Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138898 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sulastri Dakhi
"Penggunaan antibiotik yang tinggi dapat menyebabkan penggunaan antibiotik yang tidak rasional sehingga meningkatkan insiden resistensi antibiotik, peningkatan morbiditas dan mortalitas pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik di Klinik Satelit UI pada tahun 2018. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dengan metode Anatomi Terapeutik Kimia/Dosis Harian Dosis (ATC/DDD), dan kesesuaian antibiotik dengan Formularium Nasional untuk Level I Fasilitas Kesehatan dinilai. Desain penelitian adalah cross sectional dengan mengumpulkan data secara retrospektif. Data yang dianalisis adalah semua data resep yang mengandung antibiotik dengan total sampling. Total sampel penelitian ini adalah 2.886 resep. Jenis antibiotik yang banyak diresepkan adalah amoksisilin 32,27%, cefadroxyl 19,30% dan sefiksim 15,29%. Banyak pasien yang diresepkan antibiotik adalah wanita 60,2%, pasien berusia 18- <25 adalah 84,37% dan siswa adalah 83,68%. Penggunaan antibiotik adalah 1,146 DDD/1000 pasien/hari. Kesesuaian penggunaan antibiotik dengan Formularium Nasional untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat I adalah 47%. Penggunaan antibiotik di Klinik Satelit UI cenderung rendah dan tidak sesuai dengan Formularium Nasional untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat I

High antibiotic use can lead to irrational use of antibiotics thereby increasing the incidence of antibiotic resistance, increasing patient morbidity and mortality. This study aims to evaluate the use of antibiotics at the UI Satellite Clinic in 2018. This research was conducted quantitatively by the Chemical Therapeutic Anatomy/Daily Dose (ATC/DDD) method, and the antibiotic suitability with the National Formulary for Level I Health Facilities was assessed. The study design was cross sectional by collecting data retrospectively. Data analyzed were all prescription data containing antibiotics with total sampling. The total sample of this study was 2,886 recipes. The most prescribed types of antibiotics are amoxicillin 32.27%, cefadroxyl 19.30% and cefixime 15.29%. Many patients who were prescribed antibiotics were 60.2% women, patients aged 18- <25 were 84.37% and students were 83.68%. The use of antibiotics is 1,146 DDD/1000 patients/day. The suitability of antibiotic use with the National Formulary for Level I Health Facilities is 47%. The use of antibiotics in the UI Satellite Clinic tends to be low and not in accordance with the National Formulary for Level I Health Facilities."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shan Nea
"

Penggunaan antibakteri yang tidak tepat dapat mempercepat dan meningkatkan insiden resistensi antibakteri. Oleh karena itu, evaluasi penggunaan antibakteri di fasilitas kesehatan masyarakat perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibakteri di Puskesmas Sukmaya Kota Depok pada tahun 2019. Studi dilakukan secara kuantitatif dengan metode Anatomical Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose (ATC/DDD) dan dilihat kesesuaian antibakteri dengan Formularium Nasional untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat I. Desain penelitian adalah cross sectional dengan pengumpulan data secara retrospektifData yang dianalisis adalah seluruh data resep yang mengandung antibakteri dengan pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Jumlah sampel penelitian ini adalah 8.666 resep. Jenisantibakteri yang banyak diresepkan yaitu amoksisilin (76,30 %) dan siprofloksasin (8,60 %). Pasien yang banyak diresepkan antibakteri yaitu perempuan 60,20% dan pasien berusia 45-59 tahun sebanyak 30,88%. Penggunaan antibakteri di Puskesmas Sukmajaya pada tahun 2019 sebesar 1,889 DDD/1000 pasien/hari. Antibakteri yang menyusun segmen DU 90% adalah amoksisilin (60,99%), siprofloksasin (10,60%), OAT 4KDT (7,33%), OAT 2KDT (4,38%), kotrimoksazol (4,01%), dan streptomisin (3,96%). Persentase kesesuaian penggunaan antibakteri di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok dengan Formularium Nasional 84,61%. Penggunaan antibakteri di Puskesmas Sukmajaya pada tahun 2019 cukup tinggi dibandingkan dengan puskesmas lain di Kota Depok dan beberapa jenis antibakteri belum sesuai dengan daftar obat Formularium Nasional untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat 1.



