Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 212407 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Seruni Khairunnisa
"ABSTRAK
Sindrom makan malam (SMM) dapat menyebabkan obesitas atau diabetes melitus. Tujuan penelitian yaitu diketahuinya prevalensi SMM dan dibuktikannya perbedaan proporsi SMM berdasarkan status gizi, gejala depresi, kualitas tidur, kepercayaan diri dan beban kerja pada mahasiswa. Disain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah responden yang terlibat 203 mahasiswi. Data diambil dari pengisian kuesioner, pengukuran berat badan dan tinggi badan, dan recall makanan 2x24 jam. Data kemudian dianalisis univariat dan bivariat (chi-square). Prevalensi mahasiswa dengan SMM di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tahun 2019 adalah sebesar 14.8%. Mahasiswa dengan SMM memiliki kualitas tidur 6 kali lebih buruk dibandingkan mahasiswa tidak SMM. Peneliti menyarankan perlu adanya tempat konsultasi gizi oleh ahli gizi dan tempat konseling oleh psikolog di fakultas serta diharapkan mahasiswa dapat menerapkan pesan gizi seimbang.

ABSTRACT
Night Eating Syndrome (NES) can cause obesity or diabetes mellitus. The purpose of this study is to know the prevalence of SMM and to prove the difference of NES proportion based on nutritional status, depression symptom, sleep quality, self-esteem, and workload on students. A cross sectional study was conducted on 203 female student participants. Data was obtained by self-administered questionnaire, measurement of body weight and height, and food recall 2x24 hours interview. The data was analyzed by univariate and bivariate (chi-square) method. The prevalence of students with NES in Faculty of Public Health Universitas Indonesia in 2019 is 14.8%. Students with NES have sleep quality 6 times worse than non-NES students. Researcher suggest that there should be a place for nutrition consultation by nutritionists and counseling sites psychologists in the faculty and students also expected to apply balanced nutrition message in their daily life."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Dewi Parastika
"Skripsi ini membahas tentang perilaku makan menyimpang, yaitu Sindrom Makan Malam (SMM), pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia Depok. Penelitian kuantitatif dengan disain cross-sectional, metode pengambilan sampel acak sederhana, analisis dengan uji kai kuadrat dan uji-t independen, serta the Night Eating Questionnaire (NEQ) digunakan sebagai alat skrining kasus. Sampel penelitian yaitu 112 orang mahasiswa FT-UI angkatan 2010 dari departemen teknik industri, teknik kimia dan arsitektur. Waktu penelitian dilakukan pada bulan april-mei 2012. SMM menunjukkan adanya dampak pada kegemukan, obesitas (Gluck, ME. 2002) hingga diabetes mellitus tipe 2 (Allison, et al. 2007).
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 33% responden mengalami SMM dan faktor-faktor yang berhubungan antara lain stress dan depresi (OR = 2.3; nilai-p 0.046), asupan energi (nilai-p 0.002), asupan protein (nilai-p 0.003) dan asupan lemak (nilai-p 0.013). Disarankan adanya penyebarluasan informasi mengenai SMM pada mahasiswa. Selain itu diperlukan penyebarluasan informasi di FT-UI mengenai berat badan, tinggi badan dan indeks massa tubuh (IMT) yang normal sehingga mahasiswa dapat mengetahui bentuk tubuh yang baik dan sesuai untuk mereka.

The aim of this study is to determine the prevalence of Night Eating Syndrome (NES) and its correlates among students in Engineering Faculty, Universitas Indonesia, Depok. A total of 112 students aged 17-21 from industrial engineering, chemical engineering and architect departments, in academic year 2010. This study is a quantitative descriptive research with cross-sectional design, simple random sampling method, analyzed with Chi-square test and Independent t-test, and the Night Eating Questionnaire (NEQ) were used to screen participants. Study conducted in April until May 2012. NES contributes to overweight, obesity (Gluck, ME. 2002), and for a long-term, type 2 diabetes (Allison, et al. 2007).
