Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140060 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Lutfiatun
"Abstrak
Sistem kurikulum pendidikan di sekolah mengintegrasikan penanaman nilai-nilai pendidikan karakter dalam setiap aktifitas pembelajaran. Hal ini tentunya dapat menjadi bekal yang sangat berharga berupa nilai-nilai luhur yang akan sangat berguna ketika siswa benar-benar terjun ke dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan karakter pada pembelajaran bahasa asing sangat erat kaitannya karena latar belakang bahasa asing yang dipelajari maupun siswa sebagai subjek belajar tentunya berbeda. Selain itu, kesulitan siswa dalam mempelajari materi membaca, khususnya analisis gramatika pun menjadi perhatian guru. Tidak hanya dalam kognitif saja, guru juga perlu memerhatikan aspek kecerdasan siswa yang berbeda, atau kecerdasan majemuk yang menuntut guru untuk memberikan perlakuan yang sesuai. Sehingga guru perlu menerapkan berbagai teknik pembelajaran yang dapat menggugah semangat siswa meskipun harus mempelajari materi bertingkat kesulitan tinggi. Salah satu cara yang dapat diterapkan adalah dengan penggunaan media korpus linguistik berbasis web yang bernama The Quranic Arabic Corpus dan penerapan teknik pembelajaran Mission Walls. Penelitian ini menggunakan metode analisis kajian pustaka, dengan menganalisis beberapa karya ilmiah yang merupakan hasil laporan penelitian penggunaan media korpus linguistik dan penerapan Mission Walls dalam rangka penguatan pendidikan karakter dan kecerdasan majemuk. Hasilnya adalah pendidikan karakter dan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk menjadi penting dan integrasi web korpus dan Mission Walls dapat diterapkan. Keseluruhan Mission Walls mengandung 11 nilai karakter, yakni jujur dan rasa ingin tahu, toleransi, kerja keras, tanggung jawab, kreatif, dan demokratis, menghargai prestasi, komunikatif, dan gemar membaca. Kesimpulannya, sangat memungkinkan bagi guru untuk menggunakan media berbasis web, penerapan berbagai teknik pembelajaran inovatif dan megintegrasikannya dengan penguatan pendidikan karakter dan mengasah kecerdasan majemuk siswa.
"
Jakarta: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan, KEMENDIKBUD, 2018
371 TEKNODIK 22:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Learning paradigm had been shifted to “student centered” in which teacher or instructor role is more as facilitators who help students develop optimal potential. In order to be effective teacher needs to better understand all potentials of students. One form of the potential is multiple intelligences. To determine the learning achievement, the assessment should cover multiple intelligence-based learning outcomes which are performance tests. Variety of performance tests can be used to access the actual performance or learning outcomes achieved by students."
JPUT 12:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ermanto
Depok: Rajawali Press, 2022
410 ERM l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan peran pendidikan dan kebudayaan dalam pembangunan karakter dan peradaban bangsa Indonesia yang majemuk. Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang leadershipterdiri dari berbagai budaya suku bangsa (multicultural) haruslah memiliki kemampuan dan kekuatan dalam membangun negaranya untuk menjadi negara yang satu dalam keberagaman (unity in diversity). Hal ini dapat dilakukan dengan mengoptimalkan peranan pendidikan dan budaya. Dengan demikian, jelaslah bahwa pendidikan dan juga budaya suatu bangsa terkusus Bangsa Indonesia sangat penting dalam pembangunan karakter dan juga peradabannya. Dimana melalui peranan pendidikan dan budaya tersebut, semangat persatuan yang kokoh dan juga toleransi yang tinggi antara budaya yang beragam tersebut bisa tercipta sehingga karakter dan peradabannya mengarah pada perubahan yang positif. Secara spesifiknya, nilai-nilai moral dan etika di kalangan warga bangsa baik secara individu maupun kelompok dapat tercapai, hal inilah yang menjadi perisai bagi Bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan-tantangan masa depan. Nilai moral dan etika ini sangat erat kaitannya dengan kekuatan Bangsa Indonesia dalam mewujudkan Indonesia yang berkarakter dan beradap, dimana hal tersebut bisa terwujud dengan mengoptimalkan peranan pendidikan dan budaya."
