Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150693 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Regina Nova Indradewi
"Jumlah penyalah guna narkotika coba pakai memiliki prevalensi paling besar dari total penyalah guna narkotika pernah pakai (current users) dalam setahun terakhir. Penyalah guna narkotika coba pakai pada tahun 2017 berjumlah 1.908.319 orang dari total 3.376.115 penyalah guna narkotika di Indonesia. Sementara itu, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi konsumsi tembakau (hisap dan kunyah) mengalami peningkatan 1 (satu) persen dari riset sebelumnya menjadi 33,8%. Di Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido pada tahun 2015 hinga 2018, terjadi peningkatan penyalah guna yang kambuh (relapse) dari 5% menjadi 6,3%. Tesis ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa pengaruh perilaku merokok sebagai pemicu terhadap kecenderungan relapse pada penyalah guna narkotika di Balai Besar Rehabilitasi Lido. Penelitian tesis ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 162 responden yang merupakan penyalah guna narkotika yang sedang menjalani rehabilitasi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan metode Moderate Regression Analyisis menggunakan SPSS 23. Hasil penelitian adalah perilaku merokok dapat menurunkan kecenderungan relapse. Terdapat pengaruh signifikan antara perilaku merokok terhadap kecenderungan relapse penyalah guna narkotika di Balai Besar Rehabilitasi Lido.

The number of recreational users has the greatest prevalence of total drugs abusers (current users) in the one year latest. In 2017, amount of recreational users are 1,908,319 people out of a total of 3,376,115 drug abusers in Indonesia. Meanwhile, the results of the Indonesian Ministry of Healths Basic Health Research (Riskesdas) in 2018 showed that the prevalence of tobacco consumption (suction and chewing) increased 1 (one) percent from the previous study to 33.8%. At the Center of Rehabilitation Lido in 2015 until 2018, there was an increase in abusers to relapse from 5% to 6.3%. The aim of this thesis was to discuss and analyze the influence of smoking behaviors on the tendency of relapse in drugs abusers at the Lido Rehabilitation Center. This research use quantitative approach. The sample of this research are 162 respondents who were drug abusers that undergoing rehabilitation. Data was collected by a questionnaire. Data were analyzed by regression analysis using SPSS 23. The results of this study is that smoking behavior can reduce the tendency of relapse. There are significant influence between smoking behavior and relapse tendencies on drug abusers in Lido Rehabilitation Center."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T52771
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwin Herwina
"Saat ini Methamphetamine (shabu) menjadi tren narkotika di Indonesia, menggantikan heroin (putauw). Gejala psikiatri umum ditemukan pada pecandu dengan penggunaan methamhetamine (shabu), gejala afektif berupa depresi dan kecemasan. Terapi yang saat ini dianggap cukup baik secara umum adalah Therapeutic Community yang terdiri dari beberapa tahapan rehabilitasi. Salah satunya adalah tahap Primary, pada tahap ini seluruh tools of Therapeutic Community digunakan. Namun angka drop out pada tahap ini cukup tinggi yaitu 49,5%. Depresi yang terjadi pada saat mengikuti program rehabilitasi mengakibatkan pelaksanaan terapi adiksi kurang maksimal. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pengumpulan data secara random sistematik. Jumlah sampel sebanyak 120 residen (penyalah guna methamphetamine) diambil dari tiap - tiap Primary. Primary Hope, Primary Faith, Primary HOC, dan Primary Care masing - masing sebanyak 30 residen. Selanjutnya dilakukan penyebaran kuesioner dengan menggunakan kuesioner kesehatan pasien PHQ-9. PHQ -9 merupakan instrumen untuk membuat kriteria diagnosis depresi berbasis DSM - IV yang telah di validasi. Data yang diperoleh di lapangan kemudian di sajikan secara analisis deskriptif dengan melakukan uji frekuensi dan chi - square untuk melihat hubungan antara program rehabilitasi dengan metode Therapeutic Community dan tingkat depresi pada penyalah guna Methamphetamine (shabu) menggunakan software SPSS versi 17.00.
