Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75953 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gilang Ariyanti
"ABSTRAK
Hospitalisasi adalah suatu keadaan dimana seorang anak memiliki status sakit yang akut dan harus dirawat selama beberapa waktu di rumah sakit untuk pemulihan. Ketegangan yang dirasakan orang tua terhadap kondisi kesehatan anaknya yang menurun membuat tidak jarang orang tua menyalahkan diri sendiri atas penyakit yang diderita anaknya. Faktor-faktor yang berhubungan dari dalam dan luar diri seseorang memegang peranan penting dalam pembentukan koping individu. Mekanisme koping yang dimiliki orang tua dapat mempengaruhi psikologi orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor predisposisi dengan parental coping. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan purposive sampling dan diterapkan pada 106 sampel yaitu orang tua dengan pengasuhan anak minimal 3 hari. Hasil penelitian setelah dianalisis dengan Chi-square menunjukkan bahwa faktor yang paling berhubungan dengan parental coping saat anak menjalani rawat inap adalah hari perawatan (p value = 0,000; = 0,05) dan ketersediaan ruang bermain anak (p value = 0,016; = 0). ,05).
ABSTRACT
Hospitalization is a condition where a child has an acute illness status and must be treated for some time in the hospital for recovery. The tension that parents feel about their child's declining health condition makes it not uncommon for parents to blame themselves for their child's illness. Factors that are related from within and outside a person play an important role in the formation of individual coping. Coping mechanisms that are owned by parents can affect the psychology of parents. This study aims to determine the effect of predisposing factors with parental coping. This study used a cross sectional design with purposive sampling and applied to 106 samples, namely parents with at least 3 days of child care. The results of the study after being analyzed by Chi-square showed that the factors most related to parental coping when children were hospitalized were the day of care (p value = 0.000; = 0.05) and the availability of children's playroom (p value = 0.016; = 0) . ,05)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Puji Hastuti
"Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan dan penuh stress bagi anak todier. Stres tersebut bisa disebahkan karena linglrungan rumah sakit yang asing, perpisahan dengan orang tua atau prosedur kesehatau yang rnenyakitkan. Mekanisme koping terhadap stres akibaf dirawat di rumah sakit dapat berbentuk regresi yaitu suatu keadaau mundurnya kemampuan tumbuh kembang anak pada tingkat sebelumnya. Reaksi regresi yang sering terjadi pada anak todler yaitu gangguan makan, gangguan toilet training, gangguan komunikasi, menjadi Iebih tergantung pada orang lain/obyek lain dan tempretantrum. Reaksi ini juga dipengamhi oleh beberapa faktor diantaranya : support sistem keluarga, jenis , kelamin, kondisi klien, umur, tingkat pertumbuhan dan perkembangan. Penelitian dilaksanakan di Ruang IKA Lt II RSUPN Dr. Cipto Mangunkusurno Jakarta mulai bulan Pebruari s.d. Maret 2001 dengan desain metode penelitian deskriptif : cross sectional. Sampel yang diiadikan subyek penelitian ini yaitu 30 orang tua yang mempunyai anak todler yang di rawat di rumah sakit. Pengambilan data dilakukan dengan metode kuesioner yang selanjutnya diolah secara manual untuk dianalisa. Analisis univariat dengan menggunalrau statistik teudensi sentral mean dan untuk analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan kedua variabel dengan perhitungan chi square. Analisa perbedaan kemaknaan yang digunakan yaitu on = 0,10 dengan derajat kebebasan (df) = 2 sehingga nilai kritis atau tingkat kemaknaan yang dianggap berhubungan jika x2 > 4,61. Hasil penelitian didapatkan bahwa reaksi regresi yang sering terjadi yaitu gangguan makan sebanyak 25 orang (83,153 %) dan yang paling jarang terjadi yaitu meningkatnya ketergantungan sebanyak 10 orang (33,33%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut perawat diharapkan memfasilitasi peran keluarga dalam memberikan support kepada anak todlernya sehingga tumbuh kembang anak dapat optimal dan anak lebih adaptif serta kolaboratif terhadap perawatan di rumah sakit."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5040
