Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153650 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laras Antania Hanjani
"Persaingan pasar global semakin kompetitif, begitu juga dengan industri otomotif Indonesia yang diperkirakan akan tumbuh positif di 2019. Kini produsen mobil asal Cina turut bersaing untuk memasarkan produknya di Indonesia. Country image merupakan salah satu hal penting yang konsumen pertimbangkan untuk mengevaluasi kualitas dari sebuah produk. Sebelumnya konsumen Indonesia menganggap produk otomotif asal Cina merupakan produk murahan yang berkualitas rendah, namun kini anggapan tersebut kian bergeser. Salah satu produsen mobil asal Cina, DFSK (DongFengSokon) pada pertengahan 2018 memperkenalkan salah satu produk SUV-nya yaitu DFSK Glory 580. Bersamaan dengan hal tersebut, perusahaan juga menggunakan strategi pemasaran dengan menggunakan celebrity endorser yaitu Agnez Monica yang diklaim dapat mencerminkan citra dari produk DFSK Glory 580. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak country image yang terbagi dalam cognitive country image dan affective country image terhadap product image serta purchase intention. Selain itu, penelitian ini juga mengidentifikasi success driver dari strategi celebrity endorser terhadap purchase intention produk DFSK Glory 580. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 211 responden yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya, dan data diolah melalui Structural Equation Modeling dengan software AMOS 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua komponen kognitif dan afektif pada country image memiliki pengaruh signifikan terhadap product image, begitu juga dengan product image terhadap purchase intention. Dan ketiga faktor pendorong kesuksesan strategi celebrity endorser yang berpengaruh signifikan terhadap purchase intention adalah attitude toward brand, familiarity of the brand, dan brand fit of the endorser and the brand.

The global market competition is getting intense, as well as the automotive industry in Indonesia that has been predicted will grow positively in 2019. Today, Chinese car manufacturers flock to market their products in Indonesia. Previously, consumers perception about Chinese automotive products were considered as low quality inexpensive products, but now the trend is shifting. Country image become one of the important things for consumer to evaluate the quality of products. In the middle of 2018 DFSK (DongFengSokon), one of Chinese car manufacturer launched their SUV product, DFSK Glory 580. In conjunction with the launch of their new product, DFSK also took Agnez Monica as the celebrity endorser to promote and also be the reflection of their products. The purpose of this study is to investigate the impact of country image (cognitive and affective) toward product image and purchase intention. And also investigate the success driver of marketing strategy by using celebrity endorser on purchase intention of DFSK Glory 580. There are 211 respondents domiciled in Jakarta and surround areas that participated in this survey. The data processed with Structural Equation Modeling through AMOS 23 software. The study shows both two components of country image cognitive and affective has significant impact to product image, and also product image to purchase intention. And there are three out of four  endorsers success driver that has significant impact to purchase intention of DFSK Glory 580, they are attitude toward brand, familiarity of the brand, and brand fit of the endorser and the brand."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53028
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radhiyya Kiani Utono
"Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kredibilitas beauty vlogger sebagai celebrity endorser terhadap minat beli produk skincare Safi Indonesia (Studi Perbandingan Pada Beauty Vlogger Tasya Farasya Dan Sari Endah Pratiwi). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang responden berusia 18-40 tahun yang pernah menonton video review produk skincare Safi Indonesia yang diunggah oleh Tasya Farasya dan Sari Endah Pratiwi (Saritiw) di Youtube. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan regresi linier. Hasil dari penelitian menunjukkan terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kredibilitas endorser selebriti terhadap minat beli konsumen.

The purpose of this study is to analyze the effect of beauty vlogger credibility as an endorser of celebrities on purchase intention in Safi Indonesia skincare products (Comparative Study on Tasya Farasya Vlogger Beauty and Sari Endah Pratiwi). This study uses a quantitative approach. The sample in this study were 100 respondents aged 18-40 years who had watched the Safi Indonesia skincare product review video uploaded by Tasya Farasya and Sari Endah Pratiwi (Saritiw) on Youtube. The instrument of this study used a questionnaire and analyzed using linear regression. The results of the study indicate that there is a significant positive influence between the credibility of endorser celebrities on consumer purchase intention."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Nurandianti
"Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh kognitif dan afektif dari country image kepada repurchase intention konsumen terhadap produk skin care dari Korea Selatan. Beberapa tahun belakangan ini dunia Korea semakin dikenal dan mendunia, khususnya dibidang entertainment. Banyak pengaruh yang datang dari musiknya yaitu melalui boyband dan girlband nya, serta drama Korea yang sangat menarik perhatian berbagai orang. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat adanya pengaruh dari demam Korea atau Hallyu Wave, yang masuk ke Indonesia dan mempengaruhi pembelian dari konsumen-konsumennya terkait dengan produk skin care. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa yang dapat mempengaruhi repurchase intention dari produk skin care Korea Selatan ternyata bukan hanya dari country image, melainkan dari beberapa variabel juga seperti product image, word of mouth, dan perceived price.

