Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139880 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purba, Gilang Adzkia Akbar
"ABSTRAK
Studi ini bertujuan untuk melihat adakah hubungan positif antara tingkat paparan media yang diterima oleh perusahaan di bidang industri tertentu dengan tingkat Kinerja Sosial Perusahaan (CSP). Paparan media terhadap jenis industri dibagi menjadi tiga kategori: rendah, sedang dantinggi, dilihat dari dimensi (1) visibilitas konsumen dan risiko peraturan dan (2) interaksi industri dengan lingkungan. Variabel independen studi ini adalah tingkat paparan media yang diterima perusahaan-perusahaan di industri tertentu, sedangkan variabel dependennya adalah tingkat CSP. Hasil analisis regresi terhadap kedua variabel tersebut mengkonfirmasi bahwa perusahaan yang tergolong dalam industri dengan paparan media yang tinggi memiliki tingkat CSP yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan dari jenis industri dengan paparan media sedang dan rendah. Studi ini secara kuantitatif memperkuat teori Institusional dan Legitimasi serta sejalan dengan hasil dari studi-studi sebelumnya. Studi ini juga mengembangkan tipe klasifikasi industri berdasarkan tingkat paparan media yang diterimanya. Pelajaran yang dapat diambil adalah: (1) meningkatkan kesadaran bahwa CSP dapat dijadikan sebuah strategi untuk bertahan dari paparan media, (2) memahami penggunaan tipologi klasifikasi industri untuk meramalkan risiko paparan media, dan (3) membuat industri sadar bahwa publik semakin memahami CSP tidak hanya dilakukan untuk kepentingan altruistik saja, sehingga diperlukan upaya menghindari sikap skeptis terhadap motif perusahaan melakukan tanggung jawab sosialnya.

This study has attempted to answer whether the level of media exposure the industry a firm operates in gets, has a positive relationship with the level of Corporate Social Performance (CSP) they conduct. Industries were categorized as either high, medium, or low-profile based on the dimensions of (1) consumer visibility and regulatory risk and (2) interaction with the environment, as brought up in previous studies. A regression analysis was then conducted with industry media exposure as the independent variable and CSP, measured by a companys Equal-Weighted Rating, as the dependent variable. The results confirm the hypothesis that firms in high-exposure industries have higher CSP than those in medium and low-exposure industries. The study adds a layer of quantitative proof to institutional and legitimacy theory, strengthens arguments made by previous literature, and contributes a new typology to categorize industries based on media exposure. From this, managers are advised several takeaways: (1) realize the common usage of CSP as a defensive strategy, (2) understand the possible use of the typology to predict media risk, and (3) realize that the public is increasingly realizing that CSP is not always used for altruistic reasons, thus effort must be done to avoid skepticism of motives.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Handayani
"Diversifikasi adalah perusahaan yang mengembangkan bisnisnya dengan memiliki lebih dari satu industri untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Skripsi ini meneliti pengaruh tingkat diversifikasi dan strategi diversifikasi terhadap profitability, pertumbuhan, dan resiko perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara rata-rata tingkat diversifikasi mempunyai hubungan dengan profitability, growth, dan systematic risk. Namun, tidak terlihat hubungan antar tingkat diversifikasi dari segi firm risk. Hasil lain menunjukkan jenis strategi diversifikasi tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja perusahaan, baik dari segi profitability, firm risk, growth dan systematic risk.

