Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10140 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deny Yogaswara
"ABSTRACT
The growing population and the rapid economic development have led an increasing input of waste waters mainly from industries, agriculture and households into marine environment. In addition, discharge of maritime transportation and accidents of soil spills contribute to the marine as pollutants. The released compounds have dangerious effects, for example hazard to human health, hindrance to marine activitities, and impairmentof the quality of seawaters. Because of hydrophobic character, these compound contaminants tend to be adsorbed to sediment particles and therefore it could be considered as pollution reservoirs. They are also accumulated in the aquatic organism and biomagnified in the food chains. Some contaminants pose a health risk to aquatic organisms and ultimately to humans who consume contaminated seafood. Therefore, study of activated carbon dsorption will reduce organic pollution such as PAH in marine environment."
Jakarta: Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI, 2017
575 OSEANA XLII:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Teluk Klabat terletak di Pulau Bangka bagian Utara, merupakan lokasi utama nelayan mencari ikan.Kualitas ikan tangkapan nelayan tidak terlepas dari kualitas air tempat hidupnya. PAH adalah salah satu parameter kualitas lingkungan perairan
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Mais
"Tingkat paparan benzo[a]pyrene (BaP) salah satu senyawa PAH pada polusi udara dapat dihitung dengan menggunakan metode Hemoglobin-Adduct. Responden terpilih ialah polantas (individu berisiko tinggi), polisi administrasi (individu berisiko rendah), dan pasien kanker (individu yang diduga telah mengalami paparan). Produk hidrolisis asam yang dilakukan pada globin (sampel darah) ialah hidrolisat BaP-adduct berupa senyawa benzo[a]pyrene tetrahydrotetrol (BaPT), dan dianalisis dengan HPLC-Fluoresensi fasa terbalik kolom RP-18, eluen metanol-air (55:45). Hasil uji validasi metode ialah batas deteksi (LOD) dalam penelitian ini mencapai 0,31 pg/mg globin dan batas kuantifikasi (LOQ) ialah 1,03 pg/mg globin. Konsentrasi adduct BaPT pada polantas berkisar 1,36 ? 7,38 pg/mg globin, pada polisi bagian administratif berkisar 0,01 ? 1,85 pg /mg globin, sedang adduct pada pasien kanker paru berkisar 2,58 ? 50,94 pg /mg globin. Disimpulkan bahwa terdapat peranan paparan BaP dalam polusi udara terhadap tingginya tingkat konsentrasi B[a]P Hb-Adduct yang diperoleh.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30460
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yus Maria Novelina S.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T40087
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ruly Besari Budiyanti
"Pencemaraan udara merupakan salah satu masalah bagi kesehatan masyarakat, baik pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber bergerak maupun sumber tidak bergerak Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara tergantung dari jenis bahan pencemar, konsentrasi bahan pencemar serta tingkat pemaparannya. Khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, pencemaran udara banyak disebabkan oleh sumber bergerak yaitu sekitar 70-80%.
Hidrokarbon sebagai bahan utama bahan bakar, junilahnya di DKI tiap tahun meningkat, demikian pula halnya dengan timbal yang digunakan sebagai bahan campuran pada bahan bakar di Indonesia. Salah satu senyawa hidrokarbon yang bersifat aromatik, memiliki potensi dapat menimbulkan kanker, sedang timbal disinyalir dapat menurunkan tingkat IQ pada anak-anak sampai 5 angka. Mengingat bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh kedua bahan pencemar tersebut, perlu dilakukan upaya mengurangi penyebarannya di lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan tanaman sebagai penghijauan kota. Untuk mengetahui kemampuan tanaman dalam menyerap bahan pencemar tersebut, maka penelitian ini dilakukan. Tanaman yang digunakan adalah pohon Swietania sp dan pohon Ficus sp, kedua tanaman tersebut merupakan tanaman yang banyak digunakan dan mudah tumbuh Penelitian ini bersifat deskriptip dengan metoda kroseksional dan lokasi yang akan dijadikan obyek penelitian adalah pertigaan jalan Hangtuah Raya, Kyai Maja dan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Dari basil penelitian ternyata daun pohon Swietania sp lebih besar dalam meyerap Polisiklik Aromatik Hidrokarbon (PAH ) dibandingkan dengan daun pohon Fiats sp dan daun pohon Ficus sp lebih besar dalam menyerap timbal (Pb ) dibandingkan dengan daun pohon Swietania sp. Konsentrasi timbal di lokasi penelitian sebesar 0,67 ug/m3, sedangkan PAH sebesar 1,74 ppm. Konsentrasi tersebut telah melampaui batas baku mutu yang dikeluarkan oleh KLH. Dengan melihat kemampuan kedua tanaman tersebut dalam menyerap bahan polutan timbal dan PAH, maka sudah saatnya mempertimbangkan keberadaan kedua tanaman tersebut sebagai pohon jalan, dan memperbaiki pola lansekap jalan yang saat ini bersifat satu lapis menjadi berlapis, sehingga akan diperoleh efektifitas pengurangan penyebaran bahan pencemar di lingkungan dan mempertimbangkan keberadaan tanaman sebagai unsur pembentuk kota.
