Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179678 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aditya Ramadhana Djaja
"Kondisi harga minyak secara global dalam beberapa tahun terakhir mengalami pasang surut akibat harga minyak mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini tentunya berimbas pada kesehatan keuangan perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri migas. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksikan kemungkinan kebangkrutan perusahaan migas di Indonesia selama periode tahun 2011 – 2017. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan migas yang terdaftar di BEI. Adapun tujuan lainnya adalah untuk melihat apakah fenomena global berupa penurunan harga minyak dunia berpengaruh terhadap kesehatan keuangan migas yang direpresentasikan dengan nilai Z-Score serta untuk melihat indikator apa saja yang dapat mempengaruhi kebangkrutan perusahaan migas. Data penelitian menggunakan data laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan yang diambil dari website IDX dan website masing-masing perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil perhitungan Z-Score mampu memprediksikan lima perusahaan berada pada kategori bangkrut sejak 2014 hingga 2017. Di tahun 2011 hanya dua perusahaan terprediksi bangkrut, tahun 2012 hanya memprediksi satu perusahaan, dan tahun 2013 diprediksi tiga perusahaan mengalami kebangkrutan. Penelitian juga menemukan bahwa penurunan harga minyak mempengaruhi hasil Z-Score untuk perusahaan E&P karena pendapatan perusahaan bergantung pada harga minyak di pasar. Sedangkan pada perusahaan jasa migas, penurunan harga minyak tidak terlalu berpengaruh kecuali pada APEX dan BIPI yang lini bisnisnya merupakan jasa pengeboran.

Global oil price condition for these past few years has been fluctuating and has reached the lowest level. This condition will affect oil and gas companies financial health. This thesis aims to predict the bankruptcy probability of oil and gas companies in Indonesia during period of 2011 – 2017. The observed companies are oil and gas companies that are listed on IDX. Another aim of this thesis is to observe whether the decline in oil price would affect company Z-Score result or not, and to observe which variable that effect the bankruptcy to oil and gas companies. This research uses financial data that obtained from IDX website and company website. The result of the research figures out that Z-Score model could predict at least five companies are in the bankruptcy category since 2014 to 2017. In 2011, only two companies that are predicted will be bankrupt. In 2012, theres only one company will be bankrupt, and in 2013 three companies are predicted to be bankrupt. This research also figures out that the decrease in oil price effects the result of Z-Score for E&P companies as E&P companies revenue relies on oil price in the market. For service companies, the decrease in oil price doesnt give direct impact except for APEX and BIPI which their line business is providing services for drilling explorations."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54629
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksamana Bimo Budiman
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis BUMN non jasa keuangan untuk dapat mengantisipasi kebangkrutan dan mendapatkan hasil antara Altman Z Score dan KEP-100/MBU/2002. Penelitian ini menggunakan rasio-rasio keuangan dari tahun 2016-2018. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan sumber data sekunder dari laporan internal perusahaan dan website resmi lainnya. Hasil yang didapatkan dengan metode Altman Z Score di tahun 2016 terdapat 4 BUMN yang diprediksi bangkrut, di tahun 2017 terdapat 7 BUMN yang di prediksi bangkrut, dan di tahun 2018 terdapat 6 BUMN yang diprediksi bangkrut. Adapun dengan metode KEP-100/MBU/2002 tidak ada perusahaan yang berada di kategori tidak sehat. Penelitian ini diharapkan berguna bagi para pengambil keputusan di BUMN untuk menghadapi tantangan dan meningkatkan performa perusahaan.

