Ditemukan 95579 dokumen yang sesuai dengan query
Agus Suwignyo
"Artikel ini mengkaji gagasan kewargaan sosial (social citizenship) dalam kehidupan sehari-hari masyarakat pada tahun 1950an. Sejauh mana proses menjadi Indonesia dalam dimensi sehari-hari tahun 1950an sebuah proses merakyat yang tidak elitis? Kajian dalam artikel ini memanfaatkan pemberitaan surat kabar sebagai sumber data. Dengan fokus-telaah pada agensi non-negara, artikel mengulas dimensi dan pola kewargaan yang dipraktikkan masyarakat melalui perkumpulan sosial, aktivitas kolektif masyarakat dan kegiatan-kegiatan budaya. Keterlibatan warga dalam berbagai saluran aktivitas menunjukkan tiga dimensi penting kewargaan sosial mereka. Pertama, wacana kewargaan yang cair dan terus mengalami negosiasi melalui perdebatan. Kedua, bentuk kewargaan sosial yang kebanyakan tersalurkan melalui aktivitas budaya sebagai objek material. Ketiga, ekspresi kewargaan sosial dalam aneka rupa perayaan terbuka sebagai cara komunitas-komunitas warga "menuntut" pengakuan publik atas keberadaan mereka. Ketiga dimensi menegaskan bahwa pembentukan kewargaan adalah proses sehari-hari masyarakat yang inklusif dan tidak selalu merupakan urusan negara."
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta, 2018
959 PATRA 19:1 (2018)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Pandie, Daud Alfons
"
ABSTRAKDalam konteks pluralitas agama di Indonesia, upaya mengembangkan studi tentang 'kerukunan beragama' menjadi sangat penting. Sayangnya, studi tentang hal ini masih sangat langka. Sejak era reformasi informasi hasil penelitian yang berfokus pada aspek kerukunan antarumat beragama dengan pendekatan survei masih terasa kurang, dan popularitasnya lebih rendah dibanding dengan informasi penelitian yang terkait dengan konflik keagamaan. Tulisan ini adalah salah satu hasil upaya studi tentang kerukunan antarumat beragama dalam konteks masyarakat Fakfak di Provinsi Papua Barat. Kondisi objektif masyarakat Fakfak itu mencerminkan kesatuan realitas antara kemajemukan agama dengan tekad untuk bersatu antarorang per orang dan antarorang dan bumi tempat berpijak. Dari segi etnis dan budaya tidak banyak perbedaan, namun dari agama dan bahasa daerah dengan dialek ke dalam bentuk yang khas dari sejarah kepulauan itu, terlihat jelas realitas kemajemukan itu. Untuk menyatukan masyarakat Fakfak Papua dengan kondisi sosial dan keagamaan seperti itu, mereka membuat konsensus bersama untuk menciptakan suatu sistem budaya, yang disebut dengan istilah 'satu tungku tiga batu'. Satu tungku tiga batu dipandang sebagai sistem budaya yang diabstrakkan dari peristiwa konkret, yang digunakan untuk memahami hal-hal hidup kebersamaan secara individu dan masyarakat. Kesatuan dalam sistem budaya masyarakat Fakfak ini berdaya rekat yang kuat. Apalagi kondisi masyarakat diwarnai sejarah masuknya tiga agama pada masa yang sama. Konsep tersebut mendasari pola pikir dan menetapkan integrasi sebagai kekuatan persaudaraan etnis Papua, walaupun agama berbeda. Sistem budaya ini dianggap yang memberi arah dan orientasi kepada para warga masyarakat untuk menjalin solidaritas suku budaya yang sama, kerukunan, toleransi antar kelompok etnis, agama, dan sosial. Sistem budaya yang disebut satu tungku tiga batu dalam kehidupan masyarakat Fakfak tersebut sebagai wujud idiologi kebudayaan, dipandang penting dan bernilai sehingga dijadikan pedoman tingkah laku dalam kehidupan antarumat beragama."
Jakarta: Reformed Center for Religion and Society (RCRS), Pusat Pengkajian Reformed bagi Agama dan Masyarakat, 2018
200 SODE 5:1 (2018)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
PATRA 13 (1-4) 2012
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Sulung Siti Hanum
"Skripsi ini menganalisis unsur sosio-kultural di dalam masyarakat Minangkabau di dalam novel Negara Kelima yang dikarang oleh E. S. Ito. Tujuannya adalah mengetahui unsur-unsur identitas Minangkabau yang terdapat di dalam novel Negara Kelima. Dari penelitian ini diperoleh beberapa unsur kebudayaan Minangkabau, yaitu identitas Minangkabau dilihat dari nama dan sejarah, sistem kekerabatan matrilineal, penjelasan tentang tambo sebagai sastra lisan, serta tradisi merantau dalam masyarakat Minangkabau. Kesimpulan dari analisis tersebut adalah unsur budaya di dalam novel Negara Kelima menonjolkan Minangkabau sebagai suatu identitas yang dilihat dari tema, tokoh, alur, dan latar sosialnya.
This undergraduate thesis analyzes the socio-cultural aspect of the Minangkabau society in the novel Negara Kelima by E. S. Ito. The purpose is to find elements of the Minangkabau identity contained in Negara Kelima. Many cultural aspects of the Minangkabau found in this research are the Minangkabau identity seen from: names and history, matriarchy kinship system, the explanation of tambo as oral literature and merantau tradition in the Minangkabau. The conclusion out of this analysis is that the cultural aspects in the novel Negara Kelima highlights Minangkabau as an identity that is seen from its theme, characters, plot and social background aspects."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S11096
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Jakarta: Pabelan Jayakarta, 1999
320.5 SAR i
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Muhadjir Effendy, 1956-
Jogjakarta: Bentang dan Resist, 2002
303.4 MUH m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Muhadjir Effendy, 1956-
Yogyakarta: Bentang Budaya, 2002
303.4 MUH m
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Tarmidja Kartawidjaya
"
ABSTRAKPolitik netralisasi yang diproklamasikan Presiden W. wilson pada 4 Agustus 1914 sebagai sikap Amerika Serikat dalam menghadapi pedang dunia I, adalah sangat tepat. Tidak hanya politik netralitas itu mempunyai kesesuaian dengan ajaran Monroe atau politik isolasionieme yang sudah hapir satu abad membudaya dalam kebijaksanaan politik Amerika Serikat dalam menghadapi Eropa sehingga sebahagian besar rakyat Amerika mendukungnya, melainkan juga dapat memelihara terus persatuan bangsa Amerika yang terdiri dari beraneka ragam bangsaitu, khususnya bangsa-bangsa beserta keturunannya yang berasal dari negara-negara Eropa yang pada waktu itu sedang terlibat perang dunia I. Persatuan bangsa sedemikian adalah mutlak perlu bagi Amerika Serikat yang sedang berkembang menjadi kekuatan politik baru dunia, juga keadaan dalam negeri yang aman dapat menopang bagi berhasilnya pelaksanaan program pembaharuan politik dan ekonomi Presiden W. Wilson yang tercakup dengan sebutan "New Freedom"."
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1985
S7045
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Grijns, Kees
Jakarta: Banana KITLV, 2007
959.82 GRI j
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library