Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153973 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Lestari
"

ABSTRAK

Nama : Sri Lestari
Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Judul : Determinan Severe Wasting pada Balita 6-59 Bulan di Kota Tangerang
Tahun 2019
Pembimbing : Dr. Ir. Diah Mulyawati Utari, M.Kes
Severe wasting merupakan salah satu permasalahan gizi pada tingkat global, Asia
maupun di Indonesia termasuk di Kota Tangerang. Berdasarkan Data Riskesdas Tahun
2018 balita severe wasting di Indonesia sebesar 3,5%, Provinsi Banten 4,58%,
sedangkan Kota Tangerang lebih tinggi dibanding Indonesia dan Provinsi Banten yaitu
sebesar 4,84%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan severe wasting
pada balita 6-59 bulan di Kota Tangerang Tahun 2019. Penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan desain kasus kontrol. Total sampel sebanyak 108 balita (kasus 36
balita, kontrol 72 balita). Analisis statistik yang digunakan adalah analisis univariat,
bivariat dengan chi square dan multivariat dengan analisis regresi logistik. Penelitian
dilakukan pada bulan April-Mei 2019 di 13 Kecamatan di Kota Tangerang. Hasil
analisis bivariat adalah secara statistik tidak ada hubungan antara asupan energi, asupan
karbohidrat, asupan lemak, asupan protein, ASI eksklusif, keberagaman makanan, status
imunisasi, perilaku mencuci tangan, kunjungan posyandu, tingkat pendidikan dan
penghasilan orang tua dengan severe wasting, tapi terdapat hubungan antara penyakit
infeksi dengan severe wasting. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa penyakit
infeksi berhubungan signifikan dengan severe wasting. Hasil analisis didapatkan bahwa
OR dari variabel penyakit infeksi adalah 4,828 (95% CI: 1,034 – 22,544) artinya balita
yang terkena penyakit infeksi memiliki risiko terjadi severe wasting 4,828 kali lebih
tinggi dibanding balita yang tidak terkena penyakit infeksi setelah dikontrol variabel
status imunisasi. Kesimpulan penelitian ini adalah penyakit infeksi merupakan
determinan severe wasting pada balita 6-59 bulan di Kota Tangerang Tahun 2019.
Kata kunci:
Severe wasting, determinan, balita


ABSTRACT

Name : Sri Lestari
Study Program : Public Health Science
Title : Determinant of Severe Wasting Among 6-59 Months Children
in Tangerang City 2019
Counsellor : Dr. Ir. Diah Mulyawati Utari, M.Kes
Severe wasting is one of Global Nutritional Problems and Tangerang City is no
exception. Based on Riskesdas data in 2018, 3.5% of children in Indonesia were in the
group with severe wasting problems. While in Banten Province and Tangerang City
were found in order 4.58% and 4.84% children are in severe wasting problems. This
study aims to determine the determinants of severe wasting problems of 6-59 months
children in Tangerang City on 2019. This research was a quantitative study with case
control design. The total sample were 108 children within the age of 6-59 months (case
36 children, controls 72 children). The results of bivariate analysis were statistically no
relation between energy intake, carbohydrate intake, fat intake, protein intake, exclusive
breastfeeding, food diversity, immunization status, hand washing behavior, posyandu
visits, education level, and parent income with severe wasting, but there was a relation
between infectious diseases with severe wasting. The results of multivariate analysis
showed that infectious disease was significantly associated with severe wasting. The
most dominant variable was infectious disease, while immunization status as controlling
variable. Analysis result to be found that OR of the infectious disease variable was
4.828 (95% CI: 1.034 - 22.544), meaning that group of children at the age of 6-59
months with infectious diseases had a risk of severe wasting 4.828 times higher. In a
conclusion, Infectious Disease was a determinant variable of severe wasting problems
among children of the age 6-59 months in Tangerang City 2019.
Keywords:
Severe wasting, determinant, children

