Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107929 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Natasha Laurentia Elifele
"ABSTRAK
Indonesia dianggap sebagai salah satu negara penghasil cengkeh terbesar di Indonesia dunia. Namun, saat ini produk yang diekspor sebagian besar masih dalam bentuk mentah rempah-rempah, tidak memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Beberapa daerah di Indonesia sudah diproses itu menjadi produk minyak cengkeh, tetapi yang berkualitas rendah. Suatu upaya yang bisa dilakukan untuk
meningkatkan kualitas ekspor potensi lokal Indonesia adalah dengan biokonversi eugenol yang terkandung dalam minyak cengkeh menjadi produk penyusun aroma seperti vanillin. Ini
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi molekul bakteri yang diisolasi dari cengkeh tanah perkebunan di Jawa Tengah yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai eugenol Bakteri biokonversi dengan menggunakan ech (enoyl coA-hydratase) dan fcs (feruloyl gen coA-synthetase). Analisis in silico dilakukan dengan terlebih dahulu mengumpulkan gen fcs dari basis data DNA pada Genbank untuk merancang ech dan fcs maju dan mundur primer. Bakteri tanah yang dikumpulkan dari perkebunan cengkeh di Jawa Tengah diisolasi menggunakan a media selektif dan DNA genom kemudian diekstraksi. Teknik PCR dilakukan untuk mendeteksi keberadaan gen ech dan fcs yang ditunjukkan oleh band diperkuat dalam isolat. Amplikon yang diperoleh dianalisis menggunakan gel agarosa elektroforesis. Sequencing Sanger DNA dilakukan untuk menentukan spesies bakteri yang ditemukan dalam isolat. Hasil sekuensing DNA kemudian dianalisis menggunakan metode BLAST di NCBI. Berdasarkan hasil penelitian ini, bakteri ditemukan di lahan perkebunan cengkeh di Jawa Tengah diduga positif memiliki gen pemrosesan eugenol, gen fcs. Spesies bakteri yang diidentifikasi terutama Burkholderia sp. Namun lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan dalam upaya untuk mendapatkan
amplikon yang lebih spesifik yang mewakili gen ech dan fcs

ABSTRACT
Indonesia is considered as one of the largest clove producing countries in the world. However, currently most of the products exported are still in raw form, which has a higher selling value. Some regions in Indonesia have started to become clove oil, but of low quality. An effort that can be done to improving the quality of Indonesia's local export potential by bioconversion of eugenol contained in clove oil into aroma constituent products such as vanillin. This The aim of this research is to discuss the bacteria isolated from clove plantation land in Central Java that were developed to be developed as eugenol Bacteria bioconversion using ech (enoyl coA-hydratase) and fcs (feruloyl coA-synthetase gene). Analysis in silico is carried out by first collecting the fcs gene from the DNA database on Genbank for primary and backward ech and primary approval. Soil bacteria collected from clove plantations in Central Java were isolated using selective media and the DNA genome was then extracted. The PCR technique was carried out to replace the ech and fcs genes that were approved by the band supported in isolates. The amplicons obtained were analyzed using agarose electrophoretic gel. Sanger DNA sequencing was carried out to determine the bacterial species found in the isolates. The DNA sequencing results were then analyzed using the BLAST method at NCBI. Based on the results of this study, bacteria found in clove plantations in Central Java tested positive for having a gene that supports eugenol, the fcs gene. The protected bacterial species are mainly Burkholderia sp. More work needs to be done in an effort to get more specific amplicons that represent ech and fcs genes"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Rotua Selvi
"Potensi Indonesia sebagai salah satu penghasil minyak cengkeh terbesar di dunia didukung dengan pengembangan perkebunan cengkeh di Indonesia. Sulawesi Utara merupakan provinsi penghasil minyak cengkeh di Indonesia. Desa Liandok yang berada pada kabupaten Minahasa Selatan, provinsi Sulawesi Utara memiliki area perkebunan cengkeh yang luas. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi gen ech dan gen fcs pada bakteri tanah dari perkebunan cengkeh Desa Liandok, Minahasa Selatan. Bakteri tanah dari perkebunan cengkeh di Desa Liandok, Minahasa Selatan diisolasi dengan beberapa medium selektif. Ektraksi DNA dilakukan dengan menggunakan Geneaid PrestoTM Mini gDNA Bacteria Kit. Isolasi genom dari ekstraksi DNA dilakukan dengan elektroforesis gel agarosa. Primer forward dan primer reverse didesain dengan multiple alignment sekuens yang menyandi gen ech dan gen fcs dari bakteri Pseudomonas sp. pada data NCBI GenBank. Analisis PCR dilakukan melalui primer forward dan primer reverse untuk mendeteksi gen ech dan gen fcs pada isolat. Selanjutnya, amplikon dianalisis dengan elektroforesis gel agarosa untuk menunjukan pita pada daerah gen ech dan gen fcs. Analisis secara molekuler dilakukan dengan mengamplifikasi gen 16S rRNA dengan metode PCR menggunakan primer universal 27F dan 534R dan dilanjutkan dengan sekuensing terhadap gen 16S rRNA. Langkah terakhir, yaitu dilakukan analisis hasil sekuensing menggunakan metode BLAST di NCBI. Keberadaan gen ech dan gen fcs pada isolat bervariasi. Sembilan isolat dari total 22 isolat memiliki gen ech dan gen fcs. Hasil BLAST terhadap urutan nukleotida gen 16S rRNA dari tiga isolat yang disekuensing mempunyai kesamaan 99% dengan bakteri Pseudomonas nitroreducens dan satu isolat mempunyai kesamaan 96% dengan Pseudomonas denitrificans. Sebagai kesimpulan, bakteri tanah pada perkebunan cengkeh di Desa Liandok, Minahasa Selatan memiliki gen ech dan gen fcs yang berpotensi untuk melakukan konversi eugenol menjadi vanillin.

