Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92867 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Rifai Kurniawan
"Kota Depok memiliki tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat. Meningkatnya jumlah penduduk yang sejalan dengan meningkatnya kepadatan penduduk, turut menyebabkan timbulnya wilayah permukiman yang padat. Permukiman padat merupakan salah satu ruang yang paling rawan terhadap bahaya kebakaran. Pembentukan wilayah rawan kebakaran diperlukan sehingga diketahuinya wilayah mana saja yang rawan terhadap bencana kebakaran Kota Depok. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pola wilayah kejadian kebakaran dan pola wilayah rawan kebakaran. Data yang digunakan diantaranya kejadian kebakaran, kepadatan penduduk, respon time, kerapatan jaringan jalan, sumber air, lokasi UPT, dan kepadatan bangunan. Penelitian wilayah rawan kebakaran yang terjadi pada tahun 2018 menggunakan metode overlay, network analisis dan menggunakan analisis spasial serta deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan wilayah kejadian kebakaran tinggi berada di utara Kota Depok, dan disebabkan oleh konsleting listrik. Sedangkan wilayah rawan kebakaran tinggi pada umumnya memiliki karakteristik kepadatan penduduk tinggi, kerapatan jaringan tinggi, kepadatan bangunan tinggi, respon time lambat dan sumber air rendah

Depok City has a fairly rapid growth and development rate. The increase in population in line with increasing population density also contributes to the emergence of dense residential areas. Dense settlements are one of the spaces most vulnerable to fire hazards. The formation of fire-prone areas is needed so that it knows which areas are prone to the Depok City fire disaster. The purpose of this study was to analyze the patterns of the area of fire and the pattern of areas prone to fire. Data used include fire incidents, population density, response time, road network density, water source, UPT location, and building density. Research on fire-prone areas that occurred in 2018 using the overlay method, network analysis and using spatial and descriptive analysis. The results of this study showed that the area of high fire was in the north of Depok City, and was caused by electrical short circuit. While high fire-prone areas generally have characteristics of high population density, high tissue density, high building density, slow response time and low water sources"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Raditia Pradana
"Dalam kejadian bencana kebakaran, khususnya di wilayah perkotaan yang memiliki kepadatan bangunan yang tinggi tentunya akan mudahnya api dapat menyebar mengingat terdapat tiga hal yang membuat api muncul, yaitu oksigen, bahan bakar, dan panas. Sifatnya yang mudah menyebar, terlebih pada bangunan yang padat membuat aksi pemadaman oleh pemadam kebakaran dituntut memiliki respons cepat dan ketersediaan air menjadi penting dalam proses pemadaman. Oleh karena itu, tujuan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi sumber air setempat yang bisa digunakan dalam pemadaman dan jangkauan wilayah pelayanan oleh pemadam kebakaran. Kedua hal tersebut akan digabungkan, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan tingkat proteksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah network analysis dengan jenis closest facility untuk menentukan sumber air terhadap kejadian kebakaran dan service area untuk menentukan jangkauan wilayah pelayanan pos damkar selama waktu tertentu. Tentunya, dalam proses perjalanan tersebut dibutuhkan data jaringan jalan yang dalam hal ini menjadi dasar proses tersebut. Kedua luaran dari metode tersebut akan menghasilkan penilaian per WMK yang digabungkan untuk dilakukan penilaian tingkat proteksi berdasarkan dua hal tersebut dan membandingkan penilaian tersebut dengan lama penanganan kejadian kebakaran nyata. Dalam penelitian tersebut dihasilkan bahwa tidak semua kejadian kebakaran yang sudah terjadi ditangani oleh sumber air setempat. WMK yang kurang akan sumber air untuk pemadaman di Kota Jakarta Timur masih mendominasi. Untuk service area pos damkar selama perjalanan waktu 5 menit, hanya sekitar 2/3 wilayah Kota Jakarta Timur yang terjangkau oleh damkar selama 5 menit. WMK dengan tingkat Baik dan Sangat Baik mendominasi. Hasil gabungan antara keduanya menghasilkan WMK dengan level Baik mendominasi. Selain itu, dari hasil 4 kelas klasifikasi tingkat proteksi menunjukkan bahwa semakin kelas tersebut menuju sangat baik maka rata-rata lama penanganan kejadian kebakaran akan semakin cepat, tetapi perbedaan antar kelas tidak memiliki perbedaan yang signifikan.