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Ayu Rahmadiyanti
"

Latar Belakang: Orang tua yang merawat anak dengan kanker sering mengalami tingkat stres yang tinggi dan gejala depresi. Koping religius berfungsi sebagai metode bagi orang tua mengelola beban emosional mereka. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dnegan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini menggunakan kuesioner demografi, Perceived Stress Scale (PSS), dan BRIEF R-COPE. Hasil: Analisis data dari 154 responden orang tua yang mengisi kuesioner mengungkapkan tujuh variabel yang secara signifikan terkait stress orang tua: koping religius, status pernikahan, tingkat pendidikan pendapatan bulanan, tempat tinggal saat ini, lama rawat inap di rumah sakit, dan terutama jenis kanker. Kesimpulan: Koping religius yang positif menunjukkan korelasi positif dengan tingkat stres orang tua yang tinggi. Hal ini menggaris bawahi pentingnya memasukkan pendekatan religius ke dalam asuhan keperawatan, terutama bagi family caregivers.<


Background: Parents caring for children with cancer often experience high levels of stress and symptoms of depression. Religious coping serves as a method for parents to manage their emotional burden. Methods: This study employed quantitative methods with a cross-sectional approach. It utilized demographic questionnaires, the Perceived Stress Scale (PSS), and BRIEF R-COPE. Results: Analysis of data from 154 parent respondents completing the questionnaires revealed seven variables significantly associated with parental stress: religious coping, marital status, education level, monthly income, current residence, length of hospital stay, and notably, the type of cancer. Conclusion: Positive religious coping shows a positive correlation with high levels of parental stress. This underscores the importance of incorporating religious approaches into nursing care, particularly for family caregivers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiarni Suryati
"Bagi klien yang baru pertama kali dirawat biasanya menjalani lebih banyak tindakan pemeriksaan oleh beberapa orang, tidak pernah mempunyai gambaran tentang dirawat di rumah sakit, perubahan lingkungan tiba-tiba, staf yang masih sangat asing, dapat menimbulkan stress tersendiri bagi klien (Kozier et al, 1995). Oleh karena itu penting bagi petugas kesehatan khususnya perawat untuk mengetahui faktor-faktor dominan yang mempengaruhi pola tidur klien agar dapat memberikan bantuan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut dan hal inilah yang ingin diungkapkan lewat peneiitian ini.
Sampel penelitian berjumlah 30 responden yang diperoleh rnelalui convenience sampling. Kriteria sampel adalah klien yang beru pertama kali menjalani hospitalisasi tanpa memandang jenis penyakitnya. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada 30 responden. Setelah data terkumpul, data tersebut dianalisa dengan pengukuran distribusi frekuensi dan pengukuran dengan tendensi sentral yaitu mean dan modus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang paling dominan mempengaruhi pola tidur pada klien yang baru pertama kali menjalani hospitalisasi adalah faktor-faktor fisik sebanyak 50%, pada urutan kedua adalah faktor lingkungan 58%, sedangkan faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi adalah faktor-faktor psikologis 18% dan faktor-faktor spiritual 6%."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5226
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Autisme merupakan sebuah gangguan perkembangan fungsi otak yang kompleks dari
seorang anak dimana disertai adanya defisit tingkah laku dan/atau intelektual. Butuh
terapi yang dapat mengoptimalkan fungsi sosialisasi anak autisme. Pemanfaatan terapi
autisme dipengaruhi oleh besarnya motivasi dari orang tua dengan anak autisme.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi orang tua dengan anak autisme untuk membawa anaknya ke klinik terapi.