"
2018
T52782
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Early Vici Azmia
"Prevalensi balita wasting di Indonesia tahun 2022 sebesar 7,7%, menurut WHO masalah wasting ini sudah termasuk masalah kesehatan masyarakat yang buruk. Wasting adalah masalah gizi pada balita yang berdampak pada morbiditas dan mortalitas. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian wasting pada balita usia 6–59 bulan di Kelurahan Cimpaeun Kota Depok Tahun 2023. Penelitian ini dilakukan pada bulan April–Juni 2023, menggunakan desain cross-sectional, metode proportionate stratified random sampling dengan sampel penelitian 136 balita usia 6–59 bulan. Data dianalisis univariat dan bivariat menggunakan chi-square. Hasil penelitian menunjukkan 9,6% balita usia 6–59 bulan di Kelurahan Cimpaeun Kota Depok Tahun 2023 menderita wasting, dan termasuk pada masalah kesehatan masyarakat yang buruk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan energi, asupan protein, pengetahuan gizi ibu, dan pendapatan keluarga berhubungan dengan kejadian wasting pada balita usia 6–59 bulan. Risiko wasting lebih tinggi pada balita dengan asupan energi dan protein yang kurang, pengetahuan gizi ibu yang kurang, serta pendapatan keluarga yang rendah.

The prevalence of wasting under five in Indonesia in 2022 is 7.7%, according to WHO this wasting problem is a bad public health problem. Wasting is a nutritional problem in toddlers that has an impact on morbidity and mortality. The research objective was to determine the factors associated with wasting in toddlers aged 6–59 months in Cimpaeun Village in 2023. This research was conducted in April–June 2023, using a cross-sectional design, proportionate stratified random sampling method with a research sample of 136 toddlers aged 6–59 months. Data were analyzed univariately and bivariately using chi-square. The results showed that 9.6% of toddlers aged 6–59 months in the Cimpaeun Village in 2023 were suffering from wasting, and this is a bad public health problem. The results showed that energy intake, protein intake, mother's nutritional knowledge, and family income were associated with wasting in toddlers aged 6–59 months. The risk of wasting is higher for toddlers with less energy and protein intake, less knowledge of mother's nutrition, and low family income."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiya Nadira
"Latar Belakang. Prevalensi balita wasting di Provinsi Nusa Tenggara Barat
mencapai 10%, hal ini dapat memengaruhi tumbuh kembang anak balita. Hasil
penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara infeksi dan
asupan nutrisi terhadap wasting. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui
karakteristik balita, prevalensi wasting, dan asupan karbohidrat, protein, dan lemak
serta hubungannya terhadap wasting pada balita di Desa Sembalun Bumbung, NTB.
Metode. Studi potong lintang telah dilaksanakan dengan melibatkan 112 balita usia
6-59 bulan di Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur,
NTB pada Agustus 2019. Data antropometri berupa tinggi badan dan berat badan
diukur untuk menentukan status gizi. Wawancara menggunakan kuesioner
dilakukan untuk mendapatkan data demografi, sedangkan untuk mendapatkan
asupan makronutrien balita menggunakan multiple-pass 2x24 hour food recall
terhadap ibu balita. Data antropometri diolah menggunakan WHO Anthro Survey
Analyser, sedangkan kuesioner diolah dengan bantuan perangkat lunak Epidata
versi 4.4. Data asupan makanan dari food recall diolah menggunakan Nutrisurvey
2004. Data dianalisis menggunakan uji Fisher’s Exact Test pada SPSS versi 20.
Hasil. Prevalensi balita wasting di Desa Sembalun Bumbung adalah 7%. Uji
bivariat menyatakan bahwa asupan karbohidrat, protein, dan lemak tidak memiliki
hubungan yang signifikan terhadap wasting (p>0.05).
Kesimpulan. Asupan karbohidrat, lemak, dan protein tidak memiliki hubungan
terhadap wasting pada balita usia 6-59 bulan di Desa Sembalun Bumbung

