Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129040 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nasyithoh Fatimiyah
"Nanopartikel emas semakin diminati oleh para peneliti karena sifat elektronik, optik, dan kimia yang unik dari partikel emas berskala nano. Namun, dalam pembuatan AuNP, bahan kimia yang dapat merusak lingkungan digunakan, sehingga dalam beberapa tahun terakhir pendekatan sintesis hijau telah dikembangkan. Dalam penelitian ini, AuNP dibuat dengan menggunakan ekstrak kacip fatimah yang memiliki karakterisasi dan stabilitas yang baik. Sintesis AuNP menggunakan larutan HAuCl4 30% dan ekstrak kernip fatimah dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15%, diaduk selama 5 menit dengan kecepatan 300 rpm, dan ditambahkan larutan natrium sitrat sebagai capping agent. Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan alat pengukur pH, spektrofotometer UV-VIS, Particle Size Analyzer (PSA), dan Transmission Electron Microscopy (TEM). Uji stabilitas dilakukan. AuNP disimpan pada suhu kamar selama 56 hari. Hasil sintesis AuNP dengan konsentrasi ekstrak 5% terbentuk pada 535,50 nm dengan daya serap 0,720 A, pH 3,83, ukuran partikel 59,93 ± 1,35 nm, nilai polidispersitas 0,463 ± 0,06, a Potensi zeta -31,0 ± 7,44 mV, dan ditemukan morfologi berbentuk bola, pentagonal, dan tidak beraturan. Pada uji stabilitas AuNP dengan konsentrasi ekstrak 5%, 10%, dan 15% selama 56 hari yang diamati menggunakan spektrofotometer UV-VIS dan PSA, ditemukan bahwa AuNP dengan konsentrasi ekstrak 5% memiliki stabilitas yang lebih baik daripada AuNP dengan konsentrasi ekstrak 10% dan 15%. . Sintesis AuNP menggunakan ekstrak kacip fatimah memiliki karakterisasi dan stabilitas yang baik pada konsentrasi ekstrak 5%, diaduk selama 5 menit dengan kecepatan 300 rpm dan ditambahkan natrium sitrat sebagai capping agent.

Gold nanoparticles are increasingly in demand by researchers due to the unique electronic, optical and chemical properties of nanoscale gold particles. However, in the manufacture of AuNP, chemicals that can damage the environment are used, so in recent years a green synthesis approach has been developed. In this study, AuNP was prepared using an extract of the fatimah kacip which has good characterization and stability. Synthesis of AuNP using 30% HAuCl4 solution and kernip fatimah extract with a concentration of 5%, 10%, and 15%, stirred for 5 minutes at a speed of 300 rpm, and sodium citrate solution was added as a capping agent. Characterization was performed using a pH measuring device, UV-VIS spectrophotometer, Particle Size Analyzer (PSA), and Transmission Electron Microscopy (TEM). Stability test was carried out. AuNP was stored at room temperature for 56 days. The results of the synthesis of AuNP with a concentration of 5% extract were formed at 535.50 nm with an absorption capacity of 0.720 A, pH 3.83, a particle size of 59.93 ± 1.35 nm, a polydispersity value of 0.463 ± 0.06, a zeta potential of -31, 0 ± 7.44 mV, and the morphology is spherical, pentagonal, and irregular. In the AuNP stability test with an extract concentration of 5%, 10%, and 15% for 56 days, which was observed using a UV-VIS and PSA spectrophotometer, it was found that AuNP with an extract concentration of 5% had better stability than AuNP with an extract concentration of 10% and 15%. . Synthesis of AuNP using kacip fatimah extract has good characterization and stability at a 5% extract concentration, stirred for 5 minutes at a speed of 300 rpm and sodium citrate is added as a capping agent."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurrohmaniah
"Emas memiliki efek anti-penuaan melalui mekanisme mereka untuk produk akhir dari proses glikasi, yang banyak digunakan dalam sediaan kosmetik. Beberapa ekstrak tanaman dapat digunakan sebagai bioreduktor dalam sintesis nanopartikel emas, salah satu ekstrak dari kacip fatimah (Labisia pumila) karena sifat antioksidannya yang tinggi. Dalam penelitian ini, kami mengembangkan formulasi serum kosmetik yang mengandung nanopartikel emas hijau yang disintesis dikurangi oleh kacip fatimah (Labisia pumila) dan untuk mengevaluasi sifat dan stabilitasnya. Formulasi serum dilakukan dengan variasi konsentrasi hidroksietil selulosa sebagai agen pembentuk gel dan nanopartikel emas yang dibuat