Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83848 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Razak
"Abstrak
Biogas dapat dihasilkan dari pengolahan limbah rumah tangga dan limbah kotoran ternak, dengan demikian biogas memiliki peluang yang besar dalam pengembangannya karena bahannya dapat diperoleh dari sekitar tempat tinggal masyarakat. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan pengetahuan, biogas sudah dikembangkan sebagai energi alternatif yang bisa memanfaatkan berbagai kotoran hewan. Selain kotoran sapi, biogas juga bisa dihasilkan dari kotoran ayam yang. umumnya hanya digunakan sebagai pupuk secara langsung oleh peternak. Penelitian ini bertujuan menghasilkan alat penghasil biogas yang sederhana dan dapat bekerja dengan baik. Tolak ukur alat ini bekerja dengan baik yaitu setelah dioperasikan dengan memanfaatkan kotoran ternak, maka setelah beberapa hari/minggu akan dihasilkan biogas. Penelitian ini diawali dari perencanaan dan perancangan alat yang akan di bangun, design dan gambar kerja alat. Tahap kedua adalah mempersiapkan mesin dan peralatan untuk mempabrikasi alat dan menyediakan bahan. Tahap ketiga adalah membangun alat pengolah biogas dan tahap akhir adalah melakukan uji coba alat, penggunaan alat, pengambilan data dan membuat kesimpulan Penelitian ini menghasilkan alat instalasi biogas dengan ukuran dimensi diameter Digester 467mm, panjang 1700mm dengan diameter saluran inlet dan outlet 50,8 mm. Drum gas berdiameter 358 mm dan tinggi dan tinggi 1190 mm dengan kapasitas maksimal ga 100 liter. Dari alat yang sudah dibuat ini setelah dilakukan pengujian dihasilkan gas bio pada hari ke 20 pasca pengisian di degester. Gas bio yang dihasilkan berwarna biru keputihan dan panjang semburan gas minmal pada hari ke 20 sebesar 18 mm serta maksimal pada hari ke 27 sebesar 41,5 mm serta"
Medan: Polimedia Negeri Medan, 2018
338 PLMD 21:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maulidya Falah
"ABSTRAK
Kebutuhan energi fosil yang semakin meningkat berbanding terbalik dengan cadangan energi fosil yang dimiliki negara Republik Indonesia. Pemanfaatan energi alternatif mulai digalakkan guna memaksimalkan potensi biomassa yang ada. Sektor peternakan yang cukup besar menjadikan Indonesia memiliki potensi untuk mendirikan pembangkit listrik tenaga biogas.
Salah satu cabang dari energi baru terbarukan (EBT) adalah bioenergi. Meski demikian, berdasarkan kajian supply demand energy Kementerian ESDM, potensi EBT masih belum dimaksimalkan. Tercatat, meskipun ada kenaikan 7% produksi EBT dari tahun 2011 ke 2012, akan tetapi produksi energi di tahun 2012 masih didominasi oleh energi fosil yang mencapai 85%. Dalam kajian itu juga diungkapkan bahwa penggunaan EBT sebagai energi alternatif masih di bawah 10%. Padahal, dari sisi bioenergi, Indonesia masih menyimpan potensi biomassa sebanyak 49.810 MW. Oleh karena itu, pengalihan subsidi BBM seharusnya tidak hanya untuk membangun infrastruktur saja akan tetapi juga untuk meningkatkan pemanfaatan EBT.
Hasil percobaan menunjukkan digester yang paling cepat menghasilkan biogas adalah digester 2 dan digester 7 yang diberikan larutan EM-4 dimana digester 2 gas dihasilkan pada hari ke-8 dan digester 7 gas dihasilkan pada hari ke-6. Perlakuan yang paling optimum untuk menghasilkan biogas adalah digester 2 dimana kelajuan produksi biogas digester 2 adalah 3.091 liter/hari. Penambahan larutan EM-4 ke dalam bahan isian dapat mempercepat proses produksi biogas dan memperbanyak produksi biogas. Daya yang dihasilkan digester 2 pada percobaan ini sebesar 0.0345 kWh/hari. Total biaya tetap yang dibutuhkan untuk membuat anaerobic digester skala rumah tangga sebesar Rp 159.000/tahun. Total biaya pokok pembuatan anaerobic digester skala rumah tangga sebesar Rp 53.45/liter.

ABSTRACT
Fossil energy requirements are increasing inversely related to fossil energy reserves owned by the Republic of Indonesia. Utilization of alternative energy began in earnest in order to maximize the potential of existing biomass. The livestock sector is large enough to make Indonesia has the potential to set up a biogas power plant.
