Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106013 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Grace Wijaya Lim
"Festival Mazu adalah festival besar yang dilakukan di Taiwan. Sebagai negara yang berlimpah warisan sejarahnya, budaya memiliki pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat Taiwan. Festival Mazu yang ada di Taiwan diadakan sejak suku Han bermigarsi dan mendominasi Taiwan. Dewasa ini, Festival Mazu menjadi festival budaya sekaligus kegiatan keagamaan yang besar di Taiwan. Festival Mazu yang diselenggarakan selama 9 hari dan 8 malam ini diadakan dalam bentuk perjalanan ziarah dari kota ke kota di Taiwan. Ritual-ritual yang dilakukan sangat banyak. Ritual-ritual ini penuh arti, tanda, dan simbol. Tidak hanya di Taiwan, Festival Mazu juga diselenggarakan di Fujian. Pelaksanaan festival di kedua lokasi ini memiliki beberapa perbedaan. Hal-hal itu merupakan latar belakang dibuatnya penelitian ini dengan topik Festival Mazu sebagai Kegiatan Keagamaan di Taiwan. Penelitian ini menganalisis Festival Mazu yang ada di Taiwan sebagai warisan budaya Han, makna dalam ritual-ritual rangkaian kegiatan Festival Mazu, dan perbedaan Festival Mazu di Tiongkok Daratan dan Taiwan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan semiotik sebagaiamana telah dirumuskan oleh Geertz. Hasil analisis penelitian ini memberikan informasi tentang makna simbolis yang ada dalam ritualritual Festival Mazu dan memaparkan perbedaan Festival Mazu yang ada di Tiongkok Daratan dan Taiwan.

Mazu Festival is a large festival held in Taiwan. As a country with abundant historical heritage, culture has a big influence on the lives of Taiwanese people. Mazu Festival in Taiwan has been held since the Han tribe migrated and dominated Taiwan. Nowadays, Mazu Festival is a cultural festival as well as a major religious activity in Taiwan. It is held for 9 days and 8 nights in the form of a pilgrimage, journey from a city to another city in Taiwan. It has many rituals. These rituals are full of meaning, signs, and symbols. Not only in Taiwan, the Mazu Festival is also held in Fujian. The implementation of the festival in both locations have several differences. These are the basis of making this research, with Mazu Festival as a Religious Activity in Taiwan as its topic. This research analyzes Mazu Festival in Taiwan as Hans cultural heritage, meaning in the rituals of Mazu Festivals ceremony, and the differences between Mazu Festival in Mainland China and in Taiwan. The research method used in this paper is a qualitative method with semiotic approach as it has been formulated by Geertz. The results of the analysis of this research provide information about the symbolic meanings in the Mazu Festival rituals and describe the differences of the Mazu Festival in Mainland China and Taiwan."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Cesira Putri
"Pada penelitian ini, penulis menggunakan data sekunder dari beberapa website dan studi dokumen yang sudah ada. Data terdiri dari penjelasan singkat terhadap komponen musik festival di Indonesia yang terdiri dari konten, struktur media, non-mainstream dan analisis ekonomi. Data ini dibentuk dengan proses pencarian studi kasus mengenai industrialisasi musik festival yang telah ada. Metodepenelitian yang dipakaiadalahStudi dokumen untuk memperoleh data sekunder dan Forum Group Discussion (FGD) untuk data pendukung. Padaindustrialisasi musik festival di Indonesia penulis menjelaskan bahwa prediksi Theodor Adorno dalam teori Industri Budaya yang diungkapkannya, belum berlaku secara menyeluruh di semua genre musik yang ada. Musik festival non-mainstream menunjukkan adanya hasil karya seni murni yang tidak mengikuti arus industri media genre musik lainnya. Dengan adanya komunitas dan pergelaran musik festival independen, musik non-mainstream semakin memperkuat bahwa tidak semua musik dapat di industrialisasi di Indonesia. Dibuatnya jurnal iniiniadalahuntuk kepentingan memperluas dan memperkaya studi dokumen mengenai Teori Industri Budaya milik Theodor Adorno dan, informasi mengenai industri media khususnya musik, dan proses industrialisasi itu sendiri.

