Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120990 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indah Pratiwi Suwandi
"Penelitian skripsi ini membahas mengenai analisis pengendalian persediaan obat antibiotik yang ada di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Hermina Daan Mogot dengan menggunakan data pada tahun 2018. Penelitian ini menggunakan pendekatan desain studi kualitatif dengan metode telaah dokumen dan wawancara mendalam. Rumah Sakit Hermina Daan Mogot menggunakan perhitungan dengan metode Stok Minimal dan Maksimal untuk melakukan pengendalian persediaan obat, akan tetapi metode tersebut belum mempertimbangkan penggunaan biaya pemesanan, biaya pemeliharaan, serta safety stock dalam rumus perhitungannya. Hasil penelitian menyarankan bahwa dalam pengendalian persediaan yang telah diterapkan, rumah sakit memerlukan perbaikan dengan melakukan pengelompokan prioritas obat antibiotik dengan Analisis ABC, perhitungan Economic Order Quantity (EOQ) untuk mengetahui jumlah pemesanan, dan perhitungan Reorder Points (ROP) untuk mengetahui waktu pemesanan yang sudah mencakup komponen safety stock sebagai persediaan cadangan untuk menghindari kekosongan obat.

This study explains about inventory control analysis of antibiotic drugs in Hermina Hospital Daan Mogot Pharmacy, using 2018 data. With the use of qualitative study design, document review and deep interview method. Hermina Hospital Daan Mogot using a Minimal and Maximal Stock formula to control their drugs inventory, but it is not considering the ordering cost, holding cost, and safety stock. The result of this study recommends that within hospital's inventory control, require improvement by classifying antibiotic priority with ABC analysis, Economic Order Quantity (EOQ) calculation to find the total order, and Reorder Points (ROP) calculation for order time that includes safety stock component as reserve inventory to avoid drugs stock out."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Purwono
"Penggunaan antibiotika yang tidak rasional dapat meningkatkan angka kejadian infeksi Enterobacteriaceae penghasil extended spectrum beta-lactamase (ESBL). Prevalensi Enterobacteriaceae penghasil ESBL berbeda di berbagai rumah sakit, dan dapat mempersulit pengobatan, memperpanjang lama rawat, dan meningkatkan angka kematian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi Enterobacteriaceae penghasil ESBL di ICU Pusat RSCM dan hubungannya dengan penggunaan antibiotika. Penelitian merupakan studi cross sectional menggunakan 111 data sekunder hasil uji resistensi ESBL dari pemeriksaan mikrobiologi kultur sesuai standar The Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI) dan rekam medik pasien ICU Pusat RSCM dalam tahun 2011.
Hasil uji laboratorium menunjukkan 8 dari 111 sampel (7,2%) mengalami infeksi Enterobacteriaceae penghasil ESBL. Data dianalisis dengan uji chi-square, p=0,05. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa RP>1 dengan nilai kemaknaan p=1.000 dan IK95% 1.039; 1.179. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara penggunaan antibiotika dengan kejadian infeksi Enterobacteriaceae penghasil ESBL di ICU Pusat RSCM pada tahun 2011.;

Irrational use of antibiotics can increase the incidence of infection by extended-spectrum beta-lactamase (ESBL) producing Enterobacteriaceae. Prevalence of ESBL-producing Enterobacteriaceae varies among hospitals, and which its resistance could complicate the treatment, extend hospital length of stay, and increase the mortality.
The aim of this study is to determine the prevalence of ESBL-producing Enterobacteriaceae and its association with antibiotic use. This study was a cross sectional study, involving 111 secondary data derived from ESBL resistance test of culture examinations which used the standardized method according to The Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI) and patients? medical records in Central ICU RSCM in 2011.
Laboratory test results showed that 8 from 111 samples (7,2%) were infected with Enterobacteriaceae producing ESBL. Data were analyzed using chi-square test, p=0,05. Statistical analysis results were RP>1 with the value of significance p=1.000 and 95% CI 1.039; 1.179. It is concluded that there is no association between antibiotic use and ESBL-producing Enterobacteriaceae infection in Central ICU RSCM in 2011.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hurriyani Sekar Putri
"Terdapat 290 item persediaan farmasi yang termasuk dalam kategori deadstock, obat tersebut menumpuk dan berdampak pada rendahnya nilai perputaran investasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi pengendalian persediaan antara proses pengendalian yang selama ini dilakukan oleh rumah sakit dengan proses pengendalian jika menggunakan perhitungan EOQ, SS, dan ROP.
Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional yang menggunakan data sekunder dari Instalasi Farmasi RS. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu seluruh kategori A persediaan farmasi.
Hasil penelitian menunjukkan proses pengendalian menggunakan perhitungan EOQ, SS, dan ROP lebih efisien karena dapat meningkatkan nilai Inventory Turnover Ratio dan memiliki nilai rata-rata persediaan lebih rendah. Terdapat perbedaan Inventory Turnover Ratio yang signifikan antara pengendalian yang selama ini dilakukan oleh rumah sakit dengan proses pengendalian jika menggunakan perhitungan EOQ, SS dan ROP.
Peneliti menyarankan untuk melakukan pengelompokkan obat dengan analisis ABC, perhitungan EOQ yang berulang untuk meningkatkan efisiensi pada pengendalian persediaan farmasi.

There are 290 pharmaceutical supplies which are included in the deadstock category, piling up and having an impact on the low value of investment turnover. This study aims to determine the efficiency of inventory control between the control processes that have been carried out by hospitals with the control process if using EOQ, SS, and ROP.
This study is a cross sectional study design that uses secondary data from the Pharmacy Installation. The sampling technique used was total sampling in all categories A pharmaceutical supplies.
The results show that the inventory control process using EOQ, SS, and ROP is more efficient because it can increase the value of Inventory Turnover Ratio and have a lower average inventory value. There is a significant difference between Inventory Turnover Ratios between inventory controls that have been carried out by hospitals with the inventory control process if using EOQ, SS and ROP.
Researchers suggested grouping drugs with ABC analysis, repeated EOQ calculations to improve efficiency in pharmaceutical inventory control.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frita Nadia
"Pengendalian persediaan obat antibiotik di RS Puri Cinere menunjukkan belum adanya keseimbangan antara pembelian dengan pemakaian obat. sehingga perlu untuk dilakukan analisis pengendalian persediaan obat antibiotik di gudang medik RS Puri Cinere. Jenis penelitian ini adalah studi kasus untuk melihat pengendalian persediaan obat antibiotik yang memiliki nilai investasi paling besar pada periode Januari hingga Desember 2011. Penelitian ini memperlihatkan bahwa pengendalian persediaan obat antibiotik di Gudang Medik belum optimal walaupun kebijakan mengenai persediaan obat telah mendukung kegiatan pengendalian persediaan obat. Hal ini dapat dilihat dari belum ada perhatian khusus terhadap jenis persediaan obat antibiotik dengan analisis pareto berdasarkan nilai pemakaian dan investasi. Penentuan jumlah pemesanan belum menerapkan perhitungan Economic Order Quantity (EOQ).
Perhitungan EOQ dalam menentukan jumlah optimal dapat meningkatkan efisiensi pada persediaan obat antibiotik sebesar Rp149.818.987,00. Penentuan nilai stok minimal masih berdasarkan asumsi darinilai pemakaian lalu. Nilai stok minimum saat melakukan pemesanan bervariasi antara 4-353 unit. Frekuensi pemesanan bervariasi antara 69-249 kali dalam satu tahun. Demand forecast belum dapat mendukung pelaksanaan pengendalian persediaan di Gudang Medik karena belum menggunakan peramalan sebagai pertimbangan dalam menentukan jumlah pemesanan obat. Rumah Sakit Puri Cinere telah mempunyai kebijakan berupa Standard Operating Procedure (SOP) yaitu ; prosedur perencanaan pembelian, penerimaan obat dari supplier, pendistribusian obat, alur invetorisasi dan Surat Keputusan (SK) tentang Standarisasi Obat dan Alkes. Kebijakan yang tertulis dalam SOP dan SK telah sesuai dengan panduan dari Kementrian Kesehatan.
Penulis menyarankan Instalasi Farmasi perlu memberi perhatian pada perencanaan pembelian sebagai awal titik pengendalian persediaan antiobiotik. Sebaiknya Instalasi Farmasi mengendalikan persediaan obat antibiotik dengan penggunaan pareto untuk mempermudah pengendalian variasi jenis obat, perhitungan EOQ dimana biaya pemesanan dan penyimpanan dipertimbangkan dalam menentukan jumlah pemesanan, perhitungan ROP untuk menentukan batas stok minimum, dan penggunaan demand forecast sebagai informasi masukan perencanaan pembelian.

