Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71012 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosa Mellinda
"Penikmat film mengenal tokoh Mulan dari film produksi Disney berjudul Mulan yang dirilis pada tahun 1998. Mulan adalah tokoh yang diceritakan menyamar menjadi laki-laki untuk menggantikan ayahnya di medan perang. Mulan memiliki banyak versi, dalam jurnal ini akan memfokuskan pada Film Mulan : Rise of a Warrior (2009) yang disutradrai oleh Jingle Ma. Film ini menceritakan konflik antara bangsa Rouran yang ingin merebut wilayah kekuasaan Wei dan bangsa Wei itu sendiri yang ingin mempertahankan wilayahnya. Menampilkan dua tokoh utama wanita dari etnis yang sedang berperang, yaitu Hua Mulan dari bangsa Wei sebagai jenderal pasukan Wei yang memimpin ratusan ribu pasukan laki-laki dalam perang serta menjadi penengah bagi kedua bangsa. Serta Putri Rouran dari bangsa Rouran yang diakhir cerita menjadi sosok yang membawa perdamaian bagi kedua bangsa.

The public is familiar with Mulan as the main character from Disneys animation film of the same name released in 1998. She disguised herself as a man to replace her father as a general in a war. There are several film adaptations of her stories and this paper focuses on Jingle Mas Mulan: Rise of a Warrior (2009) with emphasis on the role of its two conflicting ethnic female leaders. Hua Mulan leads the Weis in defending their lands against the invasion of the Rourans led by their Princess. Mulan guides her army of men into the battlefield and becomes the agent of peace with Princess of Rouran herself eventually becomes the one who restores peace for both tribes."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ainun Farhana
"Film Shadow (Yǐng) adalah film bergenre Wuxia garapan Zhang Yimou yang dirilis pada 30 September 2018 di Cina. Film yang mengambil latar zaman Tiga Negara 三国時代 (220-280 M) mengisahkan tentang tokoh Jing Zhou yang menjadi bayangan tokoh Komandan Zi Yu, komandan Kerajaan Pei. Penelitian ini menggambarkan prinsip harmoni sesuai filosofi Yin-Yang melalui karakterisasi tokoh Jing Zhou dan Komandan Zi Yu. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan penerapan prinsip harmoni dalam filosofi Yin-Yang melalui karakterisasi tokoh Jing Zhou dan Komandan Zi Yu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian membuktikan bahwa hubungan Jing Zhou dan Zi Yu menunjukkan konsep Yin-Yang. Jing Zhou mewakili prinsip Yin, sedangkan Zi Yu menggambarkan prinsip Yang. Zhang Yimou menunjukkan bahwa prinsip harmoni dapat tercapai setelah melalui berbagai kekacauan yang terjadi antara kedua tokoh utama. Kematian yang menimpa Zi Yu sebagai representasi Yang tidak menjadikan Yang hilang selamanya. Kekuatan Yang kembali muncul dari dalam diri Jing Zhou. Oleh karena itu, pada akhirnya Jing Zhou merepresentasikan dua prinsip sekaligus, yaitu Yin dan Yang.

Shadow (Yǐng) is a Wuxia film directed by Zhang Yimou, which was released on September 30, 2018, in China. Shadow, which takes backdrop of the Three Kingdoms Era 三国時代 (220-280 M) tells the story of Jing Zhou who becomes the shadow of Commander Zi Yu, the great commander of the Pei Kingdom. This research describes the harmony principle according to the Yin-Yang philosophy through the characterization of Jing Zhou and Commander Zi Yu. This study explains the application of harmony principle in the Yin-Yang philosophy through the characterization of Jing Zhou and Commander Zi Yu. The method used in this research is a qualitative method. The result of the study reveals that the relationship between Jing Zhou and Zi Yu shows the concept of Yin-Yang. Jing Zhou represents the Yin principle, while Zi Yu represents the Yang principle. Zhang Yimou shows that the harmony principle can be achieved after going through various chaos that occurs between two main characters. The death of Zi Yu as the representation of Yang doesn’t make Yang disappear forever. Yang power reappears from within Jing Zhou. Therefore, in the end, Jing Zhou represents two principles at once, namely Yin and Yang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cherli Septiani
"Film Wolf Warrior 2 (战狼2/ zhàn láng 2) karya Wu Jing yang dirilis pada tahun 2017, berkisah tentang seorang mantan pasukan khusus Tentara Pembebasan Rakyat (TPR) yang bernama Leng Feng di Afrika. Leng Feng merupakan seorang pegawai perdagangan ekspor dari Cina ke Afrika, namun dengan adanya peperangan dan wabah penyakit yang terjadi di Afrika membuat Leng Feng harus mengevakuasi warga negara Cina yang berada di Afrika untuk kembali ke Cina. Dalam film tersebut tidak hanya menampilkan tokoh utama Leng Feng, tetapi juga menampilkan latar tempat di Afrika dan beberapa dialog menyebutkan hal tentang Afrika. Berdasarkan observasi yang dilakukan, penulis bermaksud untuk meneliti film Wolf Warrior 2 yang diluncurkan pada tahun 2017 yang dibuat dan disutradarai oleh Wu Jing. Observasi yang dilakukan untuk melihat bagaimana film Wolf Warrior 2 merepresentasikan hubungan antara Cina dan Afrika, serta melihat maknanya melalui adegan di dalam film. Melalui metode kualitatif deskriptif, peneliti menemukan bahwa dalam film Wolf Warrior 2 menampilkan adanya hubungan diplomatik antara Cina dan Afrika.

