Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166351 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arofah Arief Santoso
"Kekeringan adalah bencana hidrometeorologis yang selalu terjadi setiap tahun di Indonesia. Salah satu penyebab kekeringan adalah fenomena El Nino yang berakibat pada berkurangnya curah hujan di suatu daerah. Kabupaten Majalengka memiliki karakteristik daerah yang unik karena terdiri dari daerah dengan dataran rendah hingga pegunungan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat distribusi kekeringan meteorologis berdasarkan parameter curah hujan dengan metode Standardized Prec presipitasi Index (SPI) dan kekeringan lahan yang diperoleh berdasarkan pendekatan penginderaan jauh menggunakan Normalized Difference Dried Index (NDDI) pada tahun yang mengalami El Nino, yaitu 2015 dengan tahun memiliki curah hujan normal pada tahun 2018. Melalui teknik yang tumpang tindih dan uji statistik, kekeringan dianalisis berdasarkan karakteristik regional, yaitu kemiringan, jenis tanah, dan penggunaan lahan.
Hasil analisis pola spasial wilayah kekeringan dan daratan meteorologis bergerak dari utara ke selatan, di mana dari Mei hingga September terjadi peningkatan tingkat dan tingkat kekeringan. September adalah puncak kekeringan, di mana berdasarkan dua metode penentuan kekeringan, semua kecamatan di Kabupaten Majalengka dipengaruhi oleh kekeringan dari tingkat kering hingga ekstrem. Di El Nino, kekeringan meteorologis menunjukkan bahwa beberapa daerah mengalami kekeringan ekstrem, tetapi di musim kemarau tanah itu hanya pada tingkat yang sangat kering. Kekeringan yang terjadi pada tahun 2015 dan 2018 memiliki tingkat dan tingkat kekeringan yang berbeda. Kekeringan memiliki hubungan dengan karakteristik fisik daerah tersebut, tetapi yang paling berpengaruh adalah kemiringan berdasarkan uji statistik Chi-square.

Drought is a hydrometeorological disaster that always happens every year in Indonesia. One of the causes of drought is the El Nino phenomenon which results in the reduction of rainfall in an area. Majalengka Regency has unique regional characteristics because it consists of areas with lowlands to mountains. This study aims to see the distribution of meteorological drought based on rainfall parameters with the Standardized Precipitation Index (SPI) method and land drought obtained based on the remote sensing approach using the Normalized Difference Drought Index (NDDI) in the year experiencing El Nino, namely 2015 with the year has a normal rainfall in 2018. Through overlapping techniques and statistical tests, the drought is analyzed based on regional characteristics, namely slope, soil type, and land use.
The results of the spatial pattern analysis of the meteorological drought area and land moved from north to south, where from May to September there was an increase in the extent and level of drought. September is the peak of drought, where based on the two methods of determining drought, all sub-districts in Majalengka Regency are affected by drought from dry to extreme levels. In the El Nino meteorological drought showed that some regions experienced extreme drought, but in the drought the land was only at very dry levels. Drought that occurred in 2015 and 2018 has different extent and level of drought. The drought has a relationship to the physical characteristics of the area, but the most influential is the slope based on the Chi-square statistical test.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alinda Roihanna Fariesta
"Kekeringan menjelaskan suatu tahap kelangkaan air pada waktu tertentu di lokasi tertentu. Kekeringan berdampak dalam banyak hal. Gagal panen atau “puso” akan terjadi dari kekeringan jangka pendek, sementara gangguan ekonomi mungkin terjadi dalam periode kekeringan jangka panjang. Beberapa wilayah di Indonesia secara berkala terkena dampak kekeringan pada musim kemarau, termasuk Kabupaten Indramayu. Sebagai salah satu lumbung padi terbesar di Jawa Barat, 63% wilayah Indramayu ditutupi oleh sawah. Oleh karena itu, pemantauan kekeringan pertanian di lokasi tersebut menjadi tantangan karena kerusakan luas yang disebabkan oleh peristiwa tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis distribusi spasial dan temporal kekeringan di persawahan Indramayu. Penelitian ini memanfaatkan Normalized Difference Drought Index (NDDI) yang dihasilkan dari Landsat 8 OLI-TIRS untuk mengidentifikasi lokasi kekeringan. Pengamatan dilakukan pada bulan kering Juli, Agustus, September, dan Oktober. Daerah kekeringan paling parah terjadi pada bulan Oktober, terutama di tiga kecamatan, yaitu Gantar, Kroya, dan Haurgeulis. Analisis korelasi berbasis statistik menunjukkan hubungan yang signifikan antara NDDI dan jarak dari jaringan irigasi, meskipun korelasi yang relatif lebih kuat ditemukan antara NDDI dan produktivitas tanaman. Secara konklusif, NDDI berhasil diterapkan untuk mengidentifikasi daerah kekeringan di Kabupaten Indramayu"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Adeanti