Inventory control of antibiotic drug have shown yet the balancing between purchasing and the use of those drugs so there need to be analyzed about inventory control of antibiotic in medical warehouse at Puri Cinere Hospital. The type of this research is a case study to see inventory control of antibiotic drug that has the highest investment in the period January to December 2011. This research has shown that the inventory control in antibiotic drugs have not been optimal, although policy in Medical Warehouse regarding drug supplies has supported activities to control drug supplies. This can be seen from there has been no special attention to items of supplies antibiotic drugs with pareto analysis based on consumption and investment value. Determination of the number of purchasing have yet to apply the calculation of Economic Order Quantity (EOQ).
EOQ calculations in determining optimal amount on efficiency can provide supplies of antibiotic drug 149.818.987 rupiahs. Determining of minimum stockhas not set a minimum value still based on assumption. Minimum stock of antibitoic drugs got varied between 4-353 unit when ordering. The frequency of antibiotic order got varies between 69-249 times a year. Demand forecasts have not been supported inventory control of antibiotic drug because of applying forecasting as a consideration in determining the amount of ordering antibiotic drugs. Puri Cinere Hospital has some policy , such as Standard Operating Procedure : purchasing planning procedure, receiving drug from suppliers, drug distribution, inventory flow, and standard of drugs and medical devices based on guideline from Ministry of Health.
The author recommends to pharmaceutical installations to have attention to purchasing planning as a early inventory control of antibiotic drugs. Installation of Pharmachy have to control antibiotic drugs inventory with pareto. It would be making control the variety of item easier, use of the calculation of EOQ which ordering and storage cost considered to determining the order size, use of ROP calculations to determine the minimum stock, and the use of demand forecast as information of planning of purchasing or ordering.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hanry Susatia
"ABSTRAK
Pertumbuhan kebutuhan kesehatan di Indonesia meningkat seiring dengan
pertumbuhan ekonomi yang cukup baik setelah pasca resesi ekonomi tahun 1997. Untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang maksimal, maka para penyedia layanan
kesehatan seperti rumah sakit berlomba-lomba untuk memenuhi kebutuhan tersebut
secara maksimal. Oleh karena itu terjadilah persaingan yang cukup ketat dalam
memenuhi kebutuhan pelanggan rumah sakit. Salah satu bagian dari rumah sakit yang
cukup berperan penting adalah pelayanan instalasi farmasi, karena instalasi farmasi
merupakan salah satu revenue center yang signifikan untuk menentukan profitabilitas dari
rumah sakit
Rumah Sakit lbu dan Anak Hermina Daan Mogot merupakan bagian dari Rumah
Sakit Ibu dan Anak Hermina Grup yang bergerak secara khusus dalam membedkan
pelayanan kesehatan untuk ibu dan anak. RSIA Hermina menyadari akan pentingnya
instalasi farmasi. Oleh karena itu, pihak manajemen Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina
Daan Mogot menyetujui peneliti untuk melakukan penelitian mengenai tingkat kepuasan
dari pasien instalasi farmasi RSIA Hermina Daan Mogot akan pelayanan yang telah
diberikan oleh rumah sakit.
Penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian kuantitatif. deskriptif dengan
pendekatan studi cross sectional . Alat ukur yang digunakan dalam proses penelitian ini
adalah kuesioner dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Analisa basil akan
dilakukan dengan menggunakan analisis univariat, bivariat dan diagram kartesius.
Hasil penelitian menunjukan terdapatnya ketidakpuasan dalam penilaian pasien
instalasi farmasi pada pelayanan yang telah diberikan yaitu 72% responden menyatakan
tidak puas sedangkan hanya 28% responden menyatakan puas. Hal ini sesuai dengan
basil dari pengamatan awal dari peneliti dimana ketidakpuasan pada pelayanan pasien
instalasi farmasi dikarenakan lamanya waktu tunggu pada resep racikan pada jam sibuk,
tidak jelasnya sistem antrian yang ada, mahalnya harga obat, dan kurang nyamannya
situasi di ruang tunggu. Dari sisi lima dimensi mutu pelayanan (tangible, reliable,
responsiveness, assurance dan emphaty) ketidak puasan mendominasi semua lini dimensi
. mutu pelayanan, sedangkan kepuasan tertinggi hanya terdapat pada dimensi
responsiveness dimana 43% responden menyatakan puas. Dari sisi kemaknaan terdapat
hubungan antar umur responden dengan kepuasan pelayanan di instalasi farmasi pada
dimensi tangibledan dimensi emphaty.
