Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184958 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bramantya Dwipramadya
"

Sebuah kalimat dapat digunakan untuk mengekspresikan emosi yang ada di pikiran sang penulis. Tulisan pada angkutan barang dan juga penumpang merupakan bentuk dari ekspresi emosi sang pengendara kendaraan tersebut. Isi tersebut secara tidak langsung mengekspresikan permasalahan pribadi sang pengendara, atau mengekspresikan permasalahan sosial pada masyarakat umum dewasa ini. Penggambaran emosi pada tulisan di angkutan barang dan penumpang selain dapat dimaknai sebagai saran dan kritik kepada pemerintah dan masyarakat, juga dapat menjadi evaluasi diri bagi yang membacanya terhadap keadaan yang terjadi di sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan ekspresi emosi sang pengendara yang diekspresikan melalui tulisan yang disajikannya pada kendaraan, sehingga menghasilkan sebuah gambaran sosial dan kehidupan pengendara tersebut. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena yang terjadi, dan metode kualitatif yang bertujuan untuk memahami lebih dalam fenomena yang terjadi. Data penelitian ini adalah hasil pengambilan gambar berupa foto pada angkutan penumpang dan barang yang memiliki tulisan berbahasa Jawa di daerah Jakarta – Depok, dari tahun 2017 – 2019. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekspresi emosi yang dinyatakan melalui tulisan merupakan ekspresi keresahan hati, kebanggaan diri, dan semangat hidup. Bagi pembaca ekspresi emosi itu dapat memberikan wawasan baru mengenai pekerjaan dan kehidupan sosial pengendara angkutan penumpang dan barang.

 


A sentence can be used to express emotions in the mind of the author. The writing on the transportation of goods and also passengers is a form of emotional expression of the driver of the vehicle. The content indirectly expresses the personal problems of the driver or expresses social problems in the general public today. Emotional portrayals in writing on goods and passenger transportation besides being interpreted as suggestions and criticisms of the government and society can also be a self-evaluation for those who read it about the circumstances that occur around it. The purpose of this study is to explain the motorist's emotional expression expressed through the writing he presents to the vehicle, thus producing a social picture and life of the driver. The method used is a descriptive method that aims to describe the phenomenon that occurs and qualitative methods that aim to understand more deeply the phenomena that occur. The data of this study are the results of taking photographs in the transportation of passengers and goods that have Javanese writing in the Jakarta-Depok area, from 2017 - 2019. The results of this study indicate that emotional expression expressed through writing is an expression of anxiety, pride, and the spirit of life. For readers of emotional expression, it can provide new insights regarding the work and social life of passengers and goods transport drivers.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Endang Sriningsih
Depok: Universitas Indonesia, 1995
S2532
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albertus Edy Subandono
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1995
S2470
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angelina Kuswidhiastri
"Regulasi emosi kognitif merupakan keterampilan individu untuk mengelola pikiran dan reaksi emosional dalam menghadapi situasi buruk. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan perbedaan kemampuan menggunakan strategi regulasi emosi kognitif berdasarkan jenis kelekatan dengan orang tua pada remaja akhir. Penelitian dilakukan secara cross-sectional pada 674 orang remaja akhir berusia 18-22 tahun (n perempuan = 75.2%) yang terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok kelekatan aman (46.2%), kelekatan tidak aman-menghindar (48.2%), dan kelekatan tidak aman- ambivalen (5.8%). Penelitian menggunakan analisis One-Way MANOVA untuk mengamati perbedaan kemampuan menggunakan strategi kognitif dalam masing-masing kelompok jenis kelekatan. Penelitian menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara ketiga jenis kelekatan dalam menggunakan strategi regulasi emosi kognitif (F (18, 1328) = 11.29, p < 0.01; Pillai’s V = .265, η2 = .133). Strategi kognitif yang lebih adaptif lebih mampu digunakan oleh remaja dengan kelekatan aman, sementara remaja dengan kelekatan tidak aman lebih sering menggunakan strategi kognitif yang kurang adaptif. Perbedaan penggunaan strategi kognitif juga ditemukan pada kedua jenis kelekatan tidak aman.