Daftar acuan : 44 ( 1978-1996 ).

The Ability Of The Leaves Of Swietania sp And Ficus sp In Absorbing Lead (Pb) AM) Polycyclyc Aromatic Hydrocarbons (PAH) Pollutants In The Urban South Jakarta, 1996.Pollution which caused by mobile and immobile sources is one of public health problems. The result of the air pollution depends on the type of the pollutant, concentrate and the exposure level. Especially in the big cities ( for example Jakarta ), about 70 - 80% pollution is caused mostly by immobile sources.
The use of Hydrocarbons as the main element for fuels, is growing every year in Jakarta. So does Lead that is used as a mixture of fuels in Indonesia. One of the aromatically element of Hydrocarbons, is potentially causing cancer, while Lead is presumed to reduce children's IQ up to 5 ( Five ) points. Considering that those two chemicals are dangerous to our health, it is essential to reduce the spreading in the environment. One good effort that has to be done is developing Green Belt. In aiming of proving the ability of plants in absorbing pollutants, it's need to handle this research. The research is using Swietania sp and Ficus sp, which are easily plan and grow. This is a descriptive research with crosectional method, located in the three-way crossing among jalan Hang Tuah Raya, jalan Kyai Maja and jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, South Jakarta.
The result of the research is that Swietania sp absorbs more PAH than Ficus sp. On the other hand, Ficus sp absorbs more Lead than Swietania sp. Lead concentration is 0,67 ug/m3 and PAH concentration is 1,748 ppm, that is over limit the KLH standard. Seeing the ability of those two plants in absorbing Lead and PAH pollution, its time to have Green Belt in developing the city. So, the pollution can be reduced effectively.
References : 44 (1978-1996 )
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T1028
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Chandra
"Benzena dan Toluena merupakan senyawa hidrokarbon yang banyak didapatkan sebagai pencemar dalam air buangan industri. Salah satu cara pengolahan air yang digunakan untuk menghilangkan pencemar ini adalah dengan menggunakan alat bioregenarator yang merupakan penggabungan dari teknik adsorpsi dan regenerasi senyawa pencemar dengan menggunakan mikroba. Penelitian mengenai teknik pengolahan air limbah ini sudah pemah dilakukan dengan menggunakan unggun tetap karbon aktif. Kinerja alat hioregenerator diharapkan akan lebih baik jika menggunakan unggun terekspansi serta menggunakan karbon aktif yang lebih baik. Sebagai bagian dari penelitian pengembangan unit bioregenarator, khususnya penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kinerja adsorpsi benzena dan toluena pada karbon aktif dengan menggunakan unggun terekspansi. Dalam penelitian ini dilakukan penentuan kurva adsorpsi isotermal benzena dan toluena pada karbon aktif yang dipilih serta percobaan adsorpsi pada kolom unggun terekspansi. Pada percobaan unggun terekspansi, larutan umpan dialirkan dari bawah melalui dua kolom berisi karbon aktif dengan ketinggian unggun mula-mula 16,5 cm dan diameter dalam kolom 2,05 cm. Larutan benzena dalam air umpan divariasikan konsentrasinya 300 dan 700 ppm, sedangkan toluena dalam air dengan konsentrasi 300, 400 dan 500 ppm. Sampel keluaran diambil tiap waktu tertentu dan dibuat kurva konsentrasi terhadap waktu. Hasil percobaan