Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159842 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hana Annisa Firdaus
"Indikator Standar Pelayanan Minimal waktu tunggu pelayanan obat pada di depo farmasi rawat jalan RSUD Koja belum mencapai standar. Selisih terbesar antara pencapaian dengan standar terjadi pada pelayanan obat jadi pasien BPJS. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis waktu tunggu pelayanan obat jadi di depo farmasi rawat jalan dengan pendekatan Lean Six Sigma. Jenis penelitian ini adalah operational research dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menyatakan rata-rata waktu tunggu adalah 1 jam 21 menit 48 detik dengan kegiatan value-added sebesar 7,40% dan non- value-added sebesar 92,60%. Kategori waste terbesar ada pada kategori waiting, dan disusul oleh kategori lainnya yaitu motion, defects, overprocessing, human potential, dan inventory. Proses yang menjadi bottleneck adalah proses persiapan obat. Akar penyebab utama pada bottleneck yang dianalisis dengan fishbone adalah kategori man.
Usulan perbaikan terdiri dari realisasi perhitungan beban kerja, 5S, standarisasi pekerjaan, visual management, kaizen, perbaikan sistem, counter nomor antrian obat, perluasan ruangan, serta poli cepat dan perubahan layout. Dari usulan perbaikan, didapatkan hasil future state map yang menunjukkan waktu tunggu mengalami penurunan menjadi 49 menit 8 detik dengan value-added sebesar 12,38% dan non-value-added sebesar 87,62%.

The waiting time for medicine services in outpatient pharmacy RSUD Koja has not reached the standard. The biggest difference between achievement and standard occurs in the service of noncompounding medicine for BPJS patients. This study was conducted to analyze the waiting time of outpatient medicine services using Lean Six Sigma approach. This research is operational research with qualitative and quantitative approaches.
The results of this research that the average of waiting time is 1 hour 21 minutes 48 seconds with 7.40% of value-added and 92.49% of non-value-added. The biggest waste category is waiting, followed by other categories, such as motion, defects, overprocessing, human potential, and inventory. The bottleneck of medicine service is the process of medicine preparation with the root cause of problem using fishbone diagram is man category.
The suggestion for process improvements consist of realization of workload calculations, 5S, standardization of work, visual management, kaizen, software repairs, machine for queue number, room expansion, poli cepat and layout changes. Based on that suggestions, future state map results show that waiting time decreased to 49 minutes 8 seconds with 12.38% of value-added and 87.62% of non-value- added.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Putri Utama
"Pelayanan kefarmasian adalah pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi yang bertujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien yang dilaksanakan oleh Instalasi Farmasi. Salah satu standar mutu di Instalasi Farmasi berdasarkan SPM adalah waktu tunggu pelayanan obat. Standar waktu tunggu pelayanan obat yang ditetapkan oleh RS Hermina Bogor adalah obat jadi ≤10 menit dan obat racik ≤20 menit. Dalam pelaksanaannya, standar tersebut masih belum tercapai. Lean Six Sigma merupakan salah satu metode untuk memperbaiki suatu proses dalam berbagai industri salah satunya rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa waktu tunggu pelayanan obat dengan menggunakan metode Lean Six Sigma di Instalasi Farmasi rawat jalan RS Hermina Bogor. Penelitian ini menggunakan kerangka kerja DMAIC. Analisis dilakukan dengan sampel 30 resep obat jadi dan 30 resep obat racik. Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan observasi waktu tunggu pelayanan resep obat dan secara kualitatif dengan wawancara dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata waktu tunggu pelayanan resep obat jadi 21 menit dengan 37,4% kegiatan value added dan 62,6% kegiatan non value added, serta waktu tunggu pelayanan resep obat racik 48 menit dengan 36,2% kegiatan value added dan 63,8% kegiatan non value added. Dilakukan analisis akar penyebab masalah dan usulan perbaikan. Usulan perbaikan yang diberikn antara lain, perhitungan kebutuhan tenaga di tiap shift, menghitung beban kerja, merevisi kembali minimal stok apotek, dan menerapkan 5S pada area kerja.

