Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116394 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abadi Dwi Saputra
"ABSTRAK
Salah satu rekomendasi yang disampaikan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dalam rangka meningkatkan bentuk tanggung jawab pengemudi bus dalam mengemudikan kendaraannya guna meningkatkan keselamatan dan keamanan penumpang, yaitu ditiadakannya keberadaan pintu pengemudi. Hal ini juga tertera pada Surat Edaran Dirjen Perhubungan Darat Tentang Peniadaan Pintu Keluar Bagi Pengemudi No.: AJ.403/4/14/DRJD/2007. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa faktor-faktor yang memempengaruhi tanggapan pengemudi terhadap kebijakan peniadaan pintu samping pengemudi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil analisa menunjukkan bahwa koefisien regresi dari ketiga variabel independen bertanda negatif yang menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap dan motivasi yang baik akan diikuti menurunnya tanggapan pengemudi terhadap kebijakan peniadaan penggunaan pintu samping pengemudi pada bus."
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan, 2018
388 WPP 30:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyo Santoso
"

Perilaku aman berkendara (safety driving) merupakan bagian dari budaya keselamatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku aman dibagi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan sifat karakteristik seseorang meliputi pengetahuan dan motivasi, sedangkan faktor eksternal meliputi ketersediaan alat pelindung diri (APD), kondisi kendaraan, kondisi jalan raya, dan fasilitas rambu dan marka jalan. Desain penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif secara cross sectional. Hasil dari penelitian ini bermaksud untuk mengetahui gambaran mengenai perilaku aman berkendara pada pengemudi bus Luragung Termuda di sekitar jalur pantura jawa barat, serta hasil yang didapat digunakan untuk menilai apakah ada hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal dengan perilaku aman berkendara.


Safe drive behavior is part of the safety cultures. The factors that influence safe behavior is divided into two main factors, internal factors and external factors. The internal factor is natural characteristics of persons including knowledge and motivation, and the external factors including the availability of personal protective equipment (PPE), the condition of the vehicle, road conditions, road signs and road markings. This study designed as quantitative study and cross-sectional study. The results of this study intends to describe the behavior of the Luragung Termuda bus driver's safety in Pantura west java Indonesia, and the results are used to make an assessment that may have any relationship between internal factors and external factors in safety driving behavior.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Redy
"Latar belakang: Dalam beberapa dekade terakhir, dunia kerja industri transportasi telah mengalami perubahan luar biasa seperti halnya bidang pekerjaan lain. Tuntutan operasional transportasi 24 jam kerja dalam sehari dan 7 hari kerja dalam seminggu menciptakan risiko keselamatan dan kesehatan yang berkaitan dengan rasa kantuk, yaitu suatu kondisi yang diketahui mengganggu kinerja saat mengemudi dan merupakan salah satu penyebab timbulnya kecelakaan dan kematian saat berlalu lintas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko mengantuk pada pengemudi bus jarak jauh dan faktor-faktor yang berhubungan.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang. Dua ratus satu pengemudi yang bekerja di hari libur panjang nasional diikutsertakan dalam penelitian. Data sekunder didapatkan dari kuesioner dan hasil pemeriksaan medis pengemudi bus pada liburan akhir tahun 2018 oleh Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Hasil: Proporsi kantuk pada pengemudi bus jarak jauh adalah 9,5%. Mengemudi lebih dari 1.001 km dalam satu kali perjalanan dengan ORs=7.927 (CI 95%=2.184-28.769; p=0.002) dan kondisi kelelahan dengan ORs=3.824 (CI 95%=1.393-10.499; p=0.009) merupakan faktor determinan utama penyebab rasa kantuk pada pengemudi bus jarak jauh. Jumlah trayek selama sebulan dan faktor individu seperti usia, riwayat hipertensi, dan riwayat diabetes melitus tidak memiliki hubungan yang signifikan secara statistik dengan kejadian kantuk (p>0.05).