adsorpsi isotermal menunjukkan bahwa kapasitas adsorpsi karbon aktif dicapai sebesar 210 mg/g untuk benzena pada konsentrasi larutan sebesar 175 mg/1, dan sebesar 153 mg/g untuk toluena pada konsentrasi larutan 52 mg/1. Dari percobaan adsorpsi pada unggun terekspansi diperoleh bahwa secara umum kurva konsentrasi keluaran terhadap waktu tidak menunjukkan kurva breakthrough yang tajam sebagaimana pada unggun tetap. Semakin tinggi konsentrasi larutan masukan maka breakthrough cenderung semakin cepat tercapai. Kurva breaktrough benzena tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan jika dibandingkan dengan toluena."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neera Khairani
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T40112
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yenny Susanti
"ABSTRAK
Benzo(a)pireria (BaP) merupakan senyawa polisiklik aromatic hidrokarbon (PAH) yang bersifat karsinogenik menurut IARC (International Agency for Research on Cancel}. Senyawa ini dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna seperti pada rokok, makanan yang dibakar, dan emisi kendaraan bermotor. Human Biomonitoring merupakan metode yang sering digunakan untuk mengetahui adanya paparan (kontak) suatu zat asing, seperti senyawa golongan PAH, terhadap tubuh'm~musiarmelalui specimen biologik yang salah satunya urin.
B(a)P akan termetabolisme menjadi 1-hidroksipirena yang berikatan .. dengan glukuronat dan menjadi bentuk yang lebih pola"r sehingga lebih mudah diekskresikan melalui urin. Sampel urin dipakai untuk mengukur .kadar 1-hidroksipirena glukuronida yang dihidrolisis menggunakan enzim fJ Glukuronidase menjadi 1-hidroksipirena. 1-hidroksipirena diukur menggunakan instrumen HPLC derigan.detektor fluoresense pada 'A eksitasi 238 nm dan I~ emisi 400 nm.
Hasil penelitian menunjukkan adanya paparan'Pf\H pada penjaga tol dan supir kendaraan umum di DKI jakarta. Data hasil dianalisis dengan menggunakan uji non paramet~k yang membandingkan nilai rerata 1- hidroksipirena, dengan confidence interval 90 %, perbedaan rerata signifikan pad a level 0, 1. Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh rerata kadar 1-hidroksipirena pada penja9a tel sebesar 13,0851-19/9 kreatinin dan untuk supir sebesar 19,234 1-19/9 kreatinin dan kontrol 3, 551 1-19/9 kreatinin. Analisis - hubungan antara rerata 1-hidroksipirena p~da supir kendaraan umum den9an kontrol signifikan berbeda sedangkan untuk penja9a tal tidak si9nifikan sehin99a diperkirakan tidak adanya akibat dari paparan PAH di lin9kun9an kerja pada penja9a tol. Untuk hubun9an kebiasaan merokak, kedua sampel tidak signifikan reratanya antara men9konsumsi dan tidak men9konsumsi rokok sehin99a pada peneliti.an diperkirakan tidak adanya pen9aruh paparan PAH dari rokok. Untuk hubun9an kebiasaan konsumsi makanan dibakar, sam pel supir tidak si9nifikan berbeda kadar 1-hidroksipirenanya, sedan9kan penja9a tal si9nifikan bedanya antara men9konsumsi dan tidak men9konsumsi bakaran. Konsentrasi 1-hidroksipiren.fi. pada penja9a tol akibat makanan dibakar meman9 memberikan pen9aruh dengan bertambahnya paparan PAH selain dilin9kun9an kerja."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Priyanto
"Teknologi adsorpsi dengan memanfaatkan karbon aktif merupakan teknologi pengendalian VOC yang cukup banyak digunakan karena murah dan sederhana serta mempunyai efisiensi yang cukup tinggi untuk me-recover VOC.