In this study, the authors used secondary data from multiple websites and study of existing documents. The data consist of a brief description of the components of the music festival in Indonesia, which consists of content, media structure, non ? mainstream, and economic analysis. These data formed the search process case studies on industrialization music festival that has been there.The research method used is the study of documents to obtain secondary data and Focus Group Discussion ( FGD ) for supporting data. At the music festival in Indonesia industrialization author explains that the predictions of Theodor Adorno Culture Industry in theory it expresses, not apply fully in all genres of music available. Non - mainstream music festival showed works of fine art that does not follow the flow of other musical genres of the media industry. With the community festivals and musical performances of independent, non-mainstream music reinforces that not all music can be in industrialization in Indonesia. This journal is made for the benefit of expanding and enriching the study of documents belonging to the Cultural Industry Theory made by Theodor Adorno and, information about the media industry, especially music, and the process of industrialization itself.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Diah Sartika
"[ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang Festival Janadriyah di Arab Saudi. Metodologi yang digunakan adalah metodologi kualitatif. Festival Janadriyah merupakan festival budaya terbesar di Arab Saudi bahkan di Jazirah Arab dan puncak dari berbagai festival budaya di Arab Saudi. Ciri khas dari festival ini adalah balap unta yang selalu diikuti ribuan peserta dari berbagai daerah dan negara. Festival ini diselenggarakan oleh Garda Nasional Arab Saudi. Peserta dari festival ini adalah seluruh provinsi yang memamerkan dan menampilkan budaya dan tradisi masing-masing. Selain itu, terdapat beberapa organisai pemerintah dan perusahaan ternama. Negara asing juga ikut berpartisipasi dalam festival ini sebagai peserta kehormatan. Terdapat tiga bagian utama dalam rangkaian acara festival ini, yaitu pameran seni dan budaya, balap unta, dan pameran sejarah Kerajaan Arab Saudi. Pameran lain dari beberapa organisai pemerintahan dan perusahaan ternama di Arab Saudi. Festival ini sangat menarik dan bertujuan untuk melestarikan budaya dan sejarah Arab Saudi.ABSTRACT This journal discusses Janadriyah Festival in Saudi Arabia. The methodology used was a qualitative methodology. Janadriyah Festival is the biggest cultural festival in Saudi Arabia throughout Arabian Peninsula. It is also the culmination of all cultural festivals in Saudi Arabia. The distinctive feature of this festival is camel race which is always followed by thousands of participants from different regions and countries. The festival is organized by the National Guard of Saudi Arabia. The participants of the festival are all provinces which exhibits and showcases each culture and tradition. There are also several government organizations and leading companies which taking part in this event. Foreign countries also participated in this festival as honorary participants. There are three main parts of the series of events in this festival, they are exhibition of art and culture, camel race, and exhibition of history of the Kingdom of Saudi Arabia Exhibition from some government organizations and leading companies in Saudi Arabia are also there. This festival is not only interesting and but it also preserves the culture and history of Saudi Arabia., This journal discusses Janadriyah Festival in Saudi Arabia. The methodology used was a qualitative methodology. Janadriyah Festival is the biggest cultural festival in Saudi Arabia throughout Arabian Peninsula. It is also the culmination of all cultural festivals in Saudi Arabia. The distinctive feature of this festival is camel race which is always followed by thousands of participants from different regions and countries. The festival is organized by the National Guard of Saudi Arabia. The participants of the festival are all provinces which exhibits and showcases each culture and tradition. There are also several government organizations and leading companies which taking part in this event. Foreign countries also participated in this festival as honorary participants. There are three main parts of the series of events in this festival, they are exhibition of art and culture, camel race, and exhibition of history of the Kingdom of Saudi Arabia Exhibition from some government organizations and leading companies in Saudi Arabia are also there. This festival is not only interesting and but it also preserves the culture and history of Saudi Arabia.]"
Lengkap +
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sahira
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas Festival Budaya Negara Qatar. Berbagai macam festival yang terdapat di negara Qatar, di antaranya Festival Garangaou, Festival Qatar Comedy, Festival Halal Qatar, Festival Qatar Masters dan Festival Budaya Doha. Festival ini telah menjadi icon dan tradisi tahunan rutin yang selalu dilaksanakan oleh masyarakat Qatar. Festival-festival ini berjalan dengan sangat meriah. Wisatawan yang berkunjung ke negara Qatar diwajibkan menonton setiap perayaan dari festival ini karena sayang sekali jika dilewatkan begitu saja. Begitu juga dengan para masyarakat Qatar yang sangat antusias dalam menyambut dan mempersiapkan perayaan festival ini. Festival ini menjadi ciri khas tersendiri bagi masyarakat Qatar khususnya anak-anak dan para remaja. Kebudayaan Qatar sangat terpengaruh oleh budaya Arab karena Qatar memang berasal dari Arab. Masyarakat Qatar sangat bangga untuk menunjukkan kekayaan budaya mereka. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya berbagai macam acara pertunjukkan budaya yang biasanya diadakan oleh beberapa organisasi. Pertunjukan budaya ini menampilkan berbagai macam aspek budaya tradisi dan kebiasaan yang khas dari negara tersebut. Budaya Qatar sendiri merupakan hasil kombinasi beberapa warisan budaya. Hal ini dikarenakan ada banyak orang dari berbagai bangsa dan negara yang datang dan menetap di Qatar dengan membawa serta budaya mereka. Hasil dari penelitian ini adalah agar masyarakat asing dapat mengetahui keberagaman festival unik yang diselenggarakan pada setiap tahun di negara Qatar.