The result of this study shows that prevalence of NES was 33% among total participants who screening scores met by (NEQ > 25). This study also found that NES has been associated with stress and depression (OR = 2.3; p-value 0.046), energy intake (p-value 0.002), protein intake (p-value 0.003) and fat intake (pvalue 0.013). The researcher suggests the dissemination of information regarding NES which occurs in university students. Then, it's also a necessary to disseminate information about healthy body weight, height and body mass index (BMI) in Engineering Faculty Universitas Indonesia, so that students can find their good and fit body shape.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adibah Rachmawaty
"Sindrom Makan Malam (SMM) adalah kondisi gangguan makan yang dikelompokkan ke dalam Other Specified Feeding or Eating Disorder (OSFED). Perilaku SMM dapat diidentifikasi menggunakan instrumen Night Eating Questionnaire (NEQ) yang terdiri dari lima kriteria, antara lain tidak merasa lapar di pagi hari (morning anorexia) yang menyebabkan bergesernya waktu sarapan, makan yang berlebihan di malam hari (evening hyperphagia) baik setelah makan malam, sebelum tidur, maupun di antara waktu tidur, tidur larut malam (insomnia), makan di antara waktu tidur (nocturnal ingestion), yaitu makan saat terbangun di antara waktu tidur tetapi dalam keadaan sadar, dan pengulangan keempat kriteria tersebut selama lebih dari 3 bulan. Salah satu dampak yang diakibatkan oleh SMM adalah obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi sindrom makan malam berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal pada siswa SMA. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah sindrom makan malam. Sementara variabel independen yang termasuk faktor internal adalah jenis kelamin, aktivitas fisik, status gizi, kualitas tidur, depresi, kepercayaan diri, kebiasaan sarapan, frekuensi makan utama, dan frekuensi jajan. Sedangkan variabel independen yang termasuk ke dalam faktor eksternal adalah pengetahuan gizi dan uang saku. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Pengambilan data dilakukan di bulan Mei tahun 2024 kepada 130 siswa-siswi kelas X dan XI SMA Negeri 2 Cibinong yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data kemudian dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Dari penelitian ini ditemukan bahwa sebanyak 29,2% responden memiliki sindrom makan malam. Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan adanya perbedaan proporsi sindrom makan malam berdasarkan kualitas tidur, depresi, kepercayaan diri, frekuensi makan utama, dan frekuensi jajan pada siswa SMA Negeri 2 Cibinong (p-value < 0,05). Berdasarkan pemodelan akhir analisis multivariat juga ditemukan bahwa depresi menjadi faktor dominan terhadap SMM. Oleh karena itu, disarankan agar para siswa lebih memerhatikan kebiasaan tidur, keadaan mental, serta lebih menerapkan mindful eating. Disarankan pula kepada pihak sekolah agar dilakukan skrining kesehatan mental untuk para siswa secara berkala.