This study is intended to see if there are cognitive and affective infulences from country image to repurchase intention of customers toward skin care product from South Korea. A few years back in the beauty world of korea, it is getting more well known globally, especially in the entertainment field. A lot of influences are coming from the music through their boybands and girlbands, also the famous Korean Drama that attracts a lot of intention from the people. The purpose of this study is to see if there is an influence from Korean Fever or Hallyu Wave, that goes into Indonesia and the effect of buying from the custumers regarding the skin care product. The results of this study proves the one who can influence repurchase intention for skin care product from South Korea is not just from country image itself, however through several variables like product image, word of mouth, and perceived price.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Nugraha
"ABSTRACT
Tantangan pemasar dalam persaingan merek adalah meningkatkan ekuitas
mereknya, karena ekuitas merek yang tinggi bisa menciptakan keuntungan yang tinggí
pula dan juga akan menciptakan loyalitas serta memberi peluang bagi perusahaan untuk
menawarkan produk dengan barga yang sesuai dengan perceived quality dari konsumen.
Merek juga dapat diasosiasikan dengan country of origin (negara asal), dimana
negara asal ini berpengaruh dalàm menilai suatu produk. Konsumen cenderung
mempunyai kesan tertentu pada produk yang dihasilkan oleh suatu negara, seperti Jerman
dengan kemajuan teknologinya, atau Perancis dengan fashion-nya.
Penelitian ini difokuskan urituk memberikan gambaran yang mendekati mengenai
pengaruh negara asal terhadap penilaìan kesan atrihut kualitas dan barga untuk kategori
produk otomotif.
Bentuk penelitian yang dilakukan dengan descripflve analysis. Survei dilakukan
dengan metode self-administrated survey di wilayah DKI Jakarta dengan jumlah
responden 140 orang. Variabel utama yang diukur adalah tingkat kesesuaian mobil
dengan negara asal, perceived quality perceived price asal negara Korea, Jepang, Eropa
dan Amerika Serikat
Dalam tingkat kesesuaian, produk Eropa memiliki persepsi kesesuaian yang tinggi
diikuti Amerika Serikat, Jepang dan Korea. Untuk atribut kualilas produk Eropa juga
memiliki posisi tertinggi diikuti oleh Amerika Serikat, Jepang dan Korea. Sedangkan
persepsi responden terhadap harga yang sesuai dan mobil Korea yang terendah, disusul
oleh Amerika Serikat, Jepang dan yang tertinggi adalab Eropa.
Dalam penelitian dengan uji paired sample i-Test dihasilkan antara lain
perbedaan yang signifikan terhadap negara asal, kecuali persepsi antara Korea dengan
.Jepang yang tidak ada perbecIa yang signifikan. Kemungkiflan dikarenakan kedua
negara tersebut berada di Asia, atau adanya perpsi bahwa Korea merupakan ?plagiat?
dari Jepang dalam industri otomotif.
Pada atribut kualitas dengan uji paired sample t-Test, produk Korea dengan
produk Eropa memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal teknologi. Sedangkan antara
produk Jepang dengan Eropa seria antara Jepang dengan Anierika Serikat tidak terdapat
perbedaan yang signifikan. Perbedaan yang signifikan juga terjadi antara mobil Eropa
dengan mobil Amerika Serikat dalam kineija mesin dan teknologi yang canggih. Hal ¡ni
menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap atribut kualitas dan setiap negara asal
cenderung sama, kecuali dalam hal teknologi.
Pada segi harga yang sesuai cenderung memiliki perbedaan yang nyata antar
setiap negana asal kecuali untuk harga mobil Jepang dengan Amerika Serikat.
Dari perceptual map tentang atribut kualitas terlihat bahwa Eropa masih unggul
dalam atribut kualitas kendaraan bennotor secara umum dibandìngkan ketiga negara
pesaingnya. Sedangkan untuk Korea masih relatif rendah dibandingkan dengan negara
lainnya, akan tetapi ?gap? yang terjadi tidak terlalu jauh.
Terdapat implikasi strategis bagi marketer otomotif dan setiap negara asal Bagi
produk Korea yang menempati urutan terendah daLam segala hal (penilaian persepsi
negara asal, atribut kualitas serta harga, sebaiknya dalam jangka pendek untuk tema
komunikasi kepada konsumen para pemasar mobil Korea dapat menciptakan suatu
asosiasi positif negara asalnya dimata konsumen Sedangkan rencana jangka panjang,
Korea Iebih memperhatikan dalam hal kualitas jangan sampai mereka mendapat cap
sebagai produk ?plagiat? Jepang. Bagi produk Jepang dapat mengevaluasi tentang tema
komunikasi produk mereka, karena persepsi terhadap produk mereka yang sudah
berubah.
Sedangkan produk Eropa untuk rencana jangka pendek sebaiknya dalam
melakukan tema komunikasi lebih menonjolkan keunggulan dalam hal teknologi, kinerja
mesin, akselerasi & kecepatan dan eksterior, sehingga dapat menawarkan premium price
terhadap produk mereka ke pasar.
Terakhir bagi produk Amerika Serikat yang memiliki keunggulan persepsi dalam
hal perlengkapan keselamatan harus tetap dapat dipertahankan, disamping juga hams
mengkomunikasikan bahwa atribut kualitas secara keseluruhan kendaraan Amerika
Serikat tidak jauh berbeda dengan kualitas kendaraan Eropa. Hal ini dapat dilihat dan
hasil persepsi responden terhadap atribut kualitas kendaraan secara keseluruhan, dimana
Amerika Serikat menempati urutan kedua dibawah Eropa.
"
2003
T5275
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulhi Muwafik
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh country of origin image terhadap purchase intention konsumen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 warga Depok yang belum pernah memiliki mobil merek Proton dengan metode non-probability sampling dan teknik purposive. Pengujian ini dilakukan menggunakan metode regresi linear berganda, dimana variabel dependen adalah purchase intention dan country of origin image sebagai variabel independen serta kuesioner sebagai instrumen penelitannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa citra negara asal memiliki pengaruh terhadap minat beli yang cukup kuat. Hubungan antar variabel dalam penelitian ini menunjukan adanya korelasi dalam kategori sangat kuat.