Misuse of antibacterial can accelerate and increase incidence of antibacterial resistance. Therefore, antibacterial utilization review in health center is necessary. This study aimed to evaluate the use of antibacterial at Sukmajaya Healthcare Center Depok in 2019. The study was conducted quantitatively with the Anatomical Therapeutic Chemical / Defined Daily Dose (ATC / DDD) method, and the suitability of antibacterial with the National Formulary for Level I Health Facilities was assesed. The study design was cross sectional by collecting data retrospectively. The analyzed data were all prescriptions containing antibacterial with total sampling. The total sample of this study was 8.666 prescriptions. The types of antibacterials that were widely prescribed are amoxicillin (76,30%) and ciprofloxacin (8,60%). Many patients who were prescribed were women 60,20%, patients aged 45-59 were 30,88% . The use of antibacterial was 1,889 DDD / 1000 patients / day. Antibacterials which made up the DU 90% were amoxicillin (60,99%), ciprofloxacin (10,60%), antituberculosis drug 4FDC (7,33%), antituberculosis drug 2FDC (4,38%) cotrimoxazole (4,01%), streptomycin (3,96%). The adherence to the 2019 National Formulary was 84,61%. Antibacterial use at Sukmajaya Healthcare Center Depok in 2019 was quite high compared to other healthcare centers in Depok and some of antibacterials were not appropriate to the National Formulary for Level I Health Facilities.

"
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vannisa Nabilla Widyantari
"ABSTRAK
Penggunaan antibiotik yang tinggi dapat menimbulkan risiko peresepan yang tidak rasional. Salah satu cara untuk mendukung penggunaan antibiotik secara rasional adalah dengan mengevaluasi penggunaan antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien rawat jalan di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru Tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan total sampling. Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder berupa resep antibiotik oral di Puskesmas Kabupaten Kebayoran Baru Tahun 2018. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10553 resep. Evaluasi dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Evaluasi kuantitatif menggunakan metode yang direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO), yaitu Anatomical Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose (ATC/DDD). Evaluasi kualitatif menggunakan metode Pemanfaatan Obat 90% (DU90%) dan kesesuaian penggunaan antibiotik dengan daftar obat dalam Formularium Nasional Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Tiga jenis antibiotik dengan penggunaan tertinggi berdasarkan nilai DDD/1000 pasien/hari adalah amoksisilin (0,9358 DDD/1000 pasien/hari), ciprofloxacin (0,4940 DDD/1000 pasien/hari), dan cefadroxil (0,1983 DDD/1000 pasien). . pasien/hari). Antibiotik yang membentuk 90% segmen Penggunaan Obat adalah amoksisilin, ciprofloxacin, cefadroxil dan thiamphenicol. Kesesuaian penggunaan antibiotik dengan Formularium Nasional Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) adalah 70%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan antibiotik di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru cenderung tinggi dan belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman Formularium Nasional.
