Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91377 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuniar Zweistika
"ABSTRAK
Transit Oriented Area (KBT) merupakan area yang mudah dijangkau
jalan kaki ke lokasi transit dan tujuan utamanya push to orang berjalan kaki, bersepeda, dan menggunakan transportasi umum. Kawasan Sudirman adalah salah satu KBT di Jakarta, tapi sepertinya begitu
kepadatan di sekitar pintu keluar Stasiun Sudirman yang menunjukkan bahwa para pengguna tidak segera melanjutkan perjalanannya. Bisa
dipengaruhi oleh preferensi moda transportasi berikutnya, sehingga tujuan Kajian ini untuk mengetahui pola preferensi moda transportasi lanjutan Pengguna KA Commuter dari Stasiun Sudirman sebagai KBT di lanjutkan perjalanannya. Pengamatan dilakukan dalam penelitian ini untuk menghitung Global Walkabolity Index (GWI) dan mengetahui kualitas moda transportasi canggih yang tersedia terintegrasi dengan KBT Sudirman. Survei wawancara dilakukan untuk mengetahui
profil pengguna, lokasi tujuan akhir, dan opsi transportasi lanjutan bersama dengan Alasannya. Analisis deskriptif spasial digunakan dalam penelitian ini untuk menjelaskan pola perjalanan pengguna KBT Sudirman dan preferensinya transportasi lebih lanjut. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa preferensi ditentukan oleh jarak dan profil pengguna, sehingga membentuk pola perjalanan. Pola perjalanan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengguna dengan kebiasaan berjalan harian yang tinggi lebih suka berjalan. Kemudian, pengguna dengan jarak tujuan akhir yang dekat, yaitu kurang dari 1000 meter dari Stasiun Sudirman lebih suka jalan kaki. Namun, preferensi mode berbeda pada jarak yang lebih jauh. Pemilihan mode jarak jauh
ditentukan berdasarkan aksesibilitas dan kecepatan kendaraan. Pilihan utama Para
ABSTRACT
Transit Oriented Area (KBT) is an area that is easily accessible
walking distance to transit locations and main destinations push to people walking, cycling, and using public transportation. Sudirman area is one of the KBT in Jakarta, but it seems so the density around the Sudirman Station exit which indicates that the users do not immediately continue their journey. Can influenced by preferences for the next mode of transportation, so the purpose of this study is to find out the pattern of preferences for advanced modes of transportation for commuter train users from Sudirman Station as KBT to continue their journey. Observations were made in this study to calculate the Global Walkabolity Index (GWI) and determine the quality of the available advanced transportation modes integrated with KBT Sudirman. Interview survey was conducted to find out user profile, final destination location, and advanced transportation options along with the Reason. Spatial descriptive analysis was used in this study to explain the travel patterns of Sudirman KBT users and their preferences for further transportation. In this study it was found that preferences are determined by distance and user profiles, thus forming travel patterns. The travel patterns in this study indicate that users with high daily walking habits prefer walking. Then, users who are close to their final destination, which is less than 1000 meters from Sudirman Station, prefer to walk. However, mode preferences differ over a greater distance. Remote mode selection determined based on accessibility and vehicle speed. Para's top picks"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haris Muhammad
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas pengembangan trasnportasi kereta api di wilayah Jabodetabek yang dilakukan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek tahun 2008-2013. PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ) memiliki peran besar dalam pengembangan transportasi kereta rel listrik (KRL). Hal itu dilakukan dengan cara penghapusan KRL Ekonomi, memberlakukan e-ticketing, perluasan jaringan KRL, penataan ulang stasiun, pembuatan lahan parkir baru, perbaikan sarana prasarana kereta api dan sebagainya. Perubahan-perubahan yang dilakukan PT KCJ ini tak lain demi keamanan serta kenyamanan penumpang KRL yang terus tumbuh pesat setiap tahunnya. Perubahan tersebut tentunya sangat diapresiasi masyarakat Jabodetabek sehingga membuat animo masyarakat semakin besar untuk menggunakan kereta rel listrik.