Focus of this research is to analyze performance of nonfinancial sector state owned enterprises (SOE's) in Indonesia using Altman Z Score's bankruptcy prediction analysis and The Decree No. KEP-100/MBU/2002 issued by Ministry of Stated Owned Enterprises of Indonesia on June 2002 in order to find main factors that cause potential bankruptcy in the company and as a reference for company's performance improvement. This research is quantitative with the use of data from company's financial report from 2016-2018. The result based on Altman Z Score shows that in 2016 4 SOE's are predicted bankrupt, in 2017 7 SOE's are predicted bankrupt and in 2018 6 SOE's are predicted bankrupt. Whilst using KEP-100/MBU/2002 there is no SOE predicted bankrupt. This study could be used by SOE's decision makers to tackle the challenge and improve company's performance."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Hendra Zulkarnain
"Industri penerbangan global telah menderita berbagai masalah finansial ditandai dengan kerugian kumulatif selama periode tahun 2001 sampai 2009. Sejak saat itu, sudah lebih dari 350 maskapai penerbangan telah mengajukan kebangkrutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat prediksi bangkrut dan tidak bangkrut menggunakan pendekatan model Altman Z Score, regresi logistik, dan analisis diskriminan dengan multi-year basis. Model prediksi dibuat dengan bantuan lima rasio keuangan yaitu Total Debt to Total Asset, Quick Ratio, Cash to Current Liabilities, Retained Earning to Total Asset, dan Sales to Total Asset. Uji simulasi statistik regresi logistik dan analisis diskriminan dilakukan dengan metode simultan. Model baru yang dikembangkan menggunakan titik cutoff untuk membedakan apakah suatu maskapai diklasifikasikan dalam kelompok bangkrut atau kelompok tidak bangkrut. Hasil akhir memperlihatkan model prediksi yang baru menunjukkan tingkat akurasi keseluruhan lebih tinggi dibandingkan dengan model Altman Z Score dan Kroeze Score.

The global airline industry has suffered from financial problems marked by cumulative losses over the period from 2001 to 2009. Since then, more than 350 airlines have filed for bankruptcy. The purpose of this study is to make a prediction of bankrupt and non-bankrupt using an approach to Altman Z Score models, logistic regression, and discriminant analysis with the multi-year model. The prediction model created with the help of five financial ratios: Total Debt to Total Assets, Quick Ratio, Cash to Current Liabilities, Retained Earnings to Total Assets and Sales to Total Assets. Simulation of statistic test on logistic regression and discriminant analysis performed by the simultaneous method. The new model was developed using a cut-off point to distinguish whether an airline classified in the group of bankrupt or non-bankrupt. The final results show that the new prediction model shows an overall higher degree of accuracy than Altman Z Score and Kroeze Score model."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhy Pramudita
"

Segmen usaha kecil dan menengah saat ini terus berkembang di Indonesia. Berkontribusi lebih dari seperlima Produk Domestik Bruto Indonesia menjadikan segmen ini sangat berpotensi untuk terus dikembangkan. Perbankan dalam negeri dan asing melihat segmen usaha kecil menengah ini sebagai segmen yang menjanjikan sehingga membuat mayoritas Bank di Indonesia ikut bersaing dalam penyaluran kredit pada segmen ini. Namun, ditengah prospek yang menjanjikan, segmen ini juga memiliki tantangan tersendiri dimana rasio non-performing loan secara Nasional pada segmen ini melebihi rasio  non-performing loan seluruh kredit yang disalurkan. Penelitian ini bertujuan untuk meniliti reliabilitas metode Altman Z-Score serta Ohlson O-Score sebagai alat prediksi kebangkrutan pada perusahaan segmen Small Medium Enterprise di Indonesia serta reliabilitas laporan keuangan perusahaan di segmen Small Medium Enterprise dalam mencerminkan kondisi riil perusahaan sebagai data masukan untuk analisa prediksi kebangkrutan perusahaan. Data penelitian menggunakan data laporan keuangan dari perusahaan yang menjadi debitur segmen Small Medium Enterprise di Bank Mandiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil perhitungan Z-Score mampu memprediksi kebangkrutan dengan akurasi  51,8%, 37,4%, 36,3%, dan 11,4% untuk satu, dua, tiga dan empat tahun sebelum kebangkrutan sedangkan Ohlosn O-Score memberikan hasil akurasi yang lebih baik yaitu 73,6%, 43,2%, dan 58,5% untuk satu, dua dan tiga tahun sebelum kebangkrutan. Berdasarkan hasil tersebut dan wawancara kepada pihak internal Bank dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan untuk perusahaan segmen Small Medium Enterprise secara umum belum cukup reliable untuk mencerminkan kondisi perusahaan secara riil.