"Kekeringan merupakan bencana yang setiap tahun terjadi pada musim kemarau, kejadian bencana kekeringan tidak terlepas dari fenomena iklim El-Nino Southern Oscillation (ENSO). Kekeringan dapat memberikan dampak negatif pada sektor pertanian lahan sawah yang berakibat penurunan luas tanam, luas panen, dan hasil produktivitas. Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan Kabupaten Bogor menyebutkan bahwa Kabupaten Bogor pada musim kemarau terkena dampak dari kekeringan pertanian.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeteksi wilayah kekeringan secara spasial dan temporal, serta menganalisis wilayah kekeringan menurut kondisi topografi seperti ketinggian dan kemiringan lereng. Penelitian ini menggunakan data citra Landsat 8 OLI/TIRS pada tahun 2014-2018 dengan Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) dan Normalized Difference Water Index (NDWI) lalu menghasilkan indeks kekeringan dengan analisis Normalized Difference Drought Index (NDDI).
Hasil pengolahan diklasifikasikan menjadi 4 kelas yaitu normal, kekeringan ringan, kekeringan sedang, dan kekeringan berat. Berdasarkan dari pengolahan data tahun 2014, 2016, 2017, dan 2018 menunjukan bahwa kelas kekeringan ringan mendominasi di Kabupaten Bogor dan pada tahun 2015 didominasi kelas kekeringan sedang. Analisis statistik menunjukan kekuatan hubungan antara nilai NDDI dengan kondisi topografi yaitu ketinggian dan kemiringan lereng memiliki hubungan yang lemah dan tidak signifikan.

Drought is a disaster that occurs every year in the dry season, drought is inseparable from the climate phenomenon El-Nino Southern Oscillation (ENSO). Drought can have a negative impact on the agricultural sector of paddy fields which results in a decrease in planting area, harvest area, and productivity yields. Bogor Regency's Office of Food, Horticulture and Plantation said that Bogor Regency in the dry season was affected by agricultural drought.
The purpose of this study was to detect spatial and temporal areas of drought, and to analyze the area of ​​drought according to topographic conditions such as altitude and slope. This study uses Landsat 8 OLI / TIRS image data in 2014-2018 with the Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) and the Normalized Difference Water Index (NDWI) then produces a drought index with an analysis of Normalized Difference Drought Index (NDDI).
Processing results are classified into 4 classes, namely normal, mild drought, moderate drought, and severe drought. Based on data processing in 2014, 2016, 2017, and 2018, it shows that light drought class dominates in Bogor Regency and in 2015 was dominated by moderate drought class. Statistical analysis shows the strength of the relationship between NDDI values ​​and topographic conditions, namely altitude and slope of the slope has a weak and non significant.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asma Zuhro
"Kabupaten Indramayu merupakan salah satu sentra padi Jawa Barat dengan 56 % wilayahnya berupa sawah. Namun beberapa tahun terakhir produktivitas padi berkurang karena terjadinya bencana kekeringan akibat musim kemarau panjang. Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu mencatat bahwa pada tahun 2012, 2015 dan 2018 lahan sawah mengalami gagal panen yang disebabkan kekeringan sangat berat.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persebaran wilayah kekeringan pertanian lahan sawah tahun 2012, 2015 dan 2018 serta hubungannya dengan curah hujan, kemiringan lereng dan ketinggian di Kabupaten Indramayu. Indeks kekeringan VHI Vegetation Health Index digunakan untuk mengetahui persebaran wilayah kekeringan lahan pertanian. VHI merupakan kombinasi indeks VCI Vegetation Condition Index dan TCI Temperature Condition Index yang diperoleh dari pengolahan data NDVI Normalized Difference Vegetation Index dan LST Land Surface Temperature Citra Landsat 7 dan 8.