The Wolf Warrior Movie 2 (战狼 2/ zhàn láng 2) by Wu Jing which released in 2017, tells a story about a former special forces of the People Liberation Army (PLA) in Africa who becomes an export trader laborer from China to Africa. His name is Leng Feng, however, the existence of wars and disease outbreaks in Africa made Leng Feng need to evacuate all Chinese citizen in Africa back to China. The film not only features the main character Leng Feng, but also features a setting in Africa and some dialogues mentioning things about Africa. Based on the observations made, the writer intends to examine the film Wolf Warrior 2 which was launched in 2017 which was made and directed by Wu Jing. Observations were made to see how the film Wolf Warrior 2 represents the relationship between China and Africa, and to see its meaning through the scenes in the film. Through qualitative descriptive method, the researcher found that the film Wolf Warrior 2 shows the relationship between China and Africa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abya Zara Ayesha
"Film Kimssi Pyoryugi (2009) karya Lee Hae-jun menceritakan kisah antara dua tokoh korban modernisasi perkotaan yang ter-alienasi dari kehidupan sosial mereka masing-masing. Penelitian ini membahas mengenai unsur intrinsik penokohan dan perubahan makna alienasi oleh kedua tokoh utama dalam film Kimssi Pyoryugi karya sutradara Lee Hae-jun. Dalam menganalisis penokohan dan analisis perubahan makna, metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan sumber data primer, yaitu film Kimssi Pyoryugi. Hasil temuan menunjukkan bahwa Kim laki-laki mengalami perkembangan karakter menjadi berwatak terbuka dan bertekad kuat. Sementara Kim perempuan menjadi berwatak peduli dan pemberani. Kedua tokoh mengalami perubahan bentuk alienasi dari alienasi psikis menjadi alienasi fisik. Perubahan ini kemudian mengubah pemaknaan alienasi kedua tokoh Kim menjadi suatu alternatif pilihan dalam usaha memenuhi esensi, hakikat dan martabat mereka sebagai manusia.