Nowadays, small and medium enterprises continue to grow in Indonesia, contributing more than one fifth of Indonesia's Gross Domestic Product, making this segment very potential to continue to be developed. Domestic and foreign banks see this small and medium business segment as a promising segment, making the majority of banks in Indonesia compete in lending to this segment. However, amid a promising prospect, this segment also has its own challenges, where the national’s ratio of non-performing loans in this segment exceeds the ratio of non-performing loans of all loans disbursed. This study aims to assess the reliability of the Altman Z-Score and Ohlson O-Score methods as bankruptcy predictors in Small Medium Enterprise segment in Indonesia and the reliability of the company's financial statements in the Small Medium Enterprise segment in reflecting the company's real conditions as input data to analyze the possibility of the company going bankrupt. This research uses financial report data from companies that are debtors in the Small Medium Enterprise segment at Bank Mandiri. The results showed that the Z-Score calculation was able to predict bankruptcy with an accuracy of 51.8%, 37.4%, 36.3%, and 11.4% for one, two, three and four years before bankruptcy while Ohlson O-Score giving better accuracy results of 73.6%, 43.2%, and 58.5% for one, two and three years before bankruptcy. Based on these results and interviews with internal parties of the Bank it can be concluded that financial statements for Small Medium Enterprise segment companies in general have not been reliable enough to reflect the company's condition in real.

"
2019
T54630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Maria C.
"PT. AKR Corporindo Tbk adalah perusahaan terbuka yang bergerak di bidang distribution, logistic dan chemical trading di Indonesia. PT. AKR Corporindo Thk merupakan produsen terbesar di Asia Pasitik dan No. 2 di dunia dalam menyediakan bahan baku Sorbitol dan turunannya.
Selama tahun 2002 sampai dengan 2005, baik revenue maupun net profit yang diperoleh PT. AKR. menunjukkan kenaikan kinerja dari tahun ke tahun akan tetapi peningkatan revenue dan net profit perusahaan tidak diikuti dengan peningkatan dari earning per share yang dihasilkan oleh perusahaan. Nilai EPS PT. AKA terus menurun dari tahun ke tahun sejak tahun 2003 yaitu sebesar Rp. 259/lembar saham, Rp. 248/1embar di tahun 2004 dan Rp. 191/embar saham di tahun 2005. Perolehan nilai EPS dihitung berdasarkan net profit tahun berjalan dibagi dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa.
Adapun misi yang dimiliki oleh PT AKR Corporindo yaitu berkomitnien untuk meningkatkan nilai stakeholder melalui pertumbuhan yang stabil dan pengoperasian bisnis yang excellent menjadi sejalan dengan apa yang dikatakan dalam ilmu corporate finance, dimana tujuan dan tugas manajemen dalam suatu perusahaan adalah meningkatkan kesejahteraan pemegang saham dengan cara meningkatkan nilai perusahaan.
Tujuan dari karya akhir ini adalah untuk menganalisa kinerja PT. AKR dengan menggunakan metode EVA dan MVA serta memprediksi kebangkrutan perusahaan.

