Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94980 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Waringin Margi Yusmaman
"ABSTRAK
TiO2 sebagai bahan semikonduktor yang mempunyai sifat fotokatalitik dan efektif dalam
proses inaktivasi bakteri tanpa pemakaian bahan kimia maupun panas. Penelitian ini
bertujuan mensintesis nanokomposit TiO2 termodifikasi asam oleat yang terdispersi pada
polyvinyl butyral yang mempunyai sifat antibakteri. TiO2 nanopartikel (TiO2 bare), TiO2
nanopartikel yang termodifikasi oleh asam oleat (OA-TiO2) dan TiO2 nanopartikel yang
termodifikasi oleh asam sitrat (CA-TiO2) disintesis dengan metode solvotermal dengan
pelarut etanol. Karakterisasi FTIR menyatakan terdapat vibrasi ikatan Ti-O-Ti pada
bilangan gelombang 450-800 cm-1 pada setiap sampel, bilangan gelombang 2800-3000
cm-1 menunjukkan vibrasi ulur C-H pada grup fungsional CH, CH2 dan CH3 dan bilangan
gelombang 1300-1400 cm-1 menunjukkan ikatan gugus karbonil pada masing-masing
sampel. SEM EDS menunjukkan % wt unsur Ti pada TiO2, OA-TiO2 dan CA-TiO2
berturut-turut 59.09%, 45.86% dan 50.48%, UV-Vis DRS memberikan informasi ketiga
sampel responsif terhadap sinar UV dengan nilai energi celah 3.20 eV, 3.24 eV dan 3.20
eV. XRD menyatakan ketiga sampel merupakan TiO2 fase anatase dengan panjang kisi
a=b=0.948 nm dan panjang kisi c=0.378 nm. Bidang yang muncul (101), (004), (200),
(105) dan (204). TEM memperlihatkan satuan partikel dengan ukuran panjang 4-14 nm
dan lebar 3-9 nm. HRTEM menunjukkan jarak antar bidang kristal sebesar 0.350 nm pada
bidang (101), 0.23 nm untuk bidang (004) dan 0.20 nm pada bidang (200). SAED
menunjukkan jarak antar bidang sebesar 0.30 nm untuk bidang (101), 0.20 nm untuk
bidang (004) dan 0.16 nm untuk bidang (200), PSA menunjukkan ukuran partikel sebesar
122 nm (TiO2), 220 nm (OA-TiO2 dan CA-TiO2). Pengujian sudut kontak air
menunjukkan penurunan sudut kontak air terbesar pada sampel berturut-turut TiO2, OATiO2
dan CA-TiO2. Sifat antibakterial diuji dengan bakteri gram negatif yaitu E. Coli
dengan metode Angka Lempeng Total (ALT) menunjukkan sifat antibakterial terbaik
pada sampel film OA-TiO2/PVB.

ABSTRACT
TiO2 as semiconductor material is photo catalytic and effective in inactivation process
without using chemicals or heat. This research aims to synthesize oleic acid-modified
TiO2 Nanocomposite dispersed on Polyvinyl butyral using simple method and it has the
nature of photocatalytic activity and antibacterial. TiO2 nanoparticle (TiO2 bare), TiO2
nanoparticle modified by oleic acid (OA-TiO2), and TiO2 nanoparticle modified by citric
acid (CA-TiO2) are synthesized with solvothermal method using ethanol as the solvent.
FTIR characterization shows that there are Ti-O vibration at wavenumber 450-800 cm-1,
C-H stretching vibration in CH, CH2, and CH3 functional group at 2800-3000 cm-1
wavenumber, and carboxyl group at wavenumber 1300-1400 cm-1. SEM EDS shows %
wt of Ti element in TiO2, OA-TiO2 and CA-TiO2 respectively 59.09%, 45.86% and
50.48%. The UV-Vis DRS provides information that all three samples responsive to UV
light with 87.3% absorbance at wave length 206 nm for TiO2, 91.0% absorbance at wave
length 219 nm for OA-TiO2 and 77.3% absorbance at wave length 202.5 nm for CA-TiO2.