Indonesias potential as worlds largest clove oil producer is supported by the development of clove plantations in Indonesia. North Sulawesi is a province that playing the biggest role in producing clove oil in Indonesia. Desa Liandok is located in Minahasa Selatan, North Sulawesi which has a large areal of clove oil plantation. This study was aimed to characterize ech and fcs genes in soil bacteria from clove plantation in Desa Liandok, South Minahasa which has the potential to bioconvert eugenol to vanillin. The soil bacteria from clove plantations in Desa Liandok, South Minahasa was isolated using selective mediums. DNA extraction was carried out using Geneaid PrestoTM Mini gDNA Bacteria Kit. The isolated genomes from DNA extraction were analyzed and carried out by agarose gel electrophoresis. Both primers for PCR were designed by aligning multiple ech and fcs genes sequences of Pseudomonas sp. in NCBI GenBank data. PCR analysis was performed within forward and reverse primers to detect ech and fcs genes in the isolate. Furthermore, the amplicons was analyzed using agarose gel electrophoresis to show ech and fcs genes bands. Molecular analysis was carried out by amplifying the 16S rRNA gene with the PCR method using universal primers 27F and 534R and continued with sequencing of the 16S rRNA gene. The last step was to analyze the result of DNA sequencing using BLAST method in NCBI. The existence of ech and fcs genes in each isolate were varied. BLAST analysis against nucleotide sequence of the 16S rRNA gene from three isolates that were sequenced possess 99% similarities with Pseudomonas nitroreducens and one isolate possesses 96% similarities with Pseudomonas denitrificans. Nine out of 22 isolates contained both fcs and ech genes. To conclude, soil bacterias in clove plantation in Desa Liandok, South Minahasa have ech and fcs genes which have the potential to bioconvert eugenol to vanillin."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rohman Arif Anasa
"ABSTRAK
Dua puluh satu isolat kapang dan tujuh isolat khamir telah diisolasi berdasarkan perwakilan morfologi koloni dari setiap jenis ragi tapai menggunakan metode tebar dan streak plate method. Beberapa sampel ragi tapai didapatkan dari lima daerah (Surakarta, Grobogan, Purwokerto, Klaten, dan Kalasan) di Jawa Tengah, Indonesia. Penapisan aktivitas amilase dilakukan secara kualitatif dengan metode iodin dan hasil diekspresikan sebagai diameter zona bening. Isolat terpilih kemudian diukur aktivitas amilasenya menggunakan metode DNS pada panjang gelombang 540 nm. Penapisan khamir toleran terhadap konsentrasi gula tinggi dan penghasil alkohol dilakukan pada medium PDB yang ditambahkan 5%, 10%, dan 15% glukosa. Penapisan didasarkan atas pertumbuhan sel dan dan gas CO2 terbentuk dalam tabung Durham. Berdasarkan hasil penapisan kapang, tiga isolat dipilih berdasarkan diameter zona bening terbesar yaitu ZSL3 (57,52 mm), ZN1 (54,96 mm), dan ZGN1 (54,47 mm). Hasil uji menunjukkan bahwa isolat ZGN1 memiliki aktivitas enzim amilase tertinggi (13,18 U/mL) dan isolat ZN1 memiliki aktivitas terendah (5,95 U/mL). Hasil penapisan khamir menunjukkan isolat YN1, YN2, dan YK1 merupakan tiga isolat khamir terpilih. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa YN1 adalah isolat terbaik berdasarkan pertumbuhan sel dan gas CO2 yang terbentuk pada medium uji dalam 24 jam. Berdasarkan karaktermorfologi makroskopis dan mikroskopis, Isolat kapang ZSL3 diduga merupakan genus Rhizopus, sedangkan isolat kapang ZGN1 dan ZN1 merupakan genus Mucor. Isolat khamir YN1, YN2, dan YK1 diduga merupakan filum Ascomycota berdasarkan karakter morfologi dan kemampuan memfermentasi gula untuk menghasilkan etanol dan CO2.