Night Eating Syndrome (NES) is an eating disorder classified under Other Specified Feeding or Eating Disorder (OSFED). NES behavior can be identified using the Night Eating Questionnaire (NEQ), which consists of five criteria: lack of hunger in the morning (morning anorexia) leading to delayed breakfast time, excessive eating at night (evening hyperphagia) either after dinner, before bedtime, or during the night, late-night insomnia, nocturnal ingestion (eating upon waking up during the night while being conscious), and the recurrence of these four criteria for more than 3 months. One impact of NES is obesity. This study aims to determine the differences in the proportion of night eating syndrome based on internal and external factors among high school students. The dependent variable in this study is night eating syndrome. Meanwhile, the independent variables classified as internal factors include gender, physical activity, nutritional status, sleep quality, depression, self-esteem, breakfast habits, main meal frequency, and snack frequency. The independent variables classified as external factors are nutritional knowledge and pocket money. This study uses a quantitative method with a cross-sectional study design. Data collection was conducted in May 2024 with 130 students from grade X and XI at SMA Negeri 2 Cibinong who met the inclusion and exclusion criteria. The data was then analyzed using univariate, bivariate, and multivariate methods. The study found that 29.2% of respondents had night eating syndrome. The results also showed differences in the proportion of night eating syndrome based on sleep quality, depression, self-esteem, main meal frequency, and snack frequency among students at SMA Negeri 2 Cibinong (p-value < 0.05). The final multivariate analysis modeling also found that depression is a dominant factor for NES. Therefore, it is recommended that students pay more attention to sleep habits, mental state, and practice mindful eating. It is also recommended that the school conduct regular mental health screenings for students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delicia Salsabila
"Perilaku makan menyimpang adalah setiap gangguan yang ditandai oleh gangguan patologis sikap dan perilaku yang berkaitan dengan makanan. Telah diketahui bahwa pandemi COVID-19 menyebabkan berbagai perubahan pada aktivitas harian dan gaya hidup yang dapat meningkatkan masalah berat dan bentuk tubuh serta berdampak negatif pada pola makan, pola tidur dan aktivitas fisik yang kemudian berdampak pada meningkatnya risiko dan gejala PMM. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan proporsi faktor individu dan lingkungan terhadap kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswi FKM UI tahun 2023 saat dan setelah pandemi. Penelitian dilakukan secara daring selama bulan Mei-Juli 2023. Desain penelitian yang digunakan adalah desain studi potong lintang dan metode purposive sampling digunakan untuk memperoleh 128 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik saat pandemi (p1) mauipun setelah pandemi (p2), terdapat perbedaan proporsi citra tubuh (p1=p2<0,001), riwayat diet (p1=p2<0,001), pengaruh keluarga (p1=p2<0,001), pengaruh teman (p1<0,001; p2=0,024), dan pengaruh media (p1<0,001; p2=0,012) terhadap kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswi FKM UI tahun 2023.

Eating disorder is any disorder characterized by pathological disturbances of attitudes and behavior related to food. It is known that the COVID-19 pandemic has caused various changes to daily activities and lifestyle which may increase weight and body shape problems and have a negative impact on diet, sleep patterns and physical activity which then have an impact on increasing the risk and symptoms of EDs. This study aims to measure proportion differences of individual and environmental factors towards eating disorder tendencies of female college students of FKM UI in 2023 during and after the pandemic. This research was conducted online from May to July 2023. The research design used was a cross-sectional study design and purposive sampling method was used to obtain 128 respondents. The results of this study show that both during the pandemic (p1) and after the pandemic (p2), there were differences in the proportion of body image (p1=p2<0.001), dietary history (p1=p2<0.001), family influence (p1=p2<0.001), peer influence (p1<0.001; p2=0.024), and media influence (p1<0.001; p2=0.012) towards eating disorder tendencies in FKM UI students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adil Sidik
"Kualitas tidur merupakan keadaan tetap tidur berdasarkan penilaian kualitas tidur yang melibatkan aspek kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan durasi tidur yang kurang dari 7 jam setiap malam berkaitan dengan kesehatan. Beberapa kendala kesehatan yang terjadi seperti hipertensi, penyakit jantung, depresi, dan peningkatan risiko kematian. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran dan hubungan antara konsumsi kopi, jenis kopi, kecanduan smartphone, higiene tidur, tingkat kecemasan, tingkat kelelahan, dan aktivitas fisik terhadap kualitas tidur pada mahasiswa. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional dengan responden berasal dari mahasiswa FKM UI semester 6 sebanyak 145 mahasiswa. Pengambilan data dilakukan dengan kuesioner online yaitu google form. Data yang terkumpul disajikan dalam bentuk analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 59% mahasiswa S1 Reguler FKM UI mengalami kualitas tidur yang baik. Analisis bivariat yang dilakukan memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara hiegene tidur p-value 0,02 dan odds ratio OR = 2,176 (1,104-4,291), tingkat kecemasan p-value 0,002 dan odds ratio OR = 3,588 (1,632-7,894), dan tingkat kelelahan p-value 0,03 dan odds ratio OR = 2,314 (1,107-4,836) terhadap kualitas tidur mahasiswa. Selain itu, analisis bivariat juga memperlihatkan hasil yang tidak terdapat hubungan signifikan antara konsumsi kopi, jenis kopi, kecanduan smartphone, dan aktivitas fisik terhadap kualitas tidur mahasiswa S1 Reguler FKM UI. Peneliti menyarankan mahasiswa lebih memperhatikan hiegene tidur dengan mengutamakan kenyamanan saat tertidur dan melakukan kontrol tingkat kecemasan serta memperhatikan kelelahan. Pihak FKM UI disarankan memberikan edukasi hiegene tidur kepada mahasiswa dan melakukan promosi pencegahan kecemasan dan kelelahan dengan informasi berupa poster. 