Hasil penelitian ini menunjukkan dari 120 residen yang merupakan pengguna methamphetamine (shabu) didapati sebanyak 3 orang residen (2,5 %) yang mengalami depresi minimal, sebanyak 49 orang residen (40,8%) mengalami depresi ringan, sebanyak 39 orang residen (32,5 %) mengalami depresi sedang, sebanyak 23 orang residen (19,2 %) mengalami depresi cukup berat dan sebanyak 6 orang residen (5,0 %) mengalami depresi parah. Dengan melihat hasil ini, dapat dikatakan terdapat hubungan antara program rehabilitasi dengan metode Therapeutic Community dan tingkat depresi pada penyalah guna Methamphetamine (shabu). Untuk itu sudah saatnya bagi Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido untuk membuat arah kebijakan yang baru terkait program rehabilitasi khususnya untuk pengguna Methamphetamine (shabu). Karena penyakit jiwa atau depresi meskipun minimal akan dikaitkan dengan retensi dan tidak selesainya program rehabilitasi.

Currently Methamphetamine (shabu) into drug trends in Indonesia, replacing heroin (putauw). Common psychiatric symptoms in addicts with the use methamhetamine (methamphetamine), affective symptoms such as depression and anxiety. Therapies that are currently considered to be quite good in general is a Therapeutic Community is comprised of several stages of rehabilitation. One is the Primary stage, at this point all the tools of Therapeutic Community is used. But the dropout rate at this stage is quite high at 49.5%. Depression that occurs during the rehabilitation program resulted in the implementation of addiction therapy is less than the maximum. This study uses a quantitative method with random systematic data collection. The total sample of 120 residents (methamphetamine abuser) taken from each Primary. Primary Hope, Primary Faith, Primary HOC, and Primary Care each about 30 residents. Furthermore, the distribution of the questionnaire by using the patient health questionnaire PHQ-9. PHQ-9 is an instrument to make the criteria for a diagnosis of depression based on DSM - IV which has been validated. The data obtained in the field later served as a descriptive analysis with frequency test and chi - square to see the relationship between rehabilitation program with Therapeutic Community method and the rate of depression in abusers of Methamphetamine (shabu) using SPSS software version 17.00.
The results showed that a residents of 120 methamphetamine users (shabu) found as many as 3 people resident (2.5%) were depressed at a minimum, as many as 49 people resident (40.8%) resident suffered minor depression, as many as 39 people resident (32.5 %) had moderate depression, as many as 23 people resident (19.2%) had depression severe enough and as many as 6 people resident (5.0%) had severe depression. By looking at these results, it can be said there is a relationship between a rehabilitation program with the Therapeutic Community method and the rate of depression in abusers of Methamphetamine (shabu). It is time for the Lido BNN Rehabilitation Center to create a new policy direction related to the rehabilitation program, especially for users of Methamphetamine (shabu). Because of mental illness or depression although minimal would be associated with the retention and completion of rehabilitation programs.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Priadamtama
"Pelaksanaan Metode Rehabilitasi Therapeutic Community Dan Kambuhnya Relapse bagi Penyalahgunaan Narkotika oleh BNN di Balai Besar Rehabilitasi BNNOleh Bayu PriadamtamaProgram Studi KriminologiFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas IndonesiaABSTRAKBalai Besar rehabilitasi menjadi salah satu program dan wadah yang memberikan pelayanan dalam menanggulangi ancaman bahaya dari penyalahgunaan narkotika, Balai Rehabilitasi bertugas untuk memberikan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental bagi para penyalahguna narkotika. Adapun metode rehabilitasi sosial yang bertujuan untuk memulihkan penyalahguna narkotika agar tidak kembali menggunakan narkotika atau relapse adalah dengan menggunakan metode Therapeutic Community. Metode ini dipilih oleh Balai Besar Rehabilitasi karena diprediksi dapat mengurangi Relapse hingga 80 dan tentunyanya harus mengikuti tahapan durasi waktu tidak sedikit. Untuk metode ini minimal dilakukan selama 3 bulan dan mendapatkan hasil maksimal metode Therapeuric Community membutuhkan waktu 5-7 tahun bagi penyalahguna narkotika. Hanya saja Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido Bogor hanya menetapkan jangka waktu 6 bulan untuk proses pemulihan dan perbaikan terhadap penyalhguna narkotika. Maka dengan demikian, penulisan TKA ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan metode Therapeutic Community , dengan mempertimbangkan profile Relapse di Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido Bogor.

