constraints are limitation of longitudinal data and urban size data, which cannot yet describe economic density. To complete the literature gap, this study improves the size of cities to become urban and suburban, reflecting the flow of commuting, using the 2010 and 2015 Landscan data to measure economic density better and reduce bias due to measurement errors. Empirically, using this density and using the 2SLS estimation technique with instrument variables in the form of earthquake risk and ruggedness measures and using industry and occupation fixed effect, the result of a city twice as large can increase wages 53 percent. This result is higher than most other literature because the sample only covers urban areas. The use of density measurements is more precise than based on administrative boundaries, so the problem of bias due to measurement error is very likely to be adequately resolved."
Depok: Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Rachel Stefani Hafiz, author
"Selama tahun 2020, dunia sedang dilanda pandemi COVID-19, yang berdampak pada para pemberi kerja melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawannya untuk memangkas biaya. Salah satu biaya yang harus dikeluarkan oleh pemberi kerja adalah iuran jaminan kesehatan bagi pekerjanya, karena pemberian iuran jaminan kesehatan diwajibkan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Namun, di sisi lain, tagihan medis juga meningkat akibat pandemi COVID-19, yang memaksa karyawan untuk mendapatkan pekerjaan yang menyediakan asuransi kesehatan untuk pekerjanya. Penelitianini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kepesertaan asuransi kesehatan oleh pemberi kerja dengan probabilitas pekerja melakukan mobilitas kerja. Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah dari Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) dengan observasi akhir sebanyak 62.750. Penelitian ini menggunakan regresi logistik binomial. Penelitian ini juga menggunakan lima variabel karakteristik non pasar. Hasil dari penelitian ini adalah ketika karyawan dilanggan asuransi kesehatan oleh majikannya, karyawan akan cenderung melakukan mobilitas kerja. Hasilnya juga sangat signifikan.

During 2020, the world is being hit by the pandemic of COVID-19, which impacted the employers to dolayoffs to their employees in order to cut their costs. One of the costs that should be incurred by employers isthe health insurance subscription for their employees, as giving health insurance subscription is required by the Ministry of Manpower and Transmigration Republic of Indonesia. Yet, on the other hand, medical bills were also increasing due to the pandemic of COVID-19, which forces the employee to get a job which the employers provide them with a health insurance subscription. This study aims to analyze the relation between health insurance subscription by the employers with the probability of the employees to do a job mobility. The data used for this study is from Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) with the final observations of 62,750. The study uses binomial logistic regression. This study also uses five non-market characteristicvariables. The result for this study is when the employee is being subscribed to health insurance by theiremployer, the employee will be less likely to do job mobility. The results are also very significant."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niluh Putu Indi Dharmayanti
"ABSTRAK
Penelitian ini meneliti pengaruh dari pengiriman sinyal dan identitas sosial yang melekat pada pemilik proyek dalam menentukan keberhasilan pendanaan proyek melalui skema crowdfunding. Penelitian diuji dengan menggunakan data dari 580 proyek-proyek yang penyelenggaraannya terdapat di negara Brazil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan yang tergabung dalam BRICS selama periode 2012 sampai dengan awal tahun 2019. Dengan menggunakan teknis analisis data ordinary least square (OLS), ditemukan bahwa pengiriman sinyal atau signaling effect yang dijelaskan melalui komentar dan update memiliki pengaruh yang positif dan signifikan dalam mendukung keberhasilan pendanaan. Signaling merupakan langkah yang digunakan untuk mengeliminasi ketimpangan informasi pada transaksi online termasuk pada kasus crowdfunding. Identitas sosial atau social identity effect pada crowdfunding juga menunjukkan hasil yang positif dan signifikan dalam mempengaruhi kesuksesan pendanaaan yang dijelaskan melalui publikasi proyek di media sosial Facebook. Publikasi proyek melalui media Facebook shares merupakan salah satu kampanye word-of-mouth secara elektronik yang dipercaya mampu membantu publikasi proyek yang berujung pada peningkatan probabilitas pendanaan. Di sisi lain, pengaruh identitas sosial yang dijelaskan oleh jaringan pertemanan fundraisers di media sosial Facebook tidak terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan crowdfunding di negara-negara BRICS. Jaringan pertemanan di Facebook memang telah banyak diasosiakan dengan sentimen identitas sosial yang dipercaya mampu membantu proses pendanaan crowdfunding. Namun pada penelitian ini, ada beberapa keterbatasan yang membuat jaringan pertemanan tidak menunjukkan hasil yang signifikan.