ABSTRACT
Twenty one mould and seven yeast isolates have been isolated based on colony morphology that are representative from each ragi tapai sample using spread method and streak plate method. Ragi tapai samples were obtained from five regions (Surakarta, Grobogan, Purwokerto, Klaten, and Kalasan) in Central Java, Indonesia. Amylase enzyme activity was screened qualitatively using iodine method and the clear zone diameter was measured. Then, three isolates amylase activity was measured using DNS method on 540 nm wavelength. Sugar-tolerant and alcohol producing yeast screening was assayed in PDB + glucose (5%, 10%, and 15%). Screening was based on growth and gas produced in Durham tube. Based on the mould screening result, three isolates with the largest clear zone were selected. The selected isolates were ZSL3 (57,52 mm), ZN1 (54,96 mm), and ZGN1 (54,47 mm). The DNS assay resulted ZGN1 has the highest amylase enzyme activity (13,18 U/mL) and the ZN1 as the lowest (5,95 U/mL). The yeasts screening result showed that YN1, YN2, and YN3 were selected isolates. The result also showed that YN1 was the best isolate based on growth and gas produced in 24 hours. Isolate ZSL3 was assumed to belong to genus Rhizopus and isolate ZGN1 and ZN1 were assumed to belong to genus Mucor based on its morphological characters. Isolate YN1, YN2, and YK1 were assumed to belong to phylum Ascomycota based on its morphological characters and ability to ferment the sugar to produce ethanol and CO2."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Pratiwi Setyaningsih
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh isolat 'Actinobacteria' termofilik dari tanah di sekitar geiser Cisolok, Jawa Barat yang memiliki aktivitas selulolitik pada suhu tinggi serta mengetahui posisi filogenetik isolat terpilih terhadap spesies-spesies terdekatnya berdasarkan gen 16S rRNA. Penapisan kemampuan degradasi selulosa 17 isolat dilakukan secara kualitatif pada 'Minimal medium' (Mm) padat yang ditambahkan substrat yaitu 'carboxymethyl cellulose' (CMC) 1% (b/v) atau  'microcrystalline cellulose' (MCC) 1% (b/v) kemudian diinkubasi selama 7 hari. Pengamatan dilakukan dengan pewarnaan 'Congo red' 0,2% (b/v) dan zona bening pada sekitar koloni mengindikasikan degradasi substrat. Hasil penapisan menunjukkan bahwa 15 isolat mendegradasi CMC 1% dan 12 isolat mendegradasi MCC 1% pada suhu 45 oC, 14 isolat mendegradasi CMC 1% dan MCC 1% pada suhu 50 oC, 4 isolat mendegradasi CMC 1% dan MCC 1% pada suhu 55 oC, dan 3 isolat mendegradasi CMC 1% dan MCC 1% pada suhu 60 oC. Tiga isolat (SL1-2-R-2, SL1-2-R-3, dan SL1-2-R-4) yang mendegradasi CMC 1% dan MCC 1% hingga 60 oC merupakan isolat terpilih. Identifikasi dan karakterisasi telah dilakukan pada penelitian sebelumnya dan melaporkan tiga isolat terpilih memiliki kekerabatan terdekat dengan 'Actinomadura keratinilytica' WCC-2665T(=NBRC 105837T). Hasil pengujian menunjukkan 'type strain' NBRC 105837T mendegradasi CMC 1% dan MCC 1% pada medium Mm padat dengan suhu 45, 50, 55, dan 60 oC setelah inkubasi 7 hari. 'Crude enzyme' dari tiga isolat potensial dan 'type strain' NBRC 105837T menunjukkan aktivitas selulolitik pada medium Mm padat yang ditambahkan CMC 1% atau MCC 1% pada suhu 45, 50, 55, dan 60 oC. Analisis filogenetik tiga isolat terpilih berdasarkan gen 16S rRNA menggunakan metode 'Neighbor-Joining' (NJ), 'Minimum Evolution' (ME), dan 'Maximum Likelihood' (ML) menunjukkan bahwa tiga isolat terpilih berada pada satu 'clade' monofiletik dengan 'Actinomadura' 'keratinilytica' WCC-2665T. Analisis filogenetik juga menunjukkan dua kelompok yang terpisah berdasarkan kemampuan menghasilkan selulase pada anggota famili 'Thermomonosporaceae'.