ABSTRACT
The high use of antibiotics can pose a risk of irrational prescribing. One way to support the rational use of antibiotics is to evaluate the use of antibiotics. This study aims to evaluate the use of antibiotics in outpatients at the Kebayoran Baru District Health Center in 2018. The research design used was cross sectional and descriptive. Data was collected retrospectively using total sampling. The research data used is secondary data in the form of oral antibiotic prescriptions at the Kebayoran Baru District Health Center in 2018. The number of samples used in this study was 10553 prescriptions. Evaluation is done quantitatively and qualitatively. The quantitative evaluation used the method recommended by the World Health Organization (WHO), namely Anatomical Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose (ATC/DDD). The qualitative evaluation used the 90% Drug Utilization method (DU90%) and the suitability of the use of antibiotics with the list of drugs in the National Formulary of First Level Health Facilities (FKTP). The three types of antibiotics with the highest use based on DDD values/1000 patients/day were amoxicillin (0.9358 DDD/1000 patients/day), ciprofloxacin (0.4940 DDD/1000 patients/day), and cefadroxil (0.1983 DDD/1000 patients). patient). . patients/day). The antibiotics that make up 90% of the Drug Use segment are amoxicillin, ciprofloxacin, cefadroxil and thiamphenicol. The suitability of the use of antibiotics with the National Formulary of First Level Health Facilities (FKTP) is 70%. From the results of this study, it can be concluded that the use of antibiotics in the Kebayoran Baru District Health Center tends to be high and has not fully complied with the guidelines of the National Formulary."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahrah Puspita
"Penggunaan obat yang tidak rasional banyak terjadi di fasilitas kesehatan, terlebih pada masa pandemi Covid-19. Rumah Sakit Universitas Indonesia yang merupakan salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 berpotensi mengalami penggunaan obat yang tidak rasional. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan obat dan melihat gambaran deskriptif dari penggunaan obat guna meningkatkan kualitas pelayanan pasien rawat inap di RSUI.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan pengumpulan data secara retrospektif. Studi dilakukan secara kuantitatif menggunakan metode Anatomical Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose (ATC/DDD) dan secara kualitatif dengan melihat profil DU 90% serta kesesuaiannya dengan Formularium Nasional untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat II. Sampel penelitian diambil dari rekapitulasi pengeluaran obat rawat inap periode Januari – November 2020.
Kriteria inklusi dari penelitian ini ialah data pengeluaran obat usia dewasa (18-60 tahun), jenis obat dengan sediaan oral dan parenteral, dan obat yang memiliki kode ATC/DDD. Jumlah sampel penelitian ini adalah 341 data pengeluaran obat. Jenis obat yang banyak diresepkan yaitu omeprazol (24,21%) dan asetilsistein (12,72%). Pasien yang banyak diresepkan yaitu laki-laki sebanyak 54,52% dan pasien berusia 45 – 60 tahun 32,42%. Penggunaan obat untuk pasien rawat inap di RSUI Januari - November 2020 sebesar 4.420,92 DDD/100 hari rawat. Jumlah obat yang menyusun segmen 90% sebanyak 16 obat.

Irrational use of drugs has occurred in many health facilities, especially during Covid-19 pandemic. Rumah Sakit Universitas Indonesia which is one of the Covid-19 referral hospitals, has potential for irrational of drug use This research was conducted to evaluate drug use and see a descriptive overview of drug use in order to improve the quality of inpatient services at RSUI.
This research used a cross-sectional study design with retrospective data collection. The quantitative method used in this research is the Anatomical Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose (ATC/DDD) method and also use the qualitative method by looking at the 90% DU profile and observed the suitability of drug use with the National Formulary for Level II Health Facilities. The research sample was taken from the recapitulation of inpatient dispensed drugs for period January - November 2020.
