Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169003 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adi Ponco Jaya
"Penelitian ini telah berhasil disintesis hidrogel ramah lingkungan dengan struktur jejaring tiga dimensi yang bersifat hidrofilik sehingga dapat diaplikasikan sebagai pembalut luka yang dapat menyeimbangkan kelembaban jaringan luka. Hidrogel ini disintesis dari karboksimetil selulosa (CMC) dan polivinil alkohol (PVA) dengan asam sitrat (CA) sebagai agen pengikat silang. Matriks jejaring hidrogel digunakan sebagai tempat untuk pembentukan nanopartikel tembaga (CuNPs) dengan metode ex situ dan in situ sebagai antibakteri pada pembalut luka. Karakterisasi hidrogel menggunakan analisis FTIR, SEM, TEM, XRD dan AAS. Hidrogel terbaik diperoleh dari 3 gram CMC, 1 gram PVA, asam sitrat 10% dan dimodifikasi oleh CuNPs dengan metode in situ. Kapasitas swelling maksimum yang diperoleh adalah 19,59 g/g dan release ion Cu2+ maksimum yang diperoleh adalah 18,70 ppm/g. Uji aktivitas antibakteri berhasil dilakukan dengan metode dilusi terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri Escherichia coli. Uji aktivitas antibakteri dengan metode total plate count menunjukkan bahwa Staphylacoccus aureus lebih resisten dari pada Escherichia coli yaitu 12,4 juta dan 4,9 juta Colony for Units, masing-masing.

This study have successfully synthesized eco-friendly hydrogels with a three-dimensional network structure that is hydrophilic so that it can be applied as a wound dressing that can balance the moisture of wound tissue. This hydrogels were synthesized from carboxymethyl cellulose (CMC) and polyvinyl alcohol (PVA) with citric acid (CA) as cross-linking agent. The network matrix hydrogels was used as a place for the formation of copper nanoparticles (CuNPs) by ex situ and in situ methods as antibacterial in wound dressing. The characterization of hydrogels used FTIR, SEM, TEM, XRD and AAS analysis. The best hydrogel were obtained from 3 grams CMC, 1 gram PVA, 10% citric acid and modified by CuNPs with in situ method. The maximum swelling capacity obtained is 19.59 g/g and the maximum Cu2+ ions release obtained is 18.70 ppm/g. Antibacterial activity test was successfully carried out by dilution method against Staphylococcus aureus bacteria and Escherichia coli bacteria. Antibacterial activity test by total plate count method shows that Staphylacoccus aureus is more resistant than Escherichia coli of 12.4 million and 4.9 million Colony for Units respectively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gissi Novientri
"Luka merupakan suatu kerusakan integritas kulit yang dapat terjadi ketika kulit terpapar suhu atau pH tertentu, zat kimia, ataupun gesekan. Setiap luka tentunya dapat beresiko infeksi atau peradangan apabila tidak diberi perawatan dengan baik dan benar, terlebih jika pemilihan material pembalut luka yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik luka. Pada penelitian ini dikembangkan material unggul berupa hidrogel nanokomposit yang diharapkan dapat diaplikasikan sebagai pembalut luka yang dapat menyeimbangkan kelembaban jaringan luka karena sifatnya yang hidrofilik dan memiliki struktur berupa jejaring tiga dimensi. Hidrogel nanokomposit disintesis dari biopolimer natrium alginat NaAlg dan polivinilalkohol PVA dengan metode pencangkokan grafting menggunakan akrilamida AAm dan N,N rsquo;-metilen-bis-akrilamida MBA sebagai agen pengikat silangnya cross-linker . Matriks jejaring dalam hidrogel nanokomposit NaAlg-PVA-g-AAm dimanfaatkan sebagai nanoreaktor untuk pembentukan nanopartikel perak AgNP menggunakan metode post-loading sehingga akan didapatkan material pembalut luka yang juga memiliki aktivitas antibakteri disamping dapat menjaga keseimbangan kelembaban luka. Karakterisasi hasil sintesis