XRD shows that all three samples are anatase phase TiO2 with lattice length a=b=0.948
nm and c=0.378 nm. The appearing fields are (101), (004), (200), and 204. TEM shows
particle unit with a length of 4-14 nm and width of 3-9 nm. HRTEM shows distance
between crystal fields, it is 0.350 nm on (101), 0.23 nm on (004) and 0.16 nm on (200).
PSA shows particles size of 122 nm (TiO2), 220 nm (OA-TiO2 and CA-TiO2). The testing
of water contact angle shows degradation of water contact angle that decrease by 12° per
30 minutes for TiO2 sample, 10° for OA-TiO2 sample and 10° for CA-TiO2 sample.
Antibacterial characteristic is tested using gram negative bacteria that is E. Coli with Total
Plate Count (TPC).

"
2019
T52727
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander
"Penanganan limbah organik beracun dapat dilakukan dengan cara fisis, biologis, dan kimiawi. Ketiga proses ini belum memperlihatkan hasil yang optimal, tidak ekonomis dan dapat terjadi pembentukan senyawasenyawa yang lebih toksik, sehingga harus dikembangkan cara baru yang lebih optimal. Cara ini dikenal sebagai Advance Oxidation Process (AOP). AOP untuk sistem homogen adalah penggunaan O3, H2O2, atau kombinasi keduanya dengan atau tanpa irradiasi UV, O3/UV, H2O2/UV, O3/H2O2/UV. AOP untuk sistem heterogen adalah penggunaan semikonduktor dengan irradiasi UV atau sinar matahari. AOP juga memiliki keterbatasan, khususnya untuk sistem homogen yang relatif mahal karena tidak bisa dipakai ulang tetapi tidak untuk sistem heterogen yang dapat dipakai ulang. Dari berbagai semikonduktor yang telah diuji coba, Ti02 lebih disukai karena lebih inert.
Pada penelitian ini diamati senyawa intermediet hasil degradasi PCP dengan UV/Ti02. yang diimobilisasi pada plat titanium dengan variasi waktu, dengan menggunakan pH meter, spektrofotometri UV-Vis dan HPLC-UV. Hasil evaluasi data pH menunjukkan adanya senyawa intermediet yang bersifat asam, hasil ini didukung data HPLC-UV yang menunjukan adanya asam oksalat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrana Kurniawan An`nur
"ABSTRAK
Sampai sekarang proses Haber Bosch adalah pilihan utama bagi industri untuk memproduksi gas nitrogen amonia. Proses ini membutuhkan suhu dan tekanan yang sangat tinggi, dan sumber hidrogen dari bahan bakar fosil, yang kemudian menghasilkan emisi gas CO2 yang sangat besar. Oleh karena itu diperlukan alternatif proses lain untuk mensintesis amonia, yang menggunakan energi lebih rendah dalam produksi dan sumber hidrogen yang ramah lingkungan. Dalam penelitian ini sistem tandem antara sel surya tersensitasi zat warna (DSSC) dan sel fotoelektrokimia (PEC) telah dikembangkan. Sel DSSC disiapkan menggunakan pewarna N719 untuk fotoanoda TiO2. Zona PEC menggunakan komposit TiO2 nanotube-BiOBr, di mana reduksi nitrogen menjadi amonia terjadi, sedangkan elektroda counternya adalah Ti3 + -TiO2 di mana oksidasi fotokatalitik air terjadi untuk menyediakan sumber proton. Zona DSSC yang dikembangkan pada sistem tandem DSSC-PEC menunjukkan efisiensi sel surya hingga 7,22%, sementara secara keseluruhan sistem ini memberikan efisiensi konversi foton menjadi amonia sekitar 0,005%. Dengan hanya menggunakan sumber energi cahaya tampak dan air sebagai sumber proton, jumlah amonia terbaik yang dapat diproduksi di bawah kondisi iradiasi di daerah DSSC dan Ti3 + -TiO2 selama 24 jam adalah 0,1 mikromol.