Diversification is a firm that develops its business which has more than one industry to increase firm?s growth. This thesis is to study the effects of diversification level and strategy to firm?s profitability, growth, and risk.
The result indicates that overall diversification level have a correlation with firm?s profitability, growth, and systematic risk. But in this study was found that there is no correlation between diversification level and firm risk. There are other findings that have shown diversification strategy doesn?t have a significant correlation with the firm?s performance, profitability, firm?s risk, growth, and systematic risk.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Wulansari
"The dynamics of insurance agency in indonesia have fed to changes in the market structure of the life and property insurance industry in indonesia. This study examines the influence of market structure on profitability in life and property insurance companies in indonesia. Based on Concentration Ratio. this study found that from 1996-2004 the life and property insurance industry in indonesia was an oligopoly. The market structure of the life insurance industry had on average moderate concentration levels while the market structure of the property industry had on average low concentration levels. The regression model was constructed using pane! data and showed that the market structure positively influenced company profitability in both the life and property insurance industries. Yet this Positive influence was due more to efficiency than market power."
2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Suzana Julianti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh (1) Iklim kerja di industri yang kondusif atau non kondusif terhadap kinerja peserta pemagangan, (2) skala perusahaan menengah dan kecil terhadap kinerja peserta pemagangan, dan (3) interaksi antara iklim kerja dan skala perusahaan terhadap kinerja peserta pemagangan. Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang bekerja sama dergan BLK Bandung dan Tangerang khusus kejuruan Logam pada tahun ketiga, tahun 1997/1998. Metode penelitian yang digunakan ex post faxto dengan rancangan Faktorial 2 x 2. Variabel bebas penelitian ini adalah (1) lklim-kerja di Industri-dan (2) skala perusahaan sedangkan varibel terikat adalah kinerja peserta pemagangan.
Sampel penelitian ini adalah 3 perusahaan skala menengah dan 6 perusahaan skala kecil yang diambil secara acak dari populasi 26 perusahaan. Responden penelitian yang dilibatkan sebanyak 56 peserta pemagangan. Kinerja peserta pemagangan diukur dengan tes : Uji Keterampilan yang telah dibakukan oleh Depnaker, iklim kerja diukur dengan menggunakan angket.
Temuan penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Ada perbedaan Kinerja peserta pemagangan yang magang pada perusahaan menengah dengan yang magang pada perusahaan skala kecil. Kinerja peserta pemagangan pada perusahaan skala menengah lebih tinggi dari pada kinerja peserta pemagangan pada perusahaan skala kecil ( Xsm = 71,21 < s K = 69,78: Fo = 7,738 > Ft (1xs2xo,os) = 4,02). (2) Ada perbedaan kinerja peserta pemagangan antara yang magang pada perusahaan yang memiliki iklim kerja yang kondusif dengan yang magang pada perusahaan yang non kondusif. Kinerja peserta pamagangan pada perusahaan yang memiliki iklim kerja yang kondusif lebih tinggi dari pada kinerja peserta pemagangan pada perusahaan yang iklim kerjanya non kondusif. ( x = 72 > x = 68,64: Fo = 52,310 > Ft (1)(52)(o,o5)= 4,02), dan (3) Tidak ada interaksi antara iklim kerja dengan skala perusahaan, yang memberikan pengaruh terhadap peserta pemagangan (1=o = 2,786 < Ft (1)(52X0,05) = 4,02).
Temuan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas pelatihan, khususnya dalam upaya untuk mencapai keefektifan program pemagangan dan meningkatkan mutu/kinerja peserta pemagangan."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 1998
T3388
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priscilla Desiserata Sari Prawiro Prawiro
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara penjualan dan pendapatan terhadap kinerja keuangan perusahaan, serta melihat pola hubungan antar variabel tersebut dengan tahun penelitian yang berbeda.
Data yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari software 7SXCIFTA serta data-data keuangan pada kantor Pusat Data Pasar Modal (PDPM) dari penasahaanperusahaan manufaktur selama periode tahun 2000 hingga 2003 dengan jumlah observasi sebanyak 160.
Faktor interaksi digunakan sebagai variabel babas untuk menghasilkan model regresi linier yang terlengkap.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara variabel penjualan dan faktor interaksi dan variabel penjualan dan variabel pendapatan terhadap variabel kinerja keuangan perusahaan (yang diproxy-kan dengan EVA), namun terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel pendapatan terhadap variabel kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan pola hubungan antar tahun penelitian dapat dikatakan hampir sama.