Sleep quality is a steady state of sleep based on an assessment of sleep quality that involves both quantitative and qualitative aspects. Based on the duration of sleep less than 7 hours per night related to health. Some health problems that occur such as hypertension, heart disease, depression, and an increased risk of death. The purpose of the study was to determine the description and relationship between coffee consumption, type of coffee, smartphone, sleep hygiene, anxiety levels, fatigue levels, and physical activity on sleep quality in college students. The study used a sectional with 145 students from FKM UI in semester 6 of the study. Data were collected using an online namely google form. The data collected is presented in the form of univariate and bivariate analysis. The results showed that 59% of FKM UI Regular S1 students experienced good sleep quality. The bivariate analysis performed showed that there was a significant relationship between sleep hygiene p-value 0.02 and odds ratio OR = 2.176 (1.104-4.291), anxiety level pvalue 0.002 and odds ratio OR = 3.588 (1.632-7.894), and Fatigue level p-value 0.03 and odds ratio OR = 2.314 (1.107-4.836) on the sleep quality of students. In addition, the bivariate analysis also showed that there was no significant relationship between coffee consumption, type of coffee, smartphone, and physical activity on the sleep quality of the Regular S1 FKM UI students. Researchers suggest that students pay more attention to sleep hygiene by prioritizing comfort while sleeping and controlling anxiety levels and paying attention to fatigue. The FKM UI is advised to provide sleep hygiene education to students and promote the prevention of anxiety and fatigue with information in the form of posters. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auliya Nanda Susmita
"Kualitas tidur dan tingkat stres merupakan aspek penting kesehatan mahasiswa, yang berpotensi dipengaruhi salah satunya oleh siklus menstruasi. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara tingkat stres dan siklus menstruasi  dengan kualitas tidur pada mahasiswa S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tahun 2024 menggunakan desain cross-sectional dengan sampel 167 mahasiswa yang dipilih secara simple random sampling dari populasi 1070 mahasiswi. Data dikumpulkan melalui kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk kualitas tidur, Perceived Stress Scale (PSS-10) untuk tingkat stres, dan kuesioner menstruasi  secara online, kemudian dianalisis dengan uji Chi-Square dan korelasi Spearman menggunakan SPSS. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswi memiliki kualitas tidur buruk (81,2%) dan tingkat stres sedang (88,6%). Dengan siklus menstruasi yang normal pada seluruh responden. Analisis Chi-square menunjukkan tidak adanya hubungan signifikan antara tingkat stres dengan kualitas tidur (p-value = 0,347), antara tingkat stres dengan siklus menstruasi (p-value = 0,206), dan juga kualitas tidur dengan siklus menstruasi (p-value = 0,423). Namun, uji korelasi Spearman menunjukkan hubungan negatif yang lemah namun signifikan secara statistik antara tingkat stres dan siklus menstruasi (korelasi = -0,170, p = 0,028), serta antara kualitas tidur dan siklus menstruasi (korelasi = -0,155, p = 0,04). Hasil ini menunjukkan bahwa peningkatan tingkat stres dan penurunan kualitas tidur berhubungan dengan perubahan pada siklus menstruasi, meskipun kekuatan hubungan tergolong lemah. Penelitian ini memberikan gambaran awal mengenai interaksi antara stres, kualitas tidur, dan siklus menstruasi, yang menekankan pentingnya menjaga kesehatan mental dan pola tidur untuk mendukung kesehatan reproduksi mahasiswi, meskipun keterbatasan jumlah sampel dan metode survei online dapat memengaruhi hasil.  Penelitian lanjutan dengan desain yang lebih komprehensif disarankan untuk memvalidasi temuan ini.