Kimssi Pyoryugi (2009), a film directed by Lee Hae-jun tells the story of two characters as a victim of modernization who are alienized from their respective social lives. This study analyzes the intrinsic factor of characterization and the characters’ understanding of alienation. The research method used in this study is descriptive analyzation with the primary data of the film Kimssi Pyoryugi (2009) directed by Lee Hae-jun. The result of this research proofs that male Kim has developed a character that is independent and determined. Meanwhile, female Kim has developed a character that is caring and brave. The two Kim characters experienced a change of alienation from psychological alienation to physical alienation. This change affects their understanding on the concept of alienation. Alienation has become an alternative to fulfil their essence, nature, and dignity as human beings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Komang Arie Suwastini
"Penelitian ini membahas framing dalam empat film yang diadaptasi dari novel-novel Jane Austen dalam struktur naratif mainstream Hollywood bergenre period movie dari tahun 1995 hingga 2005. Pembahasan ditujukan untuk mengungkapkan pemanfaatan framing dalam keempat film tersebut untuk mengartikulasikan kembali konsep femininitas, domestisitas, dan seksualitas perempuan dalam perspektif posfeminisme yang menjadi konteks keempat film tersebut. Dengan memadukan teori tatapan dan kenikmatan visual dari Mulvey (1975) dan teori kekuasaan dari Foucault (1978), penelitian ini mengajukan konsep negosiasi tatapan sebagai relasi kuasa yang memungkinkan setiap pihak yang terlibat dalam relasi kuasa tersebut untuk berpartisipasi baik sebagai penatap maupun sebagai objek tatapan secara bersamaan dan berkesinambungan dalam sebuah dinamika yang tak pernah berhenti.
Penelitian ini juga mengajukan konsep negosiasi subjektivitas sebagai hasil dari persinggungan antara (pos)feminisme dengan teori kekuasaan Foucault (1978). Konsep negosiasi subjektivitas ini melihat adanya kesempatan bagi perempuan untuk memanfaatkan subordinasi perempuan dalam relasi kuasa patrarkis dengan berpartisipasi secara aktif dalam relasi kuasa tersebut dengan berbekal kesigapan untuk beradaptasi dan bertransformasi secara strategis sesuai dengan perubahan-perubahan dalam dinamika relasi kuasa itu sendiri. Dengan dua konsep ini, penelitian ini menemukan bahwa negosiasi menjadi strategi yang sangat mumpuni untuk mendukung subjektivitas perempuan dalam mengartikulasikan femininitas, domestisitas dan seksualitas. Strategi ini mengajak perempuan untuk selalu mencari kesempatan untuk melakukan resistensi ataupun bertahan dalam represi patriarkis yang menekannya, baik melalui konfrontasi, konsiliasi, ataupun sikap mengalah, tergantung pada tuntutan dinamika relasi kuasa tempatnya berada.

The present study was aimed at revealing the use of framing in four films adapted from Jane Austen’s novels in Hollywood mainstream narrative cinema from 1995 to 2005 for articulating concepts of femininity, domesticity and female sexuality in the context of postfeminism that becomes the backdrop of the four movies. Combining Mulvey’s theory of the look and visual pleasure (1975) with the concept of negotiation in Foucaut’s theory of power (1978), the present study proposed the concept of “negotiation of the look” which maintains the look as power relations, allowing all parties to participate as the subjects of the gaze and the objects of the gaze in a simultaneous and consecutive dynamics.
The present study also proposed the concept of negotiating subject resulting from the intersection of (post)feminism with Foucault’s theory of power, maintaining women can ride the imbalance of the patriarchal relations they are in by participating actively, adeptly, tacitly, and strategically in these relations while always being attentive and knowledgeable about the dynamic of the power relations. With the two concepts, the present study revealed negotiation as an important strategy in the articulation of femininity, domesticity and female sexuality for supporting women’s articulations of subjectivity. Demanding women to be vigilant about their contexts, this strategy solicits possibilities for resistence and resilience, through confrontation, conciliation or compliance, depending on the demands of the dynamic of the power relations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
D1867
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Saraswati
"Media memiliki peran penting dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap agen penegak hukum. Selama beberapa dekade, mayoritas film bergenre kriminal menggambarkan agen laki-laki sebagai karakter utama dalam film sedangkan karakter perempuan jarang muncul sebagai karakter utama dan peran mereka mayoritas merupakan karakter pendukung yang mengalami stereotip dan diskriminasi di tempat kerja mereka. Namun, The Heat menjadi sebuah terobosan dalam film bergenre kriminal sebab film ini menggambarkan karakter wanita sebagai karakter utama. Artikel ini akan menganalisis resistensi karakter utama wanita terhadap tokoh-tokoh pria menggunakan teori resistensi sehari-hari. Hasil penelitian menunjukan kedua karakter utama melakukan resistensi sepanjang alur film dengan menggunakan berbagai cara seperti menggunakan sarkasme, penerimaan, dan penghindaran. Sebagai hasilnya, resistensi yang dilakukan oleh karakter utama wanita menyebabkan dampak yang berbeda pada masing-masing karakter.