Kesimpulan: Sebanyak 9,5% pengemudi bus jarak jauh mengalami kecenderungan mengantuk. Faktor jarak perjalanan dan kelelahan merupakan faktor yang terkait dengan timbulnya risiko kantuk pada pengemudi bus jarak jauh (R2=0.235).

Background: As is the case with many other occupations, the work organization of transport operators has undergone tremendous changes over the past several decades. Transportation’s 24 hours in a day an 7 days in a week operational demands create safety and health risks related to sleepiness, a condition that is known to impair driving performance and causes of motor vehicle crashes and fatalities. This study aims to identify the risk of sleepiness in long distance commuter bus drivers and its associated factors.
Method: This study used a cross sectional study design. Two hundred and one drivers who are working in long national holidays were involved in this study. The secondary data was gathered from questionnaires and medical examination of bus driver in year-end holidays 2018 by Jakarta Provincial Health Office.
Result: The proportion of sleepiness in long distance commuter bus drivers 9.5%. Driving more than 1,001 km in a single commute trip with ORad=7.927 (95%CI=2.184-28.769; p=0.002) and fatigue condition with ORad=3.824 (95%CI=1.393-10.499; p=0.009) are dominant determinants of sleepiness in long distance commuter bus drivers. Monthly number of trip and individual factors such as age, history of hypertension, and history of diabetes mellitus do not have a statistically significant relationship with the incidence of drowsiness (p>0.05).
Conclusion: Nine point five percent of long distance commuter bus drivers is experiencing sleepiness. Trip distance and fatigue are associated factors with the risk of sleepiness in long distance commuter bus drivers (R2=0.235).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58874
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raha Dwi Sessha Purwa
"Kelelahan menjadi faktor yang penting dalam aktifitas mengemudikan bus, khususnya bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP). Berdasarkan baberapa penelitian, faktor manusia menjadi sebab dominan terhadap kecelakaan lalu lintas, dimana sebagian besar dipengaruhi oleh faktor kelelahan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kele!ahan, secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : faktor yang berhubungan langsung dengan pekerjaan (work related), faktor yang tidak berhubungan langsung dengan pekerjaan (non-work related) dan faktor-faktor lainnya (others). Penelitian ini mendeskripsikan dan menganalisa faktor faktor yang berhubungan dengan tingkat kelelahan, yaitu frekuensi, durasi, waktu istirahat, lama kerja, usia, IMT dan jenis kendaraan. Menggunakan data sekunder, berupa data manajemen perusahaan dan data primer melalui observasi, survey. photo dan wawancara. Analisa hubungan menggunakan instrumen statistik. Terungkap bahwa prosentase tingkat kelelahan yang terbesar ada dalam katagori kelelahan berat. Terdapat hubungan yang signifikan antara vatiahel frekuensi, durasi dan waktu istirahat dengan tingkat kelelahan. Korelasi rendah (linear+) untuk frekuensi, korelasi sedang (linear +) untuk durasi dan korelasi (linear-) untuk waktu istirahat dengan tingkat kelelahan. Hasil uji statistic menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kelelahan ddengan usia, IMT dan jenis kendaraan. Hasil penelitian menggunakan metode REBA menyatakan bahwa aktifitas mengemudikan bus mempunyai tingkat resiko ergonomic medium. Berdasarkan hasil penelitian, seluruh responden mengalamikeluhan terhadap gejala CTD. Bagian tubuh yang paling banyak mengalami keluhan terhadap gejala CTD adalah : betis, paha, punggung bagian atas, pinggang, leher, bahu dan lengan. Hasil penelitian ini juga mengungkapkan bahwa dari tabulasi silang antara lam kerja mengemudi dengan keluhan gejala CTD terdapat peningkatan frekuensi terhadap tingkat keluhan pada masing-masing bagian tubuh yang mengalami keluhan gejala CTD seiring dengan makin lama seseorang bekerja sebagai pengemudi bus.