Background. Wasting prevalence in children under-five in Nusa Tenggara Barat
Province is 10%, while wasting is an important factor affecting children’s growth
and development. Current research shows that infection and nutrition intake affect
wasting. This research is aimed to identify characteristics, prevalence of wasting,
and association between carbohydrate, protein, and fat intake on wasting in children
under-five at Sembalun Bumbung Village, NTB.
Method. A cross sectional study was conducted in Desa Sembalun Bumbung,
Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, NTB in August 2019; 112 children of 6-59
months age were recruited. Anthropometry data including height and weight was
obtained to analyze nutritional status. Children’s mothers were interviewed to
collect sociodemographic data and macronutrient intake through multiple multiplepass
2x24 hour food recall using food portion pictures from Indonesian Ministry of
Health. Anthropometry and questionnaire data were processed using WHO Anthro
Survey Analyser and Epidata version 4.4. According to Indonesian Ministry of
Health Food Composition Data, macronutrient intake from dietary recall was
processed using Nutrisurvey 2004. Statistical data was analyzed with Fisher’s Exact
Test using SPSS version 20.
Result. Wasting prevalence of children under-five in Sembalun Bumbung Village
was 7%. Bivariate analysis showed that carbohydrate, protein, and fat intake were
not statistically significant on wasting prevalence (p>0.05).
Conclusion. Carbohydrate, fat, and protein intake was not associated with wasting
in children under-five in Sembalunbumbung Village"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Subandi
"Karya Ilmiah Akhir ini memaparkan kegiatan praktik residensi spesialis keperawatan anak, mencakup pemberian asuhan keperawatan dan pencapaian kompetensi. Penerapan asuhan keperawatan berfokus pada perawatan anak dengan klien yang terpasang kolostomi. Masalah yang paling sering terjadi adalah risiko kerusakan integritas kulit. Masalah risiko kerusakan integritas kulit adalah berisiko mengalami perubahan kulit yang buruk. Aplikasi Model Adaptasi Roy dapat menyelesaikan masalah klien dengan risiko kerusakan integritas kulit untuk mencapai respon yang adaptif. Keberhasilan asuhan keperawatan ditunjang oleh kompetensi perawat anak melalui berbagai perannya, yaitu sebagai pemberi pelayanan, pendidik, manager, serta peneliti. Pelaksanaan asuhan keperawatan dengan pendekatan Model Adaptasi Roy diharapkan dapat diaplikasikan secara komprehensif dalam mengatasi masalah klien dengan kasus bedah dengan pendekatan konsep family centered care

The final Scientific paper describes activities specialist nursing practice residency of pediatric, includes the provision of nursing care and the achievement of competence. Application of nursing care focuses on treatment clients of children with colostomy bag attached. The most common problem is the risk of impairment to skin integrity. The risk of impairment to skin integrity problems are at risk of a bad skin changes. Roy Adaptation Model application can resolve the issue with the client's risk of damage to skin integrity to achieve the adaptive response. The success of nursing care supported by pediatric nurse competencies through a variety of roles, namely as service providers, educators, managers, and researchers. Implementation of nursing care by Roy Adaptation Model approach is expected to be applied comprehensively to address client issues with surgical cases involving the family as the embodiment of the concept of family centered care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lusiana Kurniawati
"Latar Belakang
Trakeostomi merupakan tindakan yang umum dilakukan di unit perawatan intensif. Tindakan trakeostomi dapat menurunkan hambatan udara jalan napas, memiliki potensi untuk menurunkan obat sedasi dan pneumonia terkait ventilator sehingga diharapkan dapat menurunkan mortalitas dan morbiditas pasien di unit perawatan intensif. Namun batasan waktu untuk melakukan trakeostomi pada pasien kritis yang diprediksikan akan memerlukan bantuan ventilasi jangka panjang hingga saat ini masih dalam perdebatan karena berbagai penelitian terdahulu menunjukkan hasil yang berbeda-beda.
Tujuan
Mengetahui hubungan antara saat trakeostomi dengan mortalitas perawatan unit intensif. Mengetahui insiden mortalitas antara trakeostomi dini dan lanjut pada pasien perawatan unit intensif dengan ventilasi mekanik.
Metodologi
Penelitian dengan desain kohort retrospektif, dilakukan terhadap 162 pasien kritis dengan ventilasi mekanik yang menerima tindakan trakeostomi selama perawatan intensif di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo pada kurun waktu Januari 2008-Desember 2012. Data saat untuk melakukan trakeostomi, klinis, laboratorium, dan radiologis dikumpulkan. Pasien diamati untuk melihat kejadian mortalitas selama perawatan intensif. Analisis hubungan antara saat trakeostomi dengan mortalitas perawatan intensif menggunakan tes X2. Analisis multivariat dengan regresi logistik digunakan untuk menghitung adjusted odds ratio (dan interval kepercayaan 95%) antara kelompok trakeostomi dini dan lanjut untuk terjadinya mortalitas perawatan intensif dengan memasukkan variabel-variabel perancu sebagai kovariat.
Hasil
Terdapat hubungan yang tidak bermakna antara trakeostomi dini dan lanjut dengan mortalitas unit perawatan intensif pada uji X2 (p=0,07) dengan RR 0,67 (IK95% 0,51-1,05). Insiden mortalitas pada trakeostomi dini dan lanjut sebesar 28,4% dan 42%.
Kesimpulan
Kelompok trakeostomi dini cenderung untuk memiliki insiden mortalitas yang lebih rendah dibandingkan dengan trakeostomi lanjut. Namun saat trakeostomi tidak berhubungan dengan mortalitas unit perawatan intensif secara statistik.

