Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116690 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sudarmono
"Red angle tampoi or scientific name Baccaurea angulata Merr. (Phyllantaceae) is an endemic plant of Borneo island. The other potential is not only as an exotic fruit but also contains antocyanin and antioxidant compounds which are high. The results also reveal the potential of red angle tampoi as a source of natural ingredients for the treatment of cancer and also has antimicrobial activity. Their close relatives besides menteng (Baccaurea racemosa) and tampoi (B. macrocarpa) also have B. dulcis (kupa), B. motleyana (rambai). The types of plants are generally dioceous so sometimes there should be a tree with its own male flowers and also there is a tree that flowering female itself. Grown in lowland (less than 800 meters above sea level) also in riparian areas of river or close to swamp areas. Propagation is most easily by seeds, cuttings and graft. Experiments with cuttings can grow leaves up to 3 months in the hood as well as graft within 3 months."
Bogor: Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, 2018
580 WKR 16:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Star fruit is a type of fruit that is easily damaged and require a special postharvest handling. Some of the
postharvest handling efforts are by storing at low temperature storage and packaging. Storage at low temperature
can extend the shelf life and maintain the quality of the star fruit. The purpose of this study is to extend the shelf
life and maintain the quality of the star fruit, and to know a good packaging for the star fruit. The star fruit were
picked from the orchid in Tuban, East Java, and the treatment was conducted in the Postharvest Laboratory,
University of Trilogy. The research uses randomized complete block design of two factors. The first factor is the
temperature of storage consisting of 18oC temperature and room temperature, the second factor is the packaging
consists of styrofoam + plastic wrap, plastic, foamnet and paper). The data is processed by using the scoring
method and by collecting from the fixed-trained panelists. Data qualitatively transformed into quantitative data
by using the symbol numbers. The research shows that the star fruit which is stored at a temperature of 18oC can
extend the shelf life to 14 days after harvest (HSP) with the packaging by using styrofoam + plastic wrap, by using
plastics and foamnet (12 HSP) and by using paper (10 HSP). While the star fruit at room temperature storage,
with the packaging by using styrofoam + plastic wrap can extend the shelf life to 8 HSP, and by using foamnet,
plastics and paper to 6 HSP.
Belimbing merupakan buah yang mudah mengalami kerusakan, maka diperlukan upaya untuk penanganan
pascapanen yang baik. Salah satu upaya penanganan pascapanen yaitu dengan cara penyimpanan dengan suhu
rendah dan pengemasan. Penyimpanan dengan suhu rendah dapat memperpanjang masa simpan dan
mempertahankan kualitas buah belimbing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperpanjang masa simpan
dan mempertahankan kualitas buah belimbing serta mendapatkan cara pengemasan yang baik. Buah belimbing
dipetik di kebun Tuban, Jawa Timur dan perlakuan dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen, Universitas Trilogi.
Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dua faktor. Faktor pertama yaitu suhu simpan terdiri atas (suhu
18oC dan suhu ruang), faktor kedua adalah pengemasan terdiri atas (styrofoam + plastik wrap, plastik, foamnet
dan kertas). Data skor diolah menggunakan metode skoring. Metode ini dengan cara mengumpulkan dari panelis
tetap yang terlatih. Data secara kualitatif dirubah menjadi data kuantitatif dengan menggunakan simbol angka.
Dari penelitian ini di dapatkan hasil bahwa buah belimbing yang disimpan pada suhu 18oC dapat memperpanjang
masa simpan sampai 14 hari setelah panen (HSP) dengan pengemasan styrofoam + plastik wrap, pada pengemasan
plastik dan foamnet (12 HSP) dan pengemasan kertas (10 HSP). Sedangkan buah Belimbing pada penyimpanan
suhu ruang, dengan pengemasan styrofoam + plastik wrap dapat memperpanjang masa simpan selama 8 HSP, dan
pada pengemasan foamnet, plastik dan kertas (6 HSP)."