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif sederhana. Sarnpel diambil dengan teknik
consecurive sampling. Analisa data yang di gunakan adalah analisa statistik desknptii
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua faktor mempenganlhi motivasi orang tua
dengan anak autisme untuk rnembawa anaknya ke klinik terapi dengan urutan yaitu
keyakinan 18,71%, fasilitas 18,34%, biaya fasilitas 17,85%, pengetahuan 16,50%,
iingkungan 16,29%, dan pengalaman 12,31%."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5107
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andina Galuh Larasati
"Skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterlibatan orang tua anak disabilitas ganda saat anak belajar di rumah beserta hambatannya. Urgensi penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah keterlibatan yang orang tua lakukan akan membantu terpenuhinya hak-hak pendidikan anak sesuai dengan konsep ilmu kesejahteraan sosial yaitu konsep “Person in ennvironmet”. Terutama ketika diberlakukannya metode Pembelajaran Jarak Jauh saat pandemi yang mengakibatkan anak tidak dapat mengakses fasilitas pendidikan disabilitas dan jauh dari guru khusus untuk anak disabilitas ganda. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-deskriptif menggunakan teknik purposive sampling yang dilakukan dilakukan dari Agustus 2022 hingga Desember 2022 saat PTM telah diberlakukan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam secara daring dan luring pada 8 orang informan (tiga informan merupakan orang tua dari anak disabilitas ganda netra-autisme, netra-motorik, dan netra-perilaku; 3 orang dari guru kelas yang mengajar langsung anak disabilitas ganda; dan 2 orang merupakan Kepala Sekolah dan Koordinator SDLB-A Pembina Tingkat Nasional), serta observasi langsung terhadap anak disabilitas ganda yang berada di SDLB-A Pembina Tingkat Nasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan yang orang tua lakukan dalam membimbing anak disabilitas ganda belajar di masa pandemi adalah berupa: (1) Mendampingi anak selama belajar daring, (2) Membantu anak mengerjakan tugas sekolah, (3) Berkomunikasi dengan guru kelas terhadap perkembangan pendidikan anak, (4) Menenangkan anak saat tantrum, dan (5) Terlibat dalam pengambilan keputusan untuk sekolah tatap muka (PTM). Keterlibatan khusus yang orang tua anak disabilitas ganda lakukan adalah orang tua harus lebih ekstra dalam menangani anak yang mengalami tantrum saat belajar. Faktor hambatan utama orang tua saat membimbing anak disabilitas ganda belajar adalah karena orang tua tidak mengerti materi akademis pembelajaran anak disabilitas, juga karena masalah teknis terkait gawai, sinyal, dan kuota. Terungkap pula bahwa keterlibatan orang tua anak disabilitas ganda saat anak belajar di rumah ternyata cenderung lebih menekankan pada sisi perkembangan akademis, sedangkan guru SLB juga menginginkan adanya perkembangan kemandirian anak dalam activity daily living-nya yang dikatakan masih belum terpenuhi dengan baik. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan terhadap pengembangan ilmu Kesejahteraan Sosial terutama pada mata kuliah Kesejahteraan Anak Perlindungan Anak mengenai keterlibatan orang tua dalam membimbing anak disabilitas ganda, mengingat masih belum banyak pembahasan mengenai anak disabilitas.

This research aims to describe the involvement of parents of children with multiple disabilities while studying at home and its problems. The urgency of this research is to find out if parental involvement will help the children to fulfill their rights and education needs in accordance with the concept of social welfare science, namely the concept of “Person in environment”, especially during pandemic era, the implementation of online learning has caused children to not be able to access special educational facilities and are far from special teachers for children with multiple disabilities. This research is a qualitative-descriptive study using a purposive sampling technique which was conducted from August 2022 to December 2022 when face-to-face learning was already implemented. Data collection was carried out by in-depth online and offline interviews with eight informants (three informants were parents of visual-autism, visual-motor, and visual-behavior multi disabilities children; three class teachers of children with multiple disabilities; and two other people were school principals and coordinators of SDLB-A Pembina Tingkat Nasional), as well as direct observations of students with multiple disabilities at SDLB-A Pembina Tingkat Nasional. The results of the study show that the involvement of parents includes: (1) Accompanying children during online learning, (2) Helping children with their schoolwork, (3) Communicating with the class teachers about children's academic development, (4) Calming children during tantrums, and (5) Involved in decision-making for face-to-face learning (PTM). The specific involvement that parents of children with multiple disabilities have done is that they have to be extra in handling children who experience tantrums while studying. The main factor of the parents’ problems when guiding their multi disbilities children study are: Not understanding their study materials, and technical issues problems related to the the device, signal, and quota. However, it is found that the parents’ involvements only support the children’s academic development side, while the teachers also want the children’s self-sufficiency of their daily living activities to be developed properly, which, in fact, is still not well-fulfilled. The results of the research are expected to provide an input for the development of Social Welfare Study especially for Children Welfare and Children Protection course regarding the parental involvement in guiding children with multiple disabilities, considering that there is not much discussion about children with disabilities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Venbora Br.