Beberapa hal yang perlu disarankan seperti meningkatkan fasilitas yang ada,
memberikan training yang diteruskan dengan individual performance apparaisal,
simplifikasi prosedur yang ada, meningkatkan koordinasi internal yang baik dan
diteruskan dengan mengkomunikasikan kepada pasien agar gap antara standar yang
diterapkan oleh manajemen dengan harapan dari diminimalisasikan agar dalam
menyampaikan pelayanan tidak terjadinya ketidakpuasan.
"
2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Etik Wuryanti
"Reformasi cara pembayaran dari fee for service ke arah prospective payment di era JKN menjadi fokus perhatian di rumah sakit, khususnya untuk pengendalian biaya. Instalasi Farmasi Rumah Sakit sebagai bagian utama dari layanan kesehatan dijadikan sebagai revenue center sekaligus cost center, untuk itu perlu dikelola dengan baik agar rumah sakit mampu bertahan dan berkembang di era JKN. Dengan demikian pengendalian persediaan obat yang efektif dan efisien menjadi sesuatu hal yang prioritas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui fungsi pengendalian persediaan obat dengan metode analisa ABC Pemakaian, ABC Investasi dan ABC Indeks Kritis. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi perencanaan dan pengendalian persediaan obat di Instalasi Farmasi RS XYZ belum berjalan dengan optimal dikarenakan belum adanya metode yang cukup tepat dan berbasis bukti. Perencanaan pengadaan obat dilakukan untuk mengakomodir kebutuhan 3-4 hari kedepan dengan melihat tren pemakaian 14 hari terakhir. Analisa ABC yang dilakukan pada penggunaan obat di Instalasi Farmasi RS XYZ menunjukkan bahwa terdapat 2108 jenis obat yang digunakan, dimana hasil pada analisa ABC pemakaian, 84% atau sejumlah 1769 item obat masuk ke dalam kelompok C yang merupakan item slow moving. Hasil analisa ABC investasi kelompok A memiliki jumlah investasi paling besar dengan nominal Rp. 27.563.544.473,-. Hasil analisa ABC indeks kritis terhadap obat yang dijadikan sampel pada penelitian didapatkan ada 163 item obat yang masuk kelompok A ABC Indeks Kritis. Selanjutnya dilakukan penghitungan EOQ, SS dan ROP terhadap kelompok A ABC Indeks Kritis sebagai metode pengendalian persediaan obat sehingga diketahui berapa jumlah ekonomis yang akan dipesan, berapa stok aman selama masa tunggu dan pada jumlah berapa obat harus dipesan kembali.

The reformation of payment method from fee for service to prospective payment in the JKN era has recently become a primary concern in hospital management, especially for cost control. Hospital pharmacies serves as a revenue center as well as a cost center that needs to be managed properly to ensure hospitals can survive and thrive in the JKN era. Thus, effective and efficient drug management is increasingly important. The aim of this study is to determine the function of drug inventory control with the ABC usage, ABC investment and ABC critical index analysis method. This study utilizes a cross sectional study with qualitative and quantitative approaches. The results of this study show the planning and control functions at XYZ Hospital Pharmacy were not performing well due to lack of appropriate and evidence based method incorporated. The current drug planning is procurement to accommodate the needs of the following three to four days based on the previous 14 days usage trend. The ABC analysis indicated a drug count of 2108 drugs, with 84% in group C, the slow moving items of ABC usage analysis, consisting of 1769 drugs. ABC investment analysis shows that group A has the largest amount of investment (70%) at Rp. 27,563,544,473, whereas the ABC critical index analysis shows that there are 163 drug items included in the group A. Calculations of EOQ, SS and ROP were implemented to group A of the ABC Critical Index as a suggested method of controlling drug inventory, to indicate the most economical volume of drug order, volume of safe stocks necessary during the waiting period and the volume of drugs to be re-ordered."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52738
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulastri
"Untuk mencegah terjadinya kekosongan obat (stock out) di gudang farmasi dan jumlah persediaan obat berkurang terus menerus maka perlu menentukan batas minimal pemesanan (ROP) dan jumlah stock pengaman (buffer stock) selama masa tenggang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Cara pengambilan data adalah wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen dengan jumlah sampel 332 item.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengklasifikasian obat antibiotik berdasarkan pemakaian yaitu fast moving sebanyak 41 item (12,35%), moderate sebanyak 65 item (19,58% ) dan slow moving sebanyak 226 (68,07%) dari total 332 item obat antibiotik.