Pharmacy services are direct and responsible services to patients related to pharmaceutical preparations which aim to improve the quality of life of patients carried out by Pharmacy Installation. One of the quality standards in Pharmacy Installation based on SPM is the waiting time for medicine services. The standard waiting time for drug services set by the Hermina Bogor Hospital for the non coction prescription is ≤10 minutes and for the concoction prescription is ≤20 minutes. In its implementation, these standards have not yet been reached. Lean Six Sigma is one method to improve a process in various industries, one of them is a hospital. This study aims to analyze the waiting time for prescription using the Lean Six Sigma method in the Pharmacy Installation Hospital Hermina Bogor. This study uses the DMAIC framework. The analysis was carried out with the non concotion and the concoction prescription each 30 sample. The study was conducted quantitatively by observing the waiting time for prescription and qualitatively by interviewing and reviewing documents. The results showed that the average waiting time for the non concoction is 21 minutes with 37.4% of value added and 62.6% activities for non value added activities, as well as waiting time for the concoction is 48 minutes with 36.2% value added and 63.8% of non value added activities. Analyze the root cause of the problem and the proposed improvements. Proposed improvements include the calculation of labor requirements in each shift, calculating workloads, revising a minimum of the pharmacy stock, and implementing 5S in the work area."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aswin Junivia Aisyah
"Pelayanan resep obat merupakan serangkaian aktivitas mulai dari penerimaan penerimaan resep, pengkajian resep, pemberian harga obat, penyiapan obat, pengemasan, dan pemberian etiket, pemeriksaan kembali, penyerahan obat kepada pasien. Waktu tunggu pelayanan resep obat jadi belum dapat memenuhi standar yang ditetapkan oleh Rumah Sakit (≤10 menit) dan standar yang ditetapkan Pemerintah dalam Kepmenkes RI Nomor 129 Tahun 2008 (≤30 menit). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memberikan rekomendasi perbaikan pada waktu tunggu proses pelayanan resep obat jadi menggunakan pendekatan Lean Six Sigma meliputi tahap Define, Measure, Analyze, dan Improve. Desain penelitian berupa kualitatif dan kuantitatif dengan jenis penelitian operational research. Hasil pengmatan pada waktu tunggu pelayanan obat jadi digambarkan dengan Value Stream Mapping (VSM) yang memperlihatkan rata-rata waktu keseluruhan proses pelayanan resep obat jadi selama 35,94 menit dengan kegiatan bernilai tambah (value-added activi) 11,2 menit (31,26%), kegiatan tidak memberi nilai tambahan (non-value-added activities) 24,74 menit (68,83%). Pemborosan (waste) paling banyak terjadi adalah menunggu (waiting) dari seluruh pemborosan (waste) yang ditemukan. Berdasarkan hasil analisis pada setiap aktivitas pemborosan (waste) dalam proses pelayanan resep obat jadi maka dihasilkan usulan perbaikan berupa visual management, 5S, membuat jadwal pemeliharaan peralatan, melakukan pengadaan peralatan penunjang, menambah fitur dalam sistem e-press, membuat gudang khusus, menghitung beban kerja petugas, dan mengadakan layar tampilan status resep, dan melakukan perbaikan berkelanjutan. Dihasilkan Future VSM dengan leadtime proses pelayanan resep obat jadi menjadi 20,42 menit.

Prescription drug service is a series of activities from receipt prescription, review of prescription, administration of drug prices, preparation, packaging, checking, and delivery of drugs to patients. The waiting time for prescription drug services has not been able to meet the standards set by the Hospital (≤10 minutes) and the standards set by the Government in Kepmenkes RI Nomor 129 Tahun 2008 (≤30 minutes). The aim of this research is to provide recommendations for improvements of the prescription service waiting time using Lean Six Sigma approach which consists of Define, Measure, Analyze and Improve phase. The research design is qualitative and quantitative with the type of operational research. The results of this research were described with the the value stream mapping that shows the average time for entire process is 35.94 minutes, with value-added activities 11.2 minutes (31.26%) and non-value-added activities 24.74 minutes (68.83%). The most waste occur is waiting. Based on that analysis, the researcher provide recommendations for improvement that is visual management, 5S, schedule maintenance of equipment, procuring supporting equipment, adding features in the e-presscription system, create a warehouse, calculate the workload of pharmacy staff, and implement continuous improvement. Resulting in future VSM with leadtime of the process of prescribing service time is 20.42 minutes."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Kurnia Oktaviani
"Instalasi Farmasi adalah salah satu unit di rumah sakit yang memberikan layanan produk dan jasa dalam bentuk pelayanan resep. Mutu pelayanan resep farmasi yang baik dikaitkan dengan kecepatan dalam memberikan pelayanan.