The inclusion criteria of this study were data on dispensed drug for adult age (18-60 years old), drugs with oral and parenteral route of administration, and drugs that have ATC/DDD code. The number of samples used in this research is 341 dispensed drugs. Types of drugs that were mostly prescribed are omeprazole (24,21%) and acetylcysteine (12,72%). Patients who were mostly prescribed are male for 54.52% and patients aged 45-60 years old for 32.42%. The use of drugs for inpatients at the RSUI for period January – November 2020 is 4.420,92 DDD/100 days of hospitalization. The number of drugs that make up the 90% segment is 16 drugs.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Dian Framesya
"Terjadinya pandemi Covid-19 mempengaruhi perubahan dalam penggunaan obat pada fasilitas kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perubahan pola penggunaan obat di Rumah Sakit Universitas Indonesia pada tahun 2020-2022. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dengan mengumpulkan data secara retrospektif. Studi dilakukan secara kuantitatif menggunakan metode ATC/DDD dan secara kualitatif dengan melihat profil DU 90% serta kesesuaian penggunaan obat dengan Formularium Nasional untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat II. Sampel penelitian adalah rekapitulasi penggunaan obat pasien rawat jalan pada tahun 2020-2022. Kriteria inklusi dari penelitian adalah data penggunaan obat pasien dewasa (lebih atau sama dengan 18 tahun) dan obat yang memiliki kode ATC serta nilai DDD. Jumlah sampel penelitian pada tahun 2020 hingga 2022 secara berturut adalah 12.684 data, 33.907 data, dan 66.654 data penggunaan obat. Jenis obat yang banyak diresepkan pada tahun 2020 hingga 2022 secara berturut adalah n-asetilsistein(10,31%), n-asetilsistein(7,42%), dan parasetamol (3,77%). Pasien yang banyak mendapat peresepan obat selama setiap tahunnya pada tahun 2020-2022 adalah pasien perempuan dengan kategori umur 25-35 tahun. Penggunaan obat untuk pasien rawat jalan di Rumah Sakit Universitas Indonesia pada tahun 2020 hingga 2022 secara berturut bernilai 154059,33 DDD dan 122,23 DDD/1000 pasien/hari; 472383,95 DDD dan 199,41 DDD/1000 pasien/hari; 847365,77 DDD dan 243, 58 DDD/1000 pasien/hari. Obat yang menyusun segmen DU 90% pada tahun 2020 hingga 2022 secara berturut berjumlah 67 obat, 60 obat, dan 73 obat. Kesesuaian penggunaan obat dengan Formulariun Nasional pada tahun 2020 hingga 2022 adalah 70,37%;72,10%;71,57%.

The occurrence of the Covid-19 pandemic affects changes in the use of drugs in health facilities. This study aims to evaluate changes in drug use patterns at the University of Indonesia Hospital in 2020-2022. The design of this study was cross-sectional by collecting data retrospectively. The study was conducted quantitatively using the ATC/DDD method and qualitatively by looking at the 90% DU profile and the suitability of drug use with the National Formulary for Level II Health Facilities. The research sample was a recapitulation of outpatient drug use in 2020-2022. The inclusion criteria of the study were data on the use of adult patient drugs (more or equal to 18 years) and drugs that had ATC codes and DDD values. The number of research samples in 2020 to 2022 were 12,684 data, 33,907 data, and 66,654 drug use data, respectively. The types of drugs that were widely prescribed from 2020 to 2022 were n-acetylcysteine (10.31%), n-acetylcysteine (7.42%), and paracetamol (3.77%), respectively. Patients who received many drug prescriptions during each year in 2020-2022 were female patients with an age category of 25-35 years. Drug use for outpatients at Universitas Indonesia Hospital from 2020 to 2022 was 154059.33 DDD and 122.23 DDD/1000 patients/day; 472383.95 DDD and 199.41 DDD/1000 patients/day; 847365.77 DDD and 243, 58 DDD/1000 patients/day, respectively. The drugs that make up the 90% DU segment in 2020 to 2022 are 67 drugs, 60 drugs, and 73 drugs, respectively. The conformity of drug use with the National Formulary in 2020 to 2022 was 70.37%; 72.10%; 71.57%."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siska Anjelita
"ABSTRAK
Prevalensi penyakit infeksi di Puskesmas Pancoran Mas yang tinggi mempengaruhi tingkat penggunaan antibakteri. Penggunaan antibakteri yang tidak perlu dan berlebihan dapat menyebabkan penggunaan yang tidak rasional sehingga meningkatkan risiko resistensi antibakteri, mortalitas, morbiditas juga biaya pengobatan pasien. Salah satu cara mengendalikan penggunaan antibakteri adalah dengan melakukan evaluasi penggunaan obat (EPO). Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi penggunaan antibakteri menggunakan metode Anatomical Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose (ATC/DDD) dan melihat kesesuaian pengggunaan antibakteri dengan Formularium Nasional untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat I di Puskesmas Pancoran Mas. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan pengambilan data secara retrospektif dari seluruh resep pasien dewasa yang mengandung antibakteri oral dan parenteral pada periode Januari hingga Desember 2019. Penggunaan antibakteri dihitung dan dievaluasi berdasarkan nilai DDD/1000 pasien/hari dan Drug Utilization 90% (DU90%). Terdapat 4599 lembar resep yang digunakan sebagai sampel penelitian. Tiga jenis antibakteri dengan penggunaan tertinggi berdasarkan nilai DDD/1000 pasien/hari yaitu amoksisilin (0,665 DDD/1000 pasien/hari), RHZE (0,412 DDD/1000 pasien/hari) dan RH (0,234 DDD/1000 pasien/hari). Antibakteri yang memasuki segmen DU90% adalah amoksisilin, RHZE, RH, kotrimoksazol dan siprofloksasin. Kesesuaian penggunaan antibakteri dengan Formularium Nasional untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat I adalah 91,67%.