oleh HAuCl4 yang direduksi dengan ekstrak L. pumila sebagai bahan aktif. Nanopartikel emas dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan Particle Size Analyzer (PSA) Zetasizer. Ukuran rata-rata nanogold yang terbentuk dari nanopartikel adalah 69,34 nms dengan potensi zeta -26,1 mVs dan indeks polydispersity 0,463. Konsentrasi zat pembentuk gel yang dipilih adalah 0,5%. Serum kosmetik mengandung berbagai nanogold 0,2%; 0,4%; 0,6%; dan 0,8%. Karakterisasi dan evaluasi dilakukan pada serum kosmetik, yang memberikan hasil viskositas sesuai dengan kisaran 300-400 cPses; pH berada dalam kisaran 5-6,5; diameter daya yang tersebar tergantung pada kisaran 7-10 cm dan memberikan sifat aliran yang mengandung aliran pseudoplastik. Serum kosmetik mengandung nanopartikel emas dapat disiapkan dan uji stabilitas fisik menggunakan tes bersepeda memberikan serum kosmetik yang baik dan stabil karena tidak memiliki perbedaan yang signifikan berdasarkan penampilan fisik, homogenitas, viskositas dan pengukuran pH.

Gold nanoparticles have anti-aging effects through their mechanism for the final product of the glycation process, which is widely used in cosmetic preparations. Some plant extracts can be used as bioreductors in the synthesis of gold nanoparticles, one of the extracts from the Fatimah kacip (Labisia pumila) because of their high antioxidant properties. In this study, we developed a cosmetic serum formulation containing green gold nanoparticles that were synthesized reduced by the Fatimah kacip (Labisia pumila) and to evaluate its properties and stability. Serum formulations were carried out with variations in the concentration of hydroxyethyl cellulose as a gel-forming agent and gold nanoparticles made by HAuCl4 which were reduced with L. pumila extract as the active ingredient. Gold nanoparticles were characterized using a UV-Vis spectrophotometer and Zetasizer Particle Size Analyzer (PSA). The average size of the nanogold formed from nanoparticles was 69.34 nms with a zeta potential of -26.1 mVs and a polydispersity index of 0.463. The concentration of the selected gelling agent is 0.5%. Cosmetic serum contains a range of 0.2% nanogolds; 0.4%; 0.6%; and 0.8%. Characterization and evaluation were carried out on cosmetic serum, which gave viscosity results in the range of 300-400 cPses; pH is in the range 5-6.5; the diameter of the scattered power depends on the range of 7-10 cm; and provide flow properties that contain pseudoplastic flow. Cosmetic serum containing gold nanoparticles can be prepared and a physical stability test using a cycling test provides good and stable cosmetic serum because it does not have a significant difference based on physical appearance, homogeneity, viscosity and pH measurement.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Adya Aripin
"ABSTRAK
Penggunaan nanopartikel emas di bidang kosmetik cukup diminati, salah satunya sebagai antipenuaan. Aktivitas antipenuaan dalam suatu zat dapat diuji menggunakan uji efek anti-replikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek anti glikasi nanopartikel emas hasil sintesis ekstrak Kacip Fatimah (Labisia pumila) dan membandingkannya dengan efek anti glikasi ekstrak Kacip Fatimah (Labisia pumila). Metode sintesis nanopartikel emas yang aman bagi manusia dan lingkungan adalah metode sintesis hijau dengan menggunakan ekstrak tumbuhan. Kacip Fatimah (Labisia pumila) merupakan tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan baku sintesis nanopartikel emas dan telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan. Setelah nanopartikel emas disintesis, kemudian nanopartikel emas dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan Particle Size Analyzer (PSA). Terakhir dilakukan uji efek anti glikasi secara in vitro pada nanopartikel emas dan ekstrak Kacip Fatimah dengan menghitung% penghambatan pembentukan AGEs, dimana pembentukan AGEs dapat dideteksi dengan melihat intensitas fluoresensi yang terbentuk. Hasil karakterisasi yang diperoleh adalah serapan nanopartikel emas sebesar 0,668 pada panjang gelombang 535,60 nm dan rata-rata ukuran partikel yang terbentuk adalah 65,46 nm dengan nilai indeks polidispersitas (PdI) 0,443 dan nilai potensial zeta -35,1 mV. Hasil uji efek anti glikasi menunjukkan bahwa nanopartikel emas yang disintesis dengan ekstrak Kacip Fatimah (Labisia pumila) 5% memiliki efek anti glikasi yang lebih tinggi dibandingkan ekstrak Kacip Fatimah (Labisia pumila) 5%, dimana% penghambatan nanopartikel emas yang disintesis dengan ekstrak Kacip Fatimah (Labisia pumila) 5% adalah 89,94 ± 6,12% dan% penghambatan ekstrak Kacip Fatimah (Labisia pumila) 5% adalah 64,24 ± 5,63%. Dengan demikian, nanopartikel emas yang disintesis dengan ekstrak Kacip Fatimah (Labisia pumila) telah terbukti memiliki efek anti-glikasi dan dapat digunakan sebagai agen antipenuaan.