In the event of a fire disaster, especially in urban areas with a high building density, it will be easy for the fire to spread given that there are three things that cause the fire, namely oxygen, fuel, and heat. Its easily spread nature, in addition to a dense building makes the extinguishing action by the fire fighter (damkar) required to have a quick response and the availability of water becomes important in the extinguishing process. Therefore, the aim of this study is to identify local water sources that can be used in the extinction and reach of the service area by firefighters. These two things will be combined, resulting in what is called a level of protection. The method used in this study is network analysis with the type of closest facility to determine the water source against a fire incident and service area to establish the reach of the area of damkar post service during a certain time. Of course, the process of travel requires the data of the road network which in this case forms the basis of the process. Both outputs of the method will result in an assessment per WMK combined to assess the level of protection based on the two factors and compare the assessment with the length of handling a real fire incident. The study revealed that not all of the fires that have already occurred are handled by local water sources. For the service of the damkar post area during the 5-minute journey, only about 2/3 of the East Jakarta area was reached by damkar for 5 minutes. WMK with Good and Very Good levels dominated. The combination of the two results resulted in WMK with Good levels dominated. Furthermore, from the results of the four class classification level of protection showed that the more the class goes very well then the average length of fire incident handling will be faster, but the differences between the classes have no significant differences."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yansen
"Wilayah DKI Jakarta merupakan kota dengan jumlah kejadian kebakaran per tahun yang tinggi dibandingkan wilayah lain di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan kajian tentang variasi dan distribusi kejadian kebakaran sebagai bagian dari mitigasi bencana perkotaan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kejadian kebakaran di DKI Jakarta tahun 2017 hingga 2021, menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kejadian kebakaran, serta menganalisis wilayah rawan kebakaran. Metode yang digunakan adalah overlay, spatial join, scoring, serta analisis spasial deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kejadian kebakaran di DKI Jakarta paling sedikit terjadi di akhir pekan, berhubungan dengan puncak musim hujan dan kemarau, serta cenderung meningkat di masa liburan panjang. Mayoritas objek yang terbakar berupa permukiman dengan sebab berupa gangguan aliran listrik. Kejadian kebakaran di DKI Jakarta memiliki korelasi signifikan dengan unsur-unsur cuaca, kepadatan bangunan, jumlah penduduk berusia 65 tahun ke atas, jumlah penduduk berusia 0-4 tahun, kerapatan jalan, dan kerapatan drainase. Terdapat dua model wilayah rawan kebakaran di DKI Jakarta yang dibuat berdasarkan variabel-variabel tersebut dengan variasi berupa penambahan variabel rata-rata kejadian kebakaran sebelumnya. Hasil pencocokan terhadap data kejadian kebakaran tahun 2017 hingga 2021 menunjukkan bahwa model dengan variabel rata-rata kejadian kebakaran sebelumnya lebih sesuai untuk menggambarkan wilayah rawan kebakaran di DKI Jakarta.