One of the new renewable energy (EBT) is bioenergy. However, based on the study of supply and demand of energy Ministry of Energy, the potential of renewable energy is still not maximized. Noted, although there was an increase of 7% renewable energy production from 2011 to 2012, but the production of energy in 2012 is still dominated by fossil fuels, which reached 85%. In the study also revealed that the use of renewable energy as an alternative energy is still below 10%. In fact, in terms of bioenergy, Indonesia still holds the potential of biomass as much as 49,810 MW. Therefore, the transfer of fuel subsidy should be not only to build the infrastructure but also to improve the use of EBT.
The results showed the most rapid digester produces biogas are digester 2 and 7 were given a solution of EM-4 in which the digester 2 gas produced on the 8th day and digester 7 gas produced on the 6th day. The most optimum treatment to produce biogas is digester 2 where its speed is 3.091 liters/day. The addition of EM-4 into the stuffing materials can accelerate the process of biogas production and increase production of biogas. The power generated digester 2 in this trial at 0.0345 kWh/day. Total fixed costs required to make the household scale anaerobic digester Rp 159,000/year. The total cost of manufacturing of household scale anaerobic digester Rp 53.45/liter."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59800
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2010
TA545
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Didit Waskito
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemanfaatan potensi kotoran ternak sapi perah di Kawasan Usaha Peternakan Sapi sebagai bahan baku biogas, menentukan teknologi konversi, menghitung kapasitas energi listrik dari Pembangkit listrik tenaga Biogas yang dapat dibangkitkan dan mengkaji nilai pengurangan Satuan jumlah emisi CO2 yang bisa diturunkan.
Berdasarkan potensi harian Kotoran ternak sapi di Kawasan Usaha Peternakan Sapi Perah yang dimanfaatkan sebagai bahan baku biogas dilakukan analisis perhitungan teknis maupun ekonomis dari pembangkit listrik tenaga biogas yang akan diimplementasikan. Hasil tersebut akan diuji sensitivitas untuk tingkat pengembalian dan jangka waktu pengembalian modal investasi terhadap dampak kenaikan harga lahan, tarif listrik dan Biaya operasi dan pemeliharaan pembangkit biogas.

This research was conducted to determine the potential utilization of dairy cow manure in the Area of Business Cattle Farming as a raw material for biogas, determine conversion technology, to calculate the capacity of electrical energy from power plants Biogas can be generated and assess the value of the amount of CO2 emission reduction units which can be lowered.
Based on the daily potential of cattle dung in Dairy Cattle Farming Business Area which is used as raw material for biogas to analyze technical and economical calculation of biogas power plant that will be implemented. These results will be tested sensitivity to rate of return and payback period of investment to the impact of rising land prices, electricity tariff and cost of operation and maintenance of biogas plants.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29708
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Ghaffariy Al Fairadj
"Anaerobik digester pada umumnya mengolah limbah organik menggunakan kotoran ternak mentah untuk menjadi biostarter. Potensi untuk mengembangkan penggunaan agen biostrater hasil modifikasi berbentuk kering belum umum dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi produksi biogas dari inokulum hasil liofilisasi berbahan dasar kotoran sapi dan kuda menggunakan reaktor anaerobik digester. Periode pengukuran untuk mengukur produksi biogas selama 14-21 hari ini dilakukan di laboratorium. Eksperimen ini menggunakan dua buah reaktor dengan inokulum kotoran mentah dan empat buah reaktor dengan inokulum hasil liofilisasi. Teknik liofilisasi terbukti efektif dalam mempertahankan kondisi kotoran mentah agar lebih tahan lama dan mengurangi bau tidak sedap karena secara fisik kadar air dari dalam bahan inokulum telah berkurang drastis dari 71-75% kadar air menurun hingga tersisa 14,12% dan 9,43% kadar air pada masing-masing inokulum hasil liofilisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran kotoran sapi dan kuda mentah sebagai reaktor blanko menghasilkan biogas dengan parameter CH4 yang lebih baik dibandingkan dengan reaktor yang menggunakan inokulum hasil liofilisasi. Pada keseluruhan periode pengukuran reaktor blanko (0) dan reaktor A menunjukkan hasil produksi biogas sebesar 3,894 mL/gVS dan 4,931 mL/gVS sedangkan untuk reaktor B dan C didapatkan gas metana sebesar 1,524 mL/grVS dan 0,279 mL/grVS. Kemudian untuk reaktor D dengan hasil liofilisasi mampu menghasilkan total produksi gas metan 13,169 mL/grVS dalam satu periode pengukuran akhir sedangkan reaktor E tidak sama sekali menghasilkan gas metana. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian selanjutnya untuk menentukan komposisi yang lebih cocok dalam pengaplikasian inokulum hasil liofilisasi dalam reaktor anaerobik digester supaya dapat menghasilkan biogas yang lebih optimal.