"Orang tua yang merawat anak dengan kanker mengalami gangguan psikologis seperti kecemasan, depresi, stres, dan tantangan spiritual karena menurunnya kemandirian dan meningkatnya ketergantungan pada keluarga selama terapi. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara spiritualitas dan efekasi diri pada orang tua yang merawat anak dengan kanker. Metodologi: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional yang melibatkan 153 orang tua yang merawat anak dengan kanker. Spiritualitas diukur dengan menggunakan Spiritual Well Being Scale (SWBS), dan efikasi diri diukur dengan menggunakan Self-Efficacy for Parenting Task Index (SEPTI). Temuan: Mayoritas (54,2%) responden memiliki spiritualitas rendah. Demikian pula, 51% responden melaporkan efikasi diri yang rendah. Terdapat hubungan yang signifikan antara spiritualitas dan efikasi diri orang tua yang merawat anak dengan kanker (p-value = 0,001 pada CI 95% OR 5,115 (2,565;10,201). Ini berarti bahwa orang tua dengan spiritualitas rendah memiliki kemungkinan 5,11 kali lebih besar untuk memiliki efikasi diri yang rendah dibandingkan dengan orang tua yang memiliki spiritualitas tinggi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa spiritualitas memainkan peran penting bagi orang tua dalam menghadapi tantangan dalam merawat anak.

Parents caring for children with cancer experience psycological disturbance such as anxiety, depression, stress, and spiritual challenges due to decreased independence and increased reliance on family during therapy. Study Objective: The study aims to explore the relationship between spirituality and self-efficacy among parents of children with cancer. Methodology: The study utilized a cross-sectional approach involving 153 patients. Spirituality was measured using the Spiritual Well Being Scale (SWBS), and self-efficacy was measured using the Self-Efficacy for Parenting Task Index (SEPTI). Findings: A majority (54.2%) of respondents had low spirituality. Similary, 51% of respondents reported low self-efficacy. There was a significant relationship between spirituality and self-efficacy among these parents (p-value = 0.001 at 95% CI OR 5.11 (2.565;10.201)). This means that parents with low spirituality were 5.11 times more likely to have low self-efficacy compared to those with high spirituality. Conclusion: The study concludes that spirituality plays a crucial role for parents in coping with the challenges of caring for children with cancer. It suggests that healthcare professionals should support and enhance parental spiritualty to help them maintain their spiritual activities and cope better."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutvianti Zahra
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh migrasi orangtua terhadap kognitif anak. Penelitian ini menggunakan data longitudinal dari Indonesian Family Life Survey (IFLS) tahun 2007 dan tahun 2014 dengan metode Pooled Least Square dan Instrumental Variable Two-Step Least Square (2SLS). Hasil deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata skor kognitif pada saat anak berusia 14-25 tahun mengalami penurunan.
Penelitian ini menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan skor kognit if antara anak dari orangtua migran dengan anak non migran. Hasil inferensial juga menemukan bahwa migrasi orangtua tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap kognitif anak. Kognitif anak dipengaruhi oleh karakteristik lain seperti umur, jenis kelamin, lama sekolah, pendidikan ibu, pengeluaran pendidikan per kapita, dan wilayah tempat tinggal.

This research aims to study the effect of parental migration on childrens cognitive. This study uses longitudinal data from Indonesian Family Life Survey (IFLS) in 2007 and 2014 with the Pooled Least Squared method and Instrumental Variable Two-Step Least Square (2SLS). Descriptive results show that the average cognitive score of children aged 14-25 years decline.