The DKI Jakarta area has a high number of fire incidents per year compared to other regions in Indonesia. Therefore, it is necessary to study the variation and distribution of fire incidents as part of urban disaster mitigation. The purpose of this study is to analyze the fire incidents in DKI Jakarta from 2017 to 2021, to analyze the factors that influence those fire incidents, and to synthesize models of fire-prone areas. The methods used are overlay, spatial join, scoring, and descriptive spatial analysis. The results of this study indicate that fire incidents in DKI Jakarta occured least frequently on weekends, were associated with the peaks of the rainy and dry seasons, and tended to increase during long holidays. The majority of the objects affected were settlements, with the cause being electrical disturbances. Fire incidents in DKI Jakarta have a significant correlation with building density, population aged 65 years and over, population aged 0-4 years, road density, and drainage density. Two models of fire-prone areas in DKI Jakarta were made based on those variables with variations made by adding the average number of previous fire incidents variable. The results from matching fire incident data from 2017 to 2021 show that the model with the average number of previous fire incidents variable is more suitable for describing fire-prone areas in DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Luthfita
"Kabupaten Kubu Raya merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota rawan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Kalimantan Barat dan mengalami kejadian kebakaran setiap tahun. Berdasarkan data Kesatuan Pengelolaan Hutan pada tahun 2018, terdapat sekitar 4406 titik panas yang tersebar di Kabupaten Kubu Raya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan berdasarkan aspek kondisi fisik wilayah yang meliputi ketebalan gambut, tutupan lahan dan curah hujan serta aspek sosial masyarakat yang meliputi kepadatan penduduk, tingkat pendidikan dan jenis lapangan usaha di Kabupaten Kubu Raya. Analisis spasial yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode overlay dengan Sistem Informasi Geografis. Hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa wilayah di Kabupaten Kubu Raya yang terdeteksi sangat rawan sebesar 12,77 % dengan total luas wilayah 1124,31 km², rawan tinggi yaitu sebesar 26,75 % dengan total luas wilayah 2419,68 km², rawan rendah yaitu sebesar 31,48 % dengan total luas wilayah 3421,38 km², sedangkan tingkat rawan sangat rendah yaitu 29,00 % dengan total luas wilayah 2408,07 km². Hasil pengolahan menunjukkan bahwa Wilayah dengan tingkat kerawanan tertinggi yaitu Kecamatan Rasau Jaya dan wilayah dengan tingkat kerawanan terendah yaitu Kecamatan Kubu.
Kubu Raya Regency is one of 14 regencies / cities prone to forest and land fires in West Kalimantan Province and experiences fires every year. Based on data from the Forest Management Unit in 2018, there are around 4406 hotspots spread across Kubu Raya Regency. The purpose of this study is to analyze areas prone to forest and land fires based on aspects of the physical condition of the area including peat thickness, land cover and rainfall as well as social aspects of society which include population density, education level and type of business field in Kubu Raya Regency. The spatial analysis used in this study uses the overlay method with Geographic Information Systems. The results of the analysis that have been carried out show that the area in Kubu Raya District that was detected was very vulnerable at 12.77% with a total area of ​​1124.31 km², high vulnerable at 26.75% with a total area of ​​2419.68 km², low at risk that is amounting to 31.48% with a total area of ​​3421.38 km², while the level of vulnerability is very low at 29.00% with a total area of ​​2408.07 km². The analysis shows that the area with the highest level of vulnerability is Rasau Jaya District and the area with the lowest level of vulnerability is Kubu District."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Eka Kurniasih
"ABSTRAK
Kota Jakarta Timur merupakan wilayah kejadian kebakaran paling tinggi dibanding wilayah kota lainnya. Oleh karena itu, perlu mengetahui wilayah rawan kebakaran, wilayah kejadian kebakaran dan wilayah jangkauan hidran. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, keruangan dan uji statistik. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa pola wilayah rawan kebakaran tinggi terletak di bagian utara dengan kondisi bangunan semi permanen tinggi, kerapatan jaringan jalan lokal tinggi dan kepadatan penduduk tinggi. Pola wilayah kejadian kebakaran tinggi terletak di bagian utara dengan kondisi perumahan tidak teratur dan padat penduduk. Pola wilayah jangkauan hidran tinggi terletak di bagian utara dengan kondisi wilayah rawan kebakaran tinggi dan kejadian kebakaran tinggi. Berdasarkan penelitian ini dapat ditunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara wilayah rawan kebakaran dengan wilayah kejadian kebakaran, namun terdapat hubungan yang signifikan antara wilayah jangkauan hidran dengan wilayah rawan kebakaran dan wilayah kejadian kebakaran.

ABSTRACT
Fire occurrence in East Jakarta is the highest among other areas of the city. Therefore, it is necessary to identify the fire-prone regions, fire occurrence regions and the hydrants coverage area. This research used statistical tests, descriptive and spatial analysis. The result showed that the pattern of high fire-prone region is located in the northern part of East Jakarta which dominated by high-rise and semi-permanent building, dense local road networks and high population density. The pattern of high fire occurrence located in the northern part of the area with poorly ordered housing conditions and densely populated. The pattern of fire hydrant with high coverage area located in the northern with high fire-prone regions and high fire occurrence. This research further demonstrated that there is no significant relationship between a fire-prone regions with fire occurrence regions, but there is a significant relationship between the hydrant coverage area with a fire-prone regions and fire occurrence regions."