dilakukan dengan menggunakan instrumentasi FTIR, SEM, TEM, XRD dan AAS. Dilakukan variasi ukuran natrium alginat dan rasio Alg/PVA dalam proses polimerisasi dan didapatkan hasil terbaik yaitu hidrogel dengan ukuran alginat nano dan rasio Alg/PVA 3:1 kode. Hn 3 . Material hidrogel tanpa modifikasi Hn 3 memiliki kapasitas swelling maksimum sebesar 45,7260 g/g dan loading ion Ag 153,67 ppm/g. Kemudian dilakukan variasi konsentrasi prekursor AgNO3 pada material hidrogel Hn 3 dan diketahui bahwa Hn 3 dengan konsentrasi AgNO3 62,5 ppm kode. HNKn 3/62,5 memiliki hasil terbaik yang cukup untuk menghambat aktivitas antibakteri. Uji aktivitas antibakteri dilakukan secara in-vitro terhadap bakteri uji Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Diketahui bahwa S. aureus lebih resisten dibandingkan E. coli dengan nilai konsentrasi hambat minimum masing-masing secara berturut-turut sebesar 62,5 ppm dan 31,25 ppm. Didapatkan hasil untuk HNKn 3/62,5 yaitu kapasitas swelling maksimumnya 56,9407 g/g, loading ion Ag sebesar 54,2509 ppm/g dan kapasitas release maksimumnya sebesar 1,485 ppm/g. Studi kinetika swelling dilakukan terhadap material Hn 3 dan HNKn 3/62,5 menggunakan metode diferensial. Kinetika Hn 3 mengikuti orde pseudo dua dengan parameter laju swelling sebesar 80 menit. Sedangkan HNKn 3/62,5 mengikuti orde pseudo satu dengan parameter laju swelling 151,52 menit.

Wounds is a skin damage that occur when the skin is exposed to temperature, pH, chemicals, or friction. Wounds can be risk of infection or inflammation if wound dressing selection that used does not match with wound characteristics. This research will developed a hydrogel nanocomposite material which is expected to be applied as a wound dressing that can balancing moisture on wound tissue because it has hydrophilic properties and three dimensional network pores. Hydrogel nanocomposite will be synthesized from sodium alginate and polyvinylalcohol with grafting method used acrylamide as a monomer and N,N rsquo methylenbisacrylamide as a crosslinker. Hydrogel matrix will be used as nanoreactor to forming silver nanoparticles AgNP rsquo s with post loaded method. So, we can get a wound dressing material with antibacterial activities beside it can balancing moisture on wound tissue. Hydrogel nanocomposite was characterized by FTIR, SEM, TEM, XRD and AAS. Sodium alginate size and Alg PVA ratio in polymerization process were variated and the best material is hydrogel with nano sodium alginate and Alg PVA 3 1 ratio Code. Hn 3 . Hydrogel without modification Hn 3 has maximum swelling capacity 45,7260 g g and Ag ion loading 153,67 ppm g. Precursors AgNO3 concentration were variated on Hn 3 and it is known that 62,5 ppm Code. HNKn 3 62,5 has a best result with maximum swelling capacity 56,9407 g g Ag ion loading 54,2509 ppm g maximum release capacity 1,485 ppm g and it has antibacterial activities. Antibacterial activities test was done to against Staphylococcus aureus and Escherichia coli with minimum inhibitory concentration is 62,5 ppm and 31,25 ppm. Swelling kinetic studies for Hn 3 and HNKn 3 62,5 was done by diferential method. Hn 3 follows pseudo second order rate law with swelling rate parameter 80 minutes. HNKn 3 62,5 follows pseudo first order rate law with swelling rate parameter 151,52 minutes."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfah Hartina