ABSTRACT
The high prevalence of infectious diseases in Pancoran Mas Community Health Center influences the level of antibacterial use. Unnecessary and excessive use of antibacterial can lead to irrational use thereby increasing the risk of antibacterial resistance, mortality, morbidity as well as the patient's treatment costs. One way to control the use of antibacterial is to evaluate the use of drugs. The purpose of this study was to evaluate the use of antibacterial using the Anatomical Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose (ATC/DDD) method and to see the suitability of antibacterial with the National Formulary for Level I Health Facilities at the Pancoran Mas Community Health Center. The study design used was cross sectional with retrospective data collection from all adult patient prescriptions containing oral and parenteral antibacterial in January to December 2019 period. The use of antibacterial was calculated and evaluated based on DDD/1000 patients/day and 90% Drug Utilization (DU90%). Total prescription in this study were 4599. The three types of antibacterial with the highest use based on DDD/1000 patients/day are amoxicillin (0.665 DDD/1000 patients/day), RHZE (0,412 DDD/1000 patients/day), RH (0,234 DDD/1000 patients/day). antibacterial that entered DU90% segment were amoxicillin, RHZE, RH, cotrimoxazole and ciprofloxacin. The suitability of antibacterial use with the National Formulary for Level I Health Facilities is 91,67%."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Indah Pratiwi
"Antibiotik merupakan obat yang digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Penggunaan antibiotik perlu dimonitoring karena penggunaan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya resistensi. Evaluasi penggunaan obat secara kuantitatif dapat dilakukan menggunakan metode ATC/DDD (ATC/Anatomical Therapeutic Chemical, DDD/Defined Daily Dose) yang merupakan sistem klasifikasi dan pengukuran penggunaan obat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui lima antibiotik yang paling banyak digunakan di Puskesmas Kecamatan Matraman dan di seluruh jaringan Puskesmas wilayah Kecamatan Matraman pada tahun 2022 dengan metode ATC/DDD. Data pemakaian antibiotik didapatkan dari Laporan Penggunaan dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Lima antibiotik yang paling banyak digunakan di Puskesmas Kecamatan Matraman tahun 2022 yaitu amoksisilin kaplet 500 mg (59.2%), ciprofloxacine tablet 500 mg (10.7%), cefadroxil kapsul 500 mg (7.6%), amoksisilin sirup kering 125 mg/5 mL (5.6%), dan thiamfenikol kapsul 500 mg (4.6%). Sementara lima antibiotik yang paling banyak digunakan di seluruh jaringan Puskesmas wilayah Kecamatan Matraman tahun 2022 yaitu amoksisilin kaplet 500 mg (58.0%), ciprofloxacine tablet 500 mg (11.0%), cefadroxil kapsul 500 mg (6.8%), amoksisilin sirup kering 125 mg/5 mL (4.8%), dan isoniazid tablet 300 mg (3.1%).