Anaerobic digesters generally process organic waste using raw livestock manure to become a biostarter. The potential to develop the use of modified biostrater agents in dry form is not yet common practice. This research aims to evaluate the potential for biogas production from lyophilized inoculum made from cow and horse manure using an anaerobic digester reactor. The measurement period for measuring biogas production is 14-21 days and is carried out in the laboratory. This experiment used two reactors with raw feces inoculum and four reactors with lyophilized inoculum. The lyophilization technique has proven to be effective in maintaining the condition of raw manure so that it lasts longer and reduces unpleasant odors because physically the water content of the inoculum material has been reduced drastically from 71-75% water content decreasing to remaining 14.12% and 9.43% levels. water in each inoculum resulting from lyophilization. The research results showed that a mixture of raw cow and horse manure as a blank reactor produced biogas with better CH4 parameters compared to reactors using lyophilized inoculum. During the entire measurement period, the blank reactor (0) and reactor A showed biogas production results of 3.894 mL/gVS and 4.931 mL/gVS, while for reactors B and C, methane gas was obtained at 1.524 mL/grVS and 0.279 mL/grVS. Then reactor D with lyophilization results was able to produce a total methane gas production of 13,169 mL/grVS in one final measurement period, while reactor E did not produce any methane gas at all. Therefore, further research is needed to determine a more suitable composition for applying the lyophilized inoculum in an anaerobic digester reactor so that it can produce more optimal biogas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Xena Ratih Esperanza
"Kebutuhan energi di dunia terus meningkat sementara pasokan bahan bakar fosil terus berkurang dari hari ke hari. Alternatif energi baru dan terbarukan sangat dibutuhkan di setiap belahan dunia. Biogas memiliki potensi besar untuk menggantikan bahan bakar fosil sebagai sumber energi baru karena kapasitas energi yang dapat dihasilkannya dan juga ramah lingkungan. Sebagai penghasil kopi terbesar ke-4, Indonesia membuang limbah kopi dari sisa pengolahan kopi setiap harinya dalam jumlah yang besar. Telah dipelajari dari berbagai penelitian bahwa limbah kopi dapat dimanfaatkan sebagai sesuatu yang lebih bernilai dengan kemampuannya untuk menghasilkan biogas dengan kandungan metana yang tinggi. Meskipun demikian, limbah kopi memiliki kandungan dinding sel selulosa yang tinggi dan ikatan antara selulosa dan lignin yang akan mengganggu proses degradasi oleh mikroba anaerob dan mempengaruhi produksi metana.
Untuk mengatasi masalah ini, cairan rumen sapi digunakan sebagai inokulum untuk meningkatkan efisiensi biodegradasi. Untuk meningkatkan produksi metana, limbah kopi dicerna bersama dengan kotoran dengan empat variasi rasio perbandingan antara limbah kopi dengan kotoran sapi yang berbeda dan empat variasi jumlah inoculum yang dicampurkan untuk mendapatkan variasi optimal dari pencernaan tersebut. Variasi optimal ditempatkan pada tiga suhu berbeda lainnya untuk menentukan suhu optimal untuk produksi biogas. Dari penelitian ini, ditemukan bahwa perbandingan optimal kotoran sapi dengan limbah kopi untuk menghasilkan biogas adalah 3: 1 dengan rasio substrat terhadap inokulum 1: 1 pada suhu 37.

The demand of energy in the world keeps increasing while the supply of fossil fuel is decreasing day by day. Alternative new and renewable energy is urgently needed in every part of the world. Biogas has a big potential to replace fossil fuel as the new source of energy due to the capacity of energy it can produce and it is environmentally friendly. As the 4 biggest coffee producer, Indonesia disposed a large amount of coffee waste from coffee processing every day, or usually known as spent coffee grounds (SCG). It has been learned from various studies that coffee waste can be utilized as something more valuable by reason of its ability to produce high methane composition biogas. Nonetheless, coffee waste has high cell wall content of cellulose and bonds between cellulose and lignin that would interrupt the degradation process by anaerobic microbes and affect the production of methane.
To overcome this problem, cow rumen fluid was used as inoculum in order to increase biodegradation efficiency. To boost the production of methane, SCG was being co-digested with cow manure. It was mixed with four different variations of co-digestion ratio and four different variations of inoculum amount to obtain the optimum variation of the co-digestion. The optimum variation is placed at other three different temperatures to determine the optimum temperature for biogas production. From this research, it was found that the optimum ratio of cow manure to SCG to produce biogas is 3 : 1 with 1 : 1 ratio of substrate to inoculum at 37.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2005
S29064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2005
TA464
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>