Background
Tracheostomy is a common procedure in the intensive care unit . Tracheostomy can reduce airway resistance, the usage of sedation and ventilator-associated pneumonia. Based on these advantages, tracheostomy can potentially reduce ICU mortality and morbidity . But the timing to perform a tracheostomy in critically ill patients who are predicted to require long-term ventilatory support is still under debate, because previous studies showed different results.
Objective
Investigating the association between tracheostomy timing with intensive care unit mortality. Knowing the incidence of ICU mortality between early and late tracheostomy in patients with mechanical ventilation in intensive care unit.
Methods
Retrospective cohort study design was conducted on 162 critically ill patients in mechanical ventilation. These patients also underwent tracheostomy procedure during intensive care treatment in Cipto Mangunkusumo during period from January 2008-December 2012. The timing to tracheostomy, clinical, laboratory, and radiological data were collected . Patients were observed for the incidence of mortality during intensive care. Chi Square test was used to analyze the relationship between tracheostomy timing with intensive care unit mortality. Multivariate analysis with logistic regression was used to calculate adjusted odds ratios ( and 95% confidence intervals ) between early and late tracheostomy group to the intensive care mortality by including confounding variables as covariates .
Results
There is no significant association between early and late tracheostomy with the intensive care unit mortality ( p = 0.07 ) with a risk ratio (RR) of 0.67 ( CI 95 % 0.51 to 1.05 ) . The incidence of mortality in early and late tracheostomy was 28.4 % and 42 % .
Conclusion
Early tracheostomy group tended to have a lower mortality incidence compared with late tracheostomy. Association between timing to tracheostomy with the intensive care unit mortality was not statistically significant.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Martha
"Skripsi ini membahas mengenai gangguan pertumbuhan yakni pendek (stunting), kurus (wasting), dan berat badan kurang (underweight) pada anak umur 0-59 bulan di Indonesia.Gizi mempunyai peranan penting dalam periode pertumbuhan dan perkembangan anak yang bersifat irreversible.Penilaian gizi dilakukan dengan pengukuran antropometri menggunakan, indeks tinggi badan terhadap umur (stunting), serta indeks tinggi badan terhadap berat badan (wasting), indeks berat badan terhadap umur (underweight).
Tujuan penelitian ini mengetahui keterkaitan faktor sosial ekonomi dan beberapa faktor lain seperti kecukupan energi dan protein, infeksi malaria dan pelayanan kesehatan sanitasi dasar serta status BBLR pada gangguan pertumbuhan anak 0-59 bulan. Penelitian bersifat kuantitatif, dengan desain studi cross-sectional dengan menggunakan data sekunder Riskesdas Tahun 2010. Sampel penelitian ini adalah semua anak umur 0-59 bulan yang menjadi responden dalam Riskesdas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa status ekonomi, pendidikan ibu dan ayah mempunyai pengaruh terhadap gangguan pertumbuhan.Semakin rendah status ekonomi keluarga semakin tinggi juga risiko balita dalam keluarga tersebut untuk mengalami kejadian pendek, kurus dan berat badan kurang. Balita dari keluarga status ekonomi terbawah mempunyai risiko 1,8 kali lebih besar untuk mengalami kejadian pendek (stunting) 1,4 kali lebih besar mengalami kekurusan (wasting), dan 1,7 kali lebih besar untuk mengalami berat badan kurang (underweight) dibandingkan dengan balita dari keluarga status ekonomi tertinggi.
Balita yang mempunyai ayah dan ibu dengan tingkat pendidikan rendah mempunyai risiko lebih besar dalam mengalami gangguan pertumbuhan. Sosial ekonomi keluarga merupakan faktor yang mendasari gangguan pertumbuhan balita, sosial ekonomi keluarga baik akan berdampak baik juga dalam kesediaan asupan, lingkungan yang sehat, dan perilaku sehat.