"Pada penelitian ini, telah berhasil dilakukan sintesis hidrogel nanokomposit NaAlg-PVA-g-AAm termodifikasi nanopartikel ZnO dengan pembentukan ZnO secara in situ di dalam matriks hidrogel dengan metode hidrotermal. Karakteristik hidrogel diamati dengan FTIR, SEM, TEM, EDX, XRD, AAS serta kapasitas swelling-nya. Hidrogel NaAlg-PVA-g-AAm dengan kapasitas swelling terbaik disintesis didapatkan dengan menambahkan PVA dan alginat dengan perbandingan massa sebesar 0,6:3. Hidrogel nanokomposit setelah dimodifikasi dengan ZnO memiliki kapasitas swelling yang lebih tinggi dibandingkan hidrogel yang belum dimodifikasi. Didapatkan hasil untuk hidrogel nanokomposit NaAlg-PVA-g-AAm termodifikasi nanopartikel ZnO yaitu kapasitas swelling maksimumnya 215,5278 g/g, loading ion Zn2 sebesar 285,82 ppm dan kapasitas release 3maksimumnya sebesar 0,9832 ppm. Kinetika swelling hidrogel NaAlg-PVA-g-AAm mengikuti orde pseudo-pertama dengan parameter laju swelling sebesar 350 menit. Sedangkan kinetika swelling hidrogel nanokomposit NaAlg-PVA-g-AAm termodifikasi nanopartikel ZnO mengikuti orde pseudo-kedua dengan parameter laju swelling sebesar 487,5 menit. Dari hasil uji aktivitas antibakteri yang dilakukan secara in-vitro, diketahui S.aureus lebih resisten dibandingakan P. aeruginosa dengan persen inhibisi S. aureus yang lebih besar pada konsentrasi hambat minimum yang sama yaitu 31,25 ppm.

In this research, NaAlg PVA g AAm nanocomposite hydrogel had been successfully modified by ZnO nanoparticles in the hydrogel matrix by hydrothermal method. Characteristics of hydrogels were observed with FTIR, SEM, TEM, EDX, XRD, AAS and through their swelling capacities. The NaAlg PVA g AAm hydrogel with the best swelling capacity was synthesized by adding PVA and alginate with a mass ratio of 0.6 3. Obtained results for NaAlg PVA g AAm nanocomposite hydrogel modified ZnO nanoparticles had the maximum swelling capacity of 215.52 g g, Zn2 ion loading of 285.82 ppm and its maximum release capacity of 0.98 ppm, while the maximum swelling capacity for a NaAlg PVA g AAm nanocomposite hydrogel was 73.26 g g. Kinetics swelling of NaAlg PVA g AAm hydrogel followed the first pseudo order with a swelling rate parameter of 350 minutes, whereas kinetics swelling of NaAlg PVA g AAm nanocomposite hydrogel modified ZnO nanoparticles followed the second pseudo order with swelling rate parameter of 487.5 minutes. From in vitro antibacterial activity test, S.aureus was known to be more resistant than P. aeruginosa with a greater inhibition percentage of S. aureus at the same minimum inhibitory concentration of 31.25 ppm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Margareta Farah Varian Tesalonika
"Penggunaan hidrogel berbasis biopolimer sebagai pembalut luka menjadi salah satu solusi masalah karena bersifat biodegadable, non-toksisitas, dan sebagai antibakteri. Pada penelitian ini, telah berhasil sintesis hidrogel nanokomposit menggunakan biopolimer kitosan (CS) diperkuat dengan biopolimer sintesis polivinil alkohol (PVA) yang dimodifikasi dengan nanopartikel perak (AgNP) sebagai agent antibakteri dan didukung dengan karakterisasi FTIR, UV-Vis, XRD, SEM, AAS, TGA dan uji sifat mekanik. Kapasitas swelling maksimum hidrogel nanokomposit CS–PVA/AgNP dalam medium aquadest didapatkan perbandingan rasio massa terbaik (1:1) dengan konsentrasi AgNP 0,04% yakni sebesar 2522,22 (%) selama 1500 menit, dan diperoleh kapasitas release maksimum ion Ag+ sebesar 99,05%. Hidrogel nanokomposit CS–PVA/AgNP memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri gam positif Staphylococcus aureus dan bakteri gam negatif Escherichia coli diperoleh zona hambat untuk hidrogel nanokomposit yang terbaik adalah CS–PVA/AgNP (1:1), AgNP 0,24% sebesar 7,33 mm (S.aureus) dan 8,33 mm (E.coli). Kinetika laju swelling air mengikuti pseudo orde pertama dengan nilai konstanta laju untuk hidrogel CS–PVA (0,1293/menit) lebih besar dibandingkan hidrogel nanokomposit CS–PVA/AgNP (0,1219/menit), hal ini menunjukkan bahwa CS–PVA/AgNP memiliki slow-release yang baik. Pengembangan hidrogel nanokomposit berbasis biopolimer CS–PVA modifikasi dengan AgNP menjanjikan untuk material baru untuk pembalut luka karena ramah lingkungan dan mudah diperoleh.