Hasil pengolahan indeks VHI menunjukkan persebaran wilayah yang tidak mengalami kekeringan hingga kekeringan sangat berat pada wilayah pesisir pantai Kabupaten Indramayu. Sedangkan kategori tingkat kekeringan ringan berada pada wilayah barat bagian utara dan tengah Kabupaten Indramayu. Berdasarkan hasil uji statistik, terdapat hubungan yang signifikan antara curah hujan dengan kekeringan pada tahun pengamatan 2012, 2015 dan 2018. Sedangkan ketinggian dan lereng tidak ada hubungan signifikan dengan kekeringan.

Indramayu Regency is one of the rice centers in West Java with 56 % of its area is rice fields. But in recent years rice productivity has been reduced due to drought that occurred in Indramayu Regency that caused by a shift of the beginning season and a long dry season. The Indramayu District Agriculture Office noted that in 2012, 2015 and 2018 paddy fields experienced crop failures due to very heavy drought.
The purpose of this study was to determine the distribution of 2012, 2015 and 2018 wetland agricultural drought areas and their relationship with rainfall in Indramayu Regency. The VHI drought index Vegetation Health Index is used to determine the pattern of distribution of the drought area of agricultural land. VHI is a combination of VCI Vegetation Condition Index and TCI Temperature Condition Index derived from NDVI data processing Normalized Difference Vegetation Index, LST Land Surface Temperature of Landsat 7 and 8 images.
The processing results of the VHI index show the distribution of drought levels no drought to extreme drought, where in 2012, 2015 and 2018 the distribution of drought in agricultural land has the same pattern, which is dominated by the coastal areas of Indramayu Regency due to the influence of less rainfall. While the level of mild drought is in the western and center regions of Indramayu Regency. Based on the results of statistical tests, there is a significant relationship between rainfall and drought in 2012, 2015 and 2018. Whereas altitude and slope dont have relationship with drought.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Putri
"Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung adalah salah satu sumber air permukaan yang penting bagi Jakarta dan Jawa Barat, Indonesia, yang menjadi tumpuan hidup bagi jutaan penduduk. Namun, sungai Ciliwung mengalir melalui daerah-daerah yang padat penduduk di Jakarta, sehingga kebutuhan akan air terutama untuk keperluan domestik menjadi sangat tinggi. Meskipun kebutuhan ini tinggi, DAS Ciliwung telah mengalami degradasi yang menyebabkan penurunan pasokan air sehingga berkontribusi pada fenomena kekeringan di wilayah tersebut. Analisis fenomena kekeringan ini akan menggunakan metode Standardized Precipitation Index (SPI) selama periode 42 tahun. Analisis ini menyatakan bahwa daerah-daerah tertentu dalam DAS ternyata lebih rentan terhadap kondisi kekeringan parah yang terjadi akibat perubahan pola presipitasi. Perbandingan data hasil SPI dari tahun 1980-1999 dan 2000-2022 menunjukkan pergeseran signifikan dalam pola presipitasi, yang mengindikasikan peningkatan kekeringan meteorologis akibat perubahan iklim. Analisis ini, berdasarkan data dari 13 stasiun hujan, menunjukkan hasil yang mencolok bahwa daerah yang paling kering teridentifikasi di sekitar FTUI, dengan 141 kasus kekeringan tercatat dari tahun 2003-2022 dan peningkatan keseluruhan kekeringan di DAS Ciliwung dari 53,95% selama periode 1980-1999 menjadi 61,23% pada periode 2000-2022, serta penurunan kebasahan dari 46,05% menjadi 38,77%, yang pada garis besar menunjukkan peningkatan kekeringan sebesar 7,28%.