Pada pengamatan pelayanan resep pasien rawat jalan JKN yang dilakukan selama 12 belas hari di Instalasi Farmasi di RSUD Pasar Rebo pada 211 sampel resep, ditemukan bahwa waktu tunggu pasien untuk memperoleh obat racikan 4 jam 14 menit dan non racikan 3 jam 29 menit. Dan hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata proses waktu pengerjaan obat non racik per resepnya yaitu 5 menit 13 detik dan obat racikan 15 menit 21 detik.
Penelitian ini menganalisis faktor yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan resep obat pasien rawat jalan JKN di Instalasi Farmasi RSUD Pasar Rebo Berdasarkan hasil penelitian ini, keterlambatan pelayanan disebabkan kurangnya jumlah petugas, beban kerja yang tidak sesuai dengan jumlah sumber daya manusia yang ada dan belum memiliki standar waktu pelayanan, serta tata letak ruangan. Diharapkan meningkatkan komitmen dalam bekerja dengan tidak menunda atau menumpuk pekerjaan dengan memiliki standar waktu pelayanan bagi petugas farmasi dalam bekerja.

Pharmacy is one of the units in hospitals that provide services of products and services in the form of prescription services. Quality of service good pharmacy prescriptions associated with speed in providing services.
In observation of outpatient prescription services JKN conducted over 12 twelve days in Pharmacy at Pasar Rebo Hospital on 211 samples of prescription, it was found that the waiting time of patients to obtain the drug concoction of 4 hours 14 minutes and non concoction 3 hours 29 minutes. And the result showed that the average processing time process non concotion per prescription medicine that is 5 minutes 13 seconds and drug concoction of 15 minutes 21 seconds.
This study analyzes the factors that influence the waiting time of service prescription outpatient JKN in Pharmacy Pasar Rebo Hospital Based on these results, delays in service due to insufficient numbers of personnel, work load that does not correspond to the amount of human resources there and not have a standard time services, as well as the layout of the room. The expected increase in the commitment to work with no delay or accumulate work with service time standards for pharmaceutical officers at work.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriah
"Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi waktu pelayananinstalasi farmasi rawat jalan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan rumahsakit. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian gabungan mixed method dengan melakukan wawancara mendalam serta observasi waktutunggu pelayanan obat yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisisunivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu tunggu pelayanan obatracik dan paten di rumah sakit ini melebih standar waktu yang ditetapkan,ditemukan beberapa penghambat seperti ketersediaan sumber daya manusia, saranaprasarana dan fasilitas kerja yang merupakan hambatan terbesar dalam pelayananini.
Disarankan kepada rumah sakit untuk dapat redisain layout farmasi,menghitung ulang pola ketenagaan serta pengaturan tugas sesuai dengankompetensinya.

This study aims to improve the efficiency of service time of outpatientpharmacy installation in order to improve the quality of hospital services. Theresearch method used is the method of combined research mixed method byconducting in depth interviews and observation of drug service waiting time whichthen analyzed by using univariate analysis.
The result of the research shows that the waiting time for the service of racikand patent medication in this hospital exceeds the standard time set, found someobstacles such as availability of human resources, infrastructure and work facilitieswhich is the biggest obstacle in this service.
It is advisable to the hospital to be ableto redesign the pharmacy layout, recalculate the pattern of the workforce as well asthe arrangement of tasks in accordance with its competence.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Palupi Muchtar
"Tujuan penelitian menganalisis perbedaan waktu tunggu pelayanan kefarmasian (yanfar) di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Jaminan dan Tunai RSUP Persahabatan Jakarta Tahun 2015. Desain penelitian mix method. Besar sampel 150 pasien (@75 pasien di Jaminan dan Tunai).