2016
S64345
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haeropan Daniko Dwiputra
"Meningkatnya luas lahan yang terbakar pada tahun 2021 mempertegas urgensi pembuatan peta wilayah rawan karhutla di Kabupaten Situbondo. Pembuatan peta rawan karhutla di wilayah penelitian dilakukan dengan menggunakan metode SMCA, dengan variabel berupa: tutupan lahan, kehijauan vegetasi, kelembaban vegetasi, suhu permukaan daratan, dan faktor manusia yang diwakili oleh variabel aksesibilitas (jarak dari jaringan jalan) dan jarak dari aktivitas manusia (jarak dari pemukiman, ladang, dan kebun). Digunakan 3 (tiga) persamaan berbeda pada analisis SMCA, persamaan pertama memberikan bobot lebih besar pada faktor manusia, persamaan kedua memberikan bobot lebih besar pada faktor alami, dan persamaan ketiga memberikan bobot seimbang. Dari hasil validasi, model yang dibuat dengan menggunakan persamaan kedua dinilai memiliki kesesuaian yang lebih tinggi dan lebih cocok untuk digunakan pada pembuatan model rawan karhutla. Dari model kerawanan yang telah dihasilkan, didapatkan bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Situbondo memiliki tingkat kerawanan karhutla tinggi dengan luas wilayah sebesar 652,66 km² (39,08%). Luas wilayah dengan tingkat kerawanan menengah, rendah, dan tidak rawan secara berturut-turut, adalah sebesar 532,12 km² (31,87%), 306,46 km² (18,35%), dan 178,65 km² (10,70%). Dari hasil uji statistik dengan regresi logistik ordinal, didapatkan faktor alami memiliki tingkat pengaruh yang lebih tinggi (ψ= 4,824) terhadap kerawanan karhutla dibandingkan dengan faktor manusia (ψ= 1,051).

Research needs to be done to analyze areas prone to forest and land fires in Situbondo Regency because of the high burned area number in 2021. The process of making forest and land fire hazard map is carried out by using the SMCA methode, with forest fire prone variables in the form of type of land cover, greenness of vegetation, vegetation humidity, soil surface temperature, and human factors represented by accessibility (distance from road) and distance from settlements, fields, and gardens. Three different equations were used in the SMCA analysis, the first equation gave greater weight to anthropogenic factors, while the second and third equation gave greater weight to natural factors and the same weight on both factors, respectively. From the model validation results, the model made from the second equation is considered to have a higher suitability to be used in the process of modeling areas prone to forest and land fires in Situbondo Regency. From the vulnerability model that has been generated, it can be concluded that Situbondo Regency is dominated by areas with a high level of vulnerability, with an area of 652,66 km² (39,08%). The total area of middle, low, and non-vulnerable classes are 532,12 km² (31,87%), 306,46 km² (18,35%), and 178,65 km² (10,70%), respectively. From the results of statistical tests using the ordinal logistic regression method, it can be concluded the natural factor of forest and land fires had a higher level of influence (ψ = 4.824) on the vulnerability of forest and land fires rather than the human factor (ψ = 1.051)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Pauza Pratiwi
"ABSTRAK
Kota Pariaman merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki kejadian gempa bumi yang sangat tinggi baik dari darat maupun dari bawah laut. Hal ini dikarenakan wilayah Kota Pariaman berbatasan langsung dengan Samudera Hindia yang menjadi tempat pertemuan dua lempeng tektonik yaitu Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia. Tingkat kegempaan di bawah laut yang tinggi dapat memicu bencana tsunami. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis model dinamika spasial kawasan rawan tsunami di Kota Pariaman, kemudian dengan menggunakan metode Cellular Automata Markov Chains (CA-MC) model tersebut digunakan untuk memodelkan kawasan rawan tsunami di Kota Pariaman tahun 2030 berdasarkan faktor pendorong yang diberikan kepada model. Faktor pendorong yang digunakan dalam penelitian ini adalah ketinggian kawasan, kemiringan lereng, jarak dari garis pantai, jarak dari jalan raya, dan jarak dari sungai. CA-MC merepresentasikan tutupan lahan yang berubah tergantung pada sel tetangganya. Setelah model dihasilkan, model tersebut dianalisis berdasarkan RTRW Kota Pariaman tahun 2030 untuk membandingkan hasil model tersebut dengan RTRW eksisting. Untuk mendapatkan daerah rawan tsunami, model tutupan lahan tahun 2030 dilapisi dengan peta rawan tsunami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tahun 2018 hingga tahun 2030 telah terjadi peningkatan wilayah rawan tsunami dengan kelas rendah, sedang, dan tinggi di kawasan pemukiman.