The goal of this study is to analyze the effect of country of origin image on purchase intention. This research applied quantitative approach. The sample of this research is 100 residents in Depok who never have Proton as their car. The data were collected using non-probability sampling and purposive technique. This research used questionnaire as the instrument and analyzed with multi linear regression methods. The result shows that country of origin image has a strong impact toward purchase intention. The Relationship between these variables showed the correlation is very strong category.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virginia Vionasafira
"Penelitian ini memiliki dua tujuan yaitu menguji secara langsung apakah intensi membeli karena ulasan konsumen daring lebih tinggi dibandingkan kelompok dukungan selebriti dan apakah intensi membeli karena ulasan selebriti lebih tinggi dibandingkan dukungan selebriti dan ulasan konsumen daring di Instagram. Selebriti yang diteliti ialah Selebriti Instagram Selebgram . Metode yang digunakan merupakan eksperimen daring desain between-subjects. Variasi dilakukan pada tipe pendukung yaitu dukungan selebgram, ulasan konsumen daring, dan ulasan selebgram. Partisipan penelitian berjumlah 540 orang yang memiliki karakteristik berjenis kelamin perempuan, 18-25 tahun, dan pengguna Instagram.
Hasil menunjukkan bahwa skor rata-rata intensi membeli ulasan konsumen daring lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dukungan selebgram t 358 = -2,20, p < .05 dan skor rata-rata intensi membeli ulasan selebgram tidak lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dukungan selebgram dan ulasan konsumen daring t 537 = 0,86, p >.05 1-tailed . Kesimpulannya, intensi membeli kelompok ulasan konsumen daring lebih tinggi dibandingkan dengan dukungan selebgram dan intensi membeli kelompok ulasan selebgram tidak lebih tinggi dibandingkan dukungan selebgram dan ulasan konsumen daring di Instagram. Hasil ini dapat dijadikan dasar untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat khususnya di Instagram.