ABSTRACT
The use of gold nanoparticles in the cosmetic sector is quite attractive, one of which is as antiaging. Antiaging activity in a substance can be tested using an anti-replication effect test. This study aims to determine the anti-glycation effect of the gold nanoparticles synthesized from Kacip Fatimah (Labisia pumila) extract and compare it with the anti-glycation effect of Kacip Fatimah (Labisia pumila) extract. The gold nanoparticle synthesis method that is safe for humans and the environment is a green synthesis method using plant extracts. Kacip Fatimah (Labisia pumila) is a plant that can be used as raw material for the synthesis of gold nanoparticles and has been shown to have antioxidant activity. After the gold nanoparticles were synthesized, the gold nanoparticles were characterized using a UV-Vis spectrophotometer and Particle Size Analyzer (PSA). Finally, an in vitro anti-glycation effect test was carried out on gold nanoparticles and Kacip Fatimah extract by calculating the% inhibition of AGEs formation, where the formation of AGEs can be detected by looking at the intensity of fluorescence formed. The characterization results obtained were gold nanoparticle absorption of 0.668 at a wavelength of 535.60 nm and the average particle size formed was 65.46 nm with a polydispersity index (PdI) 0.443 and a zeta potential value of -35.1 mV. The results of the anti-glycation effect test showed that gold nanoparticles synthesized with 5% Kacip Fatimah (Labisia pumila) extract had a higher anti-glycation effect than 5% Kacip Fatimah (Labisia pumila) extract, where% inhibition of gold nanoparticles synthesized with Kacip Fatimah extract (Labisia pumila) 5% was 89.94 ± 6.12% and the% inhibition of Kacip Fatimah extract (Labisia pumila) 5% was 64.24 ± 5.63%. Thus, gold nanoparticles synthesized with Kacip Fatimah (Labisia pumila) extract have been shown to have anti-glycation effects and can be used as an antiaging agent."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisma Nurilla Yumna
"

Pada penelitian ini, nanopartikel emas (AuNP) dibuat dengan menggunakan metode hijau (green synthesis) dari ekstrak tanaman sidaguri (Sida rhombifolia) dengan berbagai konsentrasi ekstrak (berat/volume). Tujuan dari penelitian ini adalah mengkarakterisasi dan mengetahui stabilitas dari AuNP yang terbentuk. Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis, pH meter, PSA, dan TEM. Pada uji stabilitas, larutan nanopartikel disimpan pada suhu ruang dan dilihat perubahan serapan, ukuran partikel, indeks polidispersitas, dan zeta potensial secara berkala selama 8 minggu. Hasil karakterisasi menunjukkan AuNP-ekstrak 5% berbentuk sferis dengan struktur polikristalin, memiliki ukuran partikel 42,49 nm, indeks polidispersitas 0,453, dan nilai zeta potensial -35,3 mV. Pada AuNP-ekstrak 10%, partikel berukuran 84,11 nm, indeks polidispersitas 0,264, dan nilai zeta potensial -34,1 mV sementara AuNP-ekstrak 15% memiliki ukuran partikel 146,4 nm, indeks polidispersitas 0,242, dan nilai zeta potensial -29,5 mV. Pada uji stabilitas, AuNP-ekstrak 5% masih memberikan serapan pada panjang gelombang AuNP (500-550 nm) selama 8 minggu sedangkan AuNP-ekstrak 10% dan 15% hanya memberikan serapan pada panjang gelombang nanopartikel emas selama 4 minggu pertama. Selain itu, uji stabilitas menggunakan PSA menunjukkan bahwa AuNP-ekstrak 5% lebih stabil dibandingkan dengan AuNP-ekstrak 10% dan 15%. Hal ini dilihat dari perubahan ukuran partikel, nilai indeks polidispersitas, dan zeta potensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nanopartikel emas dapat disintesis dengan menggunakan ekstrak sidaguri dimana konsentrasi ekstrak 5% menghasilkan AuNP dengan karakterisasi yang paling baik dan stabil.