ABSTRACT
This thesis discusses the development of railway transportation in Jabodetabek area conducted by PT KAI Commuter Jabodetabek 2008-2013. PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ) has a major role in the development of electric rail transport (KRL). This is done by eliminating the Economy KRL, enacting e-ticketing, KRL network extension, station rearrangement, new parking lot, repair of railway infrastructure and so on. Changes made by PT KCJ is none other than for the security and comfort of KRL passengers who continue to grow rapidly every year. The change is certainly highly appreciated by the people of Jabodetabek, thus making the public interest to use electric train."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermanto Dwiatmoko
Jakarta: Prenada Media Group, 2013
385.3 HER k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rozaan Alexander Mirza Roland
"Jakarta sebagai ibukota negara Indonesia, sekaligus pusat perekonomian negara menyebabkan banyaknya movement atau pergerakan setiap harinya. Pergerakan ini dilakukan dengan bantuan beberapa jenis alat transportasi, namun mayoritas pergerakan di Jakarta masih berketergantungan dengan penggunaan transportasi pribadi seperti mobil, dan sepeda motor. Untuk mengatasi ketergantungan ini pemerintah DKI Jakarta telah berupaya untuk meningkatkan transportasi umum di Jakarta, dengan pengembangan beberapa moda seperti Kereta KRL, MRT, Bus TransJakarta, dan juga Kereta Api Bandara. Untuk mendukung konektivitas antar moda transportasi tersebut, pemerintah DKI Jakarta telah mengembangkan beberapa kawasan TOD, salah satunya terletak di Dukuh Atas. 
Penelitian ini menganalisis keterpaduan jadwal antar masing-masing moda transportasi yang terdapat di Dukuh Atas dengan mengamati jadwal yang tersedia yang disediakan oleh masing-masing operator moda transportasi serta waktu berjalan penumpang antar masing-masing moda serta menganalisis waktu tunggu yang disebabkan oleh jadwal dan membandingkannya dengan preferensi penumpang yang diperoleh melalui survei. 
Hasil analisis menunjukkan bahwa integrasi antara jadwal masing-masing mode tidak terintegrasi sepenuhnya karena beberapa mode lebih terhubung daripada yang lain, perbedaan antara jumlah jadwal yang tersedia serta perbedaan headway memainkan peran penting dalam integrasi dan juga hasil analisis ini.

Jakarta as the capital city of Indonesia, as well as the main economy hub of the country generates a lot of movement every single day. The movement of these people are done with the help of transportation, but most of them are privately own transportation modes such as cars, and motorcycles. To combat the high dependency on privately own transportation modes, the local government has been trying to improve the public transportation sector within the city of Jakarta, with developments of multiple modes of transportation such as the MRT, and KRL Trains, as well as the TransJakarta Buses, and also the Soekarno-Hatta Airport Railink. To support the connectivity between those modes of transportation, the local government has develop several TOD areas, one of it is located in Dukuh Atas.
This study analyzed the integration of schedule between each transportation mode located in Dukuh Atas by observing the available schedule provided by each mode of transports operator as well as the passenger walking time between each mode whilst also analysing the waiting caused by the schedule and comparing it with the passengers preference that is obtained through a survey.
The result of the analysis shows that the integration between schedules of each mode are not fully integrated as some modes are more connected than the other, the difference between the amount of available schedules as well the difference in headway plays a major factor on the integration as well as the result of the analysis.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan
"Transit Orientasi Development (TOD) adalah jenis pengembangan perkotaan yang memaksimalkan jumlah tempat tinggal,bisnis dan rekreasi dalam jarak berjalan kaki dari transportasi umum. Semakin padatnya kota Jakarta mendorong pemerintah atau pengembang untuk membuat kawasan TOD. TOD yang dibuat harus mencakup semua aspek tempat tinggal, bisnis dan rekreasi tidak seperti sekarang yang didominasi oleh apartemen. Penelitian ini diharapkan dapat memaksimalkan fungsi TOD tersebut. Memaksimalkan fungsi TOD dapat dilakukan dengan meningkatnya ridership. Penelitian ini juga bertujuan untuk membuat pengguna beralih menggunakan transportasi umum kereta untuk menuju ke pertokoan dan hotel. Teknik pengumpulan data berupa survey dan wawancana akan digunakan dalam menyelesaikan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis properti hotel lebih banyak menggunakan MRT/KRL dibandingkan dengan jenis properti pertokoan. Selain itu saran strategi perpindahan moda transportasi diberikan berdasarkan hasil benchmarking yang disesuaikan dengan masukan dari pada pengguna, saran strategi berfokus pada 3 faktor utama yaitu waktu, kenyamanan, dan biaya.