This study has two purposes which are to examine directly whether purchase intention based on online consumer review is higher than celebrity endorsement and whether purchase intention based on celebrity review is higher than celebrity endorsement and online consumer review on Instagram. The celebrity studied in this study is Celebrity Instagram or usually called Celebgram. This study used online experimental method between subjects design. The endorser type celebgram endorsement, online consumer review, celebgram review was varied. Celebgram review is a new phenomenon. The participants of this study were 540 women Instagram user in the age range of 18 25 years old.
The result showed that the average score of purchase intention on online consumer review group is significantly higher than celebgram endorsement t 358 2,20 and average score of purchase intention on celebgram review is not significantly higher than celebgram endorsement and online consumer review on Instagram t 537 0,86, p .05 1 tailed . In summary, purchase intention based on online consumer review is higher than celebgram endorsement and purchase intention based on celebgram review is not higher than celebgram endorsement and online consumer review on Instagram. This result can be used as a basis for determining appropriate marketing strategy, especially in Instagram.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gorga Leonardo
"Skripsi ini membahas tentang pengaruh kredibilitas selebriti sebagai endorser iklan terhadap minat beli konsumen. Selebriti dan produk yang dianalisa adalah Agnes Monica dalam iklan Tolak Angin, Dian Sastro dalam iklan L?oreal, Deddy Mizwar dalam iklan Promaag, Komeng dalam iklan Yamaha Motor. Variabel yang digunakan adalah Attractiveness, Trustworthiness, Expertise, dan Purchase Intention. Kuesioner survey disebar ke 120 responden yang pernah menonton iklan tersebut di atas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam tiga endorser, hanya variabel trustworthiness berpengaruh terhadap niat pembelian, sementara dalam Agnes Monica tidak ada variabel yang berpengaruh.

This paper discuss about the influence of celebrity endorsers credibility toward purchase intention. Celebrities and products that used are Agnes Monica in Tolak Angin, Dian Sastro in L?oreal, Deddy Mizwar in Promaag, Komeng in Yamaha Motor.Variabels that used are Attractiveness, trustworthiness, Expertise, and Purchase Intention. The questionnaire has been distributed to 120 respondents who had watched the TV commercials mentioned above. The result shows that in three celebrities, only trustworthiness that had influence on purchase intention. Meanwhile in Agnes Monica, there aren?t any variable that influence purchase intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44588
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiajeng Hesti Prameswara
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh negative celebrity publicity dan celebrity identification terhadap intensi membeli. Negative celebrity publicity yang digunakan adalah artikel berita negatif mengenai celebrity endorser yang mengiklankan produk fiktif. Tingkat celebrity identification dibagi menjadi identifikasi rendah dan tinggi. Penelitian desain eksperimen 2 x 2 between subject dilakukan pada 545 partisipan perempuan berumur 18-25 tahun berasal dari wilayah Jabodetabek yang diperoleh secara daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan yang dipaparkan negative celebrity publicity memiliki intensi membeli yang lebih rendah secara signifikan dibandingkan partisipan yang tidak dipaparkan negative celebrity publicity. Selain itu, tingkat celebrity identification juga berpengaruh pada intensi membeli, dimana partisipan yang memiliki identifikasi tinggi menunjukkan intensi membeli yang lebih tinggi daripada partisipan yang memiliki identifikasi rendah. Namun tidak terdapat interaksi antara pemaparan negative celebrity publicity dan tingkat celebrity identification yang berpengaruh terhadap intensi membeli. Oleh karena itu, perusahaan harus memerhatikan kedua faktor ini ketika menggunakan celebrity endorsement sebagai strategi pemasarannya.