In this study, gold nanoparticles (AuNP) are synthesized by green method (green synthesis) using variation concentration extract of sidaguri (Sida rhombifolia). The purpose of this study is to characterize and determine the stability of AuNP. Characterization was carried out using UV-Vis spectrophotometer, pH meter, PSA, and TEM. Stability test was done by storing gold nanoparticles in room temperature, then they were measured the changes of absorbance, particle size, polydispersity index regularly for 8 weeks. The characterization results showed gold nanoparticles (AuNP) with 5% extract had  spherical shape with polycristalinne structure, particle size 42.49 nm, polydispersity index 0.453, and zeta potential at -35.3 mV. The particle size of AuNP with 10% extract was 84,11 nm with polydispersity index was 0.264, and zeta potential at -34.1 mV while AuNP with 15% extract had particle size 146,4 nm with polydispersity index 0.242, and zeta potential at -29.5 mV. The result of stability test was AuNP using 5% extract still gives absorbance at gold nanoparticle wavelength (500-550 nm) for 8 weeks while AuNP using 10% and 15%  extract gives absorbance at gold  nanoparticles wavelength just for 4 weeks. Moreover, the result of stability test using PSA showed that AuNP using 5% extract was more stable than AuNP which uses 10% and 15% extract. This was seen from changes in particle size, polydispersity index, and zeta potential. Based on that result, nanoparticles can be synthesized using sidaguri extract where the concentration of extract 5% produces AUNP has the best characterization and most stable.

 

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Rizqi
"Nanopartikel emas memiliki aktivitas sebagai antioksidan sehingga dapat digunakan sebagai konstituen anti-aging. Pembuatan nanopartikel emas menggunakan asam tetrakloroaurat (HAuCl4) dan ekstrak lidah buaya sebagai reduktor dengan dan tanpa natrium sitrat sebagai penstabil kimia telah berhasil dilakukan. Kedua variasi nanopartikel emas dikarakterisasi meliputi spektrum serapan, ukuran partikel, nilai potensial zeta, indeks polidispersitas, pH.
Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa ukuran partikel nanopartikel emas tanpa penstabil kimia dan nanopartikel emas dengan penstabil kimia berturut-turut adalah 10,256 ± 2,465 nm dan 11,476 ± 4,303 nm. Pengujian aktivitas antioksidan kedua variasi nanopartikel emas dilakukan dengan metode DPPH dan didapatkan nilai rata-rata persen inhibisi nanopartikel emas tanpa stabilisator kimia adalah 72,96%, sedangkan nilai persen inhibisi rata-rata nanopartikel emas dengan stabilisator kimia sebesar 74,61%.

The antioxidant activity of gold nanoparticles has been developed as an anti aging constituent. In this study, synthesis of gold nanoparticles using tetrachloroaurate acid (HAuCl4) and aloe vera extract as reductor with ot without sodium citrate as chemical stabilizing agent has been done. Both variant were characterizated for absorption spectra, particle size, zeta potential, polydispersity index, and pH.