Antibiotics are drugs used to treat infections caused by bacteria. The use of antibiotics needs to be monitored because excessive use can increase the occurrence of resistance. Quantitative evaluation of drug use can be done using the ATC/DDDD (ATC = Anatomical Therapeutic Chemical; DDD = Defined Daily Dose) method, which is a classification and measurement system for drug use. The purpose of this study is to find out the five most widely used antibiotics in the Matraman District Health Center and in the entire Matraman District Health Center network in 2022 using the ATC/DDDD method. Antibiotic usage data is obtained from the Drug Use Report and Request Sheet. The five most widely used antibiotics at the Matraman District Health Center in 2022 are amoxicillin capsules 500 mg (59.2%), ciprofloxacine tablets 500 mg (10.7%), cefadroxil capsules 500 mg (7.6%), amoxicillin dry syrup 125 mg/5 mL (5.6%), and thiamphenicol capsules 500 mg (4.6%). Meanwhile, the five most widely used antibiotics in the entire Puskesmas network in Matraman District in 2022 are amoxicillin caplets 500 mg (58.0%), ciprofloxacine tablets 500 mg (11.0%), cefadroxil capsules 500 mg (6.8%), amoxicillin dry syrup 125 mg/5 mL (4.8%), and isoniazid tablets 300 mg (3.1%)."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mela Milani
"Indonesia menempati posisi kedua pada tahun 2016 dengan jumlah kasus tuberkulosis TB terbanyak di dunia sebanyak 1,02 juta kasus. Hal tersebut menyebabkan adanya peningkatan penggunaan obat anti tuberkulosis OAT. Oleh karena itu penggunaan OAT perlu dipantau. Penggunaan OAT harus digunakan secara benar agar tidak terjadi resistensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan OAT pada pasien TB. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan pengambilan data secara retrospektif dari resep dan rekam medis pasien TB selama tahun 2017. Studi dilakukan secara kuantitatif dengan metode Anatomical Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose ATC/DDD dan kesesuaian obat dengan Formularium Nasional. Data kuantitas dihitung dalam nilai DDD, DDD/1000 pasien/hari dan DDD/1000 penduduk/hari. Sampel adalah data resep yang mengandung OAT dan rekam medis pasien TB rawat jalan usia dewasa 18 tahun di RSUD Jagakarsa tahun 2017 sebanyak 640 resep. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa 53 pasien TB adalah laki-laki, 26,40 berusia 18 sampai 24 tahun, dan 52 mengikuti program BPJS, 94,40 pasien TB menderita penyakit TB Paru. Berdasarkan hasil penelitian secara kuantitatif, total penggunaan obat anti tuberkulosis adalah sebanyak 24.313,75 DDD; 1,38 DDD/1000 pasien/hari; 0,752 DDD/1000 penduduk/hari. Kuantitas penggunaan OAT yang dinyatakan dalam DDD, DDD/1000 pasien/hari dan DDD/1000 penduduk/hari paling tinggi, yaitu isoniazid 10498,75 DDD; 0,596 DDD/1000 pasien/hari; 0,325 DDD/1000 penduduk/hari. Persentase kesesuaian penggunaan OAT dengan Formularium Nasional pada tahun 2017 adalah 100. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan obat anti tuberkulosis di RSUD Jagakarsa tahun 2017 telah sesuai dengan daftar obat pada Formularium Nasional, sehingga kesesuaian pengobatan diharapkan dapat tercapai.