ABSTRACT
This study examines the effect of signaling and the social identity inherent in the project owner in determining the success of project funding in crowdfunding. The study is tested using 580 data from projects in Brazil, Russia, India, China, and South Africa (BRICS countries) during the period of 2012 to the beginning of 2019. Using ordinary least square (OLS) as analysis techniques, it is found that the signaling effect that is explained through comments and updates has a positive and significant influence in supporting funding success. Signaling is an ultimate way to eliminate asymmetric information in online transaction including in crowdfunding. Social identity effects on crowdfunding also show positive and significant results in influencing the success of funding explained through the number of project publications on Facebook. Project publications on Facebook is one of the examples of electronic word-of-mouth that has been proven to have significant impact in crowdfunding campaign. On the other hand, it is not proven that the social identity effect explained by the number of friends on Facebook has a significant influence on the success of crowdfunding in the BRICS countries. Number of Facebook friends is long associated with identity sentiment that result in higher funding during project campaign. However, this research shows no evidence due to some limitations regarding Facebook friend data."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riesta Karentina
"Meskipun perhatian terkait manfaat produktifitas dari Foreign Direct Investment (FDI) semakin berkembang, masih sedikit penelitian yang menguji pengaruh FDI spillovers terhadap produktivitas tenaga kerja pada perusahaan domestik di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan tiga hal. Pertama, menguji pengaruh FDI spillovers terhadap produktivitas perusahaan domestik. Kedua, menginvestigasi dampak jangka pendek dan jangka panjang dari FDI spillovers terhadap produktivitas perusahaan domestik. Ketiga, menelaah lebih dalam dampak dari FDI spillovers terhadap produktivitas perusahaan domestik pada kelompok industri yang berbeda berdasarkan intensitas faktor produksinya. Penelitian ini menggunakan mikro panel data yang mencangkup kurang lebih 20,000 manufaktur sedang dan besar tiap tahunnya pada tahun 2010-2014. Hasil estimasi menunjukan bahwa, di industri yang sama, horizontal spillovers memiliki pengaruh negatif terhadap produktivitas perusahaan domestik di jangka pendek namun positif pada jangka panjang. Hasil estimasi juga menunjukan bahwa, di industri yang berbeda, backward spillovers berdampak negative terhadap produktivitas perusahaan domestik. Selain itu, FDI Spillovers mempengaruhi produktivitas perusahaan domestik dengan lebih efektif ketika industri tersebut capital-intensive.

Despite growing concern regarding the productivity benefits of foreign direct investment (FDI), few studies have been conducted on the impact of FDI spillovers on domestic firms' labor productivity in Indonesia. Micro-level panel data covering about 20,000 medium and large manufacturing establishments in each year over the period 2010 and 2014 was employed. This study aims to do three things. First, it examines the effect of FDI spillovers on domestic firms' productivity. It divides FDI spillovers into horizontal and backward. Second, it investigates the short-term and long-term effects of FDI spillovers on domestic firms' productivity. Third, it explores the impact of FDI spillovers on domestic firms' productivity in different groups of industries based on factor intensity. This study suggests that, within the same industry, horizontal spillovers are associated with domestic firms' productivity: this relationship is negative in the short-term but positive in the long-term. This study's findings also demonstrate that, across industries, there are negative backward spillover effects on domestic firms' productivity. In addition, this study points out that FDI spillovers affect domestic firms' productivity effectively when they are capital-intensive."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T51993
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martin Juda
"This thesis aims to investigate the effects of FDI spillover on labor productivity of the firms in the five priority manufacturing sector industries in Indonesia, namely food and beverages, textiles, wearing apparel and footwear, chemicals and pharmaceuticals, electronics, and automotive and transport equipment industries. Using unbalanced firm-level data from 2000 to 2015, we find positive spillover effects in the horizontal linkages, which measure the presence of foreign firms on the labor productivity of local firms in the same industry. However, the effects of FDI on the labor productivity of domestic in backward linkages shows negative results, which means foreign buyers fail to give benefits to domestic suppliers. Moreover, the relationship between foreign suppliers and domestic buyers in the forward linkages also show negative spillover effects. These findings are also in line when the analyses are disaggregated into each industry, except for the electronics industry. Based on the different results of the three linkages of spillover effects, our findings suggest that the FDI spillover has not provided comprehensive benefits for local firms.

Tesis ini bertujuan untuk menginvestigasi efek spillovers dari FDI pada produktivitas tenaga kerja perusahaan di lima prioritas industry di Indonesia, yaitu makanan dan minuman, tekstil, pakaian jadi dan alas kaki, kimia dan farmasi, elektronik, dan otomotif dan peralatan transportasi. Menggunakan data tingkat perusahaan dari tahun 2000 sampai dengan 2015, kami menemukan pengaruh positif dari efek spillovers untuk keterkaitan horizontal, yang mengukur keberadaan perusahaan asing terhadap produktivitas tenaga kerja perusahaan lokal di industri yang sama. Namun, efek FDI pada produktivitas tenaga kerja domestik dalam keterkaitan ke belakang menunjukkan hasil negatif, yang berarti perusahaan asing gagal memberikan manfaat kepada pemasok domestik. Selain itu, hubungan antara pemasok asing dan pembeli domestik dalam hubungan ke depan juga menunjukkan efek spillovers negatif. Temuan ini juga sejalan ketika analisis dipisahkan ke dalam setiap industri, kecuali untuk industri elektronik. Hasil yang berbeda dari tiga jenis keterkaitan spillovers menunjukkan bahwa FDI belum memberikan manfaat yang komprehensif untuk perusahaan lokal."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52898
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Singapore National University of Singapore 1996,
658.32 NAT w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rayinda Nur Ilmiawani
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dampak dari global value chains terhadap produktivitas tenaga kerja pada industri otomotif di Indonesia dalam periode 1995-2014. Dengan menggunakan metode Inter-Country Input Output ICIO , penelitian ini mengukur tingkat keterlibatan industri otomotif Indonesia dalam global value chains melalui GVC participation, GVC position dan net gains sebagai tingkat keterlibatan dalam global value chains. Dalam kaitannya dengan ketenagakerjaan, penelitian ini menganalisa dampak dari keterlibatan di global value chains terhadap produktivitas tenaga kerja. Data yang digunakan diperoleh dari World Input Output Database WIOD , dan BPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan dalam global value chains memiliki hubungan yang searah dengan produktivitas tenaga kerja.