ABSTRACT
This journal discusses Qatar State Cultural Festival. A variety of festivals are found in the country of Qatar, including the Garangaou Festival, Qatar Comedy Festival, Qatar Halal Festival, Qatar Masters Festival and the Doha Cultural Festival. This festival has become a regular icon and annual tradition that is always implemented by the people of Qatar. The festivals run very lively. Tourists who visit Qatar are required to watch every celebration of this festival because it is too bad to pass up. So also with the people of Qatar who are very enthusiastic in welcoming and preparing for this festival celebration. This festival is a distinctive feature for the people of Qatar, especially children and teenagers. Qatar culture is deeply influenced by Arab culture because Qatar is originally from Arabia. The people of Qatar are very proud to show their cultural treasures. This can be proved by the existence of various cultural performances that are usually held by several organizations. This cultural show displays various aspects of traditional culture and customs of the country. Qatar 39 s culture itself is the result of a combination of several cultural heritages. This is because there are many people from different nations and countries who come and settle in Qatar by bringing with them their culture. The result of this research is that foreign people can know the diversity of unique festivals held every year in the country of Qatar."
Lengkap +
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Brisbania Ayu Saraswati Bhakti
"Kemiripan pada dua kebudayaan dalam satu negara yang sama kerap terjadi, namun hal tersebut berbeda dengan kemiripan yang terdapat dalam festival Nebuta dan festival Ogoh-ogoh. Skripsi ini meneliti tentang dua negara yang berbeda dan bahkan berjauhan letaknya memiliki kemiripan kebudayaan. Penelitian dipusatkan pada masyarakat Aomori di Jepang dan Bali di Indonesia, tempat kedua festival tersebut dilaksanakan tiap tahunnya. Kedua festival ini merupakan ritual pembersihan diri. Uniknya, tujuan pembersihan diri serta bentuk prosesi yang berupa arak-arakan boneka raksasa dari kedua festival ini memiliki kemiripan satu sama lain. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Dengan berlandasan konsep kebudayaan, hasil penelitian dapat mengklasifikasikan persamaan dan perbedaan yang terdapat pada Festival Nebuta dan Festival Ogoh-ogoh.

The similarities between two cultures in the same country often happens, however it is different from that contained in the similarity of Nebuta festival and Ogoh-ogoh festival. This thesis examines two different countries and even farther apart who have similarities of culture. The study focused on the people of Aomori in Japan and Bali in Indonesia, where the festival is held annually. Both of these festivals is a cleansing ritual of self. Interestingly, self-purifying purposes and form of the procession which is cavalcade giant puppets in both festivals has similarities to one another. This study is a descriptive qualitative research. By using the concept of culture, the results can classify the similarities and the differences found in Nebuta Festival and Ogoh-ogoh Festival.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57351
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdu Rauf
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari faktor hubungan festival musik dengan pengunjungnya yakni program quality, information quality, facility quality, souvenir quality, dan environment quality terhadap satisfaction pengunjung terhadap festival musik tersebut dan pengaruh dari satisfaction, perceived value, motivation, group norm, dan social identity terhadap revisit intentions pada festival musik tersebut serta penelitian ini dilakukan pada festival musik di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode PLS-SEM dengan data primer yang dikumpulkan peneliti melalui kuesioner yang disebar di internet. Penelitian ini menemukan bahwa program quality, information quality, facility quality, souvenir quality, dan environment quality memiliki pengaruh positif terhadap satisfaction. Penelitian ini juga menemukan bahwa motivation tidak memiliki pengaruh terhadap revisit intentions. Selanjutnya, satisfaction, perceived value, group norm, dan social identity memiliki pengaruh positif terhadap revisit intentions
.This study aims to determine the effect of relationship between music festival and visitors which are program quality, information quality, facility quality, souvenir quality, and environment quality toward satisfaction of visitors and effect of satisfaction, perceived value, motivation, group norm, and social identity toward revisit intentions of music festival in Indonesia. This study useing PLS-SEM by collecting data with online administered questionnaire. The results of this study show that program quality, information quality, facility quality, souvenir quality, and environment quality have a positive influence on satisfaction. The results of this study also show that motivation has no effect on revisit intentions. In the other hand, satisfaction, perceived value, group norm, and social identity have a positive influence on revisit intentions."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurun Ala
"Apa yang kamu lakukan pada hari pertama setelah patah hati?” Itu adalah pertama kalinya bagi Rania. Pertama kalinya ia memiliki hubungan spesial dengan seorang lelaki. Juga pertama kalinya ia merasakan patah hati oleh seorang lelaki. Hari-hari setelah patah hati dihabiskannya mengurung diri di kamar, membaca artikel-artikel seputar move-on, bertanya-tanya apa yang salah, mengapa takdir sedemikian menyakitkan untuknya. Biah, sahabat Rania, juga tak bisa berbuat banyak untuk menghibur Rania.