From the analyses of particle size of gold nanoparticles without chemical stabilizing agent and with chemical stabilizing agent were 10.256 ± 2.465 nm dan 11.476 ± 4.303 nm. Antioxidant activity of gold nanoparticles were investigated by DPPH method. The mean of inhibition percent both varian were 72.96% and 74.61%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46290
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Stephanie Ong
"Kacip Fatima merupakan tanaman yang berasal dari butan tropis Asia Tenggara,
tennasuk Indonesia. Tanaman dengan nama lain Labisia pumila ini memiliki nilai
fenol sebesar 5.454,301100 gram. Kacip fatima dapat digunakan sebagai pereduksi
dalam pembuatan nanopartikel emas. Nanopartikel emas dapat disentesis dengan
metode green synthesis terbukti Iebih aJnan untuk penggllnaan dan lingkungan.
Kandungan fenol pada tanaman kacip fatima dapat memberi keuntungan lain
sebagai anfiaging. Aging sendiri dapat diatasi dengan penggunaan kosmetik, salah
satunya masker, khususnya masker peel-off .Dilakukan pengujian antiglikasi
untuk menghitung persen inhibisi pembentukan Advance Glycation End Products
(AGEs), dimana AGEs sendiri merupakan Salall satu pemicll proses aging yang
menyebabkan timbulnya tanda penuan dini . Hasil pengujian glikasi dilakllkan
untuk menentukan kadar yang sesuai untuk menghambat pembentukan AGEs.
Digunakan dua sample dengan konsentrasi yang berbeda, yaitu sediaan masker
peel-off dengan konsentrasi 10% memiliki daya inhibisi terhadap AGEs sebesar
64,432±25,651 % dan sediaan masker peel-off dengan kandungan nanopartikel
emas 20% memiliki daya inhibisi sebesar 94,691±30,444%"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
T57590
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwika Yudhistira
"ABSTRAK
Nanopartikel emas atau dikenal juga sebagai koloid emas adalah nanopartikel yang menggunakan emas sebagai intinya. Pada penelitian ini pembuatan nanopartikel emas dilakukan dengan cara mereduksi ion Au dengan kurkumin sebagai reduktornya kemudian ditambah natrium sitrat sebagai penstabilnya (stabilizer). Tujuan dari penelitian ini adalah membuat konjugat nanopartikel emas kurkumin serta mengatahui karakteristiknya. Pembuatan dilakukan dengan mereaksikan kurkumin dengan HAuCl4 kemudian ditambah dengan natrium sitrat. Hasil Spektrofotometri UV-VIS menunjukkan serapan konjugat nanopartikel emas kurkumin beraada pada daerah panjang gelombang 529.5-534.5 nm. Ukuran partikel yang dihasilkan berdasarkan pengujian menggunakan alat Partcle Size Analyzer yaitu 59.62 nm dengan bentuk partikel sferis. Hasil uji stabilitas yang dilakukan selama 3 minggu di berbagai medium seperti PBS pH 7.4, PBS pH 7.4 ditambah 0.05% BSA, dan Sistein 0.2M menunjukan ketidakstabilan secara serapan. Namun, di dalam medium DI Water menunjukan ke stabilan serapan.

ABSTRAK
Gold Nanoparticles also known as gold colloid is a nanoparticle which used gold as the core. In this research, Au Ion will be reduced by Curcumin as its reductor and also added Sodium Citrate as stabilizer. The goal of this research were to syntesize the curcumin gold conjugated nanoparticle and determine its characteristic. From this research, the spectrometric wavelength range obtained was 529,5 ? 534,5 nm. The particles obtained were measured by Particle Size Analyzer (PSA) shows that it has spherical form with 59,62 nm diameter. The stability test was done in three weeks using four mediums e.g. Phosphate Buffer Saline pH 7,4, Phosphate Buffer Saline pH 7,4 plus 0,05% Bovine Serum Albumin, Cystein, and Deionezed Water. The Deionized Water showed stability in whereas other medium showed unstability.