Transit Orientation Development (TOD) is a city development concept that maximize the number of residentials, businessess, and recreations within walking distance from the public transportation. As jakarta becomes more crowded, governments or developers are pushed to create TOD area. The TOD concept that is going to be made must consist every aspect such homes, businesses, and recreations different with the existing which dominated by the apartments. This research is hoped to be able to maximize the function of the TOD. Maximizing the functions of TOD can be done by increasing the ridership. This research also aims to make the private transportation users shift to the public train to go to shop matters and hotels. Data collection techniques for this research are in form of surveys and interviews. The results showed that the type of hotel property uses more MRT / KRL compared to the type of shopping property. In addition, the advice on transportation mode transfer strategy is given based on the results of benchmarking which are adjusted to the input from the user, the strategy recommendation focuses on 3 main factors namely time, comfort, and cost."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Gisela Tandiono
"Istora-Senayan merupakan kawasan yang didaulat dengan basis transit-oriented development oleh Peraturan Gubernur Nomor 99 Tahun 2020 tentang Panduan Rancang Kota Kawasan Pembangunan Berorientasi Transit Istora dan Senayan. Tidak lupa, kawasan Istora-Senayan berhasil mendapatkan TOD Index sebesar 0,68 yang berada di atas rata-rata overall TOD Index kategori MRT Jakarta. Namun, di balik pencapaian tersebut, masih diperlukan peningkatan dalam ranah kualitas, seperti dari segi aksesibilitas, keandalan, tarif, dan lain sebagainya. Penilaian kualitas layanan transit transportasi antarmoda perlu dilakukan sebagai landasan evaluasi sehingga tercipta kawasan TOD yang mengedepankan kenyamanan pengguna. Penelitian ini merupakan penelitian univariat dengan menggunakan teori transit service quality oleh Eboli dan Mazzula (2011) yang dielaborasi oleh teori Nathanail (2008). Terdapat delapan dimensi pada teori transit service quality, yakni route and service characteristics, reliability, comfort and cleanliness, fare, information, safety and security, customer service, dan environmental protection. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data mixed method, yaitu dengan memperoleh data kuantitatif dan kualitatif melalui survei, observasi langsung, dan wawancara. Survei dilakukan secara daring menggunakan Google Form dengan menjaring sebanyak 130 responden. Selain itu, dilakukan pula wawancara mendalam dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan penyelenggaraan transit transportasi antarmoda di kawasan Istora-Senayan, seperti Kementerian Perhubungan, Pemerintah Daerah, operator layanan transit transportasi antarmoda, ahli atau pengamat transportasi publik, praktisi, dan responden pengguna jasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi pengguna jasa transit transportasi antarmoda terhadap kualitas layanan transit transportasi antarmoda di Istora-Senayan berada dalam kategori “tinggi”. Namun, terdapat beberapa temuan mengenai kualitas transit transportasi antarmoda di kawasan Istora-Senayan yang patut mendapat perhatian, seperti aksesibilitas (dimensi rute dan karakteristik wilayah), peningkatan manajemen waktu tempuh (dimensi reliabilitas), manajemen kepadatan penumpang (dimensi kenyamanan dan kebersihan), dan keberadaan petugas yang sigap melayani pengguna di jam sibuk (dimensi pelayanan pelanggan).