ABSTRACT
Until now the Haber-Bosch process is the main choice for industry to producing ammonia form nitrogen gas. The process need very high temperatures and pressures, and hydrogen source from fossil fuels, which then produce very large CO2 gas emissions. Therefore we need other alternative process to synthesize ammonia, which use a lower energy in the production and environmental friendly hydrogen source. In this study a tandem system between dyes sensitized solar cells (DSSC) and photoelectrochemical cell (PEC) has been developed. The DSSC cells were prepared using N719 dyes sensitized TiO2 photoanode. The PEC zone employed a composite of TiO2 nanotube-BiOBr, where the reduction of nitrogen into ammonia takes place, while its counter electrode was Ti3+-TiO2 where photocatalytic oxidation of water taken place to provide a source of protons.The DSSC zone of the developed DSSC-PEC tandem system showed solar cell efficiency up to 7.22%, while as a whole the system provide photon to ammonia generation approximately 0.005%. By solely visible light energy source and water as proton source, the best ammonia amount that can be produced under irradiation conditions in DSSC and Ti3+-TiO2 areas for 24 hours is 0.1 micromol."
2019
T54478
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Wulandari
"ABSTRAK
Beberapa metode pembuatan sensor dengan menggunakan boron doped diamond (BDD) dimodifikasi logam dan hemoglobin (Hb) telah berhasil dikembangkan untuk deteksi senyawa akrilamida yang bersifat neurotoxin, karsinogen dan genotoxicity, serta dapat menyebabkan kanker dan tumor. Tetapi proses dalam memodifikasi elektroda BDD dengan logam tidak mudah, memerlukan banyak bahan kimia, waktu reaksi yang lama dan sensor yang dihasilkan tidak stabil. Penelitian ini berhasil mengembangkan cara modifikasi BDD menggunakan logam dan Hb dengan sederhana, mudah, dan menghasilkan metode yang relatif stabil untuk mendeteksi akrilamida. Selain itu, dapat digunakan berulang kali menggunakan gabungan dari metode wet chemical seeding, elektrodeposisi, rapid thermal annealing (RTA), refresh dan aktivasi. Modifikasi dapat diperoleh dengan mereaksikan larutan H2PtCl6 dengan NaBH4 langsung diatas permukaan elektroda BDD dan dibantu dengan RTA pada suhu 700 oC selama 5 menit pada kondisi atmosfer N2. Pt/BDD yang terbentuk kemudian dikarakterisasi menggunakan CV, SEM-EDX, Raman, XRD dan XPS.
Karakterisasi menggunakan spektroskopi Raman membuktikan bahwa modifikasi BDD menggunakan metode gabungan ini tidak merubah struktur SP3 dari BDD yaitu pada puncak 1333,517 cm-1. SEM-EDX menunjukkan Pt telah berhasil terdeposisi diatas permukaan BDD yang terdistribusi secara homogen dengan % massa 94,80 %, hasil ini diperkuat dari hasil karakterisasi XPS dengan adanya puncak Pt 4f7/2 dan Pt 4f5/2 diatas permukaan BDD dengan energi ikat 71,0 eV dan 74,5 eV.
Pt/BDD yang diperoleh kemudian diteteskan dengan 0.15 mM Hb dan digunakan untuk mendeteksi senyawa akrilamida (AA). Adanya senyawa AA menyebabkan tejadinya penurunan pucak arus Hb-Fe3+/Hb-Fe2+ pada Hb akibat interaksi N-terminal valin pada Hb dengan alkena pada senyawa akrilamida membentuk adduct akrilamida-Hb. Sensor ini menunjukkan limit deteksi yang sangat sensitif dalam pengukuran, yaitu sebesar 0,021 nM. Selain itu, potensi elektroda Hb/Pt/BDD dapat digunakan kembali dibuktikan dari % massa platinum pada hasil SEM-EDS sebelum, setelah digunakan untuk deteksi akrilamida dan setelah dilakukan pencucian menggunakan NaClO4 yaitu 81,27%, 87,98% dan 90,60 %. Validasi dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran dalam sampel kopi sensor yang dipreparasi dengan metode spektrometri massa kromatografi cair-tandem (LC-MS/MS). Pengukuran AA dalam 1 gram kopi Luwak Toraja menggunakan sensor menunjukkan 211 nM AA, sebanding dengan metode referensi menggunakan LC-MS/MS yang mendeteksi 216 nM AA. Hasil analisis pengukuran konsentrasi AA dalam sampel kopi menggunakan sensor yang telah dikembangkan menunjukkan kesesuaian dengan metode LC-MS/MS dengan hasil yang tidak berbeda secara signifikan.