This thesis mainly discusses about the growth disorders, stunting, wasting and underweight in children aged 0-59 months in Indonesia. Nutrition be an important role during the growth and development period of the children, which is irreversible. Nutritional assessment by anthropometric measurements performed using height of age index (stunting), height of weight index, weight of age index.
The purpose of this study is to determine the relationship of socio-economic factors and other factors, such as the adequacy of energy and protein, malaria infection, basic sanitation, and health care of LBW status in children 0-59 months of growth disorders. This research is quantitative, with a cross-sectional study design usingData Analysis of Primary Health Research 2010. Samples of this study are all children aged 0-59 months who were respondents in Data Analysis of Primary Health Research 2010.
Result of this study indicates that economic status and level of intelligence of the parents have influence on children's growth disorders. The lower the economic status of the family the riskier a toddler in the family would experience growth disorder.Toddlers from the family with lowest economic status have 1.8 times greater risk for experiencing stunting, 1.4 times greater risk for experiencing wasting, and 1.7 times greater risk for experiencing underweight compared with toddlers from family with highest economic status.
Toddlers with less educated parents also have greater risk for experiencing growth disorder. Socio-economic factors in family underly the growth disorder of the toddlers and would also affect the fulfillment of the nutritional intake, health services, and healthy behaviors in toddlers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55976
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizna Notarianti
"Ketahanan pangan rumah tangga menjadi salah satu faktor dalam pemenuhan gizi dan konsumsi rumah tangga. Pandemi Covid-19 mengakibatkan semakin terbatasnya akses pangan bagi rumah tangga, sehingga berpotensi menimbulkan kerawanan pangan. Guna menanggulangi kerawanan pangan, rumah tangga melakukan food coping strategy. Penelitian di pemukiman kumuh di Depok menunjukkan sebanyak 51,3% rumah tangga memiliki skor food coping strategy tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran food coping strategy dan faktor-faktor yang berhubungan dengan food coping strategy pada rumah tangga. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan menggunakan data sekunder dari Studi Ketahanan Pangan Keluarga dalam Kondisi Pandemi Covid-19 di Wilayah Urban dan Semi Urban Tahun 2020. Responden berjumlah 259 rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan kepala rumah tangga, pendidikan pasangan, pendapatan rumah tangga, status menerima bantuan pemerintah dan ketahanan pangan rumah tangga dengan penggunaan food coping strategy. Faktor yang paling dominan terhadap food coping strategy adalah rumah tangga rawan pangan. Dari hasil penelitian ini diharapkan dilakukan edukasi kepada masyarakat tentang diversifikasi pangan dan promosi potensi pangan lokal agar tercapainya ketahanan pangan rumah tangga