The Implementation Method of Rehbilitation Therapeutic Community and Relapse for Drug Abuse by National Anti Narcotics Agency In Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido Bogor by Bayu PriadamtamaSarjana Reguler CriminologyUnivercity of IndonesianThe Panti Rehabilitation Program and became one of the containers that provide service in tacking the dangers of drugs abuse. As a Unit of execution in serving the drugs abuse, the Balai Besar Rehabilitasi served to restore and Improe the physical and menthal condition for the drugs abuse. As for Social rehabilitation methods that aim to restore the drugs abuse to all of people are not to back use the drugs or relapse is to use methods 'Teharapeutic Community'. This methods was chosen by the Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido Bogor because can reduce up to 80 relapse and certainly should follow the stages of the duration time. For the methods at least peformed 3 month and get maximum results methods of ' Therapeutic Community' takes 5 until 7 years for drugs abuse. Its just the Balai Besar Rehabilitasi Lido Bogor just settled a period of 6 months to the process of recovery and repair against the drugs abuse. At the end the papper of this TKA implementation methods of rehabilitation 'Therapeutic Community', taking into the profile to the Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido Bogor.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Simanungkalit, Bona
"Kadar testosteron pada penyalahguna narkotika lebih kecil 43 dari padalaki-laki yang bukan penyalahguna narkotika, kadar testosteron yang rendahberpotensi menimbulkan masalah fisik, psikis dan sosial.
Tujuan penelitian untuk mengetahui perubahan kadar hormon testosteronpada program rehabilitasi medis penyalahguna narkotika di Balai BesarRehabilitasi Badan Narkotika Nasional Indonesia, Lido-Bogor. Desain penelitianini adalah longitudinal dengan analisis GLM-RM Generalized Linear ModelsRepeated Measure.
Hasil penelitian adalah program rehabilitasi medis pada penyalahgunanarkotika meningkatkan kadar hormon testosteron tidak dapat dibuktikan. Saranpenelitian ini adalah masih perlu penelitian lanjut dengan membutuhkan waktuyang lebih lama, bukan dilakukan pada awal rehabilitasi dan tidak setiap minggutetapi setiap bulan. Program yang dilakukan lebih bertumpu pada aktifitas fisikyang disesuaikan dengan perilaku agresif dan menyenangkan.

Testosterone levels in narcotics abusers are 43 smaller than males whoare not narcotics abusers, low testosterone levels potentially cause physical,psychological and social problems.
The purpose of this research is to know the changing of testosterone levelin medical rehabilitation program of narcotics abuser in Central RehabilitationAgency of National Narcotics Board of Indonesia, Lido-Bogor. The design of thisstudy is longitudinal with GLM-RM Generalized Linear Models RepeatedMeasure analysis.
The results of study for medical rehabilitation programs on narcoticsabusers raise the testosterone levels was not proven. This study result is suggestfor the future research needed more longer time, not start from the beginning ofrehabilitation and also not every week examination but every month. The programis based on more physical activity suitable to aggressive behavior and more fun."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
D2444
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carlo Febianto
"Latar Belakang: Penyalahgunaan narkotika di Indonesia yang semakin meningkat tiap tahunnya menyebabkan berbagai masalah baik masalah sosial maupun kesehatan. Masalah kesehatan gigi dan mulut terkait kebiasaan buruk pada rongga mulut (parafungsi) juga dapat dipengaruhi oleh efek penggunaan narkotika jangka panjang terhadap sistem saraf.
Tujuan: Mengetahui prevalensi bruxism dan clenching serta kelainan gigi geligi akibat kebiasaan tersebut pada residen di Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Lido, Jawa Barat.
Metode: Penelitian deskriptif potong lintang ini dilakukan dengan pengisian kuesioner untuk memperoleh data kebiasaan bruxism dan clenching, pengambilan data dari rekam medik yang tersedia, dan pemeriksaan klinis rongga mulut.
Hasil: Penelitian pada 203 subjek dengan rentang usia 17-49 tahun menunjukkan bahwa 32 subjek (15,8%) memiliki kebiasaan bruxism, 27 subjek (13,3%) memiliki kebiasaan clenching, dan 21 subjek (10,3%) kombinasi bruxism dan clenching. Atrisi pada permukaan gigi ditemukan pada 123 subjek (61%), di antaranya 58 subjek (47%) memiliki kebiasaan bruxism dan/atau clenching.