ABSTRACT
Several methods of making sensors using boron doped diamond (BDD) metal and hemoglobin (Hb) have been successfully developed to detect compounds that are neurotoxin, carcinogens, genotoxicity and that can cause cancer and tumors. However, in the process of BDD electrodes with metal is very effective, retain a lot of chemicals, produce a long time and the resulting sensor is unstable. This research was carried out using a method that is easy and simple, easy, and produces a stable sensor to detect acrylamide and can be used repeatedly using the method of wet chemical seeding, electrodeposition, rapid thermal annealing (RTA), refresh and activation. Sensors can be obtained only by using H2PtCl6 with NaBH4 directly on the surface of BDD electrodes and assisted with RTA at a temperature of 700 oC for 5 minutes under atmospheric conditions N2. Pt/BDD formed was then characterized using CV, SEM-EDX, Raman, XRD and XPS.
Characterization using Raman proves that BDD modification uses this method. There is no SP3 structure from BDD which is at the peak of 1333,517 cm-1. SEM-EDX shows that Pt has been successfully deposited on the BDD surface which is homogeneously distributed with 94.80% mass%, this result is strengthened from the XPS characterization results using Pt 4f7/2 and Pt 4f5/2 peaks on BDD surface with 71,0 eV bonding energy and 74.5 eV.
The Pt/BDD obtained was then dropped with 0.15 mM Hb and to detect acrylamide compounds. The presence of acrylamide compounds causes a decrease in Hb-Fe3+/Hb-Fe2+ current at Hb due to the interaction of N-terminal valine in Hb with alkene in acrylamide-acrylamide-Hb acrylamide adduct compounds. This sensor shows the detection limit (LoD) which is very sensitive in measurement, which is 0.021 nM. In addition, the potential of Hb-Pt-BDD electrodes can be used from platinum results on SEM-EDS results before, after that to detect acrylamide and after washing using NaClO4 which is 81.27%, 87.98% and 90, 60%. Validation was carried out by comparing the results of measurements in sensor coffee samples prepared by liquid-tandem chromatography mass spectrometry (LC-MS/MS). Measuring AA in 1 gram of Toraja Luwak coffee using a sensor shows 211 nM AA, comparable to the reference method using LC-MS/MS which detects 216 nM AA. The results of the analysis of the measurement of AA concentrations in coffee samples using sensors that have been developed show compatibility with the LC-MS/MS method with results that are not significantly different."
2019
D2650
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Wahidah
"Material komposit low-cost dan ramah lingkungan dipreparasimenggunakan campuran karbon aktif berbasis lindi hitam (AC) dan diatomit (DE) sebagai prekursor, dan dimanfaatkan untuk penyerapan ion tripolifosfat. Uji adsorpsi sistem batch digunakan untuk mengevaluasi kinerja adsorben. Dilakukan uji pengaruh waktu kontak, mixing ratio komposit, dosis adsorben, konsentrasi awal, dan pH larutan terhadap efisiensi adsorpsi. Komposit AC/DE5:1 memiliki luas permukaan paling besar, yaitu 244,87 m2/gdengan efisiensi adsorpsi sebesar 93,02% pada waktu kontak 10 menit pertama.
Hasil ini 13,54% lebih tinggi dibandingkan efisiensi adsorpsi karbon aktif dan 55,27% lebih tinggi dari efisiensi adsorpsi diatomit. Efisiensi adsorpsi meningkat seiring dengan peningkatan waktu kontak dan dosis, dan menurun dengan adanya peningkatan konsentrasi P awal pada pH optimum, pH 7.