Sleep quality and stress levels are essential aspects of student health, potentially influenced by the menstrual cycle. This study aims to analyze the relationship between stress levels and sleep quality based on the menstrual cycle in undergraduate students of the Faculty of Public Health, University of Indonesia in 2024. The study used a cross-sectional design with a sample of 167 students selected by simple random sampling from a population of 1070 female students. Data were collected through the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire for sleep quality, the Perceived Stress Scale (PSS-10) for stress levels, and an online menstrual questionnaire, then analyzed using the Chi-Square test and Spearman correlation using SPSS. The results of the descriptive analysis showed that the majority of female students had poor sleep quality (81.2%) and moderate stress levels (88.6%). With a normal menstrual cycle in all respondents. Chi-square analysis showed no significant relationship between stress levels and sleep quality (p-value = 0.347), between stress levels and the menstrual cycle (p-value = 0.206), and also sleep quality with the menstrual cycle (p-value = 0.423). However, Spearman's correlation test showed a weak but statistically significant negative relationship between stress level and menstrual cycle (correlation = -0.170, p = 0.028), and between sleep quality and menstrual cycle (correlation = -0.155, p = 0.04). These results indicate that increased stress level and decreased sleep quality are associated with changes in menstrual cycle, although the strength of the relationship is relatively weak. This study provides an initial overview of the interaction between stress, sleep quality, and menstrual cycle, emphasizing the importance of maintaining mental health and sleep patterns to support female students' reproductive health, although the limited number of samples and online survey method may affect the results. Further research with a more comprehensive design is recommended to validate these findings."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indinesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mashita Fajri Maysuro
"Computer vision syndrome (CVS) adalah sindrom yang terjadi karena adanya interaksi mata yang berlebihan dengan komputer. Faktor risiko terkait individu, lingkungan, dan komputer dapat meningkatkan prevalensi CVS dan menyebabkan gejala visual dan ekstraokular pada mata. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara faktor risiko individu, komputer, dan lingkungan dengan prevalensi CVS pada mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sampel penelitian terdiri dari 109 mahasiswa reguler Fasilkom UI angkatan 2015-2018. Teknik sampling yang digunakan adalah stratified random sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner online. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat. Prevalensi CVS diperoleh dari sampel sebanyak 36 mahasiswa (33%). Hasil uji bivariat antara faktor risiko dan CVS diperoleh sebagai berikut, riwayat penyakit mata (p= 0.25 OR= 1.76 CI 95%= 0.76-4.07), penggunaan kacamata (p=0.32 OR= 2.02 CI 95%= 0.71-3.91), jenis kelamin (p= 1.00 OR= 1.67 CI 95%= 0.45-2.29), postur duduk (p=0.27 OR 0.49 CI 95%= 0.76-3.82), usia (p=0.04 OR= 3.19), lama waktu per penggunaan komputer (p= 0.01 OR=1.76 CI 95%= 0.67-3.39), dan durasi penggunaan komputer per hari (p= 0.41 OR= 4.08 CI 95%= 1.42-11.7). Dapat disimpulkan bahwa faktor risiko yang behubungan secara signifikan terhadap kejadian CVS adalah usia dan lama waktu per penggunaan komputer.