Indonesia was in the second position in 2016 which had the biggest number oftuberculosis TB cases. It was 1.02 million cases. There is an increasing of antituberculosis drugs ATD usage. Therefore, anti tuberculosis drugs ATD usage needsto be monitored which was must be used rationally to prevent resistency. This researchaimed to evaluate the use of anti tuberculosis drugs in TB patients. The study design tobe used was cross sectional study with retrospective data retrieval method from patient rsquo sprescription and medical records of TB patients during 2017. The study was carried outquantitatively with the method of Anatomical Therapeutic Chemical Defined DailyDose ATC DDD and drug suitability with National Formulary. Quantity data wasmeasured based on DDD, DDD 1000 patiennts hari and DDD 1000 inhabitants day. The sample was patients prescription who used anti tuberculosis drugs and medicalrecords of adult outpatients TB ge 18 years old in RSUD Jagakarsa at 2017 with 640prescriptions. Based on research analysis that 53 of TB patients were male, 26.40 were 18 to 24 years old, and following the BPJS program were 52, and 94.40 of TBpatients suffered from pulmonary TB. Based on quantitative research result, the totaluse of anti tuberculosis drugs was 24.313,75 DDD 1,38 DDD 1000 patients 0,752DDD 1000 inhabitants day. The highest quantity of anti tuberculosis drug usage basedon DDD, DDD 1000 patients day and DDD 1000 inhabitants day was isoniazid 10498,75 DDD 0,596 DDD 1000 patients day 0,325 DDD 1000 inhabitants day. Thepercentage of appropriate anti tuberculosis drugs usage with National Formulary in2017 was 100. Based on the results of the study, it can be concluded that the use ofanti tuberculosis drugs at RSUD Jagakarsa in 2017 has been in accordance with the listsof drugs on the National Formulary, thus the use of drugs is expected to be achieved.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peni Patmawati
"Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih pada saluran pernapasan bagian atas dan bawah. Infeksi ini pada umumnya disebabkan oleh mikroorganisme, akan tetapi ISPA paling banyak disebabkan oleh bakteri dan virus. Tingginya prevalensi ISPA non pneumonia akan mempengaruhi pola penggunaan antibiotik di fasilitas kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien anak yang terkena ISPA non pneumonia di Puskesmas Beji Depok pada tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain studi cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif menggunakan data resep pasien dengan teknik total sampling. Evaluasi penggunaan antibiotik dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif menggunakan Anatomical Therapeutical Chemical /Defined Daily Dose (ATC/DDD). Antibiotik diklasifikasikan berdasarkan ATC dan kuantitas dihitung dalam satuan PDD. Kualitas dinyatakan dalam jenis obat yang termasuk dalam Drug Utilization 90% (DU 90%) dan kesesuaiannya terhadap formularium nasional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh data pasien anak (usia 1-18 tahun) yang menderita ISPA non pneumonia di Puskesmas Beji tahun 2017 dengan terapi antibiotik. Prevalensi pada pasien anak ISPA non pneumonia di Puskesmas Beji tahun 2017 yaitu pasien laki-laki (55.79%), perempuan (44.21%). Kuantitas penggunaan antibiotik yang dinyatakan dalam satuan PDD adalah amoksisilin (335.250 g), siprofloksasin (10g) dan nilai PDD/1000 pasien perhari pada amoksisilin (7.1757), siprofloksasin (0.2140).Antibiotik yang menyusun DU 90% ialah amoksisilin. Persentase kesesuaian penggunaan antibiotik dengan Formularium Nasional di Puskesmas Beji tahun 2017 adalah 100%. Jenis antibiotik yang digunakan ialah amoksisilin dan siprofloksasin.