The Ciliwung Watershed is a crucial source of surface water for Jakarta and West Java, Indonesia, serving as a lifeline for millions of residents. The Ciliwung River flows through densely populated areas in Jakarta, leading to a high demand for water primarily for domestic purposes. Despite this demand, watershed degradation has led to a decrease in water supply, contributing to drought phenomena in the region. This thesis analyzes this drought phenomena using the Standardized Precipitation Index (SPI) method over a 42-years period. The analysis reveals that certain areas within the watershed are more prone to severe drought conditions, potentially linked to changes in precipitation patterns. A comparison of SPI data from 1980-1999 and 2000-2022 highlights significant shifts in precipitation patterns, suggesting an increase in meteorological droughts due to climate change. The analysis, based on data from 13 rainfall stations, shows a notable result of the driest area identified is around FTUI, with 141 drought cases recorded from 2003-2022 and increase in overall Ciliwung Watershed dryness from 53.95% during the 1980-1999 period to 61.23% in the 2000-2022 period, and a corresponding decrease in wetness from 46.05% to 38.77%, indicating a 7.28% increase in dryness."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haura Hazema Alya
"Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu wilayah dengan tingkat kekeringan cukup tinggi di Pulau Jawa. Berdasarkan data BMKG, kekeringan parah selalu terjadi di Kabupaten Sukabumi terutama pada tahun-tahun El Nino. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola spasiotemporal kekeringan yang terjadi di Kabupaten Sukabumi dengan algoritma Temperature Vegetation Dryness Index (TVDI). Pengamatan dilakukan pada tahun 2015, 2019, dan 2023 saat terjadi fenomena El Nino di Indonesia. Perhitungan TVDI dilakukan menggunakan data suhu permukaan dan indeks vegetasi dari citra satelit Landsat 8 OLI/TIRS dan Landsat 9 OLI-2/TIRS-2. Hasilnya, terdapat gejala kekeringan yang terjadi di Kabupaten Sukabumi pada tahun-tahun tersebut. Secara temporal, tren kekeringan terparah cenderung fluktuatif, yaitu bulan September (2015), Juni (2019), dan Juni (2023). Frekuensi kekeringan terjadi pada tutupan lahan berupa lahan pertanian dan jarang terjadi di tutupan lahan berupa hutan. Dari hasil analisis, didapat bahwa kekeringan didominasi terjadi di wilayah dengan ketinggian 200-500 mdpl dan lereng dengan kemiringan 2-7%. Untuk mengetahui hubungan antara kelas kekeringan dan variabel tutupan lahan, dilakukan uji korelasi Chi-square yang menunjukkan bahwa tutupan lahan berpengaruh pada kelas kekeringan. Hubungan variabel curah hujan dan kelas kekeringan dikaji dengan analisis curah hujan harian dan kekeringan menunjukkan pengaruh curah hujan dan nilai TVDI memiliki jeda 1-2 hari. Uji statistik Spearmann antara curah hujan dan kekeringan menunjukkan adanya hubungan korelasi negatif yang lemah hingga sedang.

Sukabumi Regency is one of the areas with a fairly high level of drought in Java. Based on BMKG data, severe drought always occurs in Sukabumi Regency, especially in El Nino years. This study aims to identify the spatiotemporal pattern of drought that occurs in Sukabumi Regency using the Temperature Vegetation Dryness Index (TVDI) algorithm. Observations were made in 2015, 2019, and 2023 when the El Nino phenomenon occurred in Indonesia. TVDI calculations were carried out using surface temperature data and vegetation index from Landsat 8 OLI/TIRS and Landsat 9 OLI-2/TIRS-2 satellite images. As a result, there were symptoms of drought that occurred in Sukabumi Regency in those years. Temporally, the worst drought trend tends to fluctuate, namely September (2015), June (2019), and June (2023). The frequency of drought occurs in land cover in the form of agricultural land and rarely occurs in land cover in the form of forest. From the analysis results, it was found that drought predominantly occurs in areas with an altitude of 200-500 meters above sea level and slopes with a gradient of 2-7%. To determine the relationship between drought class and land cover variables, a Chi-square correlation test was conducted which showed that land cover had an effect on drought class. The relationship between rainfall variables and drought class was studied by analyzing daily rainfall and drought, showing the effect of rainfall and TVDI values having a lag of 1-2 days. The Spearmann statistical test between rainfall and drought showed a weak to moderate negative correlation.