Cognitive emotion regulation is the ability to manage thoughts and emotional reactions when faced with bad situations. This research aims to prove the differences between in the cognitive emotion regulation strategies of late adolescents based on their parental attachment types. Cross-sectional study was conducted on a total sample of 674 late adolescents between 18-22 years (n female = 75.2%) which are divided into three groups based on parental attachment types. A set of One-Way MANOVA was used to assess the differences in the ability to use cognitive emotion regulation strategies between groups. Results showed that there are significant differences in the three types of attachment in using cognitive emotion regulation strategies (F (18, 1328) = 11.29, p < 0.01; Pillai’s V = .265, η2 = .133). Adolescents with secure attachment are more likely to use adaptive cognitive strategies, while those with insecure attachments are more likely to use less adaptive strategies. Differences in cognitive strategy use were also found in the insecureavoidant and insecure-ambivalent attachment."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Birkett, Julian
London: A & C Black, 1993
808.06 BIR w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tresidder, Andrew
Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2005
155.4 TRE i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Laili Irawati
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
S3518
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Eva Grace Rouli
"ABSTRAK
Hubungan pacaran merupakan salah salah jenis hubungan interpersonal.
Menurut Bird dan Melville (1994), hubungan pacaran adalah suatu hubungan atau
proses formal yang dilewati oleh perempuan lajang dan laki-laki lajang, dimana
dalam proses/hubungan itu masing-masing memilih pasangan hidupnya. Dalam
hubungan pacaran, pasangan kekasih biasanya saling mencurahkan atau
mengekspresikan cinta dan kasih sayangnya terhadap satu sama lain.
Menurut Plutchik, cinta adalah salah satu jenis emosi kompleks yang
dibentuk dari kombinasi dua emosi dasar, yaitu joy dan acceptance. Sementara itu,
dengan merujuk pada definisi ekspresi emosi menurut Gross dan John (1997), maka
ekspresi emosi cinta dapat diartikan sebagai manifestasi dari emosi cinta yang
muncul dalam bentuk perilaku. Menurut Buscaglia (1988), ekspresi emosi cinta ini
sangat penting bagi perkembangan hubungan pacaran. Ekspresi emosi cinta juga
penting karena dapat memperkuat emosi cinta itu sendiri (Tysoe, dalam Sukaria,
1995). Adapun setiap budaya memiliki display rules yang berperan dalam mengatur
tampilan atau ekspresi emosi seseorang.
Sesuai dengan stereotip gender dan beberapa literatur, disebutkan bahwa
perempuan lebih ekspresif dibandingkan dengan laki-laki. Penelitian ini bertujuan
untuk meneliti gambaran ekspresi emosi cinta dalam hubungan pacaran menurut
laki-laki dan perempuan. Subyek penelitian adalah individu dewasa muda yang
berusia antara 20-30 tahun. Penelitian ini merupakan studi kuantitatif dengan
menggunakan kuesioner sebagai alat ukur. Subyek diminta untuk memberi tanda
centang (v) pada skala yang sesuai dengan diri subyek, untuk setiap ekspresi emosi
cinta yang dilakukan subyek kepada pasangannya dan untuk setiap situasi dimana
subyek mengekspresikan emosi cinta kepada pasangannya. Untuk mengukur
ekspresi emosi cinta, dilihat nilai mean dari total ekspresi verbal dan nilai mean dari
total ekspresi non verbal pada kelompok subyek laki-laki dan perempuan. Kemudian
dilakukan perhitungan t-test untuk melihat apakah ada perbedaan yang signifikan
antara kedua kelompok subyek dalam jenis-jenis ekspresi emosi cinta (verbal dan
non verbal), serta antara jenis-jenis ekspresi cinta itu sendiri pada masing-masing
kelompok subyek. Selain itu, dilihat pula nilai mean dari setiap ekspresi untuk
mengetahui ekspresi-ekspresi mana yang paling sering dan yang paling jarang
dilakukan subyek. Kemudian untuk mengukur situasi ekspresi emosi cinta, dilihat
dari nilai mean setiap situasi untuk mengetahui pada situasi-situasi apa subyek cenderung mengekspresikan dan pada situasi-situasi apa subyek cenderung tidak
mengekspresikan emosi cinta kepada pasangan.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara
kelompok subyek laki-laki dan perempuan dalam mengekspresikan emosi cinta
kepada pasangannya, baik secara verbal maupun secara non verbal. Hasil penelitian
juga menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antar jenis ekspresi emosi cinta
(verbal dan non verbal), baik pada kelompok subyek laki-laki maupun pada
kelompok subyek perempuan. Dalam hal ini, kelompok subyek laki-laki dan
kelompok subyek perempuan sama-sama lebih ekspresif secara non verbal daripada
secara verbal.