This thesis has two purposes, first is to see the relationship between sales and earnings to company's financial performance. Second is to look the pattern of relationship between sales and earnings to company's financial performance.
Using data from software JSXCIFTA and others related data in Pusat Data Pasar Modal (PDPM) office, this research taking 160 observations, consists of 40 manufactures go public companies as research sample in time period year 2000 until 2003.
Interaction factor have been used as independent variable in order to make the regression model be the most complete model.
The result shows that there is negative and significant relationship between sales and the interaction factor of sales and earnings to company's financial performance but the relationship between earnings to company's financial performance shows positive and significant relationship. Also show the same pattern as the result of each year analysis in 4 years (2000-2003).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20439
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Bahari
"ABSTRAK
Studi ini didasari pemikiran bahwa industrialisasi yang dilaksanakan akhir-akhir ini di Indonesia telah dan akan berpengaruh terhadap perubahan sosial masyarakat. Struktur hirarkhi dan status sosial dalam masyarakat yang tadinya berdasarkan atas garis keturunan (ascribed) secara perlahan-lahan diatur berdasarkan prestasi atau achievement. Faktor yang berperan penting sebagai chanel dalam perubahan tersebut adalah pendidikan dan ketrampilan serta status pekerjaan pertaman karyawan di samping status social orang tua sendiri. Diasumsikan bahwa mereka yang berasal dari latar belakang status social menengah dan atas berasal dari latar belakang status sosial menengah dan atas (middle class occupation dan elite) mempunyai peluang yang lebih besar untuk mencapai pekerjaan-pekerjaan berstatus tinggi dibanding dengan mereka yang berasal dari latar belakang status sosial rendah (lower class).
Bertolak dari pemikiran tersebut maka studi ini berusaha membahas masalah pencapaian status sosial pekerja industri khususnya yang berkaitan dengan proses transmisi posisi orang tua kepada mereka (mobilitas intergenerasional) dan pencapaian status sosialnya dari status pekerjaan pertamanya ke status pekerjaannya yang sekarang (mobilitas intergenerasional). Pada dasarnya secara keseluruhan studi ini bermaksud untuk mengetahui sejauh mana faktor status pekerjaan orang tua, tingkat pendidikan, tingkat ketrampilan dan status pekerjaan pertama karyawan berpengaruh terhadap pencapaian status sosialnya.
Dari hasil survei terhadap 124 responden karyawan di tiga industri kayu yang terpilih sebagai sampel menggambarkan pencapaian status sosial karyawan sudah cenderung berdasarkan achievement. Dengan kata lain bahwa sistem sosial masyarakat industri yang diteliti sudah lebih bersifat terbuka.
Berdasarkan hasil analisis yang lebih terpenrinci dengan menggunakan analisis jalur (path analisys) ditemukan secara signifikan ke empat variabel bebas telah berpengaruh terhadap variabel terikat. Temuan seperti ini menunjukkan bahwa pencapaian status sosial karyawan tidak lain merupakan pengaruh agregat dari keempat variabel bebas tersebut. Namun jika dilihat dari konstribusi yang diberikan oleh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya maka ternyata variabel tingkat pendidikan dan status sosial pekerjaan pertama karyawanlah yang berpengaruh lebih besar terhadap pencapaian status sosialnya dibanding dengan variabel status sosial pekerjaan orang tua dan tingkat ketrampilannya.Temuan lain yang menarik dalam studi ini adalah adanya pengaruh variabel lain terhadap pencapaian status sosial karyawan disamping pengaruh keempat variabel bebas yang telah ditetapkan. ini menunjukkan bahwa selain keempat variabel bebas yang telah ditetapkan masih ada variabel lain yang perlu diperhitungkan pengaruhnya terhadap pencapaian status sosial karyawan. Hal lain yang ditemukan dalam penelitian ini adalah tidak signifikannya pengaruh status pekerjaan orang tua terhadap status pekerjaan pertama karyawan, dan tingkat pendidikan terhadap tingkat ketrampilan karyawan. Konsekuensinya model empirik yang ditemukan menjadi tidak sama dengan model hipotetik yang ditetapkan dalam model analisis, karena ada beberapa jalur pengaruh yang harus dihilangkan.
Secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem sosial masyarakat industri yang diteliti telah cenderung bersifat terbuka. Hal ini ditunjukkan kuatnya pengaruh tingkat pendidikan dan status sosial pekerjaan pertama karyawan terhadap pencapaian status sosialnya dibandingkan pengaruh status sosial pekerjaan orang tuanya. Dengan demikian maka pendidikan dapat dianggap sebagai alat yang membantu terjadinya mobilitas pekerjaan karyawan terutama dalam menseleksi dan mengalokasikan orang-orang ke dalam hirarkhi pekerjaan tertentu."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prih Erwan Sujadi
"ABSTRAK
Kepentingan pemilik dan manajemen tidak selalu sejalan, dan sering kali sumber daya perusahaan dapat digunakan secara tidak efisien oleh manajer. Kecenderungan manajer untuk tidak mengoptimalkan penggunaan sumber daya dimungkinkan jika kontrol yang dilakukan pemegang saham sangat minim.

Untuk menghilangkan ketidaksesuaian diantara kepentingan yang berbeda, maka diperlukan suatu mekanisme yang mengontrol manajemen. Salah satu bentuk mekanisme kontrol adalah struktur kepemilikan. Dalam hal ini struktur kepemilikan ditujukan untuk memecahkan masalah perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemilik perusahaan.