The purpose of this study is to examine the effect of negative celebrity publicity and celebrity identification on consumers rsquo purchase intention. The negative celebrity publicity used in this study is a controversial news article about a celebrity who endorse a fictitious product. The consumers rsquo level of celebrity identification divided into low vs. high identification. Using 2 x 2 between subject experimental design and a sample of woman consumers age 18 25 years old living in Jabodetabek n 545 , the results showed that both negative celebrity publicity and celebrity identification affect purchase intention. Participants who were exposed to the negative celebrity publicity had less purchase intention compared to participants who were not exposed to the negative celebrity publicity. Celebrity identification also predict purchase intention, participant who were highly identified with celebrity endorser showed greater purchase intention than those who were lowly identified. No interaction effect found between negative celebrity publicity and celebrity identification toward purchase intention. Implication of this study is practitioner should concern about these factors negative celebrity publicity and celebrity identification when using celebrity endorsement as a marketing strategy.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69900
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Brigitta Ludju
"Penelitian ini mengadopsi penelitian yang dilakukan oleh Pradhan, Duraipandan dan Sethi (2014) di India. Objek penelitian tersebut adalah brand sepatu olahraga seperti Adidas, Nike, Puma dan Reebok. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh kesesuaian kepribadian konsumen dengan merek  (UP-BP congruence), kesesuaian merek dengan selebriti (BP-CP congruence), dan kesesuaian selebriti dan konsumen (CP-UP congruence) terhadap sikap brand (brand attitude atau BA) dan dampaknya pada minat beli (brand purchase intention atau BPI). Pengaruh celebrity-brand-user personality congruence terhadap brand purchase intention dimediasi oleh brand attitude (BA).
Pada penelitian ini, objek penelitian dikembangkan menjadi produk kosmetik lokal indie. Sebanyak 119 responden perempuan, yang familiar dengan Tyna Kanna Mirdad dan brand lipstik lokal indie SAS C, serta mengetahui lipstik Truly Mazing berpartisipasi dalam penelitian ini. Data dalam penelitian ini, dianalisa menggunakan Path Analysis, yang diolah menggunakan program SPSS 24. Hasil penelitian menunjukkan bahwa UP-BP congruence, BP-CP congruence, dan CP-UP congruence secara langsung tidak berpengaruh signifikan terhadap BA dan BPI. Akan tetapi, brand attitude (BA) berpengaruh signifikan terhadap brand purchase intention (BPI). Sehingga, melalui mediasi BA, UP-BP congruence, BP-CP congruence dan CP-UP congruence, berpengaruh signifikan terhadap brand purcase in tention (BPI).

This study adopted research conducted by Pradhan, Duraipandan and Sethi (2014) in India. The object of the research is sport footwear brand such as Adidas, Nike, Puma and Reebok. The purpose of the study is to find out the influence of consumer-brands personality congruence (UP-BP congruence), brand-celebrities personality congruence (BP-CP congruence), and celebrities-user personality congruence (CP-UP congruence) on brand attitudes (BA) and their impact on brand purchase intention (BPI). The influence of celebrity-brand-user personality congruence on brand purchase intention is mediated by brand attitude (BA).
In this study, the object of research was developed into indie local cosmetic products. A total of 119 female respondents, who were familiar with Tyna Kanna Mirdad, the local indie lipstick brand SAS C and the Truly Mazing lipstick participated in this study. The data in this study were analyzed using Path Analysis, which was processed using the SPSS 24 program. The results showed that UP-BP congruence, BP-CP congruence, and CP-UP congruence did not significantly influence BA and BPI. However, brand attitude (BA) has a significant effect on brand purchase intention (BPI). Thus, through mediation BA, UP-BP congruence, BP-CP congruence and CP-UP congruence, have a significant effect on brand purcase tention (BPI).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Endatetha
"Penggunaan selebriti sebagai juru bicara bagi perusahaan menjadi metode periklanan yang umum Alasan mengapa iklan yang dibintangi oleh selebriti menjadi terkenal adalah karena pengiklan percaya bahwa pesan yang disampaikan oleh individu yang dikenal konsumen akan lebih mendapatkan perhatian bagi beberapa konsumen Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dimensi kredibilitas endorser terhadap sikap konsumen pada iklan merek dan minat beli Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode non probability sampling bagi responden yang berada di wilayah Jabodetabek Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi kredibilitas endorser attractiveness dan trustworthiness mempengaruhi sikap konsumen terhadap iklan merek dan minat beli.

The use of celebrity endorser as a spokespeople to be a prominent method of advertising. The reason of using the popularity of celebrity in advertising isis advertiser rsquo s belief that messages delivered by well -known figure attract more attention for some consumer. This research is conducted to analyze influence of endorser credibility to consumer attitude towards advertisement, brand and purchase intention. The research uses quantitative approach with non-probability sampling method for respondent live in Jabodetabek area. The result shows that dimension of credibility endorser (attractiveness and trustworthiness) are affecting attitude towards advertisement, brand and purchase intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44365
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>