Hasil penelitian:
1. Waktu tunggu yanfar di Jaminan tidak sesuai SPM, sedangkan di Tunai sudah sesuai.
2. Ada hubungan jenis resep dengan waktu tunggu yanfar di Jaminan dan Tunai.
3. Ada hubungan jumlah item resep dengan waktu tunggu yanfar di Jaminan.
4. Ada perbedaan signifikan antara waktu tunggu yanfar di Jaminan dengan Tunai.
5. Perbedaan waktu tunggu yanfar di Jaminan dan Tunai dipengaruhi oleh SOP, SDM Kefarmasian (jumlah tenaga, beban kerja, lama kerja, dan keterampilan) dan SIM RS.

This research aims to analyse waiting time comparasion of pharmacy service at RSUP Persahabatan Jakarta Pharmacy Installation of Guaranteed Outpatient and Cash Outpatient in 2015. This research applies mixed methods design. There are 150 patients as samples for this research (75 patients in Guaranteed and Cash).
The results of the research:
1. Waiting time at pharmacy service at Cash Outpatient Pharmacy Installation is in line with SPM for Pharmacy, and it isn?t in Guaranteed Outpatient Pharmacy Installation.
2. There is correlation between types of prescription with waiting time at pharmacy service in Cash and Guaranteed Outpatient Pharmacy Installation.
3. There is correlation between amount of items in the prescriptions with waiting time at pharmacy service in Guaranteed Outpatient Pharmacy Installation.
4. There is a significant difference between waiting time at the two places.
5. Differences of waiting time in Cash and Guaranteed Outpatient influenced by SOP in Pharmacy Service, Number of Staff, Work Load, Working Hours, Skills, and Hospital Management of Information System.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T42940
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mellisa Efiyanti
"Farmasi Rawat Jalan adalah bagian dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang melayani resep pasien Poliklinik. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit untuk pelayanan farmasi antara lain waktu tunggu pelayanan obat jadi < 30 menit dan waktu tunggu pelayanan obat racik < 60 menit. Pada tahun 2017, waktu tunggu pelayanan obat jadi RSUD Kota Depok dalah 43,64 menit dan waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah 66,77 menit. Berdasarkan kotak saran dari 200 keluhan pelayanan rumah sakit ditemukan 40 keluhan pelayanan farmasi rawat jalan yang kurang memuaskan.
Penelitian ini adalah kualitatif, menggunakan konsep lean adalah mengurangi waktu tunggu pelayanan farmasi rawat jalan dengan memperbaiki aliran kerja, meminimalisasi kegiatan non-value-added dan mengeliminasi waste. Future state map memperlihatkan bahwa waktu tunggu obat jadi turun menjadi 15,67 menit dan waktu tunggu obat racik menjadi 51,15 menit. Persentase kegiatan non-value added pelayanan obat jadi turun 12,1 % dan kegiatan non- value added obat racik turun 4,04 %.
Penerapan lean mengurangi waktu tunggu pelayanan obat jadi dan waktu tunggu pelayanan obat racik, menurunkan persentase kegiatan non-value added dan meningkatkan kegiatan value added di Farmasi Rawat Jalan RSUD Kota Depok. Perbaikan yang dilakukan adalah redesain alur pelayanan resep dengan input administrasi obat dilakukan di akhir proses pengerjaan resep, penambahan visual management dan penerapan 5S yang baik.

Outpatient Pharmacy is part of Hospital Pharmacy Installation which serves patient prescription of Polyclinic. Minimum Hospital Service Standards for pharmaceutical services include lead time of drug service <30 minutes and lead time of drug treatment <60 minutes. In the year 2017, lead time of finished drug was 43.64 minutes and lead time of concoction drug service was 66.77 minutes. Based on the suggestion box of 200 hospital service complaints found 40 complaints of outpatient pharmacy service is less satisfactory.
This research is qualitative, using lean concept is to reduce lead time of outpatient pharmacy service by improving work flow, minimizing non-value-added activities and eliminating waste. Future state map shows that the waiting time of the drug so decreased to 15.67 minutes and the time of rconcoction drug to 51.15 minutes. The percentage of non-value added activities of finished drugs service decreased by 12.1% and non-value added activities of concoction drugs decreased 4.04%.