Acute Respiratory Infections (ARI) is an acute infection that attacks one or more parts of the upper or lower respiratory tract. This infection is generally caused by microorganisms, however most ARIs are caused by bacteria and viruses. Prevalence of ARI will affect the pattern of antibiotics uses in healthcare facilities. This research aims to evaluate the use of antibiotics in pediatric patients effected by non pneumonia ARI at Puskesmas Beji depok in 2017. This research is a descriptive research with cross-sectional study design. Data collection is done retrospectively using patient prescription data and total sampling technique. Evaluation of antibiotic is carried out quantitative and qualitative use ATC/DDD (Anatomical Therapeutical Chemical/Defined Daily Dose) method. Antibiotics are classified based on the ATC and quantity is calculated in PDD/1000 patients per day. The quality is stated in Drug Utilization 90% (DU 90%). Sample of this research is all pediatric patients (aged 1-18 years old) who suffered from non pneumonia ARI at Puskesmas Beji in 2017 and need antibiotic therapy. The prevalence of non-pneumonia ARI Child at Beji Public health center in 2017 were male patients (55,79%), female patients (44,21%). The quantity of antibiotics used which expressed in PDD units were amoxicillin (335,250 g), ciprofloxacin (10 g) and the PDD value/ 100 patients / day were amoxicillin (1.17557), ciprofloxacin (0,2140). Antibiotics that composed in DU 90% segment is amoxicillin. The percentage of antibiotic’s used with national formulary at Beji Public Center was 100%."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fitriana Lupitaningrum
"Penggunaan antibiotik harus digunakan secara bijak dan rasional sehingga diperlukan evaluasi penggunaan antibiotik agar menurunkan kejadian resistensi. WHO merekomendasikan metode ATC/DDD yang mengukur secara kuantitatif besarnya nilai DDD penggunaan antibiotik. Tujuan dari metode ATC/DDD adalah sebagai alat pemantauan dan evaluasi penggunaan obat dalam rangka meningkatkan kualitas penggunaan obat, yang hasilnya dapat dibandingkan di berbagai tingkat fasilitas kesehatan, nasional maupun internasional. Data daftar realisisasi obat yang diperoleh dari Puskesmas Cipinang Besar Utara dikelompokkan ke kriteria inklusi dan eksklusi. Kemudian kelompok kriteria inklusi dianalisis datanya menggunakan Microsoft Excel. Data yang dianalisis diantaranya adalah nilai DDD/1000 pasien/hari, DU 90%, dan presentasi kesesuaian penggunaan obat.Obat antibiotik yang mencakup 90% penggunaan dari seluruh obat antibiotik di Puskesmas Kelurahan Cipinang Besar Utara adalah Amoxicillin, Ciprofloxacin, dan Isoniazid dengan penggunaan terbanyak adalah Amoxicillin, yang mencakup 75,02% dari seluruh antibiotik. Expenditure untuk obat antibiotik adalah Amoxicillin, yang mencakup 76,35% dari seluruh pengeluaran obat antibiotik. Pengeluaran terbesar per DDD atau Cost/DDD terbesar adalah Clindamycin, dengan Cost/DDD Rp3.200,00 / DDD.Saran untuk Puskesmas Kelurahan Cipinang Besar Utara untuk mengevaluasi obat golongan antibiotik yang digunakan dan menentukan apabila diperlukan perbaikan atau perubahan. Saran untuk evaluasi selanjutnya agar mencakup ruang lingkup obat yang lebih luas, atau melakukan evaluasi dari periode waktu yang lebih luas untuk mendapatkan lebih banyak data sebagai pembanding.

The use of antibiotics must be wisely and rationally so that it is necessary to evaluate the use of antibiotics in order toreduce the incidence of resistance. WHO recommends the ATC/DDD method which quantitatively measures the DDDvalue of antibiotic use. The aim of the ATC/DDD method is as a tool for monitoring and evaluating drug use in order toimprove the quality of drug use, the results of which can be compared at various levels of health facilities, national and international. Drug realization list data obtained from the Cipinang Besar Utara Community Health Center is grouped into inclusion and exclusion criteria. Then the data were analyzed for the inclusion criteria groups using MicrosoftExcel. The data analyzed include the value of DDD/1000 patients/day, DU 90%, and presentation of appropriateness of drug use. Antibiotic drugs that cover 90% of the use of all antibiotic drugs at the Cipinang Besar Utara SubdistrictHealth Center are Amoxicillin, Ciprofloxacin, and Isoniazid with the most use. is Amoxicillin, which accounts for75.02% of all antibiotics. Expenditure for antibiotic drugs is Amoxicillin, which covers 76.35% of all antibiotic drugexpenditure. The largest expenditure per DDD or the largest Cost/DDD is Clindamycin, with a Cost/DDD of IDR 3,200.00 / DDD. Suggestions for the Cipinang Besar Utara Subdistrict Health Center to evaluate the antibiotic class of drugs used and determine if improvements or changes are needed. Suggestions for further evaluation include a wider scope of drugs, or conduct evaluations over a wider time period to obtain more data for comparison.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>