The aims of this study were to obtained thermophilic 'Actinobacteria' isolates from soil around Cisolok geyser, West Java with the ability to degrade cellulose at high temperatures and to analyze the phylogenetic position based on 16S rRNA gene of the selected isolates compared to closely related species. Cellulose degradation screening was performed on Minimal (Mm) medium with the addition of 1% (w/v) carboxymethyl cellulose (CMC) or 1% (w/v) microcrystalline cellulose (MCC) as substrate then incubated for 7 days. Cellulose degradations were observed by staining the plates with  0,2% (w/v) Congo red and clear zone formation around the bacterial colony would indicate the cellulose degradation. The results showed that 15 isolates were able to degrade 1% CMC and 12 isolates were able to degrade 1% MCC at 45 oC, 14 isolates were able to degrade 1% CMC and 1% MCC at 50 oC, 4 isolates were able to degrade 1% CMC and 1% MCC at 55 oC, and 3 isolates were able to degrade 1% CMC and 1% MCC at 60 oC. Three isolates (SL1-2-R-2, SL1-2-R-3, and SL1-2-R-4) were selected due to their CMC and MCC degrading ability at 60 oC. Molecular identification based on 16S rRNA gene and characterization in previous study showed that the three selected isolates are closely related to 'Actinomadura keratinilytica' WCC-2665T(=NBRC 105837T). The assay showed that type strain NBRC 105837T was able to degrade 1% CMC and 1% MCC at 45, 50, 55, and 60 oC after 7 days of incubation. Cellulolytic activity show that the crude enzymes of the three selected isolates and type strain were able to degrade 1% CMC and 1% MCC at 45, 50, 55, and 60 oC. Phylogenetic analysis using Neighbour-Joining (NJ), Minimum Evolution (ME), and Maximum Likelihood (ML) methods showed that the  three selected isolates  were  clustered  together in monophyletic clade with 'Actinomadura keratinilytica' WCC-2265T with 100% bootstrap value. Phylogenetic analysis also showed that cellulase  producers  and  non-cellulase  producers  in 'Thermomonosporaceae' were grouped into different clades.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T54737
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Washila Nurlaila
"ABSTRACT
Isolasi dan penapisan kapang dan khamir dari lima jenis ragi tapai asal beberapa kota di Jawa Barat telah dilakukan. Berdasarkan hasil isolasi, didapatkan tiga belas isolat kapang dan tujuh isolat khamir. Penapisan kapang amilolitik dilakukan secara kualitatif menggunakan uji iodin. Uji kualitatif dilakukan dengan mengukur zona bening pada medium starch agar yang telah ditumbuhi kapang dan kemudian ditetesi iodin. Hasil uji menunjukkan isolat (ZC1, ZC2, ZGJ2) memiliki diameter zona bening sebesar (69,95 mm, 58,73 mm, 56,85 mm). Aktivitas amilase ketiga isolat kapang terpilih diukur menggunakan metode DNS (Dinitrosalicylic Acid). Hasil uji menunjukkan bahwa isolat ZGJ2 merupakan isolat kapang dengan aktivitas tertinggi (6,30 U/mL) sedangkan isolat kapang dengan aktivitas terendah (3,03 U/mL) dihasilkan oleh isolat ZC2. Penapisan khamir penghasil alkohol dilakukan berdasarkan pertumbuhan sel dan gas  yang terperangkap dalam tabung Durham, dalam medium PDB yang ditambah glukosa 5%, 10%, dan 15%. Ketiga isolat mampu tumbuh dengan baik pada medium dengan konsentrasi glukosa 15%. Namun pembentukan gas  hanya terjadi pada penambahan 10% glukosa oleh isolat YC1 (4+) dan YC3 (3+)  serta penambahan 5% glukosa oleh isolat YC2 (2+). Hasil pengamatan karakter makroskopis dan mikroskopis isolat ZC1 dan ZGJ2  diduga merupakan genus Rhizopus, sedangkan isolat ZC2 masuk ke dalam genus Mucor. Isolat khamir terpilih diduga termasuk ke dalam filum Ascomycota berdasarkan karakter morfologi dan fisiologi.