PT. AKR Corporindo Tbk is a public company which operates in distribution, logistic and chemical trading in Indonesia. PT AKR Cot Corporindo Tbk is the largest supplier for Sorbitol and derivatives starch in Asia Pacific and No. 2 in the world.
Since 2002 until 2005, both performance of PT AKR 's revenue and net profit have been increasing front year to year, however the incremental has not been followed with the increasing of earning per share. In contrary, the EPS of PT AKR has been declining from year to year since 2003 which was Rp. 259/share, Rp. 248/share in 2004 and Rp. 191/share in 2005. The computation of EPS was based on the net income divided by the weighted average number of ordinary shares.
PT. AKR Corporindo's mission which is committed to building stakeholder value through sustainable growth and operational excellence is harmonized with the corporate finance discipline, where the purpose and duty of the management was to maximize the wealth of the stakeholder by increasing the value of the firm.
The purpose of this thesis is to analyze the management performance of PT AKR by utilizing the method of EVA and MVA as well as to predict the financial distress by applying the Altman 's Z-Score. Altman's Z-Score method is utilized in order to predict the company's condition to the possibility of bankruptcy (financial distress). EVA method is the tool to measure how much value has been created for the shareholders while the MVA method is to analyze the company's successful of the post invested capital and how success that investment in the glare from investors? of view.
The result showed that company's Z-Score has been declining -since 2002 to 2005 which was finally staved in grey area where the company has the possibility of experiencing the financial distress. Z-Score has been decreased due to the increasing of the short term debt for the working capital improvement.
The result of EVA showed the negative value in 2002-2003 but their increased positively in 2004-2005 which indicates that the management has succeeded to create the value.
In the contrary, the negative EVA in 2007-7005 indicates that the company's invested capital was higher compare to the market value of company's equity. Nevertheless, the MVA has shown that the trend will positively growth and therefore indicates that investor' trust has been raised towards the ability of PT. AKR to create the added value of the investment.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18555
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reindel Zulfikar Ngabito
"Krisis moneter yang melanda Indonesia telah berubah menjadi krisis ekonomi yang menyebabkan banyaknya perusahaan yang gulung tikar dan tingkat pengangguran yang semakin besar. Krisis moneter ini terjadi, meskipun fundamental ekonomi Indonesia di masa lalu dipandang cukup kuat dan disanjung-sanjung oleh Bank Dunia.
Dengan melihat adanya indikasi penurunan pendapatan perusahan BUMN mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai kemungkinan sualu perusahaan dikatakan layak usaha dengan menggunakan model Altman Z-Score. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa apakah meningkatnya kemungkinan suatuperusahaan BUMN dikatakan layak usaha dapat diprediksi dengan Altman Z-Score.
Dari 158 BUMN di Indonesia diambil 12 (duabelas) perusahaan BUMN yang terdiri dari 6 (enam) BUMN memiliki kriteria equity negatif dan mengalami penurunan pendapatan atau merugi dan 6 (enam) BUMN lain dengan kriteria equity positif dan mengalami penurunan pendapatan. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian kuantitatif, sehingga untuk mencapai basil penelitian perlu dilakukan analisis laporan keuangan dari obyek penelitian, Analisis laporan keuangan dilakukan dengan memanfaatkan model Altman Z-Score. Setelah melakukan perhitungan Z-Score, tahap berikutnya adalah meneari nilai Z proporsi untuk Z layak usaha dan Z bangkrut.
Dari hasil analisis dengan menggunakan model Altman, dapat diketahui bahwa Z-Score untuk PT. A, PT. B, PT. C. PT. D. PT. E. PT. F dan PT. G pada tahun 2004 menunjukan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut berada dalam kondisi tidak layak usaha atau bangkrut.Dari hasil analisis dengan menggunakan model Altman diperoleh bahwa untuk PT. H dan PT. I pada tahun 2004, Z-Score yang diperoleh menunjukan bahwa perusahaan berada dalam kondisi ambang. Dari hasil analisis dengan menggunakan model Altman diperoleh bahwa untuk PT. J, PT. K dan PT. L pada tahun 2004, Z-Score yang diperoleh menunjukan bahwa perusahaanperusahaan tersebut berada dalam kondisi Layak Usaha. Dari 12 (duabelas) BUMN yang menjadi obyek dalam penelitian ini. diketahui yang sering menjadi inasalah adalah X2 (terdapat 9 BUMN) dan X3 (terdapat 7 BUMN) yang merupakan casio rentabilitas/profitabilitas dengan nilai yang terlalu rendah bahkan negatif.
Dengan menggunakan persamaan model Altman Z-Score diketahui beberapa BUMN berada dalam kriteria bangkrut. tetapi perusahaan-perusahaan BUMN tersebut masih terns menjalankan kegiatannva. Hal ini dapat dipahami karena dengan berbagai pertimbangan pihak pemerintah masih mengalokasikan dana untuk kelangsungan kegiatan usaha perusahaan-perusahaan tersebut.