Hasil penelitian yang diperoleh ternyata tidak sesuai dengan stereotip gender
dan literatur yang menyebutkan bahwa perempuan lebih ekspresif daripada laki-laki.
Hasil tersebut bisa disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, karena kesetaraan gender
yang saat ini sudah mulai berkembang. Kedua, karena pengaruh kemajuan jaman
sehingga masyarakat sekarang menjadi lebih terbuka. Selain itu, dikatakan pula
bahwa individu yang mengalami emosi cinta akan cenderung mengekspresikannya
baik secara verbal maupun secara non verbal (Fitness & Fletcher, 1993).
Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan pembenahan terhadap alat
ukur ekspresi emosi cinta dan situasinya serta lebih memperhatikan faktor-faktor
lain yang dapat mempengaruhi ekspresi emosi cinta. Pada penelitian lanjutan
sebaiknya juga dilakukan metode observasi dan wawancara disamping metode
kuantitatif untuk dapat memperoleh gambaran yang lebih menyeluruh mengenai
ekspresi emosi cinta yang diteliti pada konteks yang lebih spesifik. Selain itu, dapat
juga dilakukan penelitian lintas budaya mengenai ekspresi emosi cinta atau
penelitian perbandingan antar kelompok usia yang berbeda maupun status hubungan
yang berbeda."
2002
S3117
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrew Setiono
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kemampuan regulasi emosi terhadap masalah mental emosional pada mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia. Desain penelitian yang digunakan adalah non-eksperimental dan cross-sectional. Partisipan (N = 255) merupakan mahasiswa Universitas Indonesia angkatan 2019 yang berusia 17-21 (M = 18,29, SD = 0,743) dan sebagian besar perempaun (n = 147). Kemampuan regulasi emosi mahasiswa diukur menggunakan alat ukur DERS, sementara masalah mental emosional mahasiswa diukur menggunakan alat ukur SRQ-20. Hasil analisis menggunakan logistic regression menunjukkan bahwa kemampuan regulasi emosi secara signifikan memengaruhi masalah mental emosional mahasiswa berdasarkan kriteria Wald test, χ2 (1, N = 255) = 51,435, OR = 1,098, p < 0,001. Penurunan kemampuan regulasi emosi meningkatkan kemungkinan mengalami masalah mental emosional sebanyak 1,1 kali lebih besar. Sementara itu, jenis kelamin sebagai variabel kontrol juga secara signifikan memengaruhi masalah mental emosional mahasiswa, χ2 (1, N = 255) = 4,665, OR = 1,922, p < 0,05. Perempuan memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami masalah mental emosional sebanyak 2 kali lebih besar dari laki-laki.