The application of lean reduces the lead time of finished drug service and the lead time of concoction drug service, decreases the percentage of non-value added activity and increases the value added activity in Outpatient Pharmacy. Improvements made by redesigning prescription service flow that the administration of drug is done at the end of the process of prescription, the addition of visual management and good application of 5S.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50104
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisaa Perica Rasyid
"Waktu tunggu yang lama pada pelayanan resep obat akan mengurangi kepuasan pelanggan dan menyebabkan pelayanan tidak efisien. Lean merupakan salah satu metodologi yang dapat digunakan untuk menangani ketidakefisienan dalam pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan metode lean dalam mengurangi waktu tunggu pelayanan resep obat pada instalasi farmasi rawat jalan RSUD Pasar Minggu tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif analitik observasional untuk melihat alur pelayanan resep obat dan mengidentifikasi pemborosan pelayanan resep obat. Dan didukung oleh penelitian kuantitatif analisis deskriptif untuk memperoleh data perhitungan waktu setiap tahapan proses pelayanan resepobat.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui rata-rata waktu tunggu pelayanan resep obat non racikan selama 89.6 menit (88.17% kegiatan menunggu) dan 124.70 menit (82.10% kegiatan menunggu) pada pelayanan resep obat racikan. Hasil penelitian mengidentifikasi bahwa terdapat 8 jenis pemborosan DOWNTIME pada pelayanan resep obat. Usulan perbaikan dengan metode lean diharapkan dapat menurunkan waktu tunggu menjadi 66.67% pada pelayanan resep obat non racikandan 56.67% pada pelayanan resep obat racikan.

Long waiting times on prescription services will reduce patient satisfaction and lead to inefficient services. Lean is one of the methodologies that can be used to deal with inefficiencies in health services. This study aims to analyze the application of lean method in reducing waiting time of outpatient prescription services at Pasar Minggu public hospital in 2017. This study used qualitative research methods (observational analytics) to examinethe flow and identify waste of prescription drug services. And also supported by quantitative research (descriptive analysis) to get the exact calculation of every step of prescription drug services.
Based on the result of the research, it is known that the average waiting time of medicine prescription services is 89.6 minutes (88.17% waiting activity) and 124.70 minutes (82.10% waiting activity) of personalized medicine prescription services. The study identified that there were 8 types of waste DOWNTIME in prescriptionservices. The future improvement by lean method is expected to reduce waiting timeto 66.67% on medicine prescription services and 56.67% on personalized medicineprescription services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48361
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Muliana
"ABSTRAK
Di Rumah Sakit Awal Bros Batam selama bulan Oktober 2015 sampai bulan
September 2016 ditemukan ada kejadian penundaan resep pasien yang berdampak
pada kualitas pelayanan rumah sakit dan terjadi back order yang berdampak pada
keuangan rumah sakit. Penulis ingin meneliti permasalahan yang terjadi untuk
melakukan perbaikan dalam hal pengendalian persediaan farmasi di rumah Sakit
Awal Bros Batam untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas pelayanan dan
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
Peneltian ini merupakan penelitian riset operasional untuk menyusun model
pengendalian persediaan farmasi. Model pertama, dalam penelitian ini akan
dilakukan analisis ABC pemakaian, analisi ABC investasi, dan ABC Indeks kritis,
untuk mengetahui persediaan farmasi yang menjadi kelompok A, B dan C.
Selanjutnya akan dihitung EOQ dan ROP, serta efisiensi TIC. Dilakukan
wawancara mendalam dengan informan. Model kedua, metode Periodic Review
System, Order up to level, didalam penelitian ini juga melakukan analisis 10
persediaan tertinggi berdasarkan ABC Investasi dan ABC pemakaian melalui
penilaian average inventory, ITOR dan PNP pada rumah sakit Awal Bros Batam
selama periode 12 bulan. Pada metode kedua ini diharapkan dapat menghindari
terjadinya kelebihan stok farmasi dengan investasi tinggi yang dapat
mempengaruhi cash flow rumah sakit.
Pengendalian persediaan farmasi di Rumah Sakit Awal Bros Batam masih
belum dilakukan dengan optimal, meskipun setiap bulan telah dilakukan analisa
ABC Investasi dan menerapkan metode maksimal dan minimal stok yang
sederhana. Penelitian ini, menghasilkan rekomendasi kebijakan untuk Rumah Sakit
Awal Bros Batam untuk dapat membantu pihak managemen dalam melakukan
perbaikan pengendalian persediaan farmasi dan mengatasi permasalahan stock out
di farmasi.