Monetary crisis that happened in Indonesia brought many changed to our economy. Crisis causing many company became bangkrupted and a higher level of unemployment. It is happened, although our fundamental of economy in the past said to be strong and adored by the world bank. In spite of this there is some structurally weakness such as a stiff domestic trade regulation, monopoly of import that caused economy activity inefficiency and uncompetitive.
This is happened in a flash and of course it had influenced much on private companies and the state owned enterprises (SOE). As we know that the SCE's is much more being a ridiculate company rather than flatered. Because of this long crisis the SOE's company should be brave to face the changed.
Because of the SOE's indication of revenue decreased, giving the writer an idea to do a research about Implementation of Altman Z-score model to the SOE company in Indonesia. Moreover, writer doing an analysis to the result of this model and giving some recomendation to the manajer about what is going on in the company. It is true that the Altman Z-Score model can predict the bangkcrupty of the SOE's company.
From 158 SOE's company, the writer select 12 (twelve) SOE's and the criteria will be 6 (six) companies that has a negative equity and has a revenue decreased problem. The other 6 (six) SOE's are companies that had a positive equity and a revenued decrease problem. This research is plan to be a quantitative research, so the analysis of the companies financial report are being done.
From the Altman Z-Score model, it is find out that Z-Score for the company A, 13, C, D, E. F and G in the 2004 is in a bangkrupt condition. For company H and I the Z-Score result was in grey area. And for company 1, K and L the Z-Score result was in proper condition. From the analysis, the writer find also that X2 (9 SOE's) and X3 (7 SOE's) or the profitability ratio was score below and even negative.
For the SCE's in Indonesia, although the resut was bangkrupt but those SOE's still running. It can be understand because with many kind of reason the government still alocate some extra money for those companies."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T 17454
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Hiphanna
"Sejumlah studi menunjukkan peningkatan jumlah perusahaan yang masuk dalam kategori zombie firm dalam satu dekade terakhir terutama pada masa pandemi COVID-19. Perusahaan-perusahaan zombi memenuhi ciri-ciri perusahaan yang memenuhi kriteria kebangkrutan. Hal ini mengindikasikan bahwa para investor perlu memperhitungkan kondisi ini sebelum melakukan strategi investasinya. Begitu pula, para manajemen perusahaan perlu untuk waspada akan kemungkinan perusahaan yang dipimpinnya masuk dalam kategori zombi sebelum mengambil langkah-langkah jenis pendanaan untuk pengembangan bisnisnya. Saat ini ada beberapa model identifikasi kebangkrutan yang lazim digunakan seperti Altman Z-score dan Merton Naïve Model. Kedua model tersebut memiliki keterbatasan dalam penggunaannya terutama adanya asumsi-asumsi dan kondisi yang melekat pada setiap model. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis model zombie firm untuk kasus di Indonesia. Pertanyaan penelitian utama yang diajukan adalah apakah model zombie firm dapat menjadi alternatif untuk mengukur risiko kebangkrutan suatu perusahaan. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang tersedia terhadap perusahaan-perusahaan non-finansial yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2011 hingga 2020. Penelitian ini juga dilakukan untuk menganalisis dinamika risiko kebangkrutan berdasarkan model zombie firm serta untuk mengetahui kemungkinan sebuah perusahaan apakah akan keluar dari status zombi-nya di tahun-tahun mendatang. Hasil penelitian menunjukkan adanya konsistensi antara hasil perhitungan indikasi perusahaan yang memiliki risiko kebangkrutan zombie firm dengan model kebangkrutan Altman Z-score atau Merton Naïve Model. Hasil penelitian juga menggambarkan dinamika tren hubungan antara variabel zombie firm model terhadap kenaikan atau penurunan jumlah perusahaan yang terindikasi sebagai zombi. Pada akhir bagian pembahasan, dengan menggunakan Wilcoxon Sum Rank Test, hasil penelitian menunjukkan kecenderungan perusahaan keluar dari status zombi untuk tahun-tahun tertentu.