Jakarta: Universitas Trilogi. Program Studi Agroekoteknologi, 2016
630 AGRIN 20:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Wisnu Nugroho
Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2010
923.1 WIS t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Della Syariyana
"ABSTRAK
Belimbing Wuluh Averrhoa blimbi L. diketahui memiliki fungsi antioksidan dengan kandungan terbesarnya yaitu vitamin C. Fungsi dari vitamin C yang terdapat pada buah belimbing wuluh dapat dimanfaatkan sebagai sediaan, diantaranya adalah sediaan serum. Serum merupakan sediaan cair dengan partikel kecil sehingga dapat meresap ke dalam kulit. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah membuat formula dan melakukan pengujian terhadap stabilitas fisik sediaan serum wajah yang mengandung ekstrak etanol buah belimbing wuluh Averrhoa bilimbi L. serta menguji aktivitasnya sebagai antioksidan. Pada penelitian ini dibuat formula sediaan serum wajah yang mengandung ekstrak buah belimbing wuluh Averrhoa bilimbi L. dengan konsentrasi 1, 2, dan 3 serta blanko negatif sebagai pembanding yang tidak mengandung ekstrak buah belimbing wuluh. Dilakukan uji antioksidan dengan menggunakan metode DPPH untuk mengetahui nilai IC50 pada setiap formula sediaan serum wajah. Setelah itu, dilakukan uji stabilitas fisik pada keempat sediaan serum wajah dan cycling test. Hasil menujukkan nilai IC50 dari ekstrak etanol buah belimbing wuluh adalah sebesar 42,78 ppm. Sediaan serum wajah 1, 2, dan 3 masing-masing memiliki nilai IC50 rata-rata sebesar 362,12; 251,09; dan 102,27 ppm. Pada minggu kedelapan aktivitas antioksidan menunjukkan tidak terjadi perubahan yang signifikan. Sediaan serum terbukti stabil secara fisik dan dapat disimpulkan bahwa sediaan serum wajah yang mengandung ekstrak buah belimbing wuluh dapat dijadikan sebagai sediaan antioksidan.

ABSTRACT
Belimbing Wuluh Averrhoa blimbi L. is known as an antioxidant for its dominant contents which is Vitamin C. The vitamin C in it as antioxidant can be formed into serum. Serum is a liquid with small particles, that enable it to be absorbed into the skin. The aims of this study were to create a formula, conduct the physical stability study and antioxidant activity study as a facial serum containing ethanol extract of belimbing wuluh Averrhoa blimbi L. . In this study, facial serum formulation was made containing 1, 2, and 3 of belimbing wuluh Averrhoa blimbi L. extract, and also negative blank formula that was not containing belimbing wuluh extract that used as a reference. The antioxidant activity study was performed with DPPH method to obtain IC50 value from each formula. After that, physical stability study and cycling test were performed to all four facial serum formulae. IC50 value obtained from ethanol extract of belimbing wuluh Averrhoa blimbi L. was 42.78 ppm. On the other hand, others facial serum formulae that containing 1, 2, and 3 ethanol extract of belimbing wuluh Averrhoa blimbi L. gave 362.12 251.09 and 102.27 ppm, respectively it. After eight weeks, antioxidant activity from each formula was measured again and gave no significant different results. The result obtained showed that facial serum formula were physically stable and it can be concluded that facial serum containing belimbing wuluh Averrhoa blimbi L. extract can be used as antioxidant dosage form."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Buono