"
2016
S64992
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Pristika Nurul Izzah
"ABSTRAK
Nanopartikel emas memiliki keamanan dan biokompatibilitas yang baik dalam menghantarkan target obat pada organ atau jaringan spesifik tertentu. Perkembangan sintesis nanopartikel emas dengan berbagai metode untuk memenuhi tujuan dalam aplikasi biomedis dan farmasi telah menjadi perhatian banyak peneliti sehingga perlu dikaji kelebihan maupun kekurangannya. Metode yang sedang banyak diteliti, yaitu metode green synthesis dan metode ablasi laser yang merupakan metode ramah lingkungan dimana dapat mengurangi toksisitas dari bahan kimia yang berbahaya. Artikel review ini meninjau ulasan mengenai sintesis nanopartikel emas yang berfokus pada metode green synthesis dengan mekanisme reduksi larutan emas (HAuCl4) oleh ekstrak tanaman dan mekanisme ablasi laser Nd:YAG pada pelat emas dalam larutan, faktor-faktor yang dapat memberi pengaruh, serta secara singkat menguraikan aplikasi biomedis nanopartikel emas. Penulis berharap dapat membantu peneliti untuk menentukan metode sintesis yang lebih baik dan efisien dalam menghasilkan nanopartikel emas dengan karakteristik yang sesuai.

ABSTRACT
Gold nanoparticles have good safety and biocompatibility in delivering drug targets to certain specific organs or tissues. The development of the synthesis of gold nanoparticles with various methods to achieve goals in biomedical and pharmaceutical applications has caught the attention of many researchers that needs to be reviewed the advantages and disadvantages. The method that is being researched is green synthesis method and laser ablation method which is an environmentally friendly method which can reduce the toxicity of hazardous chemicals. This review article presents the review of the synthesis of gold nanoparticles which focuses on the mechanism of green synthesis method by reducing of gold solution (HAuCl4) by plant extracts and the mechanism of Nd: YAG laser ablation of gold plates in solution, influential factors, and briefly describes the biomedical applications of gold nanoparticles. The author hopes to help researchers to determine which synthesis methods are better and more efficient in producing gold nanoparticles with appropriate characteristics."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ingrid Fortunata
"ABSTRAK
Nanopartikel emas memiliki permasalahan yaitu mudah beragregasi. Hal ini menyebabkan kestabilan dari nanopartikel emas yang terbentuk tidak dapat bertahan lama. Salah satu upaya untuk meningkatkan kestabilan dari nanopartikel emas tersebut yaitu dengan memberikan agen pelapis atau penstabil. Pada penelitian ini, nanopartikel emas tersebut akan dikonjugasikan dengan kurkumin, dimana konjugat tersebut ditambahkan dengan polietilen glikol (PEG) dan dilihat pengaruh PEG pada konjugat nanopartikel tersebut melalui uji karakterisasi dan stabilitas. Proses pembuatan konjugat nanopartikel emas ? kurkumin termodifikasi PEG ini dilakukan dengan pemanasan dan pengadukan diatas hot plate. Hasil TEM menunjukkan bahwa tidak terlihat pelapisan PEG pada permukaan konjugat nanopartikel emas ? kurkumin. Namun, pada pengukuran panjang gelombang dengan spektrofotometri menunjukan pergeseran 4,5 nm. Untuk pengujian pH menunjukkan hasil sebesar 3,11. Pada pengujian PSA menunjukkan hasil ukuran partikel sebesar 45,76 nm, sementara untuk hasil potensial zeta memberikan hasil -24,4; -23,3; dan -22,2 untuk pengukuran tiga kali berturut-turut. Sementara untuk pengujian stabilitas pada berbagai medium (PBS, PBS dengan 0,05% BSA, sistein, dan DI Water) memberikan hasil yang bervariasi dimana dapat diamati perubahan warna, absorbansi, panjang gelombang, dan terbentuknya endapan. Penggunaan PEG pada pembuatan konjugat nanopartikel emas ? kurkumin belum memberikan hasil yang optimal sehingga belum dapat melindungi dari agregasi.