"
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haura Hazema Alya
"Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu wilayah dengan tingkat kekeringan cukup tinggi di Pulau Jawa. Berdasarkan data BMKG, kekeringan parah selalu terjadi di Kabupaten Sukabumi terutama pada tahun-tahun El Nino. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola spasiotemporal kekeringan yang terjadi di Kabupaten Sukabumi dengan algoritma Temperature Vegetation Dryness Index (TVDI). Pengamatan dilakukan pada tahun 2015, 2019, dan 2023 saat terjadi fenomena El Nino di Indonesia. Perhitungan TVDI dilakukan menggunakan data suhu permukaan dan indeks vegetasi dari citra satelit Landsat 8 OLI/TIRS dan Landsat 9 OLI-2/TIRS-2. Hasilnya, terdapat gejala kekeringan yang terjadi di Kabupaten Sukabumi pada tahun-tahun tersebut. Secara temporal, tren kekeringan terparah cenderung fluktuatif, yaitu bulan September (2015), Juni (2019), dan Juni (2023). Frekuensi kekeringan terjadi pada tutupan lahan berupa lahan pertanian dan jarang terjadi di tutupan lahan berupa hutan. Dari hasil analisis, didapat bahwa kekeringan didominasi terjadi di wilayah dengan ketinggian 200-500 mdpl dan lereng dengan kemiringan 2-7%. Untuk mengetahui hubungan antara kelas kekeringan dan variabel tutupan lahan, dilakukan uji korelasi Chi-square yang menunjukkan bahwa tutupan lahan berpengaruh pada kelas kekeringan. Hubungan variabel curah hujan dan kelas kekeringan dikaji dengan analisis curah hujan harian dan kekeringan menunjukkan pengaruh curah hujan dan nilai TVDI memiliki jeda 1-2 hari. Uji statistik Spearmann antara curah hujan dan kekeringan menunjukkan adanya hubungan korelasi negatif yang lemah hingga sedang.

Sukabumi Regency is one of the areas with a fairly high level of drought in Java. Based on BMKG data, severe drought always occurs in Sukabumi Regency, especially in El Nino years. This study aims to identify the spatiotemporal pattern of drought that occurs in Sukabumi Regency using the Temperature Vegetation Dryness Index (TVDI) algorithm. Observations were made in 2015, 2019, and 2023 when the El Nino phenomenon occurred in Indonesia. TVDI calculations were carried out using surface temperature data and vegetation index from Landsat 8 OLI/TIRS and Landsat 9 OLI-2/TIRS-2 satellite images. As a result, there were symptoms of drought that occurred in Sukabumi Regency in those years. Temporally, the worst drought trend tends to fluctuate, namely September (2015), June (2019), and June (2023). The frequency of drought occurs in land cover in the form of agricultural land and rarely occurs in land cover in the form of forest. From the analysis results, it was found that drought predominantly occurs in areas with an altitude of 200-500 meters above sea level and slopes with a gradient of 2-7%. To determine the relationship between drought class and land cover variables, a Chi-square correlation test was conducted which showed that land cover had an effect on drought class. The relationship between rainfall variables and drought class was studied by analyzing daily rainfall and drought, showing the effect of rainfall and TVDI values having a lag of 1-2 days. The Spearmann statistical test between rainfall and drought showed a weak to moderate negative correlation.
"
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqa Khairunnisa Putri
"Penelitian telah dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis dan memprediksi pola kekayaan spesies burung dan habitatnya di Taman Nasional Bali Barat TNBB . Penelitian dilakukan pada tanggal 23--27 Juli 2016 di kawasan TNBB, Kabupaten Buleleng meliputi lima lokasi yaitu Trimbawan pelataran , Trimbawan baru, Prapat Agung, Lampu Merah dan Tegal Bunder. Metode observasi burung menggunakan Point Count, sedangkan profil habitat dilakukan dengan analisis vegetasi. Pengolahan data citra menggunakan citra satelit Landsat 7 Thematic Mapper TM. Nilai NDVI dihitung melalui perbandingan rasio band 4 sebagai near-infrared NIR dan band 3 sebagai red-light RED. Analisis hubungan dan pengaruh antara kekayaan spesies burung dengan nilai NDVI dihitung dengan analisis regresi linier. Hasil menunjukkan terdapat 52 spesies burung dan 303 individu. Hubungan antara kekayaan spesies burung dengan nilai NDVI berkorelasi signifikan R2 = 0.808; p-value = 0.037; P < 0.05 menunjukkan bahwa nilai NDVI dapat memprediksi kekayaan spesies burung di TNBB.