The use of biopolymer-based hydrogel as a wound dressing is one of the solutions to the problem because it is biodegadable, non-toxic, and acts as an antibacterial. In this study, the synthesis of a nanocomposite hydrogel using a wound chitosan (CS) biopolymer with a synthetic polyvinyl alcohol (PVA) biopolymer controlled with silver nanoparticles (AgNP) as an antibacterial agent for dressing applications has been supported, and supported by the characterization of FTIR, UV-Vis, XRD, SEM, AAS, TGA and mechanical properties test. The maximum swelling capacity of the CS–PVA/AgNP nanocomposite hydrogel in aquadest medium obtained the best mass ratio (1:1) with a concentration of 0,04% AgNP which was 2522,22 (%) for 1500 minutes. The maximum Ag+ ion release capacity showed the large increase in AgNP concentration in the CS–PVA/AgNP nanocomposite hydrogel, and the maximum Ag + ion release capacity was 99,05%. The CS–PVA/AgNP nanocomposite hydrogel had antibacterial activity against gam-positive Staphylococcus aureus and gam-negative bacteria Escherichia coli. The best zone of inhibition for the nanocomposite hydrogel was CS–PVA/AgNP (1:1), AgNP 0,24% of 7, 33 mm (S. aureus) and 8,33 mm (E. coli). Air swelling rate kinetics followed pseudo first order with a constant rate for CS–PVA hydrogel (0,1293/min) which was geater than that for CS–PVA/AgNP nanocomposite hydrogel (0,1219/min), this indicates that CS–PVA/AgNP has a good slow release. The development of nanocomposite hydrogel based on modified CS–PVA biopolymer with AgNP promises to be a new material for wound dressings because it is environmentally friendly and easy to obtain."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setia Gunawan
"Film komposit sensitif kelembaban dari polivinil alkohol dan metal oksida yang dideposisikan pada substrat PCB dengan elektroda berstruktur interdigital dari film Cu yang dilapisi Ag telah berhasil dipreparasi. Film komposit ini dibuat dengan tujuan memodifikasi sifat sensitif kelembaban dari film PVA sehingga menjadi lebih baik. Metal oksida yang difungsikan sebagai modifikator adalah TiO2, Cr2O3, MnO2 dan MgO. Fabrikasi film PVA-MO menggunakan teknik dip-coating yang relatif sederhana. Bahan ammonium perokdisulfat (APS) digunakan sebagai insiator untuk crosslinking PVA. Sifat-sifat film komposit polivinil alkohol dan metal oksida diteliti melalui karakterisasi struktur dan listrik untuk berbagai konsentrasi MO yang digunakan.
Karakterisasi struktur menggunakan SEM, sedangkan karakterisasi listrik dilakukan dengan meneliti hubungan antara perubahan impedansi film komposit PVA-MO terhadap perubahan kelembaban relatif menggunakan RCL-meter. Keempat jenis film komposit PVA-MO yang diteliti menunjukkan sifat sensing yang baik. Sifat sensitif kelembaban film komposit PVA-MO ternyata dipengaruhi oleh frekuensi ukur dan massa modifikator. Frekuensi ukur 1 kHZ dan masa modifikator 1 gram menghasilkan sifat listrik dan sifat sensing yang baik untuk semua film komposit PVA-MO. Mekanisme sensing film komposit PVA-MO diduga merupakan gabungan dari sifat sensing PVA dan metal oksida. Sifat sensing PVA dimungkinkan karena sifatnya yang hidrofilik.