ABSTRAK
Gold nanoparticles have a problem that is easily aggregate. This leads to the stability of the gold nanoparticles will not last long. One of the efforts to increase the stability of the gold nanoparticles is to provide capping or stabilizing agents. In this study, gold nanoparticles will be conjugated with curcumin, which the conjugate will be added with poly ethylene glycol (PEG) and the effect of PEG on the conjugated nanoparticles will be seen through characterization and stability testing. The process of making the conjugates of gold ? curcumin modified PEG nanoparticles is done by heating and stirring on a hot plate. The result of TEM showed that PEG capping is not visible on the surface of the conjugates. However, in wavelength by spectrophotometric measurements showed 4.5 nm shift. For pH testing shows the result is 3.11. For PSA testing shows the result of particle size is 45.76 nm, while for the results of zeta potential are -24.4; -23.3; and -22.2 for the three times measurement in a row. As for stability testing in various mediums (PBS, PBS with 0.05% BSA, cysteine, and DI Water) give results in vary ways which can be observed in changes of colors, absorbances, wavelengths, and the formation of aggregates. The use of PEG in manufacture of conjugated gold ? curcumin nanoparticles did not provide optimal results so nanoparticles are not protected from aggregation
"
2016
S65036
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Darmaga Putra
"ABSTRAK
Nanopartikel Au (AuNP) dan nanopartikel Ag (AgNP) telah berhasil disintesis menggunakan ekstrak kulit buah naga merah (EKBN) atau Hylocereus polyrhizus dalam fraksi air. Uji fitokimia EKBN fraksi air teridentifikasi adanya polifenol dan flavonoid yang berfungsi sebagai pereduksi dan penstabil nanopartikel logam. Sintesis nanopartikel logam tersebut optimum pada konsentrasi EKBN 1,91 x 10-3 % (w/v). AuNP@EKBN dan AgNP@EKBN masing-masing stabil selama 21 dan 7 hari. AuNP@EKBN dan AgNP@EKBN dikarakterisasi dengan Fourier Tranform Infra Red (FT-IR), Spektrofotmeter UV-Visible, X-Ray Diffraction (XRD), Tranmission Electron Microscopy (TEM) dan Particle Size Analizer (PSA). Spektrum UV-Vis menunjukkan rentang daerah absorpsi Surface Plasmon Resonances (SPR) AuNP dan AgNP masing-masing pada panjang gelombang maksimum, λmax 530 -557 dan 430 - 447 nm. Karakterisasi FT-IR menunjukkan adanya gugus fungsi dari senyawa polifenol dan flavonoid. Hasil ukuran partikel rata-rata AuNP@EKBN dan AgNP@EKBN menggunakan PSA masing-masing 99,34 dan 130 nm, sedangkan menggunakan TEM rentang ukurannya 15-20 dan 20-25 nm. Hasil karakterisasi XRD menunjukkan bahwa struktur kristal AuNP@EKBN dan AgNP@EKBN adalah face centered cubic (fcc). AuNP@EKBN dan AgNP@EKBN diaplikasikan sebagai katalis dalam reduksi 4-nitrofenol (4-NP) menjadi 4-aminofenol (4-AP) menggunakan pereduksi NaBH4.

ABSTRACT
Gold nanoparticles (AuNPs) and silver (AgNPs) have been synthesized by using a red dragon fruit peel extract (EKBN) or Hylocereus polyrhizus in a fraction of the water. The phytochemical test showed polyphenols and flavonoids which have their potential as a reducing and stabilizing agent. The optimum concentration of the EKBN is 1,91 x 10-3 % (w/v). AuNP@EKBN and AgNP@EKBN each stable for 21 and 7 days. AuNP@EKBN and AgNP@EKBN are characterized with Fourier Transform Infra Red (FT-IR), Spektrofotmeter UV-Visible, X-Ray Diffraction (XRD), Transmission Electron Microscopy (TEM) dan Particle Size Analyzer (PSA). UV-Vis spectrum shows absorption area range Surface Plasmon Resonances (SPR) of AuNP and AgNP at the maximum wavelength, λmax is 530 -557 and 430-447 nm. FTIR characterization indicates the functional group of polyphenol and flavonoids compounds. The result of the distribution of the average size of AuNP@EKBN and AgNP@EKBN using PSA is 99.34 and 130 nm while using TEM size range is 15-20 and 20-25 nm. The result of XRD characterization showed that the crystal of AuNP@EKBN and AgNP@EKBN formed is a face-centered cubic (fcc). AuNP@EKBN and AgNP@EKBN applied as a catalyst in reducing 4-nitrophenol using NaBH4 reductant.;"
2016
S65353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>