"Pada paper ini, dilakukan pemilihan feature dari citra RGB (Red-Green-Blue) untuk memprediksi tingkat kemanisan buah belimbing yang dicirikan dengan kandungan TPT (Total Padat Terlarut). Dari feature terpilih, dilakukan transformasi komponen utama satu dimensi (1D-PCA) dan dua dimensi (2D-PCA) untuk mereduksi dimensi citra. Kemudian dilanjutkan dengan proses pengenalan tingkat kemanisan yang dalam paper ini dikelompokkan menjadi tiga, yaitu manis, sedang, dan asam. Nilai batas tiap kelompok didasarkan pada bentuk histogram nilai TPT. Dari 300 citra buah belimbing diperoleh hasil bahwa secara akurasi, teknik 1D-PCA maupun 2D-PCA memberikan hasil yang relatif sama. Namun dari segi kecepatan, 2D-PCA jauh lebih cepat dibanding 1D-PCA, khususnya pada bagian pembentukan sumbu. Model hubungan tingkat kemanisan sebagai fungsi dari nilai RGB memberikan tingkat determinasi terbesarnya 69.9%. Percobaan menunjukkan bahwa 1D-PCA maupun 2D-PCA mampu menerangkan sekitar 95% model hubungan tersebut yang dikembangkan pada ruang asal. Teknik PCA digabungkan dengan jarak Euclidean untuk pengenalan mampu mengenali buah kelompok manis dengan akurasi 100%. Sedangkan untuk kelompok asam dan sedang teknik yang dilakukan gagal melakukan pengenalan dengan baik"
Depok: [Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia;IPB. Departemen Ilmu Komputer;IPB. Departemen Ilmu Komputer, IPB. Departemen Ilmu Komputer], 2009
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Zoraya
"Berdasarkan pengamatan dari peta-peta tahun 1920-an, 1930-an dan 1940-an, diketahui bahwa wilayah Menteng dan Neuw Menteng mangalami perkembangan. Perkembangan terlihat dari penambahan unsur-unsur kota taman yang terdapat pada kedua wilayah tersebut. Pada tahun 1920-an dapat dilihat pembangunan telah dilakukan + 47 persen dari luas keseluruhan wilayah Menteng. Pada tahun ini telah dibangun 5 buah taman, jaringan jalan dengan lebar 16-30 m, beberapa bangunan hunian dengan luas 100m-100m, 4 buah bangunan umum dan jalur kereta api yang mengelilingi wilayah Menteng kecuali di bagian baratnya. Pada Peta 1930-an dapat dilihat pembangunan telah dilakukan +- 90 persen dari luas wilayah Menteng. Pada tahun ini terdapat penambahan pembangunan 4 buah taman, jaringan jalan lebar 16-20m, bangunan hunian dengan luas 500-800m, 6 buah bangunan umum. Sementara itu jalur kereta api tidak mengalami perubahan dari tahun 1920-an. Pada peta tahun 1940-an dapat dilihat keadaan wilayah Menteng tidak mengalami banyak perubahan apabila dibandingkan dengan peta tahun 1930-an. Perkembangan terlihat dari penambahan bangunan hunian. Sementara itu pada peta 1920-an Nieuw Menteng belum dimulai, tahun 1930-an dapat dilihat pembangunan fisik wilayah Nieuw Menteng telah dimulai. Pada tahun tersebut terdapat 1 buah taman, jaringan jalan dengan lebar 10-30 m, bangunan hunian dengan luas 100-300m, 1 bangunan umum dan jalur kereta api yang terdapat pada bagian utara wilayah Nieuw Menteng.Pada peta 1940-an dapat dilihat wilayah Nieuw Menteng tidak mengalami banyak berubahan dari apabila dibandingkan dengan peta tahun 1930-an..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11615
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ainina Al Shadrina
"Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat tahun 2012, Depok merupakan produsen buah belimbing manis (Averrhoa carambola L.) terbesar di Jawa Barat, yakni sekitar 33% belimbing di Jawa Barat dihasilkan oleh Kota Depok. Belimbing mengandung senyawa antioksidan alami seperti asam L-askorbat, epikatekin, dan asam gallat dalam bentuk gallotanin. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengujian aktivitas antioksidan sari buah belimbing manis dan membuat sediaan sabun wajah transparan dari sari buah belimbing yang berfungsi sebagai antioksidan serta mengevaluasi sabun yang telah dibuat. Sari buah belimbing diperoleh dengan metode pengepresan dan dilanjutkan dengan sentrifugasi 3000 rpm selama 15 menit lalu digunakan bagian supernatannya.
Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl) terhadap sari buah belimbing mentah dan sari buah belimbing matang. IC50 sari buah belimbing mentah adalah 95,5947 ppm. Sedangkan IC50 sari buah belimbing matang adalah 107,3812 ppm. Hasil evaluasi sabun wajah transparan menunjukkan sabun yang berwarna kuning transparan; pH 10,45-10,54; ketinggian busa 4,2-4,7 cm; kekerasan 60-70 1/10 mm, tidak terjadi oksidasi asam lemak selama penyimpanan 8 minggu pada suhu kamar (hasil Uji Kreis negatif), titik leleh 51-54,1°C, persen transmisi (%T) 76,6320–92,0730, dan hasil uji stabilitas fisik yang baik.