Household food security is one of the factors in the fulfilment of nutrition and household consumption. The Covid-19 pandemic has resulted in increasingly limited access to food for households, thus potentially causing food insecurity. To overcome food insecurity, households adopt a food coping strategy. Research in slums area in Depok shows that 51.3% of households have a high food coping strategy score. This study aims to determine the food coping strategy and the factors associated with the food coping strategy in the household. This study is a cross-sectional study using secondary data from the Study of Family Food Security in the Conditions of the Covid-19 Pandemic in Urban and Semi-Urban Areas in 2020. This study is a cross-sectional study with a sample of 259 households. The results showed that there was relationship between occupation of household head, spouse education, household income, status of receiving government assistance and household food security with food coping strategy. The dominant factor in food coping strategy is household food security. From the results of this study, it is hoped that education about food diversification and promotion of local food potential can be carried out to achieve household food security."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Sofia Parmawaty
"ABSTRAK
Seribu hari pertama kehidupan merupakan periode emas seorang anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Gangguan yang terjadi pada periode ini akibat asupan gizi yang kurang lengkap dalam jangka pendek terganggunya perkembangan otak, kecerdasan dan gangguan pertumbuhan fisik sedang dalam jangka panjang resiko penyakit tidak menular. Salah satu upaya yang dilakukan untuk penanggulangan melalui percepatan kegiatan intervensi gizi spesifik. Namun angka drop out pemeriksaan di Posyandu masih tinggi hal ini dapat menghambat intervensi yang seharusnya didapatkan. Penelitian ini bertujuan untuk membangun prototipe untuk memantauan intervensi gizi spesifik pada baduta di puskesmas serta mengidentifikasi baduta yang tidak datang periksa drop out ke posyandu. Penelitian ini merupakan pengembangan sistem informasi dengan teknik prototipe menggunakan metode System Development Life Cycle SDLC . Pengembangan sistem informasi ini dapat memberikan notifikasi informasi ketidakhadiran baduta di Posyandu berupa SMS kepada bidan desa dan ibu baduta sehingga dapat dilakukan follow up. Sistem ini juga dapat digunakan untuk memantau intervensi gizi spesifik pada baduta secara berkesinambungan sebagai salah satu upaya mencegah stunting.

ABSTRACT
The first thousand days of life is a golden period for a child to grow and develop optimally. Disorders that occur in this period due to the lack of complete nutritional intake in the short term disruption of brain development, intelligence and disruption of physical growth is in the long term risk of non communicable diseases. One effort was made to tackle through the acceleration of specific nutrition intervention activities. However, the number of out checks in Posyandu is still high. This can prevent the intervention that should be obtained. This study aims to build prototypes to monitor specific nutrient interventions in baduntas at puskesmas as well as to identify badans that do not come drop out to posyandu. This research is an information system development with prototype technique using System Development Life Cycle SDLC method. The development of this information system can provide notification of baduta absence go to Posyandu in the form of SMS to midwife and baduta rsquo s mother so it can be follow up. This system can also be used to monitor specific nutritional interventions on baduta on an ongoing basis as an effort to prevent stunting."
2017
T48842
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Kurniawati
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) dan faktor lainnya dengan nilai z-score BB/U, TB/U dan BB/TB balita usia 6-59 bulan. Data sekunder yang digunakan berasal dari data survei Penilaian Status Gizi (PSG) dan Kadarzi 2012 di Kota Probolinggo. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan melibatkan 337 sampel keluarga. Hubungan antara status Kadarzi dan faktor lainnya dengan nilai z-score BB/U, TB/U dan BB/TB balita dianalisis menggunakan uji T-Test Independen, uji Anova dan uji Korelasi. Uji multivariat yang digunakan adalah uji Regresi Berganda.
Hasil penelitian menyatakan bahwa sebanyak 32,6% keluarga balita di Kota Probolinggo telah berperilaku Kadarzi. Persentase gizi kurang, pendek dan kurus pada balita masih di atas angka nasional. Nilai z-score BB/U, TB/U dan BB/TB balita adalah -1,06±1,34 SD, -1,45±1,94 SD, dan -0,36±1,56 SD. Uji statistik yang dilakukan menemukan hubungan antara konsumsi garam beryodium, pemberian vitamin A, usia balita, pendidikan ayah dan pendidikan ibu dengan nilai z-score BB/U balita (p<0,005).
Terdapat hubungan signifikan antara pemberian vitamin A dan pengetahuan gizi ibu dengan nilai z-score TB/U balita (p<0,005). Terdapat hubungan antara usia balita dengan nilai z-score BB/TB balita (p<0,005). Uji Regresi Berganda menunjukkan bahwa pendidikan ibu adalah faktor yang paling berhubungan terhadap rata-rata nilai z-score BB/U balita. Konsumsi makanan beraneka ragam adalah faktor yang paling berhubungan terhadap rata-rata nilai z-score BB/TB balita di Kota Probolinggo. Pesan Kadarzi beserta indikatornya masih perlu disosialisasikan untuk mengurangi terjadinya masalah gizi di Kota Probolinggo. Masih perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan serta pengetahuan gizi ibu untuk mengurangi terjadinya masalah gizi di Kota Probolinggo.