330 ASCSM 27 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Syaidah
"Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan nilai pendidikan karakter dalam novel Ayah karya Andrea Hirata. Novel Ayah sebagai sumber data penelitian dan kutipan teks berbentuk narasi yang mengandung nilai pendidikan sebagai data. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, baca, dan catat. Tahapan teknik analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, serta penyimpulan dan verifikasi hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) temuan nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Ayah karya Andrea Hirata terdiri dari lima belas nilai yakni: religius, jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial, dan tanggung jawab (2) kontribusi novel Ayah karya Andrea Hirata terhadap pengajaran Sastra Indonesia adalah pemanfaatan novel sebagai bahan untuk pengembangan nilai pendidikan karakter di sekolah terutama dalam pengajaran Sastra Indonesia khususnya teks novel."
Ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2019
400 JIKKT 7:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Devita Djajasinga
"ABSTRAK
Masyarakat Indonesia terdiri dari multietnik dan agama. Keanekaragaman
tersebut memungkinkan adanya interaksi antar etnis dan agama. Selain itu
perpindahan masyarakat dari satu daerah ke daerah lain menyebabkan pembauran
di dalam masyarakat. Dari -interaksi dan pembauran yang terjadi dapat
menyebabkan timbulnya perkawinan silang antar etnis maupun antar agama.
Perkawinan beda agama menimbulkan adanya nilai agama yang berbeda
dalam keluarga. Hal ini membuat anak menerima perbedaan nilai tersebut
sebelum nantinya membentuk sistem nilainya sendiri. Penanaman nilai agama
berinteraksi dengan faktor yang ada dalam diri anak tersebut saat dia menyerap
nilai agama yang diberikan orang tuanya dan menjadi bagian dari internalisasi
nilai agama. Setelah pilihan agama dibuat maka seseorang memiliki komitmen
terhadap agamanya dapat terlihat pada dimensi komitmen beragama.
Penelitian ini berfokus pada internalisasi nilai agama serta komitmen
beragama anak dari orang tua berbeda agama pada tahap dewasa muda.. Dari
penelitian ini diharapkan dapat diperoleh informasi tentang internalisasi nilai
agama dan komitmen beragama pada anak dari orang tua berbeda agama.
Penelitian bersifat narasi deskriptif dengan menggunakan metode
kualitatif. Metode ini digunakan agar didapatkan pemahaman yang menyeluruh
dan utuh dari setiap pengalaman individu yang bersifat unik. Subjek berjumlah 3
orang berusia 20-34 sesuai dengan usia pad atahap dewasa muda menurut
Santrock (1991). Pengumpulan data diperoleh dari wawancara dengan pedoman
umum terbuka dalam bentuk wawancara terfokus.
Analisis dilakukan dengan dua cara. Pertama peneliti merangkum hasil
wawancara setiap subjek ke dalam padatan narasi. Kemudian dilakukan analisis
antar kasus untuk menemukan perbedaan dan kesamaan aspek dalam setiap kasus,
mengumpulkan hal-hal umum dan memberikan perhatian pada hal-hal khusus lalu
dikaitkan dengan teori yang relevan. Hal ini dilakukan agar dapat diperoleh
gambaran yang utuh dan menyeluruh dari fenomena yang diteliti.
Penelitian ini menemukan bahwa faktor yang berperan dalam internalisasi
nilai agama ketiga subjek adalah: orang tua, lingkungan sekolah, teman, dan diri
subjek sendiri. Dari penelitian ini juga diperoleh perbedaan tingkatan internalisasi
tiap subjek. Komitmen beragama ketiga subjek terlihat dalam dimensi ideologis, intelektual, dan konsekuensial. Sedangkan dimensi ritual dan eksperensial tidak
terlalu terlihat pada ketiga subjek.
Jumlah subjek sebanyak 3 orang menyebabkan kurangnya variasi dalam
hal perbedaan agama orang tua dan subjek. Diperlukan adanya keterbukaan dari
orang tua dalam membicarakan masalah agama dengan anak serta dibutuhkannya
bimbingan dari orang tua dalam memberikan nilai agama setelah anak menentukan agamanya."