Gugus OH pada rantai molekul PVA dapat menangkap molekul air yang bipolar melalui ikatan hidrogen (ikatan van der Waals) dan membentuk lapisan-lapisan fisisorbsi yang memungkinkan ion-ion H+ hopping melalui lapisan-lapisan tersebut. Sifat sensing metal oksida dilandasi kemampuannya melakukan chemisorbsi dan fisisorbsi yang memungkinkan terjadinya mobilitas ion-ion H+ pada lapisan fisisorbsi kedua dan seterusnya seperti mekanisme pada PVA. Penyimpangan reproduksibilitas fabrikasi film komposit PVA-MO kurang dari 1 orde dihitung pada kelembaban 75% RH. Stabilitasnya diuji dalam rentang waktu 90 hari dengan penyimpangan kurang dari 1 orde."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismadi
"Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis dan karakterisasi material komposit berbasis polyvinyl alcohol (PVA). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh konsentrasi cross linker glutaral dehyde (GA) dan penambahan serat karbon terhadap sifat mekanik dan konduktivitas listrik komposit berbasis PVA dan potensinya untuk digunakan sebagai material shape memory polymer (SMPs). Konsentrasi GA yang digunakan adalah 0 dan 3% fraksi berat, sedangkan variasi konsentrasi serat karbon adalah 0, 2, 4, dan 6% fraksi berat. Sintesis film PVA dilakukan dengan cara melarutkan padatan PVA di dalam air pada suhu 80°C selama 6 jam dengan konsentrasi 8% dari berat air, dilanjutkan dengan pendinginan selama 12 jam. Selanjutnya ditambahkan GA dan serat karbon. Komposit diuji tarik dengan universal testing machine untuk mengetahui sifat mekaniknya, dilanjutkan dengan karakterisasi spektrum inframerah (FTIR), difraksi sinar X (XRD), analisis morfologi dengan SEM, karakterisasi termal (TGA), konduktivitas listrik dan uji shape recovery material. Dari hasil pengujian mekanik diketahui bahwa nilai kekuatan tarik menunjukkan peningkatan sebesar 16.9% dari 27.63 menjadi 32.3 N/mm2 dengan penambahan GA dari 0 ke 3%. Nilai kekuatan tarik optimal didapatkan pada penambahan serat karbon sebesar 2% yaitu 34.08 N/mm2 pada konsentrasi GA 0% dan 36.74 N/mm2 pada konsentrasi GA 3%. Dari spektrum inframerah terlihat adanya jembatan asetil sebagai akibat penambahan GA 3% yang menyebabkan peningkatan kekuatan ikatan kimia. Ukuran kristalit mengalami kenaikan dengan adanya penambahan GA 3% dan cenderung mengalami penurunan dengan adanya penambahan serat karbon yang terlihat pada hasil difraksi XRD. Analisis SEM menunjukkan tipe patahan getas pada penampang PVA dengan GA 3% dan fenomena fiber pull out pada penambahan serat karbon. Penambahan GA sebesar 3% menaikkan nilai konduktivitas listrik hingga 13.91%, dari 2.3 x 10-8 menjadi 2.62 x 10-8 S/cm, sementara penambahan serat karbon sebesar 2% menaikkan nilai konduktivitas listrik hingga 14000 dan 15900 kali pada kadar GA 0 dan 3%, yaitu sebesar 3.39 x 10-4 dan 4.18 x 10-4 S/cm. Secara umum, penambahan cross linker dan serat karbon mampu menaikkan nilai kekuatan tarik dan konduktivitas listrik secara signifikan pada material komposit berbasis PVA. Dari hasil uji shape recovery material terlihat bahwa nilai shape recovery komposit PVA dengan GA 3% bernilai di atas 80% menjadikannya berpotensi digunakan untuk aplikasi material SMPs.