Istora-Senayan is an area designated as a transit-oriented development based on Governor Regulation Number 99 of 2020 on the Guidelines for the Design of the Istora and Senayan Transit-Oriented Development Area. It is worth noting that the Istora-Senayan area has achieved a TOD Index of 0.68, which is above the average overall TOD Index for the MRT Jakarta category. However, behind this achievement, there is still a need for improvement in terms of quality, such as accessibility, reliability, fares, and others. The assessment of intermodal transit service quality needs to be conducted as a basis for evaluation to create a TOD area that prioritizes user comfort. This research is a univariate study that utilizes the transit service quality theory by Eboli and Mazzula (2011), elaborated by Nathanail's theory (2008). There are eight dimensions in the transit service quality theory, namely route and service characteristics, reliability, comfort and cleanliness, fare, information, safety and security, customer service, and environmental protection. This study uses a mixed-method data collection technique, obtaining quantitative and qualitative data through surveys, direct observations, and interviews. The survey was conducted online using Google Forms, capturing 130 respondents. In addition, in-depth interviews were conducted with relevant parties involved in the provision of intermodal transit transportation services in the Istora-Senayan area, such as the Ministry of Transportation, local government, intermodal transit transportation service operators, public transportation experts or observers, practitioners, and service users. The research findings indicate that the perception of intermodal transit transportation service quality by users in the Istora-Senayan area falls into the "high" category. However, there are several findings regarding the quality of intermodal transit transportation in the Istora-Senayan area that deserve attention, such as accessibility (route and service characteristics), improving travel time management (reliability), passenger density management (comfort and cleanliness), and the presence of responsive staff during peak hours (customer service). "
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Singgih Sri Kartiko
"Universitas Indonesia sebagai pusat kegiatan pendidikan memberikan bangkitan dan membangkitkan perjalanan yang cukup tinggi. Mahasiswa melakukan perjalanan dari dan menuju Universitas Indonesia dengan berbagai moda antara lain kendaraan pribadi berupa sepeda motor ataupun mobil pribadi, KRL, maupun angkutan umum lainnya. Peningkatan perjalanan yang terjadi disinyalir menjadi sebab terjadinya kemacetan dimana tidak sedikit Mahasiswa Universitas Indonesia menggunakan kendaraan pribadi untuk melakukan perjalanan dari dan menuju kampus. Oleh karena itu, penelitian ini membahas probabilitas penggunaan KRL Ekonomi AC sebagai salah satu alternatif transportasi publik yang tersedia bagi Mahasiswa Universitas Indonesia pengguna kendaraan pribadi. Dalam penelitian ini dipakai asumsi bahwa terdapat pengaruh tingkat penggunaan KRL Ekonomi AC oleh Mahasiswa Universitas Indonesia jika terdapat kebijakan pemberlakuan tarif khusus kepada Mahasiswa Universitas Indonesia. Selain itu, kemungkinan peningkatan harga diakibatkan meningkatnya biaya operasional turut mempengaruhi pemilihan KRL Ekonomi AC bagi Mahasiswa Universitas Indonesia. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah stated preference dengan memanfaatkan layanan google docs sebagai web survei. Model Probit digunakan untuk menganalisis pemilihan moda yang dilakukan oleh Mahasiswa Universitas Indonesia dimana metode estimasi parameter digunakan pendekatan maksimum likelihood. Selanjutnya pengujian statistik dilakukan untuk mendapatkan model terbaik. Hasil analisis menunjukkan pengaruh tarif KRL Ekonomi AC yang diberlakukan serta penghematan waktu perjalanan mempengaruhi Mahasiswa Universitas Indonesia pengguna kendaraan pribadi untuk menggunakan KRL Ekonomi AC. Selain itu, karakteristik dari Mahasiswa Universitas Indonesia pengguna kendaraan pribadi juga berpengaruh dalam pemilihan KRL Ekonomi AC. Hasil analisis menunjukkan beberapa karakteristik Mahasiswa yang berpengaruh diantaranya kepemilikan kendaraan, pendapatan, jenjang pendidikan yang ditempuh, dan usia.