This study aims to look at the effect of emotion regulation ability on mental-emotional problems in first-year students at University Indonesia. Non-experimental and crosssectional research design were used. Participants (N = 255) were Universitas Indonesia students from class 2019 aged between 17-21 (M = 18.29, SD = 0.743) and mostly women (n = 147). The emotional regulation ability was measured using the Difficulties in Emotion Regulation Scale (DERS), while the students' mental-emotional problems were measured using the SRQ-20. Results of the logistic regression showed that emotion regulation ability significantly influenced students' mental-emotional problems based on the Wald test criterion, χ2 (1, N = 255) = 51.435, OR = 1.098, p <0.001. Decreased emotional regulation ability increases the likelihood of experiencing mentalemotional problems by as much as 1.1 times greater. Moreover, gender as a control variable also significantly influenced students' mental-emotional problems, χ2 (1, N = 255) = 4.665, OR = 1.922, p <0.05. Women had a higher risk of experiencing mentalemotional problems than men."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, D. Rismawati
"Kepuasan perkawinan ditunjukkan oleh adanya kepuasan subyekstif pasangan suami istri terhadap perkawinan mereka baik secara keseluruhan maupun terhadap aspek-aspek yang spesifik dari hubungan perkawinannya.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan perkawinan. Duvall & Miller (1985) mengelompokan faktor-faktor itu kedalam dua kelompok, yaitu faktor sebelum pernikahan dan faktor sesudah pernikahan. Salah satu dari faktor sebelum pernikahan adalah faktor usia dan kematangan. Menurut Stinnett (1984) bukan hanya usia saja yang mempengaruhi kepuasan perkawinan tapi juga termasuk kematangan emosi. Lebih lanjut Blood & Blood (1979) menyatakan bahwa mereka yang matang secara emosional memiliki kemampuan untuk menjalin dan mempertahankan hubungan personal dan hal ini mempengaruhi bagaimana pasangan saling berinteraksi satu dengan yang lain.
Disamping itu, pada faktor setelah pernikahan disebutkan pula. bahwa kematangan emosi sebagai bagian dari ciri kepribadian turut berpengaruh dalam mencapai kepuasan perkawinan. David Knox (dalam Lamanna & Riedmann, 1981) menjelaskan bahwa salah satu ciri kematangan emosi dalam perkawinan adalah adanya keinginan dan kemampuan untuk mengatasi konflik bukan untuk mengakhiri hubungan diantara pasangan suami istri.
Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana hubungan antara kematangan emosi dan kepuasan perkawinan itu sebenarnya. Karena subyek penelitian ini adalah istri bekerja dan istri tidak bekerja, maka selanjutnya ingin diteliti bagaimana kepuasan dan kematangan emosi, masing-masing, pada kelompok istri bekerja dan kelompok istri bekerja serta bagaimana pengaruh kematangan emosi dan status bekerja --bekerja & tidak bekerja-- terhadap kepuasan perkawinan. Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk memaparkan gejala yang diteliti, dalam hal ini tidak dilakukan uji hipotesa. Subyek penelitian adalah 159 orang yang terdiri dari 64 orang istri tidak bekarja dan 95 orang istri bekerja. Alat yang digunakan adalah kuesioner kepuasan perkawinan, skala kematangan emosi dan 2 alat pelengkap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi positif yang signifikan antara kepuasan perkawinan dan kematangan emosi. Kelompok istri tidak bekerja memiliki, baik skuo rata-rata kepuasan perkawinan maupun skor rata- rata kematangan emosi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok istri bekerja. Hasil lain menunjukkan bahwa skor rata-rata pengaruh kematangan emosi adalah lebih besar dibandingkan skor rata-rata pengaruh status kerja terhadap kepuasan perkawinan.
Disimpulkan bahwa kematangan emosi memiliki hubungan yang signifikan dengan kepuasan perkawinan, artinya semakin matang emosi seseorang maka semakin puas orang tersebut dengan kehidupan perkawinannya, sebaliknya, semakin tidak matang emosi seseorang maka semakin tidak puas ia terhadap perkawinannya. Kelompok istri tidak bekerja adalah lebih matang secara emosi dan lebih puas terhadap perkawinannya jika dibandingkan dengan kelompok istri bekerja. namun demikian pengaruh status kerja terhadap kepuasan perkawinan adalah lebih kecil jika dibandingkan dengan pengaruh kematangan emosi terhadap kepuasan perkawinan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1992
S2425
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>