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan jumlah buffer stock dan Reorder Point (ROP) untuk kelompok fast moving, moderate dan slow moving obat antibiotik di RS Haji bervariasi dan menunjukkan angka dibawah standar ideal.
Untuk itu diharapkan jumlah buffer stock dan ROP di unit gudang RS Haji dapat ditingkatkan lagi untuk mencegah terjadinya kekosongan obat (stock out) sehingga pelayanan dapat terpenuhi tepat waktu dan sesuai kebutuhan.

To prevent a stock out fast decresing in drug stock in pharmaceutical Unit RS Haji Jakarta, it needs to determine ROP and buffer stock the lead time.
This research uses qualitative and quantitative, Information was obstained from indep interview, observasion and dokumen review with a total sample of 332 antibiotics item.
The results showed that the classification based on the use of antibiotic drugs fast moving (40 items), moderate (66 items) and slow moving (226 items) from the total 332 antibiotic items.
Base on the calculation, the amount of buffer stock and ROP for fast, moderate and slow moving antibiotics are still under the ideal standard.
Therefore, it needs to increase the number of buffer stock ang ROP in the pharmaceutical Unit RS Haji Jakarta in order to give a good pharmaceutical service to the patient.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maisa Rasyida Pancaputri
"Rumah Sakit memiliki fungsi utama dalam menyelenggarakan kesehatan yang peripurna melalui usaha promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Pelayanan farmasi merupakan kegiatan yang tak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada pelayanan pasien dan penyediaan obat yang bermutu. Penelitian ini membahas mengenai perencanaan dan pengendalian persediaan dengan menggunakan analisis ABC, Economic Order Quantity (EOQ), Reorder Point (ROP), dan Min-Max Analysis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengendalian obat pada tahap perencanaan di Instalasi Farmasi RSIA SamMarie Basra belum belum optimal. Penghitungan perencanaan obat masih manual menggunakan metode konsumsi. Analisis ABC menunjukkan bahwa dari 764 jenis obat di Instalasi Farmasi RSIA SamMarie Basra, 96,15% jenis obat kelompok A menghabiskan 69,85% biaya obat. Obat kelompok B yakni 12,30% jenis obat menghabiskan 20,09% biaya obat, dan obat kelompok C dengan 81,54% jenis obat menghabiskan 10,05% biaya obat. Hasil analisis EOQ, RO), Min-Max Analysis untuk obat kelompok "A" menunjukkan hasil yang bervariasi mulai dari 1-37 unit obat, 1-241 unit obat, 1-372 unit obat, dan 1-532 unit obat. Hasil penghitungan analisis ABC, EOQ, ROP, dan Max-Min Analysis dalam penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan perencanaan dan pengendalian persediaan obat di Instalasi Farmasi RSIA SamMarie Basra.

Hospital has main function to held plenary health through promotion, prevention, curative, and rehabilitative. Pharmacy service is inseparable part from health service system oriented to the patient service and quality drug supply. This research examine about supply control using ABC analysis, Economic Order Quantity (EOQ), Reorder Point (ROP), and Min-Max Analysis.