University of Indonesia as a center of education produces the trip attraction and trip generation high enough. Students travel to and from the University of Indonesia with various modes such as private cars or motorcycles in the form of private vehicles, KRL, and other public transportation. Increased travel that occurred was allegedly the cause of congestion in which not a few students of University of Indonesia used private vehicles to travel to campus and travel from campus. Therefore, this study discusses the probability of the use of KRL (Economy-AC) as one of alternative public transport available for the University of Indonesia Students who used private vehicles. In this study used the assumption that there are significant levels of usage KRL (Economy-AC) by the University of Indonesia students, if there is a policy enforcement special rate for University of Indonesia students. In addition, the possibility of increased price due to rising operational costs also influences the selection of KRL (Economy-AC) for University of Indonesia students. Data collection techniques were used stated preference quesionaire by using google docs as a web service survey. Probit model is used to analyze the mode choice made by University of Indonesia students where the parameter estimation method used maximum likelihood approach. Further statistical tests performed to obtain the best model. The results show the influence of tariffs imposed KRL (Economy-AC) and travel time savings affect University of Indonesia Students who use private vehicles to use KRL (Economy-AC). In addition, the characteristics of the University of Indonesia Students, users of private vehicles are also influential in the elections of KRL (Economy-AC). The results showed several characteristics that affect students such as vehicles ownership, income, education level which taken, and age.
"
2011
S50682
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ongki Alaric Giovani
"Kereta listrik merupakan salah satu transportasi umum yang digunakan dalam rangka mengurangi jumlah konsumsi bahan bakar fosil. Pengurangan ini disebabkan oleh kelangkaan bahan bakar fosil serta dampak negatif akibat proses pembakaran bahan bakar fosil. Peningkatan jumlah penumpang setiap tahun menyebabkan efisiensi energi perlu dipertimbangkan. Efisiensi energi dalam pengoperasian kereta erat kaitannya dengan optimasi pada profil kecepatan. Hasil optimasi profil kecepatan dapat diterapkan pada Driver Advisory System (DAS) maupun Automatic Train Operation (ATO). Berbagai jenis algoritma optimasi dapat digunakan untuk mendapatkan profil kecepatan yang optimal, salah satunya Ant Colony Optimization (ACO). ACO merupakan salah satu anggota swarm intelligence dan terinspirasi oleh perilaku koloni semut dalam mencari makanan. Pada ACO setiap semut buatan memilih solusi berdasarkan informasi feromon dan heuristik. Selain optimasi profil kecepatan, pengereman regeneratif juga berperan dalam meningkatkan efisiensi energi. Energi yang biasanya terbuang dalam bentuk panas oleh braking resistor pada pengereman dapat disimpan ke Energy Storage Device (ESD). Pada skripsi ini, akan digunakan ACO sebagai algoritma untuk mencari profil kecepatan. Selain itu digunakan On-board Energy Storage Device (OESD) sehingga energi yang dihasilkan pengereman regeneratif dapat disimpan. ACO yang digunakan berjenis Max-Min Ant System (MMAS) dengan variabel bebas antara lain bobot informasi heuristik, jumlah semut buatan, jumlah iterasi maksimum, dan batas atas/bawah informasi feromon. Berdasarkan hasil simulasi, ant colony dapat digunakan untuk mencari profil kecepatan dengan waktu komputasi yang rendah.