Pelaksanaannya adalah dengan cara menyederhanakan suatu masalah yang kompleks dan tidak terstruktur, kemudian mengaturnya ke dalam suatu hierarki. Berdasarkan hierarki dibuat kuesioner dan dibagikan ke para responden terdiri dari beberapa Stake Holder : para pengguna jasa, pengemudi, teknisi, beberapa pakar yang terkait dan lainnya, terlibat langsung pada permasalahan yang diteliti. Hasil kuesioner diolah dengan program AHP dan expert choice.

Struktur kepemilikan pada perusahaan yang terdaftar pada bursa saham dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu closely held dan widely held. Menurut Murali dan Welch, 1989, suatu perusahaan dikategorikan closely held apabila lebih dari 50% saham perusahaan dimiliki oleh sekelompok kecil pemegang saham. Sebaliknya jika lebih dari 50% saham perusahaan dimiliki oleh publik dengan kepemilikan yang tersebar maka perusahaan tersebut masuk ke dalam tipe widely held.

Perbedaan struktur kepemilikan membuat perbedaan kontrol terhadap perusahaan. Kontrol yang efektif diasumsikan akan berjalan dengan baik jika lebih dari 50% saham perusahaan dimiliki oleh pihak manajemen perusahaan atau sedikit pemegang saham. Dalam konteks ini, efetifitas kontrol terkait dengan penggunaan anggaran dan pengalokasian sumber daya perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan pokok penelitian tentang pengaruh struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan pada industri perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Untuk menjawab permasalahan penelitian tersebut, penulis
menggunakan metode regresi berganda dengan menggunakan pengukuran
rasio profitabilitas return on assets (ROA) dan return on equity (ROE) sebagai
variabel dependen. Model regresi pertama dengan ROA sebagai variabel
dependen pada penelitian ini adalah:

ROA = 13o + l31 ln(Assets)+ l32 (STDROA)+ l33 (OWNSHIP)

Model regresi kedua dengan ROE sebagai variabel dependen pada penelitian ini adalah:

ROE= 13o + f31 ln(Assets)+ f32 (STDROE)+ (33 (OWNSHIP)

Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan kuartalan perusahaan-perusahaan pada industri perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian (kuartal pertama tahun 2004 sampai dengan kuartal keempat tahun 2005). Data komposisi kepemilikan saham digunakan untuk menentukan apakah suatu perusahaan termasuk kategori perusahaan closely held atau widely held. Dari hasil verifikasi kelengkapan data, diperoleh sampel dua puluh delapan perusahaan closely held dan lima perusahaan widely held.

Dari hasil regresi ditemukan bahwa struktur kepemilikan memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan pada industri perdagangan, jasa, dan investasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang diukur berdasarkan tingkat pengembalian atas total aktiva dan tingkat pengembalian atas total ekuitas.

Berdasarkan temuan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa struktur
kepemilikan memiliki pengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam
menghasilan profitabilitas. Bagi investor, hasil ini semestinya dapat dijadikan
acuan dalam melakukan investasi dengan melihat struktur kepemilikan
sebagai dasar acuan. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi stimulus bagi
peneliti lain untuk mencari variabel-variabel lain dalam mengkaji hubungan
antara struktur kepemilikan dan kinerja perusahaan.