This research is aimed to know the relationship between nutritional family awareness, called Kadarzi, and other factors with WAZ, HAZ and WHZ of children 6-59 months. The secondary data was used from survey PSG and Kadarzi 2012 in Probolinggo. This research uses the cross sectional study with 337 samples. The relationship betwees Kadarzi and other factor with WAZ, HAZ and WHZ were analized with Independent T-Test, Annova Test and Correlation Test. Linear Regression Test was used to multivariate analysis.
The result shown that 32,6% family in Probolinggo are Kadarzi. The percentage of underweight, stunting and wasting are above national rates. The mean of WAZ, HAZ and WHZ children are - 1,06±1,34 SD, -1,45±1,94 SD, and -0,36±1,56 SD. The statistical test shows that iodized salt consumption, vitamin A supplementation, children age, father's education and mother's education were associated with the mean of WAZ of children (p<0,005).
There are significantly association between vitamin A supplementation and mother's nutritional knowledge with the mean of HAZ of children (p<0,005). The children age was associated with the mean of WHZ of children (p<0,005). Linier Regression Test shows that mother's education is the most related factor for the mean of WAZ and food diversity consumption is the most related factor for the mean of WHZ of underfive children in Probolinggo. The inform about Kadarzi and its indicators are needed to decrease undernutrition problems in Probolinggo. Besides, up grading mother's education and nutritional knowledge are needed to decrease undernutrition in Probolinggo.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47446
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Pratiwi
"Composite Index Anthropometric Failure (CIAF) adalah indikator alternatif penilaian status gizi pada anak-anak yang dapat mengidentifikasi semua anak yang kurang gizi, baik itu stunting, wasting, underweight, wasting dan underweight, stunting dan underweight, atau kombinasi ketiganya. Masalah gagal tumbuh pada balita berdasarkan CIAF di Kecamatan Bojongsari, Kota Depok pada tahun 2023 sebesar 29,8%. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pengukuran konvensional dengan indikator tunggal dari stunting, wasting dan underweight di Kota Depok berdasarkan SKI 2023 secara berurutan yaitu 14,3%, 5,8% dan 12,8%. Penelitian bertujuan mengetahui determinan status gizi anak usia 6-59 bulan berdasarkan CIAF di Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat tahun 2023. Penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional menggunakan data sekunder dan analisis data menggunakan uji chisquare dan regresi logistik ganda. Terdapat 317 anak usia 6-59 bulan dalam penelitian ini. Analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan status gizi anak berdasarkan CIAF adalah asupan energi, asupan protein, asupan lemak dan asupan karbohidrat. Analisis multivariat menunjukkan bahwa asupan energi menjadi faktor risiko pada status gizi anak berdasarkan CIAF pada anak usia 6-59 bulan di Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat tahun 2023 setelah dikontrol variabel asupan protein dan asupan lemak (p=0,006; OR = 3,493, 95% CI = 1,428-8,543).

Composite Index Anthropometric Failure (CIAF) is an alternative indicator for assessing nutritional status in children which can identify all children who are malnourished, whether they are stunting, wasting, underweight, wasting and underweight, stunting and underweight, or a combination of all three. The problem of failure to thrive in children aged 6-59 months based on CIAF in Bojongsari District, Depok City in 2023 is 29,8%. This figure is higher than conventional measurements with single indicators of stunting, wasting, and underweight in Depok City based on the 2023 SKI respectively, namely 14.3%, 5.8%, and 12.8%.. The research aims to determine the determinants of the nutritional status of children aged 6-59 months based on CIAF in Bojongsari District, Depok City, West Java Province in 2023. This quantitative research with cross-sectional study design used secondary data, and data analysis was conducted using Chi-square test and multiple logistic regression. There were 317 children aged 6-59 months in this study. Bivariate analysis showed that variables related to children’s nutritional status based on CIAF were energy intake, protein intake, fat intake and carbohydrate intake. Multivariate analysis shows that energy intake is the risk factor in children’s nutritional status based on CIAF in children aged 6-59 months in Bojongsari District, Depok City, West Java Province in 2023 after controlling for the variables protein intake and fat intake (p=0.006; OR = 3.493, 95% CI = 1.428-8.543)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>