ABSTRACT
Isolation and screening of molds and yeasts from five types of ragi tapai from several cities in West Java had been done. Based on the results of isolation, thirteen mold isolates and seven yeast isolates were obtained. Screening of amylolytic mold was done by qualitative assay using iodine. Iodine assay was done by measuring clear zones on starch agar medium which had been grown with mold and then flooded with iodine. The results of iodine assay showed that three isolates (ZC1, ZC2, ZGJ3) formed clear zones diameter (69.95, 58.73, 56.85). Amylase activity of the three selected mold isolates were measured using the DNS (Dinitrosalicylic Acid) method. The results showed that ZGJ2 had highest activity (6.30 U / mL) meanwhile the mold isolate with the lowest activity (3.03 U / mL) was ZC2. Alcohol-producing yeasts were screened based on cell growth and  trapped in Durham tubes, in the medium of PDB added with glucose 5%, 10%, and 15%. The best three isolates were able to grow in a medium with 15% glucose concentration. However the formation of  only occurs in the addition of 10% glucose by YC1 (4+) and YC3 (3+) and the addition of 5%  glucose by YC2 (2+). Based on observation of the macroscopic and microscopic characters, ZC1 and ZGJ2 assumed belong to the Rhizopus genus, meanwhile ZC2 belongs to the Mucor genus.The selected yeasts are assumed to belong to the Ascomycota phylum based on morphological and physiological characters."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanti Yulianti
"L-glutaminase (L-glutamine amidohydrolase, EC 3.5.1.2) telah menarik perhatian para peneliti karena manfaatnya dalam industri farmasi dan makanan. Bakteri laut merupakan sumber penghasil L-glutaminase yang paling diminati, terutama untuk memperoleh L-glutaminase yang tahan garam. Pada penelitian ini telah dilakukan penapisan dan karakterisasi L-glutaminase ekstraselular yang dihasilkan oleh bakteri laut dari perairan Sangihe-Talaud, Sulawesi Utara, Indonesia. Penapisan L-glutaminase secara kualitatif menggunakan media cair (Padma, et.al., 2009) dan metode pengukuran aktivitas L-glutaminase dilakukan secara spektrofotometri berdasarkan metode Imada, et.al (1973). Identifikasi isolat murni dengan aktivitas L-glutaminase paling tinggi dilakukan menggunakan sekuensing gen 16S rRNA. Terdapat 7 isolat menunjukkan hasil positif L-glutaminase, satu diantaranya dengan aktivitas 147,99 U/L atau setara dengan aktivitas spesifik 62,32 Unit/mg dipilih untuk diidentifikasi lebih lanjut.
Hasil sekuensing gen 16S rRNA isolat bakteri menunjukkan kemiripan 96% dengan Pseudomonas aeruginosa strain CG-T8. Parameter fisika yang mempengaruhi produksi L-glutaminase menunjukkan produksi optimum pada suhu 30 0C, kecepatan rotasi 100 rpm, pH media 6, dan konsentrasi starter inokulum 5%. Karakterisasi aktivitas L-glutaminase ekstraselular dari Pseudomonas aeruginosa strain CG-T8 (isolat II.1) menunjukkan kondisi optimum aktivitas enzim pada suhu 37-45 0C, dan pH 7. Aktivitas enzim stabil pada penambahan larutan NaCl hingga 8% dan aktivitasnya mulai berkurang pada penambahan larutan NaCl 16% dan 20% dengan aktivitas relatif berturut-turut mencapai 79,00% dan 74,22%. Pengaruh penambahan ion-ion logam seperti Mn2+, Mg2+, dan Co2+ menunjukkan kenaikan aktivitas, sedangkan pada penambahan ion logam Zn2+, Fe3+, dan Ca2+ aktivitas enzim menurun. Bobot molekul L-glutaminase berkisar 42 kDa dan 145 kDa.

L-glutaminase (L-glutamine amidohydrolase, EC 3.5.1.2) has attracted much attention with respect to proposed applications in both pharmaceuticals and food industries. Salt-tolerant L-glutaminase produced by marine bacteria become the most desirable in food industry. The current work details the screening of L-glutaminase producing marine bacteria from Sangihe-Talaud Sea, in North of Sulawesi, Indonesia. Screening of L-glutaminase was done using a broth medium (Padma et.al., 2009) and measurement of L-glutaminase activity carried out by spectrophotometry (Imada, et.al., 1973). Identification of selected isolate was performed by analysis of 16S rRNA gene sequence. There are seven isolates showed positive results of L-glutaminase, one of them with the activity 147.99 U/L, equivalent to the specific activity of 62.32 units / mg was selected for further study.