ABSTRACT
Prescription delays at Pharmacy Department services Awal Bros Batam
Hospital during the month of October 2015 until September 2016 influences the
impact on the quality of hospital services and going on back order ending with
financial problems to Awal Bros Batam hospitals. The author wants to identify
problems that occur for improving efficiency and effectiveness of services
pharmacy inventory control at Awal Bros Batam Hospital and overall improving
the quality of hospital services.
This study is an operational research study to develop a pharmaceutical
inventory control models. The first model, in this study will be made use of ABC
analysis, investment analysis ABC, and ABC critical index, to determine
pharmaceutical supplies into groups A, B and C. Furthermore, will be calculated
EOQ and ROP, as well as the efficiency of TIC. Conducted in-depth interviews
with informants. The second model, the method Periodic Review System, Order up
to the level, in this study also conducted an analysis 10 largest inventory investment
by ABC and ABC average user through the assessment of inventory, ITOR and
PNP on Awal Bros Batam hospital over a period of 12 months. In the second
method is expected to avoid overstocking pharmaceuticals with high investments
that may affect the cash flow of the hospital.
Pharmacy inventory control at Awal Bros Batam Hospital has not
performed optimally, although every month have made the ABC analysis
Investments and apply maximum and minimum stock method is simple. This
research, produce policy recommendations for the Awal Bros Batam Hospital to
help the management to improve ppharmacy inventory control and solve the
problems in the pharmaceutical stock out."
2017
T47754
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosinta Magdalena
"Tahun 2017 rata-rata waktu tunggu penyelesaian administrasi pasien pulang rawat inap di RS Eka Pekanbaru 246 menit (> 2 jam), yang meyebabkan ketidakpuasan pasien sehingga perlu dilakukan analisa terkait penyebab lamanya waktu tunggu tersebut dengan pendekatan Lean-Six Sigma untuk dapat melihat pemborosan yang terjadi. Penelitian ini adalah operational research, dengan desain penelitian kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian memperlihatkan proses diawali dengan instruksi dokter bahwa pasien boleh pulang sampai pasien menerima bukti pembayaran administrasi.
Hasil penelitian digambarkan dengan value stream mapping yang memperlihatkan lead time proses pengurusan administrasi pasien pulang selama 356,42 menit dengan value added 70,49 menit (22,58%), dan aktivitas yang tergolong non value added sebesar 285,93 menit (77,42%). Proses paling lama terjadi di keperawatan karena menunggu obat pasien, dan kasir (administrasi rawat inap) karena menunggu finalize dari farmasi dan jawaban asuransi / perusahaan penanggung biaya pasien. Waste paling besar yaitu waiting sebesar 193,33 menit (69,44%) dari total seluruh waste yang ada. Berdasarkan analisis fishbone diagram diketahui bahwa akar penyebab masalah paling banyak berasal dari kategori man. Usulan perbaikan berupa pembuatan standarisasi kerja, rapat koordinasi, meningkatkan pengawasan, dan menerapkan heijunka.

In 2017 the average waiting time for the process of Discharged Patients Administration at Eka Pekanbaru Hospital is 246 minutes (> 2 hours), it causes patient complaint so it is necessary to analyze the causes of the long waiting time with the Lean-Six Sigma approach to be able to see the waste that occurs. This is operational research that uses quantitative and qualitative design. The result of this research showed that the Discharged Patients Administration in hospital begins from the instruction of the doctor that the patient can go home until the patient receives an administrative payment receipt.
The results of this research were also described with the value stream mapping that showed lead time of discharged patients administration process is 356,42 minutes, with value added 70,49 minutes (22,58%), and non value added 285,93 minutes (77,42%). The longest process occurs on nursing unit and inpatient administration unit. The longest waste is waiting waste of 193,33 minutes (69,44%) of the total waste that found. Based on fishbone diagram analysis it is known that most of the root cause of discharged patients administration process problem come from man category. Based on that analysis, improvements proposed are work standardization, coordination meeting, increase of supervision, and implementation of heijunka.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T52453
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>