Electric trains are one of the public transportations used in order to reduce the amount of fossil fuel consumption. This reduction is due to the scarcity of fossil fuels and the negative impact of the process of burning fossil fuels. The increasing number of passengers every year causes energy efficiency to be considered. Energy efficiency in train operation is closely related to optimization of the speed profile. The speed profile optimization results can be applied to the Driver Advisory System (DAS) and Automatic Train Operation (ATO). Various types of optimization algorithms can be used to obtain an optimal speed profile, one of which is Ant Colony Optimization (ACO). ACO is a member of swarm intelligence and is inspired by the behavior of ant colonies in search of food. In ACO, each artificial ants chooses a solution based on pheromone and heuristic information. In addition to optimizing the speed profile, regenerative braking also plays a role in increasing energy efficiency. Energy that is usually wasted in the form of heat by the braking resistor during braking can be stored to the Energy Storage Device (ESD) . In this thesis, ACO will be used as an algorithm to find the speed profile. In addition, an On-board Energy Storage Device (OESD) is used so that the energy produced by regenerative braking can be stored. The ACO used is a Max-Min Ant System (MMAS) with independent variables including the weight of heuristics information, the number of artificial ants, the maximum number of iterations, and the upper/lower limits of pheromone information. Based on the simulation results, ant colony can be used to find a speed profile with low computing time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairul Fahmi
"Integrasi kawasan pusat kota antara tata guna lahan dan sistem transportasi diperlukan guna mengurangi pergerakan kendaraan pribadi ke plan area. Untuk mensinergikan pengembangan Kawasan Sudirman Kota Pekanbaru dimana banyak terdapat titik persinggungan rute angkutan umum dan juga berdirinya pusat-pusat komersial, kantor pemerintahan dan swasta serta pusat palayanan masyarakat maka di gunakan desain Transit Oriented Development. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan kriteria dan konsep penataan Kawasan Sudirman Kota Pekanbaru yang berorientasi pada Transit Oriented Development.
Pendekatan penelitian studi kasus ini digunakan dengan studi literatur, wawancara dan analisis. Proses pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur, kuisioner, dan wawancara mendalam kepada para responden guna mencapai tujuan penelitian. Dari data yang telah diperoleh, dilakukan tahap analisa data. Analisis yang digunakan adalah analisa statistik dasar (elementary statistic analysis), meliputi deskripsi dan proporsi.
Secara spesifik penelitian ini menekankan bahwa perencanaan Kawasan Sudirman harus mempertimbangkan jalur pejalan kaki yang aman, nyaman, jarak dan waktu tempuh. Sebagian besar warga (77.12%) menyatakan bersedia berjalan kaki jika pedestrian aman, nyaman dan jarak pencapaian titik transit dalam waktu 5 menit. Konsep perencanaan dibutuhkan untuk menentukan arah perencanaan kawasan Sudirman Kota Pekanbaru yang berbasis transit dengan memper-timbangkan kondisi kawasan serta memperhitungkan kondisi tata guna lahan, tata massa bangunan, konsep sirkulasi dan parkir, konsep pedestrian dan juga konsep ruang terbuka hijau. Peningkatan intensitas kawasan, mengaktifkan area komersial dan mengoptimalkan fungsi area pendukung serta menciptakan sinergi antara pengembangan lahan dan sistem transportasi akan mampu meningkatkan mutu kawasan.

The integration of the downtown between area order and transportation system is needed to reduce the personal vehicle movement to the plan area. To synergize the developing of the Sudirman area in Pekanbaru which has many contacting spots of the transportation route, commercial center, government and private office, and public service center, Transit Oriented Development design is used. This research has a goal to formulate the criteria and concept of arrangement of the Sudirman area in Pekanbaru which oriented on Transit Oriental Development.
This case study research uses an approach with a literature study, interview, and analysis. The process of the data collection use literature study, questionnaire, and deep interview to the respondents. Deep interview is used in order to reach the goal of the research. From the data that was acquired, the phase of data analysis is undertaken. The analysis that is used is elementary statistic analysis, including of description and proportion.
Specifically, this research wants to emphasize that the planning of the Sudirman area has to consider about the safety, pleasantness, and the distance of the pedestrian line. Most of the people (77, 12%) declaring that they ready to walk if the pedestrian line is safe, comfortable, and the distance to the transit spot is only about five minutes. The concept of arrangement is needed to determine the direction of the arrangement of Sudirman area in Pekanbaru which based on transit by considering the condition of the area, land area order, mass building order, park and circulation concept, pedestrian concept, and green available area concept. By improving the area, activate the commercial area, optimize the function of supporting area, and make a synergy between the developing area and the transportation system will improve the quality of the area."
2009
T25943
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>