Bacterial identification based on 16S rRNA gene sequencing has revealed the isolate 96% similarity as Pseudomonas aeruginosa strain CG-T8. Optimization of physical parameters that affect the production of L-glutaminase production showed an optimum at 30 0C, 100 rpm, pH of medium 6, and with 5% of starter inoculum. Characterization of extracellular L-glutaminase from Pseudomonas aeruginosa strain CG-T8 (II.1 isolates) showed the enzyme activity was optimum at temperature 37-45 0C, and pH 7. The enzyme activity was stable in the addition of NaCl solution up to 8% and began to decrease on addition of NaCl solution 16% and 20% with relative activity consecutively 79.00% and 74.22%. The effect of metal ions such as Mn2+, Mg2+, and Co2+ showed increased enzyme activity, whereas the addition of others metal ions (Zn2+, Fe3+, and Ca2+) decreased the activity. The molecular weights of L-glutaminase was found around 42 kDa and 145 kDa.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T28952
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mutista Hafshah
"ABSTRAK
Minyak cengkeh Bali diketahui lebih manis dibanding cengkeh Jawa yang cenderung beraroma kayu. Cengkeh biasa digunakan sebagai pemberi aroma pangan yang terbukti memiliki aktivitas antioksidan yang sangat tinggi, tetapi penggunaannya dalam pangan masih jarang dan terbatas untuk pangan tertentu saja. Hal ini disebabkan oleh kandungan eugenol yang tinggi. Eugenol beraroma pedas dan menyengat sehingga dapat mempengaruhi aroma pangan. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan dari studi ini adalah mengidentifikasi komponen-komponen dalam minyak cengkeh Jawa dan Bali serta mereduksi kadar eugenol dalam cengkeh yang diikuti dengan pengujian aktivitas antioksidannya. Analisis ini diawali dengan pemisahan eugenol dari komponen lain menggunakan metode ekstraksi cair-cair dengan natrium hidroksida NaOH yang dilanjutkan dengan fraksinasi menggunakan ekstraksi fasa padat SPE . Katrid SPE yang digunakan yaitu C-18 oktadesil yang terikat pada silika dan PH fenil yang terikat pada silika , kemudian dilanjutkan dengan aktivitas antioksidan dengan DPPH. Hasil yang diperoleh yaitu total komponen dalam minyak cengkeh Jawa dan Bali adalah 38. Persentase penghilangan eugenol tertinggi menggunakan metode ekstraksi cair-cair diperoleh dengan penambahan NaOH 0,087 mol. Metil salisilat dan kavikol merupakan dua komponen yang hilang setelah ekstraksi, namun ditemukan dua puncak komponen minor yang sebelumnya tertutup oleh eugenol yaitu ? ? -ylangen dan kavikol asetat. Fraksinasi menggunakan SPE C-18 dan PH masing-masing menghasilkan 3 fraksi yang telah terpisah berdasarkan kelompok komponennya. Aktivitas antioksidan minyak cengkeh yang mengandung eugenol lebih tinggi dibanding minyak cengkeh dengan kandungan eugenol yang rendah.
ABSTRACT
Bali 39 s clove is known to be sweeter than the woody clove of Jawa. Clove is commonly used asflavoring agents that are shown to have very high antioxidant activity, but its use in food is rare and limited to certain foods. This is due to the high content of eugenol. Eugenol has strong and spicy aroma so it can affect the aroma of food. Based on this, the objective of this study was to identify the components in clove oil of Jawa and Bali and to reduce levels of eugenol in cloves followed by testing of antioxidant activity. This analysis was begun with the separation of eugenol from other components using a liquid liquid extraction method with sodium hydroxide NaOH followed by fractionation using solid phase extraction SPE . The SPE cartridges used were C 18 octadecyl bonded to silica and PH phenyl bound to silica , followed by antioxidant activity with DPPH. The results obtained total components in Jawa and Bali clove oil was 38. The highest percentage of eugenol removal using liquid liquid extraction method was obtained with the addition of NaOH 0,087 mol. Methyl salicylate and chavicol were the two components lost after the extraction, but found two minor component peaks previously concealed by eugenol ie ylangene and chavicol acetate. Fractionation using SPE C 18 and PH each produce 3 fractions that have been separated by their component group. Antioxidant activity of clove oil containing eugenol is higher than low eugenol clove oil."