Fatigue becomes an important factor in driving a bus, especially the AKAP bus (public bus that have route across the towns and the provinces). Based on existing research, human factor was the dominant cause towards the traffic accident, that mostly influenced by fatigue. Many factors could influence the fatigue level that generally divided into three factors: work relatenon-work related and other factors. This research described and analyzed factors associated with fatigue-level: frequency, duration, break-time, working experiences, agebody-mass index, ard vehicle type. Secondary data that has been used for this research was gained throngh management report and the primary data by observation, survey, photos and interviews. Data analyzed with statistical tools. Revealed by this research that the largest percentage of fatigue-level, was in high­ fatigue level category. The association, between frequency, duration and break-time with fatigue level are significant. Low correlation (linear+)for frequency, medium correlation (linear +) for duration, and high correlation (linear-) between break-time and fatigue-level. Statistical test founded, there?s no significant association between fatigue-level and age, body-mass index and vehicle type. Assessment result using REBA method founded that driving bus activity has medium ergonomic risk level. Based on this research, all the correspondents had problems with CTD symptom, especially in their calf of leg, thigh, upper back, hip, neck, shoulder, and arm. This research also founded, according to cross-tabulation between working experiences in driving a bus with CTD symptom, there?s an increasing frequency for each part of the body that have problem with CTD symptom along with their working experiences."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T20937
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Raihan Ramadhan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesejahteraan yang diproksikan dengan pendapatan dan kondisi decent work pengemudi ojek online sebagai pekerja mitra di wilayah Jabodetabek. Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan Data Primer dengan kuesioner dan wawancara kepada pengemudi ojek online. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode regresi berganda cross section. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi pengemudi ojek online belum memenuhi indikator decent work. Selain itu, kesejahteraan pengemudi ojek online dipengaruhi oleh status pekerjaan, jarak tempuh, pengeluaran, order yang diselesaikan, dan hari kerja. Dari hasil penelitian ini, peneliti menyarankan tiga poin seperti kemudahan bonus, menaikkan tarif, dan mendorong adanya dialog bersama antara pemerintah, pengemudi dan aplikator untuk mengambil keputusan bersama.

This study aims to determine the welfare proxied by income and decent work conditions of online ojek drivers as partner workers in the Jabodetabek area. The data used in this study are Primary Data with questionnaires and interviews to online ojek drivers. The method used in this research is the cross section multiple regression method. The results of this study indicate that the condition of online ojek drivers has not met the decent work indicators. In addition, the welfare of online ojek drivers is influenced by employment status, mileage, expenses, completed orders, and working days. From the results of this study, researchers suggest three points such as ease of bonuses, raising tariffs, and encouraging joint dialog between the government, drivers and applicators to make joint decisions."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Vierdelina
"Penelitian di beberapa negara menunjukkan bahwa bekerja sebagai pengemudi bus kota berisiko tinggi terhadap gangguan kesehatan (Kompier, 1996). Berbagai faktor kondisi pekerjaan maupun lingkungan kerja yang dapat menimbulkan stres, menurut pengamatan penulis, ditemui pada pengemudi Bus Patas 9B jurusan Bekasi Barat-Cililitan/Kampung Rambutan. Belum ada penelitian mengenai tingkat stres pada pengemudi Bus Patas 9B tersebut, hal ini yang membuat perlunya dilakukan penelitian mengenai gambaran stres kerja serta faktor-faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada pengemudi Bus Patas 9B tersebut.
Desain penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, sejak April hingga Juli 2008. Besar sampel diambil sama dengan jumlah populasi, yaitu 49 orang, dengan rumus kecukupan sampel hypotesis test for a population proportion (two-side test) didapatkan besar sampel 48 orang.