ABSTRACT
Pariaman City is one of the cities in Indonesia which has a very high incidence of earthquakes both from land and from under the sea. This is because the Pariaman City area is directly adjacent to the Indian Ocean which is the meeting place for two tectonic plates, namely the Eurasian Plate and the Indo-Australian Plate. The high level of seismicity under the sea can trigger a tsunami disaster. This study aims to analyze the spatial dynamics model of tsunami prone areas in Kota Pariaman, then by using the Cellular Automata Markov Chains (CA-MC) method the model is used to model the tsunami prone areas in Kota Pariaman in 2030 based on the driving factors given to the model. The driving factors used in this study are the height of the area, the slope of the slope, the distance from the coastline, the distance from the road, and the distance from the river. CA-MC represents land cover that changes depending on neighboring cells. After the model is generated, the model is analyzed based on the RTRW for Kota Pariaman in 2030 to compare the results of the model with the existing RTRW. To get a tsunami prone area, the land cover model for 2030 is overlaid with a tsunami hazard map. The results show that from 2018 to 2030 there has been an increase in tsunami-prone areas with low, medium, and high classes in residential areas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Yuni Lestari
"Program Zero Waste City merupakan kebijakan mengenai pengelolaan sampah yang ditujukan kepada Kota Depok dari tahun 2016-2021. Program tersebut bertujuan untuk membersihkan seluruh daerah di Kota Depok dari segala jenis sampah. Setelah satu tahun diimplementasikan, Kota Depok mendapat Penghargaan Adipura untuk Kategori Kota Metropolitan. Namun, ditemukan bahwa masih terdapat daerah di Kota Depok yang belum terbebas dari sampah, yaitu Kecamatan Bojongsari. Kecamatan Bojongsari merupakan salah satu daerah di Kota Depok yang masih memiliki permasalahan terkait sampah. Jika dilihat dari predikat sebagai Kota peraih Penghargaan Adipura, tentunya hal tersebut menimbulkan pertanyaan mengenai bagaimana implementasi kebijakan program Zero Waste City di Kecamatan Bojongari dilihat dari beberapa variabel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah post-positivist. Penulis melakukan pengumpulan data dengan melakukan wawancara mendalam kepada informan dan studi kepustakaan, serta melakukan analisis secara kualitatif. Teori yang digunakan oleh penulis adalah Model Implementasi menurut Van Meter dan Van Horn. Hasil dari penelitian ini adalah belum optimalnya implementasi kebijakan program Zero Waste City di Kecamatan Bojongsari karena terdapat beberapa indikator yang belum terpenuhi.