Hasil karakterisasi dengan XRD menunjukkan bahwa komposit AC/DE hasil preparasi membentuk fasa semi-kristalin, dengan komponen mineral berupa gibbsite dan kuarsa.Persentase desorpsi fosfat dalam medium asam klorida 0,5 M lebih tinggi daripada dalam medium asam sitrat 0,3 M dan air. Komposit AC/DE yang telah menyerap anion fosfat berpotensi untuk diaplikasikan sebagai pupuk lepas lambat.

A low-cost and environmental friendly composite material was prepared using a mixture of black liquor based activated carbon (AC) and diatomite (DE) as precursors, and used for tripolyphosphate ion adsorption. The batch system was used to evaluate the performance of the adsorbent. The effects of contact time, composite’s mixing ratio, dosage of adsorbent, initial concentration, and pH of the solution on the adsorption efficiency were carried out. AC/DE 5:1 composite have the largest surface area, which is 244.87 m2/g with adsorption efficiency of 93.02% at the first 10 minutes of contact time.
This result is 13.54% higher than the adsorption efficiency of activated carbon and 55.27% higher than the adsorption efficiency of diatomite. Adsorption efficiency increases with increasing contact time and dosage, and decreases with increase in the initial P concentration at optimum pH 7.
The result of characterization with XRD showed that the prepared AC/DE composite formed semi-crystalline phase, with mineral components such as gibbsite and quartz.The percentage of phosphate ion desorption in 0.5 M hydrochloric acid medium is higher than in the 0,3 M citric acid and water medium. AC/DE composite that have adsorbed phosphate anion is potential to be applied as slow release fertilizers.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54410
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifahny Intan Satria Akhmad
"Ion tripolifosfat (P3O10-5) merupakan salah satu bentuk fosfat yang umumnya ditemukan pada limbah deterjen. Apabila tidak diolah dapat menyebabkan eutrofikasi (blooming alga). Karbon aktif yang dimodifikasi dengan besi oksida dapat digunakan untuk mengurangi jumlah ion tripolifosfat. Karbon aktif dibuat dengan memanfaatkan limbah lindi hitam hasil samping produksi bioetanol. Preparasi komposit karbon aktif/besi oksida dilakukan dengan menambahkan larutan besi dari FeSO4.7H2O ke dalam karbon aktif.
Hasil karakterisasi menggunakan difraksi sinar-X menunjukan bahwa besi oksida yang terbentuk pada komposit karbon aktif/besi oksida merupakan fase goethite (α-FeOOH) dan berdasarkan data EDX jumlah kandungan besi yang terdapat pada kompossit karbon aktif/besi oksida adalah 17%. Kinerja komposit karbon aktif/besi oksida terhadap adsorpsi ion tripolifosfat dievaluasi berdasarkan uji variasi konsentrasi larutan awal tripolifosfat, pH, kecepatan agitasi dan waktu kontak. Persentase efisiensi maksimum ion tripolifosfat mencapai 96,87% dengan kapasitas adsorpsinya 1,5992 mg/g pada pH 3, konsentrasi awal larutan tripolifosfat 3 mg/L dan dosis adsorben 0,1 g.
Hasil tersebut menunjukan bahwa karbon aktif yang dikompositkan dengan besi oksida memiliki efektifitas dan efisiensi yang tinggi untuk menurunkan ion tripolifosfat. Pada penelitian ini juga dilakukan desorpsi fosfat menggunakan medium asam sulfat, asam sitrat dan akuades. Jumlah fosfat yang terdesorpsi lebih besar dalam medium asam sulfat dengan persentase desorpsinya sebesar 87,71% selama 9 jam.