Sebuah toko buku kecil yang baru buka di samping rumah, rupanya mampu menjadi pelarian Rania. Ia pun mengajak Biah ke toko buku itu, melihat-lihat koleksi buku, dan berkenalan dengan pemiliknya, Tama. Rania yang mulanya tidak hobi membaca buku, tiba-tiba mampu menamatkan banyak bacaan. Tama mengizinkan Rania membaca semua koleksi di toko bukunya. Setiap selesai membaca buku, Rania dan Tama duduk di toko buku itu dan mendiskusikannya. Rania bersyukur atas hadirnya Tama dan toko bukunya dalam kehidupan Rania. Setelah ayah dan ibunya bercerai, Rania tinggal dengan ayahnya. Tidak banyak hal yang bisa dilakukan Rania saat tinggal bersama ayahnya.
Kini, ada Tama di sebelah rumahnya. Namun ternyata Rania tidak benar-benar tahu siapa Tama. Satu persatu hal yang tidak Rania ketahui tentang Tama muncul. Rania mulai meragukan arti kehadiran Tama untuknya. Ia mulai takut patah hati kembali.
Selling Point:
Festival Hujan merupakan karya dari penulis Seribu Wajah Ayah, Azhar Nurunala. Festival Hujan diterbitkan oleh Penebit Grasindo tahun 2023. Festival Hujan bercerita tentang seorang perempuan yang patah hati. Hari-hari pertama patah hati, ia banyak membaca artikel tentang menyembuhkan patah hati. Rupanya toko buku di seberang rumahnya yang lebih membantunya. Buku-buku menjadi pelarian patah hatinya. Hujan di sore hari dan secangkir kopi turut pula menjadi saksi Rania dan Tama menghabiskan waktu mereka di toko buku itu. Festival Hujan merupakan novel yang tidak tebal.
Ditulis dengan gaya khas Azhar Nurunala, Festival Hujan—seperti Tuhan Maha Romantis dan Seribu Wajah Ayah—ringan untuk diikuti alur ceritanya. Hal-hal dalam novel juga sangat dekat dan melekat dalam kehidupan sehari-hari. Desain kover Festival Hujan juga terlihat menawan sehingga sangat layak untuk dikoleksi."
Lengkap +
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2024
813 NUR f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Liu, Wensen
Tai bei shi : Xiongshi Tushu gongsi yinxing, 1989
SIN 704.948 LIU t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dhurandhara Hidimbyatmaja Kartika Putra
"Tesis ini mengambil studi kasus kegiatan keagamaan yang dilakukan Majelis Rasulullah di Pancoran, Kebayoran Lama dan Monumen Nasional. Menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif untuk data penguat, penelitian ini menemukan jika meskipun Majelis Rasulullah menggunakan ruang publik untuk kegiatannya, namun masyarakat di sekitarnya tidak terganggu karena berimbas positif kepada kegiatan sosial dan ekonomi mereka. Temuan lapangan kemudian dianalisis menggunakan 3 konsep ruang Henry Lefebvre: tindakan keruangan, konsep serta representasi ruang, dan ruang yang dihidupi atau ruang representasi. Tindakan keruangan dilakukan dengan kegiatan keagamaan di ruang publik, dengan adanya simbol-simbol yang ditunjukkan melalui bendera Majelis Rasulullah hingga pakaian muslim di ruang representasi. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan konsep akan ruang oleh Majelis Rasulullah berupa Jakarta kota Sayyidina Muhammad SAW.

This thesis is a case study of religious activities conducted Majelis Rasulullah in Pancoran, Kebayoran Lama and the National Monument. Using qualitative and quantitative methods for data amplifier, this study found that if though Majelis Rasulullah use of public space for activities, but the people are not bothered because a positive impact on their social and economic activities. Field findings were analyzed using a 3 concept of space by Henry Lefebvre: spatial practice, conceptualized space or representations of space and lived space or representational space. Spatial practice carried out by religious activities in public space with the symbol shown through the Majelis Rasulullah flag to moslem clothing in the representational space. This is done to realize the concept of space by Majelis Rasulullah: Jakarta as a City of Sayyidina Muhammad SAW.
"
Lengkap +
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mizoguchi, Toru
Bandung: Qanita, 2018
613.283 MIZ m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>