Based on data from Central Bureau of Statistics of West Java Province in 2012, Depok is the biggest producer of starfruit (Averrhoa carambola L.) in West Java, which is approximately 33% of starfruit in West Java produced by Depok. Starfruit contains natural antioxidant compounds such as L-ascorbic acid, epicatechin, and gallic acid in the form of gallotanin. The aims of this study were to test the antioxidant activity of starfruit fruit extract and to make transparent facial soap of starfruit fruit extract as antioxidant. Starfruit fruit extract obtained by pressing method and followed by centrifugating at 3000 rpm for 15 minutes.
Antioxidant activity test was conducted using DPPH (1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl) against unripe and ripe starfruit fruit extract. IC50 of unripe starfruit fruit extract was 95,5947 ppm. While IC50 of ripe starfruit fruit extract was 107,3812 ppm. The resulting facial soap showed transparent yellow soap; pH values between 10,45 to 10,54; foam height of 4,2 to 4,7 cm; and hardness ranging from 60 to 70 1/10 mm. There was no oxidation of fatty acids during the 8 weeks of storage at room temperature (Kreis Test result was negative), melting point of 51 to 54,1° C, percent transmission (%T) of 76,6320 to 92,0730, and showed good physical stability.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60198
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kirana Eka Yudita
"ABSTRAK
Buah belimbing manis (Averrhoa carambola L.) diketahui memiliki potensi aktivitas antioksidan yang baik karena mengandung berbagai senyawa fenol, flavonoid, serta vitamin C. Potensi ini dapat dimanfaatkan dalam berbagai produk kosmetika salah satunya yaitu sabun cair pembersih wajah. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi sari buah belimbing manis ke dalam tiga formula sabun pembersih wajah yaitu sebesar 1%, 3%, dan 5% yang kemudian dilakukan uji aktivitas antioksidan serta evaluasi dan uji stabilitas fisik dari sabun tersebut. Metode peredaman DPPH digunakan untuk mengetahui nilai IC50 baik dari sari buah belimbing manis maupun sabun cair. Hasil penelitian menunjukan kandungan fenol total sari buah belimbing manis adalah 8,681 mg GAE/g dan kandungan flavonoid total sebesar 9,206 mg QE/g. sementara nilai IC50 dari sari buah belimbing manis sebesar 97,0405 ppm. Sabun cair yang memiliki nilai IC50 terendah yaitu yang mengandung sari buah belimbing manis sebanyak 5% dengan nilai IC50 sebesar 18.071,91 ppm. Berdasarkan hasil uji stabilitas fisik sabun cair dengan kandungan sari 1% dan 3% stabil secara fisik dalam penyimpanan berbagai suhu dan cycling test. Sabun cair dengan kandungan sari 5% stabil secara fisik dalam penyimpanan suhu rendah dan suhu kamar serta cycling test, namun mengalami perubahan warna pada penyimpanan suhu tinggi setelah 6 minggu.

ABSTRACT
Star fruit (Averrhoa carambola L.) are known to have potential antioxidant activity because it contains a variety of phenolic compounds, flavonoids and vitamin C. This potency can be utilized in a variety of cosmetic products, one of them is a face wash. This study aims to formulate a star fruit essence into three face wash formulas: 1%, 3%, and 5% then tested the antioxidant activity and evaluate them, then the physical stability test is carried out. DPPH method used to determine the IC50 value both from star fruit essence and face wash. The results showed the total phenol content of star fruit juice is 8,681 mg GAE/g and total flavonoid content is 9,206 mg QE/g, while the IC50 value of star fruit essence is 97,0405 ppm. Face wash that has the lowest IC50 value is the one that containing 5% star fruit essence, with IC50 values 18.071,91 ppm. The physical stability test result showed, face wash that contain 1% and 3% star fruit essence are physically stable in storage at various temperatures and cycling test. Face wash with 5% star fruit essence is physically stable in storage at low temperature and room temperature as well as the cycling test, but the color changes on storage at high temperatures after 6 weeks.
;"
2016
S65305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>