Fabrication and characterization of polyvinyl alcohol (PVA) based composite has been done in this research to investigate the influence of concentration of cross linker glutaral dehyde (GA) and the addition of carbon fiber toward mechanical properties and electrical conductivity of PVA based composite, and also its potential as shape memory polymer (SMPs) material. The concentration of GA used was 0 and 3% of weight fraction, while variation of carbon fiber concentration was 0, 2, 4, and 6% of weight fraction. Fabrication of PVA film was done by dissolving PVA bulk into 80oC water for 6 hours with 8% concentration of w/w, continued with chilling for 12 hours and addition of GA and carbon fiber. Tensile test for the composite was done with universal testing machine to investigate the mechanical properties, continued with infrared spectrum (FTIR) characterization, X-ray diffraction (XRD), morphology analysis with SEM, thermal characterization (TGA), electrical conductivity and shape recovery measurement. From the mechanical testing, the tensile strength showed an increase of 16.9% from 27.63 to 32.3 N/mm2 with addition of GA from 0 to 3%. The optimal value of tensile strength was obtained with addition of carbon fiber of 2%, from 34.08 N/mm2 in GA concentration of 0% to 36.74 N/mm2 in GA concentration of 3%. The infrared spectrum showed an acetyl bridge as the result of addition of 3% GA which caused increasing in the strength of chemical bond. Crystallite size increased with addition of 3% GA and tended to decrease with the addition of carbon fiber which was showed in the XRD. SEM analysis showed brittle failure in the PVA morphology with 3% GA and a phenomenon of fiber pull out in the addition of carbon fiber. Addition of 3% GA increased the electrical conductivity of 13.91% from 2.3 x 10-8 to 2.62 x 10-8 S/cm, while addition of 2% carbon fiber increased electrical conductivity of 14000 and 15900 times at GA concentration of 0 and 3%, which were 3.39x10-4 and 4.18x10-4 S/cm. Generally, the addition of cross linker glutaral dehyde and carbon fiber reinforcement can enhance significantly the tensile strength and electrical conductivity of the PVA based composite. From shape recovery measurement, the shape recovery value of PVA composite with 3% GA is over 80%, thus it has the potential in application of SMPs material.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35088
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Budiawanti
"Film sensitif kelembaban berbasis PVA telah berhasil dipreparasi dan dideposisikan pada substrat berelektroda dengan metode dip-coating. Struktur elektroda substrat berupa interdigital dengan material elektroda terbuat dari film tembaga yang dilapis dengan perak.Untuk menghasilkan ikatan silang pada PVA digunakan ammonium perokdisulfat (APS) sebagai inisiator. Karakterisasi film meliputi struktur dan sifat listrik. Struktur film dikarakterisasi dengan XRD dan foto SEM, sedangkan sifat listrik film dikarakterisasi menggunakan RCL meter di dalam chamber yang kondisi kelembabannya dikontrol dengan menggunakan larutan garam jenuh. Frekuensi triger yang digunakan untuk karakterisasi divariasi mulai 1kHz-1MHz. Impedansi film sensitif kelembaban berbasis PVA secara umum menurun dengan meningkatnya kelembaban relatif. Impedansi film dipengaruhi oleh frekuensi triger pada RH rendah sedangkan pada RH tinggi efek frekuensi tidak terlalu berpengaruh. Film PVA-elektrolit menunjukkan reprodusibilitas fabrikasi dan stabilitas impedansi yang kurang baik. Cr2O3 digunakan sebagai modifikator untuk memperbaiki sifat sensing kelembaban film PVA-elektrolit. Hasil karakterisasi film PVA yang dimodifikasi dengan Cr2O3 menunjukkan bahwa penambahan Cr2O3 dapat memperbaiki reprodusibilitas fabrikasi dan stabilitas impedansi film PVA-elektrolit. Prosentase kenaikan impedansi dihitung dari impedansi awal film PVA yang dimodifikasi dengan Cr2O3 0,4% perhari sedangkan pada film PVA-elektrolit 1,2% perhari. Sifat sensing film PVA-elektrolit yang dimodifikasi dengan Cr2O3 tidak dipengaruhi oleh konsentrasi Cr2O3 tetapi lebih didominasi oleh konsentrasi elektrolitnya."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T20997
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Hayat
"Penelitian ini bertujuan untuk membuat bahan sensitif kelembaban berbahan dasar polivinil alkohol (PVA) dan dimodifikasi dengan karbon aktif (KA). Film dibuat dengan melarutkan 1,00 gram PVA dalam 7,00 mL aquabides. Modifikator KA ditambahkan dengan variasi 0,00 gram ? 1,50 gram. Untuk meningkatkan stabilitas PVA, digunakan ammonium peroksodisulfat (APS). Pelapisan film dilakukan dengan pencelupan (dip-coating) pada modul substrat berelektroda yang berbahan dasar tembaga dan dilapisi perak. Karakterisasi sifat listrik film meliputi pengaruh massa KA, frekuensi ukur, dan reprodusibilitas fabrikasi terhadap impedansi film; serta stabilitas impedansi terhadap umur film. Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan tegangan dc 1 volt dan tegangan ac 1 volt pada variasi frekuensi 1 kHz ? 1 MHz. Karakterisasi dilakukan dalam ruang tertutup. Untuk membuat kondisi kelembaban, digunakan metode garam jenuh.