Kesimpulan: Prevalensi kebiasaan bruxism dan clenching yang dijumpai pada subjek cukup tinggi, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Subjek yang mengalami atrisi lebih banyak dibandingkan yang memiliki kebiasaan bruxism dan clenching, menunjukkan bahwa atrisi dapat juga disebabkan oleh kebiasaan buruk lain.

Background: An increasing number of drug abuse in Indonesia has lead to many problems including social and health problems. Oral health problems due to oral bad habits (oral parafunctions) can also be influenced by the effects of long term drug use on nervous system.
Aim: To determine prevalence of bruxism and clenching as well as teeth disorders due to the habit of the residents at “Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Lido”, West Java.
Methods: This cross-sectional descriptive research was conducted with questionnaires to obtain data of bruxism and clenching habits, data retrieval from medical records, and oral clinical examination.
Results: The study on 203 subjects, aged 17-49 years showed that 53 subjects (26.1%) have bruxism habit, 48 subjects (23.6%) have clenching habit, and 21 subjects have both bruxism and clenching habit. Attrition of the surface of the teeth was found in 123 subjects (61%), and 58 subjects (47%) among them have bruxism and/or clenching habit.
Conclusion: A quite high prevalence of bruxism and clenching habits were found on the subject of this study, this finding is similar to the studies conducted by previous researches. Prevalence of attrition which was found higher than bruxism and clenching showed that attrition may also be caused by other oral bad habits.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riris Riany
"Latar Belakang: Penyalahgunaan narkotika dapat mempengaruhi kesehatan secara umum, baik akibat penggunaan narkotika itu sendiri, maupun karena kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan pola makan yang kurang baik. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi hematologi dan kimia darah pengguna narkotika.
Tujuan: Memperoleh data kondisi hematologi dan kimia darah pada pengguna narkotika yang direhabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional, Lido, Jawa Barat.
Metode: Studi dengan data sekunder.
Hasil: 38,55% residen memiliki nilai eritrosit dibawah normal; nilai hemoglobin dibawah normal (24,58%); nilai hematokrit dibawah normal (20,11%); nilai LED 1 jam diatas normal (28,49%); nilai leukosit diatas normal (20,67%); nilai segmen diatas normal (12,29%); nilai segmen dibawah normal (7,26%); nilai limfosit diatas normal (16,20%); nilai eosinofil dibawah normal (18,45%); nilai SGOT/AST diatas normal (6,14%); nilai SGPT/ALT diatas normal (12,30%); nilai kreatinin diatas normal (11,17%).
Kesimpulan: Sejumlah residen menunjukkan hasil diluar batas normal pada pemeriksaan hematologi dan kimia darah.

Background: Systemic disorders have been found in most of drug users, as the result of drug abuse and some unhealthy lifestyle habits such as tobacco smoking, alcohol comsumption, and poor dietary habit. Such conditions may bring bad effects not only to the quality, but also the quantity of the hematology and blood chemistry of the users.
Objective: To obtain datas related to the hematology and chemistry blood condition among drug users treated in Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional, Lido, West Java.
Method: Study based on secondary data.
Results: Low red blood cell counts (38,55%), low hemoglobin counts (24,58%), low hematocrit levels (20,11%), high erythrocyte sedimentation rate levels (28,49%), high white blood cell counts (20,67%), high neutrophil counts (12,29%), low neutrophil counts (7,26%), high lymphocyte counts (16,20%), low eosinophil counts (18,45%), high AST levels (6,14%), high ALT levels (12,30%), high creatinine levels (11,17%).