Background: Computer vision syndrome (CVS) is a syndrome that occur due to excessive interaction with computers. Individual, environmental, and computer related risk factors increase CVS prevalence and cause eyes, visual, and extraocular related symptoms. This research aims to observe the relation between risk factors and CVS prevalence in students of Computer Science Major in University of Indonesia. Methods: This research is a quantitative study with a cross sectional study design. The study sample consisted of 109 regular 2015-2018 Fasilkom UI students. The sampling technique used is stratified random sampling. This study uses a research instrument in the form of an online questionnaire. The collected data was then analyzed using univariate and bivariate analysis. Results: CVS prevalence was obtained from a sample of 36 students (33%). The bivariate test results between risk factors and CVS were obtained as follows, history of eye disease (p = 0.25 OR = 1.76 CI 95% = 0.76 to 4.07), use of glasses (p = 0.32 OR = 2.02 CI 95% = 0.71 to 3.91), gender (p = 1.00 OR = 1.67 CI 95% = 0.45 to 2.29), sitting posture (p = 0.27 OR 0.49 CI 95% = 0.76 to 3.82), age (p = 0.04 OR = 3.19), length of time per computer use (p = 0.01 OR = 1.76 CI 95% = 0.67 to 3.39), and the duration of computer use per day (p = 0.41 OR = 4.08 CI 95% = 1.42 to 11.7). Conclusion: Risk factors that significantly related to the CVS were age and the lenght of time per computer use."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Rahmasari
"Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas tidur melalui desain rasio pencahayaan setempat dan Visual Display Terminal (VDT) untuk belajar di malam hari khususnya untuk pelajar usia 15-18 tahun. Eksperimen ini dilakukan pada 52 orang remaja yang dibagi menjadi dua kelompok dengan besaran pencahayaan yang berbeda. Setiap responden melakukan eksperimen selama tujuh hari di ruang tidur masing–masing dengan durasi satu jam setiap harinya saat menggunakan VDT pada malam hari. Pencahayaan dengan besaran 90 lux digunakan pada VDT dengan kontras 30% sedangkan 120 lux digunakan pada VDT dengan kontras 40%, dan keduanya menggunakan Correlated Color Temperature (CCT) sebesar 4.000 K. Besaran pencahayaan dipilih sesuai dengan rekomendasi pencahayaan berbasis ritme sirkadian, yaitu memiliki nilai Circadian Stimulus (CS)<0,1. Data yang didapatkan lalu diuji dengan menggunakan uji hipotesis paired t –test menggunakan p-Value<0,005. Dari kedua besaran pencahayaan tersebut, dapat ditemukan peningkatan kualitas tidur yang signifikan setelah melakukan eksperimen dalam tujuh hari. Namun, hasil terbaik ditemukan pada pencahayaan dengan besaran 120 lux. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan pencahayaan dengan besaran 120 lux pada kontras VDT 40% atau dengan rasio 1:3 (VDT berbanding pencahayaan) untuk digunakan pada malam hari untuk mengurangi dampak pencahayaan terhadap kualitas tidur remaja.