"
2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The objective of the research is to examine the significance influence of organizational culture and information technology to firm performance through innovation. Population of the research is hotel firms exist in North Sulawesi. The sample is 87 hotel firms which taken by stratified random sampling. Partial Least Square(PLS) is the analysis tool applied in this research. The results of the research show that organizational culture has significant influence to innovation, however, has no significant influence to firm performance. Information technology has significant influence to innovation, but has no significant influence to firm performance. Based on the research result then it is suggested to the management and hotel owners to revise the existing cultural values which are considered not relevant to business development, and used the innovation to improve the competitiveness of firm. In addition to that, employees as the operator of information technology should be improved their skill to be able to innovate with the technology itself. "
JUKIN 5:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tharik Wiryawan
"Tesis ini mengkaji dampak aktivitas ekspor terhadap kinerja inovasi di Jerman. mengingat Jerman adalah salah satu pengekspor terbesar di dunia, studi tentang pengaruh ekspor terhadap inovasi di Jerman masih kurang diteliti; oleh karena itu, makalah ini mencoba untuk menjawabnya. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja inovasi, dan variabel independennya adalah aktivitas ekspor, yang selanjutnya dianalisis dengan variabel mediasi pengeluaran R&D. Penelitian ini menggunakan 798 sampel dari dataset MIP 2009, kontribusi CIS dari Jerman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas ekspor secara signifikan mempengaruhi inovasi produk secara positif, yang menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 unit dalam aktivitas ekspor akan menghasilkan peningkatan inovasi produk sebesar 9,6%. Namun, ketika inovasi proses diuji, hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada signifikansi antara ekspor dan inovasi proses. Selain itu, pengeluaran R&D sepenuhnya memediasi pengaruh ekspor terhadap inovasi.
The thesis examines the impact of export activities on innovation performance in Germany. Considering Germany is one of the biggest exporters in the world, a study about the effect of export on innovation in Germany is understudied; hence, this paper tried to answer. The dependent variable used in this research is innovation performance, and the independent variable is export activities, further analyzed with a mediating variable of R&D expenditures. This research uses 798 samples from the 2009 MIP dataset, a CIS contribution of Germany. The result showed that export activities significantly positively affect product innovation, signifying that every 1 unit increase in export activities will result in a 9.6% increase in product innovation. However, when process innovation is tested, the result shows no significance between export and process innovation. Furthermore, the R&D expenditures fully mediate the effect on exports toward innovation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Fransiska
"ABSTRAK
Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan harapan pada waktunya nanti, pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari basil investasi tersebut. Dalam berinvestasi di pasar modal ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah adanya kemungkinan menderita kerugian disamping mendapatkan keuntungan. Keuntungan dan kerugian akan dipengaruhi oleh kemampuan investor menganalisa keadaan harga saham dan kemungkinan naik turunnya harga di bursa. Harga suatu saham perusahaan yang berfluktuasi sangat penting untuk diamati, khususnya bagi para investor yang berniat untuk menanamkan sahamnya ataupun yang telah memiliki saham suatu perusahaan.
Penelitian ini mencoba untuk membahas kinerja saham perusahaan pada industry restoran, hote4 pariwisata, printing, advertising, dan media, terutama tentang tingkat pengembalian saham perusahaan tersebut. Penelitian juga akan melihat pengaruh variable makro dan pengaruh hubungan variabel mikro (karakteristik industri) terhadap tingkat pengembalian saham perusahaan-perusahaan yang berada di industri restoran, hotel, pariwisata, printing, advertising, dan media.
Variabel-variabel ekonomi makro yang diduga berpengaruh terhadap return saham adalah nilai tukar rupiah atas dollar Amerika, jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia yang terjadi selama beberapa tahun, yang telah disesuaikan dengan tingkat inflasi. Selain variabel ekonomi makro, penelitian juga mencoba melihat variabel pasar yang dalam hal ini direpresentasikan oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau pasar terhadap kinerja saham Restoran, Hotel, Pariwisata, Printing, Advertising, dan Media. Kemudian pada masing- asing industri akan coba dilihat mengenai variabel-variabel karakteristik masing-masing industri terhadap kinerja saham di masing-masing industri.
Untuk industri restoran, hotel dan pariwisata, variabel yang diperhatikan adalah jumlah kedatangan wisatawan mancanegara ke wilayah Indonesia. Kemudian untuk industri printing dan advertising digunakan data pendapatan dari basil iklan industri printing dan advertising. Untuk industri media data yang digunakan adalah besamya rating dari setiap stasiun TV. Dengan adanya variabel-variabel tersebut nantinya akan dilihat korelasi atau hubungan antara variabel-variabel yang disebutkan diatas dengan return saham perusahaan pada masing-masing industri.
Kinerja saham industri restoran, hotel, pariwisata, printing, advertising dan media yang dimaksud adalah kinerja saham-saham sektor industri tersebut yang tercatat di BEJ sesuai dengan periode pengamatan yaitu dalam periode 2000-2004. Perusahaan-perusahaan yang menjadi obyek penelitian adalah ANTA, BAYU, JSPT, MAMI, PANR PLIN, PNSE, PTSP, SHID, FAST, ABBA, FORU, IDKM, JTPE, SCMA, dan TMPO. Pengolahan data hingga menghasilkan data final yang siap dianalisa dilakukan dengan bantuan Eviews 4.
Kinerja saham industri restoran, Hotel, Pariwisata, Printing, Advertising dan Media di Bursa Efek Jakarta berdasarkan basil penelitian menunjukkan bahwa kinerja saham perusahaan pada industri ini beraneka ragam. Penambahan faktor makroekonomi dan parameter spesifik industri di tiap model juga memberikan tingkat pengembalian saham yang berbeda. Antara variabel dengan tingkat pengembalian saham berhubungan secara positif maupun negatif. Ada yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian saham dan ada yang tidak berpengaruh secara signifikan."
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>