Conclusion: A number of residents show abnormalities in hematology and blood chemistry tests.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agrippina Decila Putri
"Stigmatisasi pada penyalahguna narkotika sangatlah kental dirasakan dalam lingkungan masyarakat. Stigmatisasi yang terbentuk dalam masyarakat dapat berimplikasi kepada internalisasi stigma diri sehingga memengaruhi kecenderungan pengunaan berulang. Tesis ini bertujuan untuk mengidentifikasi stigma publik dan stigma diri yang terbentuk pada penyalahguna narkotika berdasarkan gender terhadap pengaruh kecenderungan penggunaan berulang di Balai Rehabilitasi BNN yang terdiri dari Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido, Balai Loka Rehabilitasi BNN Baddoka Makassar dan Balai Loka Rehabilitasi Tanah Merah Samarinda. Penelitian tesis ini menggunakan pendekatan campuran (mixed method). Sampel penelitian berjumlah 168 responden laki-laki dan 20 orang responden perempuan. Data kuantitaif dianalisis dengan menggunakan SPSS 23. Hasil penelitian adalah stigmatisasi pada penyalahguna narkotika dapat mempengaruhi kecenderungan penggunaan berulang. Pada gender laki-laki stigma publik lebih besar dibandingkan dengan stigma publik pada perempuan dan stigma diri pada laki-laki lebih kecil dibandingkan stigma diri pada perempuan. Pada penyalahguna laki-laki kerentanan individu terdapat pada self efficacy dan self esteem yang menurun selain itu faktor lingkungan dan pertemanan yang memungkinkan mereka menggunakan kembali narkotika. Pada penyalahguna perempuan kerentanan individu yang dialami dikerenakan faktor ketergantungan dengan pasangan, emosional, depresi, kekerasan dan adanya trauma masa lalu. Sehingga pengaruh antara stigmatisasi terhadap penyalahguna narkotika pada gender perempuan lebih besar jika dibandingkan dengan gender laki-laki di Balai Rehabilitasi BNN.

Stigmatization of narcotics abusers is strongly felt in the community. The stigma that is formed in society can have implications for the internalization of self-stigma so that it affects the tendency of repeated use. This thesis aims to identify the public stigma and self-stigma that is formed on narcotics abusers based on gender on the influence of the tendency of repeated use at the BNN Rehabilitation Center which consists of the Lido BNN Rehabilitation Center, Baddoka Makassar BNN Rehabilitation Center and Tanah Merah Samarinda Rehabilitation Center. This thesis research uses a mixed method. The research sample amounted to 168 male respondents and 20 female respondents. Quantitative data were analyzed using SPSS 23. The result of the study is that stigmatization of narcotics abusers can affect the tendency of repeated use. In the male gender, public stigma is greater than the public stigma on women and the self-stigma of men is smaller than the self-stigma of women. In male abusers, individual vulnerability is found in decreased self-efficacy and self-esteem, besides environmental factors and friendships that allow them to reuse narcotics. In female abusers, the individual vulnerability experienced is due to dependence on a partner, emotional, depression, violence and past trauma. So that the effect of stigmatization on narcotics abusers on the female gender is greater when compared to the male gender at the BNN Rehabilitation Center.To such an extent, there is an influence between stigmatization and narcotics abusers at the BNN Rehabilitation Center.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agrippina Decila Putri
"Stigmatisasi pada penyalahguna narkotika sangatlah kental dirasakan dalam lingkungan masyarakat. Stigmatisasi yang terbentuk dalam masyarakat dapat berimplikasi kepada internalisasi stigma diri sehingga memengaruhi kecenderungan pengunaan berulang. Tesis ini bertujuan untuk mengidentifikasi stigma publik dan stigma diri yang terbentuk pada penyalahguna narkotika berdasarkan gender terhadap pengaruh kecenderungan penggunaan berulang di Balai Rehabilitasi BNN yang terdiri dari Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido, Balai Loka Rehabilitasi BNN Baddoka Makassar dan Balai Loka Rehabilitasi Tanah Merah Samarinda. Penelitian tesis ini menggunakan pendekatan campuran (mixed method). Sampel penelitian berjumlah 168 responden laki-laki dan 20 orang responden perempuan. Data kuantitaif dianalisis dengan menggunakan SPSS 23. Hasil penelitian adalah stigmatisasi pada penyalahguna narkotika dapat mempengaruhi kecenderungan penggunaan berulang. Pada gender laki-laki stigma publik lebih besar dibandingkan dengan stigma publik pada perempuan dan stigma diri pada laki-laki lebih kecil dibandingkan stigma diri pada perempuan. Pada penyalahguna laki-laki kerentanan individu terdapat pada self efficacy dan self esteem yang menurun selain itu faktor lingkungan dan pertemanan yang memungkinkan mereka menggunakan kembali narkotika. Pada penyalahguna perempuan kerentanan individu yang dialami dikerenakan faktor ketergantungan dengan pasangan, emosional, depresi, kekerasan dan adanya trauma masa lalu. Sehingga pengaruh antara stigmatisasi terhadap penyalahguna narkotika pada gender perempuan lebih besar jika dibandingkan dengan gender laki-laki di Balai Rehabilitasi BNN.