Hasil dari telitian ini menunjukkan dari 49 pengemudi Bus Patas 9B tersebut, ada sebanyak 25 orang (51%) yang mengalami stres sedang, sisanya 24 orang (49%)y ang mengalami stres ringan dan tidak ada yang mengalami stres berat. Belum terbukti ada hubungan yang signifikan antara karakteristik individu (umur, tingkat pendidikan, status perkawinan, dan masa kerja) dan stres kerja pada pengemudi Bus Patas 9B tersebut. Belum terbukti ada hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap faktor kondisi pekerjaan (jumlah jam kerja dalam satu hari, shift kerja, hubungan interpersonal dengan kondektur, hubungan interpersonal dengan pengemudi Bus Patas 9B lainnya, dan jumlah pendapatan) dan stres kerja pada pengemudi Bus Patas 9B tersebut. Hanya persepsi terhadap faktor kondisi bus yang terbukti mempunyai hubungan signifikan dengan stres kerja pada pengemudi Bus Patas 9B tersebut, sedangkan persepsi terhadap faktor lingkungan kerja lainnya (kemacetan, penumpang bermasalah, suhu panas, dan kebisingan) belum terbukti signifikan hubungannya dengan stres kerja. Penulis memberikan saran sebaiknya dapat disediakan bus yang kondisinya layak, dengan memperbaiki, merawat, atau jika diperlukan mengganti bus yang tidak layak dengan bus yang baru, dan perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai stres kerja pada pengemudi bus tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Yunita
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S6679
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Yunita
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S7308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Lisa Oktaviani
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S25635
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rianita Sulasih Mutifasari
"Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stres Kerja PadaPengemudi Truk Muatan Barang PT. X Pembimbing : Doni Hikmat Ramdhan, S.KM, MKKK, PhDStres kerja adalah suatu kondisi dimana satu atau beberapa faktor di tempat kerjaberinteraksi dengan pekerja sehingga mengganggu keseimbangan fisiologi dan psikologi.Bagi seorang pengemudi, stres kerja akan berdampak terhadap menurunnya kinerjasehingga dapat mengancam keselamatan saat berkendara. Oleh karena itu, stres kerjamenjadi salah satu proses yang paling sering dikaitkan dengan perilaku berbahayapengemudi yang dapat mempengaruhi risiko kecelakaan.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerjapada pengemudi truk muatan barang PT. X.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif observasional denganmenggunakan metode pendekatan potong lintang cross-sectional . Alat pengumpulandata yang digunakan adalah dengan menggunakan kuesioner dan alat ukur lain, seperticocoro meter, fitbit, tensi meter, dan oksimeter sebagai data pendukung untuk mengetahuifaktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja pada pengemudi truk muatan barang PT. X.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 27 responden 60 mengalami kondisistres ringan dan 18 responden 40 mengalami stres sedang. Dari faktor individu padapenelitian ini, terdapat hubungan antara kuantitas dan kualitas tidur dengan stres kerjapada pengemudi truk muatan barang PT. X p.

Analysis of Factors Affecting Occupational Stress on TruckloadDriver of PT. XSupervisor Doni Hikmat Ramdhan, S.KM, MKKK, PhDOccupational stress is a condition in which one or several factors in the workplace interactwith workers, therefore it causes disturbance of the equilibrium both of physiological andpsychological matter. For a driver, occupational stress will impact on the decliningperformance that may threaten the safety while driving. Consequently, occupational stressbecomes one of the most processes which is being related to harmful behavior to driversthat may affect the risk of accidents.The aim of this study is to analyze factors affecting occupational stress on truckload driverof PT. X.
This is a quantitative observational study with a cross sectional method. Data instrumentsare utilizing questionnaire and few additional instruments e.g. cocoro meter, fitbit,sphygmomanometer, and oximetry to measure the factors of occupational stress as itssupporting data.The results show 27 respondents 60 experiencing occupational stress in mild leveland 18 respondents 40 experiencing occupational stress in moderate level. Accordingto individual factors in this study, there is a relation between the quantity and quality ofsleep with occupational stress on truckload drivers of PT. X p.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50212
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>