This study attempts to analyze the impact of global value chains on labor productivity in the Indonesia's automotive industry during 1995 2014. Using Inter Country Input Output ICIO analysis, this study determines the involvement of global value chains in Indonesia's automotive industry which describes GVC's participation, position and net gains as the involvement in GVC. Related to employment, this study analyzes the impact of GVC on labor productivity using descriptive analysis. The data were collected by World Input Output Database WIOD and BPS. It found that the involvement in global value chains in line with labor productivity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bram Christian
"Studi ini mengkaji dampak ketidakstabilan politik di Indonesia terhadap keputusan perusahaan untuk mengekspor dan memasuki pasar asing. Menggunakan data cross-sectional dari The Enterprise Survey 2009 dan 2015 oleh World Bank dengan total observasi 1.444 dan 1.320 perusahaan, penelitian ini menggunakan model probit untuk memperkirakan pengaruh ketidakstabilan politik terhadap keputusan perusahaan untuk mengekspor. Makalah ini juga memperkirakan dampak ketidakstabilan politik terhadap pangsa ekspor langsung dan tidak langsung perusahaan. Hasil utama dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketidakstabilan politik memiliki pengaruh yang positif dan signifikan, tetapi terbatas pada ketidakstabilan politik yang dipandang oleh perusahaan sebagai hambatan kecil hingga sedang. Namun, ketidakstabilan politik berdasarkan insiden nyata menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap keputusan perusahaan untuk mengekspor. Hasil penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa ketidakstabilan politik yang parah malah dapat meningkatkan biaya transaksi, sehingga membuat beberapa perusahaan enggan memasuki pasar ekspor. Kesimpulan lain yang mungkin dapat menjelaskan hasil tersebut adalah bahwa ketidakstabilan politik tidak memiliki korelasi dengan keputusan perusahaan untuk mengekspor dan hanya terbatas pada perspektif perusahaan.Studi ini mengkaji dampak ketidakstabilan politik di Indonesia terhadap keputusan perusahaan untuk mengekspor dan memasuki pasar asing. Menggunakan data cross-sectional dari The Enterprise Survey 2009 dan 2015 oleh World Bank dengan total observasi 1.444 dan 1.320 perusahaan, penelitian ini menggunakan model probit untuk memperkirakan pengaruh ketidakstabilan politik terhadap keputusan perusahaan untuk mengekspor. Makalah ini juga memperkirakan dampak ketidakstabilan politik terhadap pangsa ekspor langsung dan tidak langsung perusahaan. Hasil utama dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketidakstabilan politik memiliki pengaruh yang positif dan signifikan, tetapi terbatas pada ketidakstabilan politik yang dipandang oleh perusahaan sebagai hambatan kecil hingga sedang. Namun, ketidakstabilan politik berdasarkan insiden nyata menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap keputusan perusahaan untuk mengekspor. Hasil penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa ketidakstabilan politik yang parah malah dapat meningkatkan biaya transaksi, sehingga membuat beberapa perusahaan enggan memasuki pasar ekspor. Kesimpulan lain yang mungkin dapat menjelaskan hasil tersebut adalah bahwa ketidakstabilan politik tidak memiliki korelasi dengan keputusan perusahaan untuk mengekspor dan hanya terbatas pada perspektif perusahaan.

This study examines the impact of political instability in Indonesia to firm’s decision to export and enter foreign market. Utilizing the cross-sectional data from The Enterprise Survey 2009 and 2015 by World Bank with a total observation of 1,444 and 1,320 firms, this study uses probit model to estimate the effect of political instability to firm’s decision to export. This paper also estimate the impact of political instability to the share of direct and indirect export of the firms. The main results of this study show that political instability has a positive and significant impact but limited to political instability that is viewed by the firms as minor to moderate obstacle. However, political instability based on real conflict shows insignificant impact to firm’s decision to export. This result suggests that a severe political instability may instead increase the transaction cost, thus discourage some firms to enter export market. Other possible explanation is that political instability does not correlate with firm’s decision to export and only limited to firm’s perspective."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>