Some studies show increment in terms of numbers of companies that entered the status of zombie firm in last decade, especially during COVID Period. Zombie firms fit all the criteria for a company that has a high risk of bankruptcy. This indicates that investors need to consider a company’s zombie status before doing their investment strategy in such a company. Company management also needs to be aware of their company to not fall to this status before doing a funding strategy type to expand their business. Currently, there are several models that can be used as default risk identification, such as Altman Z-score and Merton Naïve Model. However, both models have its own limitations and assumptions that are attached to each model. This research aims to analyze zombie firms’ model for Indonesia case. Main research question is whether zombie firm model can be used as alternative for identification of a company default risk. This research uses secondary data that is available for all non-financial sector companies, traded on Indonesian Stock Exchange since 2011 – 2020. In this research, we also analyze the dynamic of default risk based on zombie firms and the probability of whether a company can recover from its zombie status in future years. Result show that there are consistencies between zombie firm models against its comparing model: Altman Z-score or Merton Naïve Model. The results also show trend dynamic between zombie firm variables regarding increase or decrease numbers of identified zombies. At the end of discussion, by using Wilcoxon Sum Rank Test, results show some tendencies that companies recover in certain years."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindra Widyaswati
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang kecenderungan akuisisi di industri media di Indonesia sepanjang tahun 2009-2013 yang berdampak pada risiko kebangkrutan dan kinerja perusahaan. Metode prediksi kebangkrutan yang digunakan adalah modifikasi dari Altman rsquo;s Z-Score, dan metode penilaian kinerja keuangan menggunakan Economic Value Added EVA . Hasil penelitian Altman rsquo;s Z-Score menunjukkan bahwa tiga dari empat perusahaan media yang melakukan akuisis tidak mengalami perubahan status risiko kebangkrutan pada periode pasca akuisisi, dan satu perusahaan mengalami perubahan status dari financial distress menjadi perusahaan sehat. Hasil penelitian EVA, dengan tingkat keyakinan 95 , menunjukkan tidak terdapat perbedaan EVA yang signifikan antara perusahaan media sebelum akusisi dan sesudah akuisis dan tidak terdapat perbedaan EVA antara perusahaan yang melakukan akusisi dan tidak melakukan akusisi.

ABSTRACT
This research discuss acquisition trend in the media industry in Indonesia during 2009 2013, which have an impat in bankruptcy risk and corporate financial performance. Bankruptcy prediction method used is a modification of Altman 39 s Z Score, and financial performance appraisal method using Economic Value Added EVA . The results of the Altman 39 s Z Score study shows that three of the four media companies who did acquisition does not change the status of the bankruptcy risk in the period after the acquisition, and one company experienced a change in status of financial distress into a healthy company. EVA research results, with a confidence level of 95 , showed no significant difference between EVA media company before the acquisition and post acquisition and there is no difference between the EVA for the company who did acquisition and ones who did not do acquisitions"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Revana Aryani
"