This study found that there were no significant differences in cognitive scores between children of migrant parents and non-migrant parents. Inferential results also found that parental migration did not have a statistically significant effect on childrens cognitive. Childrens cognition is influenced by other characteristics such as age, sex, years of schooling, mothers education, per capita education expenditure, and area of residence.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53793
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
E.P. Triambarwangi
"Keluarga dan orang tua memiliki peran penting bagi proses perkembangan diri anak. Akibatnya, perceraian dapat membuat keluarga bukan lagi tempat ideal bagi pengasuhan dan pendukung perkembangan anak. Lebih jauh, perceraian dapat menimbulkan gangguan bagi orang tua dalam menjalankan peranan bagi pengasuhan anak. Tidak mengherankan bila perceraian orang tua, seperti banyak diungkapkan dalam hasil penelitian, memberikan dampak negatif bagi anak. Namun demikian, dampak tersebut masih mungkin dihindari jika anak dapat melakukan penanganan masalah yang tepat. Keberhasilan melaksanakan penanganan masalah akan membantu anak untuk dapat mencapai kesejahteraan psikologis yang memungkinkan dirinya berfungsi sebagai pribadi yang sehat.
Ada dua hal yang sama-sama disepakati dalam literatur mengenai pelaksanaan penanganan masalah, yaitu penanganan masalah mencakup beberapa tugas yang harus dilakukan dan tugas terpenting merupakan tugas terakhir (menjalin relasi yang harmonis dengan orang lain). Meski demikian, mssih terdapat ketidaksepakatan mengenai proses penyelesaiannya. Ada yang berpendapat bahwa tugas terakhir harus diselesaikan sesudah terlebih dahulu menyelesaikan tugas-tugas sebelumnya. Ada pula yang berpendapat bahwa tugas terakhir dapat saja selesai meski ada tugas sebelumnya yang tidak berhasil diselesaikan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika penyelesaian tugas-tugas penanganan dampak perceraian orang tua untuk dapat dijadikan arah bagi pencapaian tugas terakhir, sekaligus tugas terpenting yang pada akhirnya akan membantu tercapainya kesejahteraan psikologis.
Penelitian ini merupakan studi eksploratif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Berdasarkan beberapa pertimbangan, pengambilan data dilakukan dengan mewawancarai mereka yang mengalami perceraian orang tua tidak lebih dari 15 tahun sebelumnya dan saat ini telah melewati masa remaja. Pemilihan subyek penelitian menggunakan metode snowball, di mana karakteristik utama yang dibutuhkan adalah kebersediaan dan kemampuannya untuk dnpat menglngat peristiwa perceraian orang tua berikut dampak bagi dirinya.
Dari penelitian ini diperoleh basil bahwa penyelesaian tugas-tugas penangaoan dampak perceraian orang tua cendenmg dilakukan berurutan dengan faktor pendukung dan penghambat keberhasilan yang dapat berasal dari dalam diri atau juga faktor lingkungan. Keamiknn subyek yang muncul dalam penelitian ini akan sangat menarik untuk diteliti lebih laqiut karena belum muncul dalam penelitiau lain dan masih adanya katidakseragaman pendapat mengenai faktor pendukung dan penghambat proses penanganan dampak perceraian orang tua.
Dilanjutkannya penelitian ini dengan menggunakan metode penelitian yang lebih baik dan sempurna diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih baik Iagi mengenai proses penanganan dampak perceraian orang tua."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giovani Vania
"ABSTRAK
Penelitian ini menggambarkan keterlibatan orangtua dalam mengembangkan keterampilan sosial anak berkesulitan belajar spesifik di Sekolah Dasar Pantara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa keterlibatan orangtua dalam mengembangkan keterampilan sosial anak dalam dimensi hubungan dengan teman sebaya berupa keterlibatan orangtua di sekolah, keterlibatan orangtua di rumah serta hubungan rumah dan sekolah. Selain keterlibatan orangtua dalam mengembangkan keterampilan sosial dalam hubungan dengan teman sebaya, orangtua menunjukkan keterlibatannya dalam perkembangan anak dengan keikutsertaan orangtua dalam komite orangtua, mengenalkan anak pada komunitas luas, dan membantu anak belajar di rumah.

ABSTRACT
This research describes parental involvement in developing social skills of children with specific learning disabilities in Sekolah Dasar Pantara. This research use a qualitative approach with descriptive methods. The result of this research provides an overview of the parent involvement in developing social skills of children in the peer relation dimension: school-based involvement, home-based involvement, and home-school conferencing. In addition, parents showed their involvement on child development through participation on parents committee, introduced child on the broad community, and help children learning at home.
"
2015
S62200
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>