Result from this research shows that drugs control at the planning stage in SamMarie Basra Mother and Child Hospital Pharmacy Installation still not optimal. Drugs planning calculation has been done manually using consumption method. ABC analysis shows that from 764 types of drugs in SamMarie Basra Mother and Child Hospital Pharmacy Installation, 96.15% type A of drugs spend 69.85% drugs cost. Drugs type B, that is 12.30% spend 20.09% drugs cost, and drugs type C with 81.54% types of drugs spend 10.05% drugs cost. Economic Order Quantity (EOQ), Reorder Point (ROP), Min-Max Analysis result group ?A? shows vary results start from 1-37 drugs unit, 1-241 drugs unit, 1-372 drugs unit, and 1-532 drugs unit. Calculation result from ABC analysis, Economic Order Quantity (EOQ), Reorder Point (ROP), dan Max-Min Analysis are expected can be used as consideration in conducting drugs supply supervision and control in SamMarie Basra Mother and Child Hospital Pharmacy Installation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadiati Nurul Dzulkaidah
"Skripsi ini membahas sistem persediaan suku cadang pada PT Astra Internasional Tbk - Isuzu cabang Daan Mogot, Jakarta Barat dengan menggunakan simulasi event diskrit. Tujuan dari penelitian ini ialah melihat bagaimana sistem persediaan di gerai Isuzu Daan Mogot serta mencari konfigurasi sistem persediaan lain yang dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan persediaan dengan dua parameter utama yakni total biaya persediaan dan tingkat pelayanan konsumen. Dengan tiga skenario usulan yakni sistem persediaan (S,s) serta (S, t) dengan t=7 hari dan t=3 hari, maka ditemukan bahwa sistem persediaan (S,t) dengan t=7 hari memberikan total biaya persediaan yang paling rendah dengan tingkat pelayanan yang tinggi.

This study investigates the spare parts inventory system in PT Astra Internasional Tbk - Isuzu Daan Mogot, West Jakarta, using discrete event simulation. The purpose of this study is to analyze which inventory system configuration gives higher efficiency in total inventory cost and service level parameters, and determine which inventory system should be used. Among three alternative scenarios, (S,s), (S,t) with t=7 days, and (S,t) with t=3 days, the study shows that higher customers service level and more efficient inventory cost can be achieced by using (S,t) with 7 days replenishment cycle."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S55635
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matilda Sophia Christina
"Waktu tunggu yang dibutuhkan dalam roses pemulangan pasien (discharge planning) pasien rawat inap dengan jaminan asuransi pribadi atau perusahaan di RS Hermina Daan Mogot belum memenuhi standar yang ditetapkan Kepmenkes No. 129 Tahun 2008 yaitu tidak lebih dari 2 jam. Metode yang diterapkan pada penelitian ini yaitu metode kualitatif dan kuantitatif dengan melakukan observasi, wawancara mendalam, telaah dokumen, serta perhitungan waktu tunggu 13 pasien asuransi dan jaminan perusahaan dalam menyelesaikan proses pemulangan pasien.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu rata-rata lamanya proses pemualangan pasien asuransi dan jaminan perusahaan adalah 287,3 menit dengan aktivitas yang termasuk VA yaitu 31,3 menit (10,9%) dan aktivitas yang termasuk NVA yaitu menit 256,2 menit (89,3%). Proses paling lama yang dilalui pasien dengan aktivitas waste jenis waiting yaitu keluarga pasien menuggu diberi arahan untuk mengurus administrasi pulang di kamar rawat inap.
Usulan perbaikan yang diberikan untuk mengatasi permasalah tersebut yaitu melakukan standardize work, petugas administrasi melakukan keliling ke unit perawatan, menerapkan sistem UDD, mengajukan permohonan kepada pihak penunjang umum rumah sakit untuk menambahkan fasilitas, adanya list dari setiap asuransi dan perusahaan mengenai terapi apa yang dijamin, meningkatkan penggunaan SIMRS, menerapkan sistem Electronic Health RecordĀ (EHR), dan melakukan analisis kebutuhan SDM farmasi klinis.

The waiting time needed in the process of discharge planning for inpatients with personal insurance or company guarantees at Hermina Daan Mogot Hospital has not met the standards set by Kepmenkes No. 129 of 2008 which is no more than 2 hours. The method applied in this study is qualitative and quantitative methods by conducting observations, in-depth interviews, document review, and calculation of waiting times for 13 patients of insurance and company guarantees in completing the return process of patients.
The results obtained from this study are that the average length of the patient's insurance and insurance company process is 287.3 minutes with activities including VA, which is 31.3 minutes (10.9%) and activities including NVA, namely 256.2 minutes (89.3%). The longest process that the patient goes through with waiting type waste activity is that the patients family is given directions to take care of the administration going home in the inpatient room.
Proposed improvements are given to overcome this problem, namely to do standardize work, administrative officers traveling around to the care unit, implementing the UDD system, submitting requests to the general hospital support to add facilities, the list of insurance companies and companies on what therapy is guaranteed, increasing use of SIMRS, implementing Electronic Health Record (EHR) systems, and analyzing clinical pharmacy HR requirements.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>