Tripolyphosphate ion, known as P3O10-5, is one of phosphate forms which mostly recognized in the laundry wastewater. The abundant quantities of trpolyphosphate ions in the water resources potentially lead eutrophication or algae blooming therefore it damaged the inside-living organisms. To mitigate excess ion, activated carbon was modified with iron oxide can be used to remove the amount of tripolyphosphate ions. Activated carbon was made by utilizing black liquor waste water from bioethanol side-production. Activated carbon/iron oxide composites were prepared by introducing activated carbon into iron solution made from FeSO4.7H2.
The result from X-ray diffraction characterization showed the main iron oxide actually present in the composites was goethite (α-FeOOH) and based on the result of SEM-EDX measurement it contained 17% of iron element. The performance of activated carbon/iron oxide composites on the adsorption of tripolyphosphate ions was evaluated by various initial concentrations of tripolyphosphate solutions, which were adsorbent dose, pH, mixing speed, and contact time. The maximum efficiency percentage of tripolyphosphate ions reached 96.87% with adsorption capacity of 1,5992 mg/g at an initial tripolyphosphate concentration of 3 mg/L, solution pH of 3 and 0,1 g of adsorbent dose.
The results indicated that activated carbon/iron oxide were more effective to decrease tripolyphosphate ions than only activated carbons. This study also conducts desorption experiments of phosphate on sulfuric acid, citric acid, and aquades solutions. Amount of phosphate desorption in sulfuric acid medium was the highest desorption percentage around 87,717% within 9 hours.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54411
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Robert Ronal Widjaya
"Indonesia mempunyai banyak sumber daya alam, salah satunya adalah tanah liat yang sangat potensial dijadikan katalis pada proses konversi ethanol menjadi gasolin yang digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar dari fosil. Tanah liat yang disebut juga dengan bentonit, dapat dimodifikasi strukturnya dengan metode pilarisasi logam, karena relatif sederhana dan mudah untuk dilakukan. Paduan logam Sn-Cr/Bentonit memiliki sifat keasaman yang cukup tinggi serta tahan terhadap kandungan air yang banyak, sehingga dapat memproses umpan yang mengandung kadar air yang cukup besar dari campuran ethanol-air dan juga mempunyai umur katalis yang panjang.
Tujuan penelitian ini untuk mensintesis dan mengevaluasi kinerja katalis Sn-Cr/bentonit yang digunakan pada proses konversi ethanol menjadi gasolin. Pengukuran X-ray Diffraction, X-ray Absorption Spectroscopy, Thermogravimetry Analysis, Fourier Transform Infra Red, X-ray Fluorescence, Brunauer Emmett Teller, Scanning Electron Microscope / Energy-Dispersive X-ray, Field Emission Scanning Electron Microscopy/Electron dispersion X-ray Spectroscopy, dan Gas Chromatography-Mass Spectrometry digunakan dalam penelitian.
Dari analisa hasil pengukuran didapatkan kenaikan jarak basal bentonit dari 12,83Å menjadi 25,67Å, peningkatan luas permukaan spesifik dan volume pori masing-masing 23,8 m2/g menjadi 199,2 m2/g dan 9,9x10-3 cm3/g menjadi 81x10-3 cm3/g. Muatan logam yang terbentuk, didominasi logam Sn4+ dan Cr3+ dengan daya tahan termal maksimal sebesar 700°C. Sn-Cr/bentonit memiliki dua tipe keasaman Bronsted dan Lewis yang keduanya dibutuhkan untuk proses konversi ethanol menjadi gasolin.
Diketahui juga sebaran unsur yang terkandung pada bentonit, antara lain Si, Al, O, Mg, Na, Ca, Sn dan Cr. Konversi ethanol menjadi gasolin dengan katalis Sn-Cr/bentonit didapatkan kandungan senyawa utama yang mirip dengan bensin komersial. Hasil cairan yang terkonversi didapatkan nilai yang cukup baik, yaitu 60 ml dari 100 ml umpan bahan baku berupa ethanol atau memberikan hasil sebesar 60 %.