This study aims to improve sleep quality through lighting ratio design and Visual Display Terminal (VDT) for studying at night, especially for students aged 15-18 years. This experiment was conducted on 52 teenagers who were divided into two groups with different lighting levels. Each respondent conducted an experiment for seven days in their own bedrooms with a duration of one hour each day while using VDT at night. Lighting intensity of 90 lux is used on VDT with 30% contrast while 120 lux is used on VDT with 40% contrast and both under correlated color temperature (CCT) of 4,000 K. The amount of lighting is chosen according to the circadian rhythm-based lighting recommendation, which has a Circadian Stimulus (CS) value <0 ,1. The data obtained were then tested using the paired t-test hypothesis with p-Value <0.005. From the two lighting quantities, it can be found a significant increase in sleep quality after conducting the experiment within seven days. However, the best results are found in lighting with an intensity of 120 lux. Therefore, this study recommends lighting with an intensity of 120 lux at 40% VDT contrast or within 1:3 ratio (VDT versus exposure) to be used at night to reduce the impact of lighting on adolescent sleep quality."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Safira Salsabiela
"Emotional eating didefinisikan sebagai kecenderungan untuk mengonsumsi makanan yang umumnya tinggi gula, garam, dan lemak, secara berlebih, sebagai respons atas emosi negatif yang dirasakan. Emotional eating yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko terjadinya perilaku makan menyimpang seperti bulimia nervosa dan binge-eating disorder, obesitas, penyakit kardiovaskuler, serta diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara persepsi stres, kecemasan, stresor perkuliahan, penggunaan media sosial, riwayat terkonfirmasi positif COVID-19 pada individu dan anggota keluarga, serta mindfulness dengan kejadian emotional eating pada 106 mahasiswi tingkat akhir S1 Reguler Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia selama pandemi COVID-19. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 20,8% responden mengalami emotional eating. Terdapat perbedaan rata-rata skor yang signifikan antara penggunaan media sosial (p-value = 0,029) dan observing facet (p-value = 0,032) terhadap emotional eating. Individu dapat lebih mengenali pemicu dan coping strategies yang tepat untuk mengatasi emosi negatif, menggunakan media sosial secara bijak, serta menerapkan mindful eating. Pemerintah dapat lebih meningkatkan dukungan dan kolaborasi untuk meningkatkan kepedulian terhadap isu gangguan perilaku makan di masyarakat. Departemen Gizi FKM UI diharapkan dapat mencantumkan skrining perilaku makan menyimpang dalam salah satu aspek pengkajian riwayat asupan pada “Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)”.

Emotional eating is defined as the tendency to excessively consuming food which often high in sugar, salt, and fat levels in response to negative emotions. Uncontrolled emotional eating will increase the risk of eating disorders such as bulimia nervosa and binge-eating disorder, obesity, cardiovascular diseases, and type II diabetes. This study aims to find out about the relationship between perceived stress, anxiety, academic stressors, social media engagement, COVID-19 infection history, and mindfulness with emotional eating among 106 final year undergraduate female students of the Faculty of Public Health Universitas Indonesia during the COVID-19 pandemic in 2021. This cross-sectional quantitative study shows that there are about 20,8% of respondents who has an emotional eating tendency. There are significant differences between social media engagement (p-value = 0,029) and observing facet (p-value = 0,032) with emotional eating. Young adults should discover more about their triggers and positive coping strategies, use social media wisely, and eat mindfully. The government should enhance their supports and collaborations to raise awareness about the disordered eating behavior in the population. The Nutrition Department of FPH UI is suggested to include the “eating disorders screening” in the dietary history assessment aspect of the “Nutrition Care Process (NCP)”."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Wijayanti
"Kualitas tidur buruk dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari sebagai mahasiswa. Perilaku Sleep hygiene yang tidak tepat, akan berdampak pada kualitas tidur buruk. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan sleep hygiene dengan kualitas tidur pada mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia angkatan 2016 dan 2017. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional dengan sampel mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan sebanyak 302 responden yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah Sleep Hygiene Index SHI, Pittsburg Sleep Quality Index PSQI dan Insomnia Severy Index ISI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 77,8 mahasiswa memiliki kualitas tidur buruk dan hanya 35,1 mahasiswa mengalami insomnia. Terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata sleep hygiene dengan kualitas tidur uji t-independen.

Poor sleep quality can affect a students daily activities. Improper sleep hygiene behaviors, has an impact on poor sleep quality. This study aimed to identify the relationship of sleep hygiene with sleep quality among health sciences students in University of Indonesia class of 2016 and 2017. This study used cross sectional design with 302 samples of students. Sample were selected by purposive sampling. The instruments that were used are the Sleep Hygiene Index SHI, Pittsburg Sleep Quality Index PSQI and Insomnia Severity Index ISI. The results showed that 77.8 of students had poor sleep quality and only 35,1 of students had insomnia. There is a significant differences between mean of sleep hygiene and sleep quality T independen test.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>