2018
T51415
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Haryo Dwiriandri
"Tanah lempung merupakan salah satu jenis tanah yang memiliki banyak manfaat. Tanah lempung dapat dimanfaatkan pada bidang pertanian sebagai media tanaman yang membutuhkan kuantitas air yang cukup banyak karena tanah lempung memiliki nilai porositas yang tinggi dan nilai permeabilitas yang rendah. Cara mengidentifikasi tanah lempung dapat memanfaatkan metode resistivitas. Salah satu jenis tanah yang memiliki nilai resistivitas tinggi adalah tanah lempung. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh tanah lempung terhadap nilai resistivitas tanah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tanah lempung terhadap perubahan nilai resistivitas tanah di lahan perkebunan Cikreteg, Jawa Barat. Dalam melakukan penelitian ini pengambilan sampel dilakukan di tiga lahan berbeda dengan variasi kedalaman hingga 100 cm untuk menganalisis hubungan tanah lempung terhadap nilai resistivitas. Nilai resistivitas didapatkan setelah mengukur nilai resistivitas tanah sampel di laboratorium menggunakan alat pengukuran resistivitas konfigurasi empat elektroda. Keberadaan mineral lempung dapat dibantu oleh analisis SEM (Scanning Electron Microscopy) dan XRD (X Ray Diffraction) dimana terlihat pada hasil foto SEM bahwa terdapat tanah dengan ukuran butir bernilai dibawah 2 μm, dan hasil analisis XRD menunjukan pada tanah sampel yang diambil di daerah Cikreteg, Jawa Barat mengandung mineral lempung dickite dan kaolinite. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian kali ini menunjukan bahwa distribusi partikel tanah lempung memiliki pengaruh terhadap nilai resistivitas atau dengan kata lain keberadaan tanah lempung mempengaruhi nilai resistivitas tanah.

Clay soil is a type of soil that has many benefits. Clay soil can be used in agriculture as a growing medium which requires a large quantity of water because clay has a high porosity value and a low permeability value. How to identify clay soil can use the resistivity method. One type of soil that has a high resistivity value is clay soil. The purpose of this study was to identify the effect of clay on soil resistivity values. This research was conducted to determine the relationship between clay soil and changes in soil resistivity values in plantation areas in Cikreteg, West Java. In conducting this study, sampling was carried out in three different fields with variations in depth of up to 100 cm to analyze the relationship of clay soil to resistivity values. The resistivity value was obtained after measuring the resistivity value of the sampled soil in the laboratory using a four-electrode configuration resistivity measurement tool. The presence of clay minerals can be assisted by SEM (Scanning Electron Microscopy) and XRD (X Ray Diffraction) analysis where it can be seen from the SEM photo results that there is soil with a grain size of less than 2 μm, and the results of the XRD analysis show that the soil samples taken in the Cikreteg area , West Java contains dickite and kaolinite clay minerals. The conclusions obtained in this study show that the distribution of clay particles has an influence on the resistivity value or in other words the presence of clay affects the resistivity value of the soil."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Amelia
"Produksi cengkeh terbesar di Indonesia berasal dari Jawa dan Manado. Perbedaan aroma pada cengkeh yang berbeda asalnya disebabkan oleh konstituen kimia di dalam minyak cengkeh. Namun, penelitian dan publikasi tentang aroma pada cengkeh yang berasal dari Indonesia masih terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan perbedaan konstituen secara signifikan antara minyak cengkeh Jawa dan minyak cengkeh Manado yang berkontribusi terhadap aroma. Minyak atsiri diisolasi dari sampel bunga cengkeh yang telah dipotong menggunakan metode distilasi uap. Konstituen kimia dari minyak bunga cengkeh dianalisis menggunakan gas chromatography-mass spectrometry GC-MS. Konstituen didentifikasi dengan membandingkan waktu retensi berdasarkan referensi Wiley mass spectra library Wiley W9N11. Lima puluh tiga konstituen kimia dari minyak cengkeh Jawa dan empat puluh dua konstituen kimia dari minyak cengkeh Manado diidentifikasi berdasarkan analisis GC-MS. Kelas senyawa yang banyak ditemukan dalam minyak cengkeh diantaranya seskuiterpen, fenil propanoid, seskuiterpen teroksigenasi, dan ester. Terdapat perbedaan presentase komposisi pada senyawa mayor diantara kedua asal cengkeh tersebut. Minyak cengkeh Jawa mengandung eugenol 55,60, eugenil asetat 20.54, kariofilena 14.84, dan ?-humulen 2.75. Sedangkan minyak cengkeh Manado komposisinya adalah eugenol 74.64, kariofilena 12.79, eugenil asetat 8.70, dan ?-humulen 1.53. Selanjutnya, senyawa minor ?-elemen 0.04, ?-kadinen 0.05 dan ledol 0.06 hanya terdapat pada cengkeh Jawa. Sedangkan, konstituen unik pada cengkeh Manado yang tidak ditemukan pada cengkeh Jawa, diantaranya ?-gurjunen 0.04, ?-kadinen 0.03, and humulen oksida 0.05. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa minyak cengkeh Jawa dan Manado memiliki senyawa mayor yang sama, namun berbeda dalam presentase komposisinya. Beberapa senyawa minor juga hanya ditemukan pada salah satu daerah saja.