Uji adsorpsi aseton dan kloroform terhadap karbon aktif kering (kadar air ± 0%) dan basah (kadar air ± 10%) pada temperatur adsorpsi 27°C menghasilkan kurva terobosan yang mengikuti S-shape dari emisi 10°, 20° dan 30°C, sedangkan kurva terobosan dan kapasitas adsorpsi dibawah ini hanya untuk emisi 30°C terhadap aseton dan kloroform. Dari kurva terobosan dapat dilihat karbon aktif kering mampu mengadsorp kadar uap aseton dari 29 mg/L sampai 409,81 mg/L, uap kloroform dari 29 mg/L sampai 900,83 mg/L. Untuk karbon aktif basah dapat mengadsorp kadar uap aseton dari 17 mg/L sampai 410,33 mg/L, dan uap kloroform dari 17 mg/L sampai 1002,95 mg/L.
Dari kurva terobosan dapat ditentukan kemampnan adsorpsi karbon aktif atau kapasitas adsorpsi karbon aktif (q*) untuk mengadsorp adsorbat. Karbon aktif kering mampu mengadsorp uap aseton sebesar 8184,53 μmol/gr karbon aktif kering; uap kloroform sebesar 7700,21 μmol/gr karbon aktif kering. Untuk karbon aktif basah dapat mengadsorp uap aseton sebesar 5420,06 μmol/gr karbon aktif basah; uap kloroform sebesar 5764,20 μmol/gr karbon aktifbasah.
Penentuan Iaju adsorpsi dilakukan pada daerah linier dari kedua jenis adsorbat. Laju adsorpsi aseton pada temperatur adsorpsi 27°C untuk karbon aktif keting mengikuti persamaan r = 0,1290 (q*- q) untuk daerah linier 0-57 menit, dengan karbon aktif basah, r = 0,1391(q*- q) untuk daerah linier 0-50 menit; klorofom, karbon aktif kering, r = 0,119 (q* - q) untuk daerah linier 0-65 menit, karbon aktif basah, r = 0,1293 (q* - q) untuk daerah linier 0-60 menit.
Kapasitas adsorpsi adsorbat pada karbon aktif dipengaruhi oleh temperatur adsorpsi. Hasil perhitungan panas adsorpsi aseton menggunakan karbon aktif kering menghasilkan harga panas adsorpsi (Q) sebesar - 29 kJ/mol dan dengan karbon aktif basah - 14 kJ/mol sedangkan pada adsorpisi kloroform sebesar -10 kJ/mol pada karbon aktif kering dan -15 kJ/mol pada karbon aktif basah. Ini menunjukkan adsorpsi yang terjadi merupakan adsorpsi fisika."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Khairunisa
"Usaha untuk meningkatkan efisiensi penggunaan karbon aktif pada penurunan konsentrasi fenol dalam air dilakukan dengan memberikan perlakuan elektrokimia. Perbandingan antara teknik adsorpsi dengan karbon aktif, teknik oksidasi elektrokimia pada elektrode Pt, dan kombinasi keduanya dilakukan untuk mengamati perbedaan diantara ketiganya pada kondisi optimum. Optimasi yang diperoleh dengan teknik adsorpsi berupa waktu kontak adsorben (karbon aktif) dengan adsorbat larutan fenol dalam air selama 60 menit dan larutan fenol dalam NaCl 0,1 M selama 45 menit, serta jumlah karbon aktif untuk mengadsorpsi larutan fenol sebesar 1 gram. Pada teknik oksidasi optimasi yang diperoleh berupa potensial 5 V yang diberikan pada sel elektrokimia. Hasil optimasi yang didapat pada teknik adsorpsi dan oksidasi digunakan juga pada teknik kombinasi. Dengan menggunakan kondisi optimum, konsentrasi fenol pada teknik adsorpsi dapat diturunkan hingga 29,72%; pada teknik oksidasi 36,02%; dan pada teknik kombinasi 50,58%. Hasil yang sama juga diperoleh untuk nilai COD fenol yang mengalami penurunan hingga 19,73% (adsorpsi); 12,21% (oksidasi); dan 11,37% (kombinasi). Penurunan konsentrasi fenol dan COD diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30417
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>