Penelitian ini membahas kemampuan model Altman Z-score emerging market score (EMS) untuk memprediksi status forced delisting di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selanjutnya berdasarkan data forced delisting di Indonesia selama kurun waktu 2004 – 2015, analisis diskriminan dengan menggunakan variabel Altman Z-score EMS dan tambahan variabel rasio arus kas operasi digunakan untuk menilai perbedaan tingkat akurasi prediksi antara kedua pemodelan tersebut. Penelitian ini menggunakan data 52 perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Indonesia, 26 di antaranya mengalami forced delisting selama periode pengamatan dan 26 lainnya tidak mengalami forced delisting. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model model prediksi Altman Z-score EMS dapat digunakan untuk memprediksi pengenaan status forced delisting di BEI hingga tiga tahun sebelum perusahaan tersebut mengalami forced delisting dengan tingkat akurasi 67-69% per tahun pengamatan. Selain itu, dengan menggunakan data forced delisting di BEI, analisis diskriminan dengan menggunakan variabel Altman Z-score EMS dan rasio arus kas operasi/total kewajiban dapat meningkatkan tingkat akurasi prediksi pengenaan status forced delisting.


This study discusses the ability of Altman Z-score emerging market score (EMS) modelling to predict the status of forced delisting in Indonesia Stock Exchange (ISX). Furthermore, based on forced delisting data in Indonesia during the period of 2004 - 2015, discriminant analysis using Altman Z-score EMS variables and additional variable in form of operating cash flow ratio is used to assess the differences in the prediction performance. This study uses data of 52 non-financial companies listed in Indonesia, 26 of whom undergone forced delisting during the observation period and the other 26 did not experience forced delisting. From this study, it was found that the Altman Z-score EMS model can be used to predict the forced delisting status up to three years before the company undergone forced delisting with accuracy rate of 67-69% per year of observation. In addition, by using the forced delisting data, discriminant analysis using variables Altman Z-score EMS and the ratio of operating cash flow / total liabilities could increase the prediction accuracy rate of imposition of forced delisting status.

"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Julius Valentino
"Tesis ini bertujuan untuk menjawab kejanggalan yang terjadi pada emiten produsen semen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, seperti nilai kapitalisasi pasar harga saham x jumlah saham beredar INTP yang melebihi SMGR, dimana faktanya Revenue, EBITDA, Net Income, Capactiy dan Production, SMGR melebihi INTP, demikian pula dengan nilai kapitalisasi pasar SMBR yang melambung 6 kali lebih besar dari SMCB, dimana faktanya SMCB memiliki Revenue, EBITDA, Capactiy dan Production lebih besar SMBR. Penelitian ini mencoba menelaah kinerja keuangan emiten produsen semen pada periode industri semen yang mengalami overcapacity dengan menggunakan Altman Z-Score untuk memprediksi tingkat kebangkrutan, Beneish M-Score untuk mendeteksi manajemen laba, Piotroski F-Score untuk menganalisa kelayakan kinerja keuangan, serta Dupont Analysis untuk melihat komposisi detil dari imbal hasil ekuitas Return On Equity . Kinerja keuangan emiten produsen semen pada masa overcapacity diduga kurang baik selain labanya berkualitas rendah karena diperkirakan adanya earning management dan kelayakan investasi kurang menarik.

This Thesis aims to answer the irregularities that occur in listed cement producers which listed on the Indonesia Stock Exchange, such as market capitalization value share price x number of outstanding shares INTP bigger than SMGR, where in fact Revenue, EBITDA, Net Income, Capactiy and Production, SMGR exceeds INTP, as well as the market capitalization value of SMBR that skyrocketed 6 times larger than SMCB, where in fact SMCB has Revenue, EBITDA, Capactiy and Production larger than SMBR. This study attempts to examine the earnings quality of cement manufacturer in overcapacity period by Altman Z Score to predict the bankruptcy rate, Beneish M Score to detect earnings managementt, Piotroski F Score to analyze financial performance feasibility, and Dupont Analysis to see the detailed composition of returns equity Return On Equity . The financial performance of cement producers during the overcapacity period is underperformed, besides the low quality earnings caused by earning management and the investment return is not attractive."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50425
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>