Karakterisai struktur film dilakukan dengan SEM dan XRD. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa penambahan KA menyebabkan penurunan impedansi film. Penurunan terbesar terjadi pada massa KA 1,50 gram, yaitu dari 1,69 x 107 Ω menjadi 150 Ω. Film PVA-KA menunjukkan sifat sensitif kelembaban yang baik pada frekuensi 1 kHz. Pada film komposit PVA-KA, mekanisme konduksi KA dan Grotthuss mechanism saling mempengaruhi. Pada film dengan massa KA rendah sifat PVA lebih dominan dan kontribusi KA tidak terlihat. Kenaikan massa KA menyebabkan kontribusi konduksi bulk KA meningkat, sedangkan kontribusi Grotthuss mechanism mulai berkurang. Untuk film dengan massa KA tinggi, mekanisme yang dominan adalah konduksi pada bulk KA. Sifat sensitif kelembaban terbaik dimiliki oleh material dengan komposisi PVA : KA adalah 1,00 gram : 0,20 gram dan frekuensi pengukuran 1 kHz."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T20996
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afdhal Muttaqin H.S.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T39774
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Holilah
"Film sensitif kelembaban bahan polyvinyl Alcohol (PVA) yang dimodifikasi dengan Polyethylene Oxide (PEO) telah berhasil dipreparasi. Preparasi bahan dilakukan dengan mendeposisikannya di atas substrat PCB berelektroda interdigital dari material tembaga yang dilapis dengan perak melalui metode pencelupan (dip-coating). Karakterisasi film meliputi sifat mekanik, struktur dan sifat listrik. Sifat mekanik film dipelajari melalui pengukuran uji tarik, fraksi gel dan swelling. Struktur film dikarakterisasi dengan Infra Red (IR), sedangkan sifat listrik dikarakterisasi dengan RCL meter dari mode dc dan ac dengan frekuensi dari 1kHz ? 1MHz. Hasil uji sifat mekanik film menunjukkan bahwa penambahan PEO dapat meningkatkan fraksi gel dan menurunkan swelling yang dapat diterangkan karena telah terjadi jaringan interpenetrating antara PVA dan PEO. Penambahan PEO ini mempunyai efek samping berupa penurunan kekuatan tarik film.
Hasil karakterisasi struktur menunjukkan film sangat mudah menyerap uap air sehingga yang terlihat sebagian besar adalah absorpsi dari gugus OH. Penambahan PEO tidak berpengaruh pada nilai impedansi film. Studi efek frekuensi pada impedansi film menunjukkan bahwa film hanya sensitif terhadap perubahan frekuensi pada RH rendah. Sifat terbaik sebagai film sensitif kelembaban ditunjukkan oleh frekuensi 1 kHz. Hasil ukur menunjukkan bahwa penambahan PEO dapat memperbaiki reprodusibilitas fabrikasi dan stabilitas impedansi film PVA. Film PVA-PEO yang difabrikasi dengan dua kali celup (dua lapis) dengan PEO 40,0 mg memberikan reprodusibilitas dan stabilitas impedansi terhadap kelembaban terbaik."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T21305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>