The Zero Waste City program is a policy on waste management aimed in Depok City from 2016-2021. The program aims to clean all areas in Depok City from all types of garbage. After one year of implementation, Depok City received the Adipura Award for the Metropolitan City Category. However, it was found that there were still areas in Depok City that had waste, namely the District of Bojongsari. District of Bojongsari is one of the areas in Depok City that still has problems related to waste. If viewed from the title of the Adipura Award-winning City, of course this raises questions about how the implementation of the Zero Waste City program in the District of Bojongari is seen from several variables. The method used in this study is post-positivist. The researcher collected data by conducting in-depth interviews and supported by documents as the secondary data, with qualitative way of analysis. The theory used in this research is The Implementation of Van Meter and Van Horn. This research shows that the implementation of Zero Waste City program policy is not optimal because there are several indicators that have not been fulfilled."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatul Laili
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keamanan pangan pada makanan di kantin Sekolah Dasar Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional. Data yang digunakan merupakan data sekunder, yang terdiri dari hasil uji laboratorium 63 sampel makanan dan hasil wawancara 63 penjamah makanan menggunakan kuesioner oleh peneliti utama. Hasil penelitian menunjukkan 9,5% sampel makanan tidak memenuhi syarat keamanan pangan karena terkontaminasi oleh Escherichia coli. Analisis bivariat dengan uji chi-square menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat keamanan pangan dengan pencegahan kontaminasi silang (p=0,044). Sedangkan faktor karakteristik, tingkat pendidikan penjamah makanan, keikutsertaan pelatihan, pengetahuan, sikap, peilaku, kebersihan pangan, kebersihan pribadi penjamah makanan, kebersihan peralatan, dan sanitasi tempat pengolahan makanan tidak memiliki hubungan yang signifikan. Oleh karena itu, penjamah makanan di kantin Sekolah Dasar wilayah kecamatan Pancoran Mas perlu diberikan pembinaan terkait pengolahan makanan sesuai dengan prinsip higiene dan sanitasi yang baik, selain itu pihak sekolah harus selalu terlibat dalam pengawasan terhadap higiene dan sanitasi bangunan konter kantin, serta penerapan prinsipnya oleh penjamah makanan di konter kantin. Kata kunci: Konter kantin, sanitasi, keamanan pangan, sekolah dasar.

ABSTRACT
The purpose of this research is to identify the safetiness of foods in Pancoran Mas Elementary School canteen, Depok. This research accomplished by using a cross sectional method such as examining 63 food samples in laboratorium and interviewing 63 cafetaria food sellers by questionaires.The result of this research shows that 9,5% of food samples has not qualified the standard of food safetiness by containing Escherichia Coli. The Bivariate analysis with chi-square shows that there is a significant relation between the level of food safetiness and a cross-contamination preventing (p=0,044), while the other variables such as characteristic factors, education level of cafetaria food sellers, cafetaria food sellers participation in training program, knowledge, attitude, behaviour, food hygiene, self hygiene of cafetaria food sellers, utensils hygiene and sanitation system of cooking environment were not significant. According to the result of this research it is necessary to give a training program for food sellers in Pancoran Mas elementary school cafetaria about how to properly cook and produce food based on good sanitation and food hygiene standard. The Pancoran Mas Elementary School engagement in monitoring about the hygiene of it's cafetaria, the construction program of good sanitation infrastucture, and food producing hygiene principal application among the cafetaria food sellers also necessarilly needed."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Sang Surya Buana
"ABSTRACT
Petir adalah suatu fenomena alam yang terjadi dalam kehidupan kita. Indikator yang dapat dilihat adalah frekuensi sambaran dan hari guruh. Melalui persentase hari guruh dalam satu tahun didapatkan wilayah rawan sambaran petir. Selain hari guruh, frekuensi sambaran petir dapat menjadi sebab terjadinya gangguan listrik akibat sambaran petir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wilayah dengan tingkat kerawanan tertinggi di Bogor dan Depok, serta melihat bagaimana pola dan hubungan frekuensi sambaran petir dengan gangguan listrik. Hasil menunjukkan wilayah paling rawan sambaran petir berada pada grid dalam Kecamatan Kelapa Nunggal sebesar 81,64 . Pola frekuensi sambaran petir bersifat memusat di tengah wilayah penelitian dan memiliki hubungan moderat dengan gangguan listrik.

ABSTRACT
Lightning is a natural phenomenon that occurs in our lives. Indicators that can be seen is the frequency of lightning and thunderstorm days. Through the percentage of thunderstorm days in a year obtained a region prone to lightning strikes. In addition to the thunderstorm days, the frequency of lightning strikes can be the cause of a electrical disruption due to the lightning strike. This study aims to determine the most prone region in Bogor and Depok, and see how the pattern and frequency of lightning strikes relationships with electrical disruption. Results showing the most prone region to lightning strikes are on the grid in the District of Kelapa Nunggal 81,64 . Lightning strike frequency pattern is centered on the middle of the study area and has a moderate relationship with electrical disruption."
2017
S66250
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>