2004
S3454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Nungki Pratiwi
"Media massa saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat tidak mengenal umur, jenis kelamin, demografi, dll. Tetapi sayangnya apa yang disajikan dalam media terkadang tidak bersahabat dengan audiensnya. Media seringkali menyajikan tampilan-tampilan yang tidak mendidik dan memberikan pengaruh buruk bagi yang mengkonsumsi. Salah satunya adalah tayangan bias gender. Slnetron, iklan, film lebih sering menyajikan isi cerita yang berat sebelah dan merugikan kaum perempuan. Perempuan disajikan dalam stereotipe-stereotipe tertentu seperti bodoh, hanya boleh berurusan dengan masalah domestik, menjadi korban kekerasan, harus memikul peran ganda, dsb. Stereotipe tersebut akhirnya melanggengkan nilai-nilai patriakal yang ada dalam masyarakat. Sayangnya tayangan bias gender ini tidak terlalu mendapatkan perhatian sebagai sesuatu yang harus diwaspadai oleh orangtua saat dikonsumsi anak-anaknya. Selain itu kesibukan orangtua metropolitan membuat mereka tidak memiliki waktu untuk mengawasi anaknya saat mengkonsumsi media. Akhirnya apa yang ada di media seringkali diadopsi anak sebagai realitas yang mereka tiru tanpa filter dari orangtua. Oleh karena itu ditemukan sebuah konsep baru yang dapat menanggulangi efek negative dari media massa salah satunya untuk mencegah bias gender. Konsep tersebut dikenal dengan Parental Guiding yang terbagi menjadi Mediasi Aktif, Mediasi Restriktif dan Coviewing. Orangtua sendiri yang sesungguhnya memiliki peran penting dalam internalisasi nilai-nilai oleh anaknya tidak memiliki kesadaran gender yang baik. Lebih banyak dari mereka masih terjebak dalam pola gender yang berlaku dalam masyarakat dengan segala pembedaan dan diskriminasinya. Atau malah mereka melanggengkan nilai-nilai bias gender pada anak-anak mereka. Penelitian ini menggunakan paradigma kontruuktivis dengan unit analisis individu dengan mengambil informan berusia remaja karena menanggap usia remaja identitas gender, emosional dan pola pikir mereka telah stabil. Penelitian dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mendalam dengan informan untuk mengetahui bagaimana internalisasi nilai gender yang mereka terima melalui pola asuh dan parental guiding dari mereka kecil hingga beranjak remaha dan pengaruhnya bagi persepsi informan mengenai masalah gender. Peneliti mengambil tempat sebagai participant observer dan tinggal bersama informan selama tiga hari dan mewawancarai informan dan orang tua dari informan tersebut. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapati bahwa pola asuh yang diberikan orangtua berubah seining dengan perkembangan usia mereka, begitupula dengan jenis parental guiding yang dilakukan. Selain itu ditemukan pula bahwa orangtua tidak melakukan mediasi aktif pada anak-anaknya saat melihat tayangan bermuatan bias gender yang orangtua lakukan lebih pada mediasi restriktif atau coviewing tanpa membahas tayangan yang ada di media lebih lanjut. Padahal mereka justru belajar lebih banyak belajar dari media yang mereka konsumsi.Dan dari penelitian ini ditemukan bahwa remaja tidak langsung mengadopsi apa yang mereka lihat atau dapatkan dari orangtua dan lingkungan luar, melainkan ada proses pertukaran dengan nilai-nilai yang ada didalam dan karakter pribadi remaja tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4357
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Salah satu program pemerintah dalam tumbuh kembang anak berhubungan dengan pendidikan dan pengembangan anak usia dini. Penelitian ini dilakukan untuk mendeteksi nilai-nilai, keterampilan hidup, dan karakter yang lahir pada awal kehidupan anak melalui proses menyusui. Metode penelitian adalah metode kualitatif, yang dilakukan melalui wawancara lima nilai (budi baik, dekat, bersama, stimulasi, dan respek), empat keterampilan hidup (mandiri, adaptasi, komunikasi, dan efikasi diri) dan enam karakter (bijaksana, berani, kasih sayang, percaya diri, syukur, dan gembira) yang lahir melalui proses tersebut. Hasil ini dapat digunakan pada program Promosi Kesehatan dan Pendidikan Anak Usia Dini dalam usaha membentuk anak bangsa yang sehat dan berkarakter kuat sejak awal kehidupan."
JIPSIUG 5:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, 1995
340.115 PEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>