Research has been conducted to analyze and predict bird species richness pattern and their habitat in the West Bali National Park TNBB . Research was conducted on 23 27 July 2016 in TNBB area, Buleleng Regency covering five locations namely Trimbawan pelataran , Trimbawan baru, Prapat Agung, Lampu Merah and Tegal Bunder. Bird observation was carried out using Point Count method, while habitat profile is measure by vegetation analysis. Image data processing used Landsat 7 Thematic Mapper TM satellite image. The NDVI value is calculated by comparison of ratio band 4 as near infrared NIR and band 3 as red light RED . Analysis of relationship and the effect of bird species richness with NDVI values was calculated by linear regression. Results showed that there were 52 species of birds and 303 individuals. The association between bird species richness and NDVI values was significant R2 0.808 p value 0.037 P 0.05 indicating that NDVI values can predict the bird species richness in TNBB."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69857
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viola Debby Yulistya
"Kekeringan merupakan fenomena yang dapat dilihat dari banyak sudut pandang dan terjadi dalam skala spasial dan temporal, salah satunya adalah sudut pandang pertanian sebagai sektor yang terpengaruh. Pada Agustus 2015, kekeringan terjadi di Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukaresmi hingga mengakibatkan kegagalan panen.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat dan sebaran kekeringan lahan sawah dengan menggunakan metode VCI pada Agustus 2013 sampai Agustus 2017, serta menganalisis keterkaitan antara luas kekeringan tersebut dengan variabel curah hujan pada tahun-tahun yang diteliti. Pemantauan kekeringan pertanian dalam penelitian ini memanfaatkan teknologi penginderaan jauh dan metode Indeks Kondisi Vegetasi atau VCI Kogan, 1995. Nilainya diperoleh dari nilai NDVI Landsat 8 dalam jangka waktu tertentu dan dinormalisasi untuk setiap pikselnya. Metode ini menunjukkan kondisi vegetasi pada bulan tertentu dibandingkan dengan kondisi terbaik dan terburuk selama periode yang diteliti.
Hasil yang didapat adalah kekeringan pertanian di Kecamatan Sukaresmi terjadi sepanjang tahun. Tahun 2015 merupakan tahun dengan rata-rata luas kekeringan pertanian tiap desa tertinggi. Desa Sukamahi merupakan Desa yang tersering mengalami kekeringan pertanian terluas di Kecamatan Sukaresmi. Terdapat korelasi bernilai negatif r = -0.212 dan lemah antara variabel kekeringan dengan curah hujan. Hal ini mungkin disebabkan oleh telah adanya irigasi sehingga pertanian tidak terlalu bergantung pada hujan.

Drought is a phenomenon that can be seen from many point of view which happen in spatial and temporal scale. One of the point of views is agriculture, as a the sector affected. In August 2015, drought happened in Sukaresmi Village of Sukaresmi District causing harvest failure.
This study aims to analyze agricultural drought level and distribution in paddy fields area of Sukaresmi District using VCI Vegetation Condition Index method during August 2013 until August 2017, and finding the correlation between drought extent with rainfall data as climate variable. The monitoring of agricultural drought in this study was carried out by utilizing remote sensing derived VCI by Kogan 1995. The index obtained from NDVI value of Landsat 8 imagery in the given period that normalized for each pixel. This method shows how close the vegetation condition is compared to its best and worst condition throughout the period examined.
The result showed that agricultural drought in Sukaresmi District occured throughout the years. 2015 is the year with the highest average extent of agricultural drought. There is a negative and low r 0.212 correlation between the drought and rainfall variables which possibly due to the presence of irrigation technology.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iradati Rabbil Izzati
"Telah dilakukan penelitian tentang komunitas burung di Suaka Margasatwa Cikepuh, Sukabumi, Jawa Barat pada habitat hutan sekunder, habitat terbuka, dan habitat pantai. Sensus burung dilakukan dengan metode titik hitung (Point Count). Analisis data dilakukan dengan membandingkan kekayaan spesies, kelimpahan spesies, keanekaragaman spesies di tiga tipe habitat serta menentukan ada atau tidaknya korelasi antara nilai indeks keanekaragaman spesies Shannon- Wiener (H’) dengan nilai NDVI. Hasil penelitian yang dilakukan dari tanggal 7 April hingga 18 April 2010 menunjukkan bahwa terdapat 61 spesies dari 28 famili dengan 2 spesies merupakan burung migran dan terdapat 3 spesies burung endemik Jawa. Hasil perbandingan keanekaragaman spesies antar tiga tipe habitat menunjukkan keanekaragaman tertinggi terdapat pada hutan sekunder dan terendah pada habitat pantai. Indeks kesamaan spesies tertinggi terdapat antar hutan sekunder dengan hutan terbuka. Hasil analisis korelasi regresi linear antara nilai indeks keanekaragaman spesies (H’) dengan nilai rata-rata NDVI di tiap tipe habitat menunjukkan adanya korelasi positif."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31652
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>