Stigmatization of narcotics abusers is strongly felt in the community. The stigma that is formed in society can have implications for the internalization of self-stigma so that it affects the tendency of repeated use. This thesis aims to identify the public stigma and self-stigma that is formed on narcotics abusers based on gender on the influence of the tendency of repeated use at the BNN Rehabilitation Center which consists of the Lido BNN Rehabilitation Center, Baddoka Makassar BNN Rehabilitation Center and Tanah Merah Samarinda Rehabilitation Center. This thesis research uses a mixed method. The research sample amounted to 168 male respondents and 20 female respondents. Quantitative data were analyzed using SPSS 23. The result of the study is that stigmatization of narcotics abusers can affect the tendency of repeated use. In the male gender, public stigma is greater than the public stigma on women and the self-stigma of men is smaller than the self-stigma of women. In male abusers, individual vulnerability is found in decreased self-efficacy and self-esteem, besides environmental factors and friendships that allow them to reuse narcotics. In female abusers, the individual vulnerability experienced is due to dependence on a partner, emotional, depression, violence and past trauma. So that the effect of stigmatization on narcotics abusers on the female gender is greater when compared to the male gender at the BNN Rehabilitation Center.To such an extent, there is an influence between stigmatization and narcotics abusers at the BNN Rehabilitation Center."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonya Andhini Yosephine
"Penanggulangan terhadap penyalahgunaan narkotika membutuhkan suatu rangkaian tindakan yang berkesinambungan dari berbagai unsur, salah satunya mencakup tindakan yang bersifat rehabilitatif. Sebab, paradigma penjatuhan sanksi kurungan penjara bagi penyalahguna tidaklah tepat, karena seorang penyalahguna yang memiliki sifat adiktif terhadap narkotika perlu disembuhkan melalui upaya rehabilitasi. Dengan mengolah data sekunder, maka dihasilkan tulisan yang menjabarkan profile relapse penyalahguna narkotika TC, untuk melihat kecenderungan relapse pada penyalahguna narkotika yang telah menjalani rehabilitasi terapi komunitas atau Therapeutic Community (TC) di Balai Besar Rehabilitiasi BNN. Hasil tulisan ini, menunjukan profile relapse pada rehabilitasi TC di BNN, tergolong cukup rendah dibanding profile relapse lainnya.

To overcome the abuse of drugs requires a continuous series of actions from various elements, which one of them is a rehabilitative action. Prison punishment for drug abusers is not appropriate, because a drug abuser who is addicted to drugs needs to be healed through rehabilitation. This paper is made by analyzing secondary data, and the result of the analysis is a description of Therapeutic Community drug abuse relapse profile, which is used to analyze the tendency of relapse on drug abusers who have experienced the Therapeutic Community in Balai Besar Rehabilitasi BNN. The result of this paper shows that relapse profile on Therapeutic Community rehabilitation in BNN is lower than other relapse profile."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alifah Inarah Ghassani
"Tingkat penyalahgunaan narkotika di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Kebiasaan merokok diketahui menjadi gerbang utama menuju pemakaian narkotika dan memicu berbagai penyakit serta kelainan jaringan lunak mulut termasuk stomatitis nikotina.
Tujuan: mengetahui prevalensi dan distribusi stomatitis nikotina pada residen Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Lido-Jawa Barat, berdasarkan rekam medik, kuesioner, dan pemeriksaan klinis rongga mulut.
Hasil: pada 203 subjek terdapat 69 (34%) subjek dengan stomatitis nikotina, rata-rata usia 30,9 tahun, dan distribusi lebih tinggi pada perokok yang mulai sejak muda dengan durasi >10 tahun.
Kesimpulan: prevalensi stomatitis nikotina menunjukan angka yang cukup tinggi dan lebih banyak ditemukan pada subjek dengan durasi merokok yang lama.

Drug abuse rate in Indonesia is keep increasing every year. Smoking cigarettes as the 'gateway drugs' can cause diseases and abnormality in the oral soft tissue including nicotine stomatitis.
Objectives: to determine nicotine stomatitis prevalence and distribution in residents at Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Lido-Jawa Barat based on medical records, questionnaires and clinical oral examinaton.
Results: in 203 subjects, 69 (34%) subjects with nicotine stomatitis; average age is 30.9 years old and higher distribution in those who has been smoking since young age for >10 years.
Conclusion: nicotine stomatitis prevalence showed a high rate and found in subjects with long duration of smoking.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>