Media has important role of shaping society's perception toward law enforcement agent. For decades, crime movie genre mostly shows male agents as the main character of the movie while women characters rarely appear as the lead character and their role are mostly as supporting characters who suffer some stereotypes and discriminations in their workplace. However, The Heat becomes a breakthrough in crime genre movie since it portrays women characters as the leading characters. This article will explore the main female characters' resistance toward male characters using everyday resistance theory. The result shows that both main characters have done resistance along the movie by using some ways, for example, using sarcasm, acceptance, and avoidance. As the result, the resistance which is done by the main female characters cause different impact to the ending of each character."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Kansy
""Brave" adalah sebuah film animasi komputer dari Amerika yang bertemakan fantasi komedi yang diproduksi oleh Pixar Animation Studios dan di diterbitkan oleh Walt Disney Pictures pada tahun 2012. Film ini berbeda dari cerita fairy tales klasik. Film ini mempresentasikan perempuan sebagai tokoh utama. Masalah yang akan dibahas di sini adalah bagaimana tokoh-tokoh perempuan direpresentasikan dalam film "Brave". Penelitian ini menggunakan semiotik dan kode televisi oleh John Fiske. Beberapa subtema yang digunakan adalah feminism dalam kekuatan, feminism dalam kepemimpinan, feminism dalam stereotip, feminism dalam karakterisasi, dan feminism dalam kebebasan. Lebih lanjjut lagi, film ini menunjukan beberapa perubahan mendasar dari stereotip film Disney.

"Brave" is an American computer-animated fantasy comedy film produced by Pixar Animation Studios and released by Walt Disney Pictures in 2012. This film is different from classic fairy tales. This film represented a tough woman as the main character. The problem that will be discussed here is how the female characters are represented in "Brave". This study uses semiotics, particularly codes of television by John Fiske. Subthemes are used to analyze feminism in power, feminism in leadership, feminism in stereotypes, feminism in characterization, and feminism in freedom. The conclusion of this study is that the film contains feminism in power, leadership, stereotypes, characterization, and freedom. Furthermore, this film shows some basic changes from the common stereotype of Disney movie.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Hastari
"The Princess and the Frog (2009) merupakan film animasi pertama Disney yang menggambarkan kehidupan seorang putri kulit hitam. Isu peran gender dan rasial dalam film ini dianggap krusial untuk dianalisis karena perempuan Afrika-Amerika mengalami kolonisasi ganda, terutama dalam mengejar American Dream. Analisis terhadap beberapa unsur film seperti penokohan, konflik, latar, dan tema berperan penting untuk memahami isu-isu tersebut. Film ini memperlihatkan bahwa Disney melakukan upaya negosiasi terhadap beberapa nilai yang telah dikritik oleh para feminis dalam Disney Princess Fairy Tales sebelumnya. Namun, hasil analisis film ini menunjukkan bahwa Disney tidak menunjukkan perubahan yang begitu berarti dalam menghadirkan aspek cinta dan pernikahan untuk menciptakan sebuah akhir yang bahagia.

The Princess and the Frog (2009) is the first Disney?s animated movie which depicts the life of a Black princess. Gender roles and racial issues are the two important points in this thesis because African-American women experience double-colonization, especially in pursuing American Dream. Those issues will be analyzed by examining some movie elements such as characterization, conflict, setting, and theme. This movie seems to show that Disney try to negotiate some values that have previously been criticized by feminists in Disney Princess Fairy Tales. However, the result of the analysis shows that Disney does not do significant changes in presenting love and marriage aspects to create a happy ending."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42485
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Samosir, Katheina Anastasya
"Setiap manusia secara tidak sadar, sering menggunakan mekanisme pertahanan diri untuk melawan kecemasan di dalam hidupnya. Hal itu sangat penting, karena dengan mengetahui mekanisme pertahanan diri ini dapat membantu manusia bertahan dan menghadapi dunia. Jurnal ini membahas terkait mekanisme pertahanan diri yang dimunculkan oleh tokoh utama dalam film Die Wand (2012). Pembahasan dalam jurnal ini dilakukan dengan analisis teknik sinematografi, surrealisme dan teori mekanisme pertahanan diri Sigmund Freud. Setelah dianalisis, dapat disimpulkan bahwa tokoh utama wanita banyak memunculkan mekanisme pertahanan diri penyangkalan dan pengalihan lewat berbagai metafor dalam ceritanya.

Every human being, unconsciously, often uses self defense mechanisms to fight anxiety in his life. This is very important, because knowing self-defense mechanism can help humans survive and face the world. This journal discusses the self-defense mechanism raised by the main character in the film Die Wand (2012). The discussion in this journal is carried out by analyzing cinematographic techniques, surrealism and Sigmund Freuds theory of self defense mechanisms. After being analyzed, it can be concluded that the main female characters have raised many self-defense mechanisms of denial and diversion through various metaphors in the story."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>