Indonesia has many natural resources, one of them is clay. The clays are very potential to be used as a catalyst in ethanol to gasoline conversion process, which was used as an alternative fuel substitute for fossil fuel. The Clay was also called bentonite and it can be modified the structure by metals pilarization method, because this method is simple and feasible relatively. Sn-Cr/bentonite metal alloys have high acidity properties and resistant to water content, so that they can process the feeds that contain large moisture content from the mixture of ethanol-water and they have long life catalyst.
The purpose of this research was to synthesis and evaluate the performance Sn-Cr/bentonite catalyst which was used in ethanol to gasoline conversion process. Measurement of X-ray Diffraction, X-ray Absorption Spectroscopy, Thermogravimetry Analysis, Fourier Transform Infra Red, X-ray Fluorescence, Brunauer Emmett Teller, Scanning Electron Microscope / Energy-Dispersive X-ray, Field Emission Scanning Electron Microscopy/Electron dispersion X-ray Spectroscopy, dan Gas Chromatography-Mass Spectrometry was used in this research.
The measurement results showed enhancement the basal spacing of bentonite from 12.83Ǻ to 25.67Ǻ, and enhancement in specific surface area from 23.8 m2/g to 199.2 m2/g and pore volume from 9,9x10-3 cm3/g to 81x10-3 cm3/g. The metal content formed was dominated by Sn4+ and Cr3+ and 700 °C maximum thermal resistance. Sn-Cr/bentonite has two types of acidity, Bronsted and Lewis. They were needed for ethanol to gasoline conversion process.
The distribution of bentonite element contents, such as Si, Al, O, Mg, Na, Ca, Sn dan Cr. The ethanol to gasoline conversion by Sn-Cr/bentonite catalyst, it was obtained compounds similar to commercial gasoline. The converted ethanol results, it was obtained good value, which was 60 ml gasoline of 100 ml of ethanol or the yield is 60%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
D2683
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Upik Zahirma
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusma Harfiana Abbas
"Bahan bakar terbarukan seperti biodiesel merupakan salah satu sumber energi alternatif untuk mengatasi keterbatasan sumber daya energi. Senyawa oksida logam yang dimodifikasi telah banyak digunakan sebagai katalis pada sintesis biodiesel. Nanokomposit MgFe2O4-MgO telah berhasil disintesis pada penelitian ini. Telah dilakukan sintesis MgFe2O4 dan MgO dengan metode sol-gel dan hasil karakterisasi senyawa tersebut dengan FTIR, XRD, SEM dan TEM menunjukkan keberhasilan sintesis.
Hasil XRD menunjukkan struktur berupa fasa kristalin. Hasil SEM dan TEM menunjukkan bentuk MgFe2O4 berupa sphere dengan ukuran rata-rata 39 nm. Variasi rasio mol MgFe2O4 terhadap MgO yaitu 1:1, 1:2 dan 1:3, diperoleh hasil terbaik yaitu 1:2. Aktivitas katalitik diuji melalui reaksi esterifikasi metil ester (biodiesel) dari asam oleat. Hasil konversi nanokomposit MgFe2O4-MgO menunjukkan nilai terbaik sebesar 96,089%. Hasil pengujian dengan GC-MS menunjukkan produk yang terbentuk yaitu metil oleat dengan rumus molekul C19H34O2.

Renewable fuels such as biodiesel are one of the alternative energy sources to overcome the limitations of energy resources. Metal oxide compounds have been widely used as catalysts in biodiesel production. MgFe2O4-MgO nanocomposite was successfully synthesized in this study. The synthesis of MgFe2O4 has been prepared by sol-gel metode and characterization of sample using FTIR, XRD, SEM and TEM showed the success of synthesis.
XRD results show the structure of MgFe2O4 to be a crystalline phase. The results of SEM and TEM show that structure of MgFe2O4 form nanosphere with size about 39 nm. The variation of mole ratio of MgFe2O4 to MgO were 1: 1, 1: 2 and 1: 3, the best result was obtained 1: 2. Catalytic activity of MgFe2O4-MgO was tested by esterification of methyl oleate (biodiesel) from oleic acid show result 96,089%. The results of testing with GC-MS show that the product formed is methyl oleate with the molecular formula C19H34O2.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54480
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>