The largest clove production contributors in Indonesia are mostly coming from Java and Manado. Different flavor among clove origins is caused by chemical constituents in clove oil. Unfortunately, scientific research and publications about flavor in clove from Indonesia rsquo s origin are still limited. The objective of this research is to determine significant differences of constituents in terms of flavor in clove oil Java and Manado. The essential oils were isolated from cut clove bud samples by steam distillation method. The chemical constituents of clove bud oil were analyzed by using gas chromatography mass spectrometry GC MS. Constituents were then identified by comparing the results of the chromatogram and reference retention time using Wiley mass spectra library Wiley W9N11. Fifty three and fourty two chemical constituents were identified based on GC MS from clove oil collected from Java and Manado, respectively. Major classes of compounds are sesquiterpenes, phenyl propanoid, oxygenated sesquiterpen, and esters. Different compositions in major constituents were found between both origins. Clove Java contained eugenol 55.60, eugenyl acetate 20.54, caryophyllene 14.84, and humulene 2.75. While, in clove Manado the composition were eugenol 74.64, caryophyllene 12.79, eugenyl acetate 8.70, and humulene 1.53. Moreover, minor constituents elemene 0.04, cadinene 0.05 and ledol 0.06 were existed only in clove Java, while clove Manado had some unique minor constituents which were not found in clove Java, i.e. gurjunene 0.04, cadinene 0.03, and humulene oxide 0.05. In conclusion, both clove oils from Java and Manado contained same major chemical constituents but different in their composition. In addition, some minor constituents were existed only in specific origin.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farid Al Rais
"Bakteri asam laktat merupakan kelompok bakteri yang sering ditemukan pada makanan fermentasi. Bakteri asam laktat seperti Lactobacillus diketahui memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri pathogen dan dapat berperan sebagai agen probiotik. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Wang (2022) dan Andika (2022) menunjukan adanya aktivitas antibakteri dari filtrat tape ketan hitam dan kefir serta berhasil mengisolasi 13 isolat bakteri asam laktat. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan penapisan aktivitas koagulasi susu serta aktivitas antibakteri dari masing-masing isolat bakteri asam laktat yang telah berhasil diisolasi dari tape ketan hitam dan kefir. Dari penapisan aktivitias antibakteri tersebut kemudian dipilih isolat terpilih yang kemudian dilakukan uji antibiosis. Sebanyak 13 isolat bakteri asam laktat telah berhasil dilakukan penapisan aktivitas kogulasi susu dan aktivitas antibakteri. Semua isolat bakteri asam laktat menunjukkan dapat mengkoagulasi susu. Kemudian berdasarkan penapisan aktivitas antibakteri didapatkan 3 isolat terpilih dengan kode isolat TM2, KNB2, dan KNB4 dengan nilai Indeks Aktivitas (IA) zona bening tertinggi disetiap perlakuan bakteri uji. Ketiga isolat terpilih tersebut kemudian dilakukan uji antibiosis. Hasil uji antibiosis dari filtrat fermentasi isolat terpilih (TM2, KNB2, dan KNB4) dengan menggunakan medium standar de Man Rogosa Sharpe Broth (MRSB) menunjukkan terdapat aktivitas antibiosis terhadap semua bakteri uji dan ketiga isolat tersebut berpotensi sebagai agen probiotik.

Lactic acid bacteria are a group of bacteria that are often found in fermented foods. Lactic acid bacteria such as Lactobacillus are known to have antibacterial activity against pathogenic bacteria and can act as probiotic agents. Previous research by Wang (2022) and Andika (2022) showed that there was antibacterial activity from fermented black glutinous rice and kefir filtrate and succeeded in isolating 13 isolates of lactic acid bacteria. The purpose of this study was to screen the coagulation activity of milk and the antibacterial activity of each lactic acid bacteria isolated from fermented black glutinous rice and kefir. From the screening of antibacterial activity, selected isolates then subjected to an antibiosis test. A total of 13 isolates of lactic acid bacteria has been successfully screened for milk coagulation activity and antibacterial activity. All isolates of lactic acid bacteria showed the ability to coagulate milk. Then based on the antibacterial activity screening, 3 selected isolates were selected with the isolate codes TM2, KNB2, and KNB4 with the highest clear zone Activity Index (IA) value in each treatment of the test bacteria. The three selected isolates were then subjected to an antibiosis test. Antibiosis test results from the fermented filtrate of selected isolates (TM2, KNB2, and KNB4) using standard de Man Rogosa Sharpe Broth (MRSB) medium showed that there was antibiosis activity against all tested bacteria and the three isolates had the potential as probiotic agents."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>